Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN AKHIR

BAB V

SURVEY PENGUKURAN
TOPOGRAFI

5.1. PENDAHULUAN
Sebagaimana telah diuraikan di awal laporan ini sebagai peta kerja bagi team
pengukuran, digunakan peta topografi skala 1 : 50.000 yang mencakup seluruh
areal pengukuran D.I. Sahu. Untuk paket ini peta ortho photo yang mencakup
areal pengukuran dengan perkiraan total areal pekerjaan seluas 150 ha untuk
Desain jaringan Utama.
Sebagai salah satu proses persiapan pekerjaan pengukuran adalah menyiapkan
cetak biru gambar peta situasi . Satu set cetak biru peta situasi tersebut
digunakan oleh team pengukuran untuk :
 Perencanaan pemasangan titik beton (benchmark) sebagai titik kontrol, baik
sebagai titik kontrol horisontal maupun sebagai titik kontrok vertikal,
 Perencanaan jalur pengukuran poligon sebagai kerangka Horisontal,
 Perencanaan jalur pengukuran sipat datar sebagai kerangka Vertikal,
 Perencanaan pembuatan indeks peta skala 1 : 2.000.

5.2. PERSONIL DAN PERALATAN

V- 1
LAPORAN AKHIR

5.2.1. Personil yang bertugas


Selain dibentuk organisasi proyek secara keseluruhan, dibentuk pula
organisasi pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan penggambaran
sebagai rincian dari Kegiatan B menurut kerangka acuan, yang terdiri dari
beberapa personil yaitu :
1. Nama : Iwan Turiswan
Sebagai Koordinator Lapangan (Chief Surveyor), yang juga sebagai
melakukan pengukuran Poligon merangkap sebagai koordinator
pengukuran kerangka horisontal, bertanggung jawab penuh di lapangan
selama pekerjaan pengukuran, memilih dan menerapkan metode
pengukuran, perhitungan serta penggambaran yang diberikan oleh Team
Leader kepada seluruh surveyor, data input operator serta melakukan
koordinasi dengan team perencanaan.
2. Nama : Asep
Sebagai Surveyor, yang bertugas melakukan pengukuran Waterpass
Utama dan Waