BAB X
Kebutuhan air irigasi ditetapkan sesuai dengan hasil perhitungan kebutuhan air
irigasi kelompok gabungan (alternatif IV) D.I Sungai Air Bana, yang memberikan
harga kebutuhan air irigasi terkecil dan sesuai dengan pola tanam yang
direncanakan. Sedangkan ketersediaan air merupakan hasil analisa debit rata-
rata bulanan pada sungai yang bersangkutan dan memberikan debit andalan
tertentu. Adapun Satuan Wilayah Sungai yang akan dianalisis ketersediaan airnya
adalah Sungai Air Bana, yang lebih lanjut akan digunakan sebagai sumber bagi
pemenuhan kebutuhan air irigasi di wilayah pengembangan areal D.I Sahu.
X- 1
-1
LAPORAN AKHIR
faktor terkait dalam pelaksanaan operasi pemberian air irigasi, dapat diuraikan
sebagai berikut.
1. Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi yang akan digunakan di D.I Sahu, adalah sesuai dengan lay
out jaringan, skema jaringan irigasi, dan skema jaringan bangunan usulan,
seperti yang disajikan pada Lampiran 2. Untuk pelaksanaan operasi lebih
lanjut, pada Lampiran 1 juga disajikan bentuk skema pembagian air, yang
memperlihatkan skema jaringan dan kebutuhan air (liter/detik) dari tiap petak
tersier.
X- 2
-2
LAPORAN AKHIR
Pola tanam yang diusulkan pada wilayah D.I. Sahu adalah padi-padi-palawija,
dengan masa tanam mulai tanggal 15 Oktober, sesuai dengan hasil analisis
kebutuhan air irigasi Kelompok I atau alternatif A. Pada Bab terdahulu dalam
pembahasan parameter perencanaan irigasi disajikan penjelasan pola dan
masa tanam yang diusulkan, yang secara umum terdiri dari :
a. Padi I : masa tanam 15 Oktober - 15 Januari
Hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pola dan masa tanam,
adalah aspek bimbingan dan penyuluhan yang akan mengarahkan para petani
untuk mematuhi usulan yang telah dibuat. Dengan demikian pemenuhan
kebutuhan air irigasi dapat terlaksana, dan diharapkan akan memberikan hasil
panen yang optimal.
X- 3
-3
LAPORAN AKHIR
l. Revisi faktor K
Pemberian air secara giliran, diperlukan apabila kondisi debit air yang tersedia
lebih kecil dari kebutuhan air minimum, atau apabila debit yang tersedia hanya
25% hingg 75% dari debit air normal. Pelaksanaan sistem giliran tersebut akan
dilakukan berdasarkan jadwal, yang ditentukan oleh Ranting Dinas PU Pengairan
setempat, dengan mempertimbangkan luas areal tiap-tiap petak sawah yang akan
diairi.
Sistem giliran dapat dilakukan dalam beberapa pola kegiatan, yang terdiri dari :
X- 4
-4
LAPORAN AKHIR
ada, dilakukan apabila kondisi debit air yang tersedia berkisar antara 25%
hingga 50% dari debit normal.
Pengaturan air di tingkat petak sekunder atau primer akan dilakukan apabila
debit air yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan minimum, sehingga
perlu diupayakan penutupan saluran sekunder. Pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh penjaga pintu air (PPA) atau Juru Pintu, akan ditempuh apabila
debit air yang tersedia hanya 25% dari harga debit normal, atau pada saat
pelaksanaan perbaikan berat di tingkat saluran atau bendung.
Agar jaringan irigasi mampu berfungsi dengan baik sampai jangka waktu yang
cukup lama, diperlukan usaha pemeliharan jaringan secara teratur dan terarah.
Kegiatan pemeliharaan jaringan selalu didahului dengan pelaksanaan inspeksi
pemeliharaan, yang secara umum akan menjadi tanggung jawab dari seluruh Staf
Ranting Dinas Pengairan.
Inspeksi rutin kondisi jaringan irigasi merupakan tanggung jawab dari Juru
Pengairan, yang diawasi secara langsung oleh Kepala Dinas. Juru Pengairan
harus mengisi blanko inspeksi setiap bulan, mengenai masalah-masalah baru
yang dijumpainya dalam pemeriksaan sehari-hari di lapangan. Selama
pelaksanaan inspeksi lapangan, juru pengairan akan menerima laporan-laporan
X- 5
-5
LAPORAN AKHIR
Dalam sub bab ini dibahas tentang daftar kegiatan pemeliharaan rutin dan
prosedur pelaksanaan oleh masing-masing pekerja, baik terdiri dari pekerja tetap,
swakelola, maupun pekerja kontrakan. Pemeliharaan rutin direncana dan
dilaksanakan oleh Ranting Dinas Pengairan, sedangkan pada tingkat Cabang
Dinas Pengairan tugas utama yang dilakukan berupa koordinasi administrasi dan
pengaturan pengadaan bahan-bahan dari pemasok-pemasok lokal, yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan pemeliharaan rutin.
a. Pemotongan rumput.
b. Pembuangan kotoran.
X- 6
-6
LAPORAN AKHIR
d. Perlindungan tanggul.
Untuk tiap jenis kegiatan pemeliharaan rutin, baik volume, frekuensi, maupun
personil yang terlibat, ditetapkan berdasarkan luas areal, panjang saluran, dan
tingkat kemampuan untuk setiap pekerja atau kelompok kerja pemeliharaan.
Parameter luas areal dan panjang saluran, dapat diperoleh dari hasil
perencanaan yang dibuat. Sedangkan untuk pembagian personil atau petugas
yang terlibat dalam pemeliharaan rutin, ditetapkan dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut :
b. Banyaknya pintu termasuk balok sekat dan bangunan pengatur yang harus
dipelihara.
X- 7
-7
LAPORAN AKHIR
f. Memberikan instruksi kepada para Juru Pintu dan Pekerja Saluran sebagai
pelaksana pekerjaan, serta menyediakan material yang dibutuhkan.
Pekerjaan pemeliharaan berkala akan diprogramkan, baik dari segi lingkup kerja
maupun jangka waktu pelaksanaan. Adapun beberapa hal penting yang harus
X- 8
-8
LAPORAN AKHIR
1. Pembuangan Lumpur
2. Perawatan Periodik
X- 9
-9
LAPORAN AKHIR
X - 10
LAPORAN AKHIR
X - 11
LAPORAN AKHIR
Apabila sistem operasi dan pemeliharaan (O&P) dapat dilaksanakan dengan baik
dan efisien, maka diharapkan akan dapat meningkatkan intensitas tanam dari
budidaya pertanian yang direncanakan. Adapun rincian tentang intensitas tanam
(IT) yang diharapkan dapat dilakukan, meliputi :
b. Musim Tanam II (MT II) : padi, ketersediaan air cukup, IT2 = 100 %
c. Musim Tanam III(MT III) : palawija, ketersediaan air cukup, IT3 = 100 %
Organisasi Operasi dan Pemeliharaan (O&P) D.I Sahu ternasuk dalam struktural
Ranting Dinas PU Pengairan Taliabu Utara, Cabang Dinas PU Pengairan
Kabupaten Daerah Tingkat II Kepulauan Taliabu. Berdasarkan kajian
kelembagaan di wilayah pekerjaan, keberadaan Ranting Dinas PU Pengairan
belum terbentuk, sehingga dalam rangka pencapaian efisiensi kerja dan
pengembangan lebih lanjut,
X - 12
LAPORAN AKHIR
Pada Gambar 13.3. disajikan struktur organisasi operasi dan pemeliharaan D.I.
Sahu, yang menjelaskan keterkaitan badan pemerintah yang ada maupun usulan,
beserta tenaga penunjang yang dibutuhkan. Rincian kebutuhan tenaga penunjang
hanya diuraikan terbatas pada wilayah pekerjaan, dalam hal ini D.I. Sahu.
Kabupaten DT. II
Kepalauan Taliabu
Pengairan
Pengairan Taliabu
Utara
Staf Ranting
Dinas
P.U. Pengairan
- Tata Usaha
- Perencanaan
- Operasi
- Pemeliharaan
X - 13
LAPORAN AKHIR
X - 14
LAPORAN AKHIR
X - 15
LAPORAN AKHIR
X - 16
LAPORAN AKHIR
a. Pemerintah Daerah, dalam hal ini meliputi Bupati atau Ketua Panitia Irigasi
Kabupaten, Camat atau Ketua Panitia Irigasi Kecamatan, dan Kepala Desa.
X - 17
LAPORAN AKHIR
X - 18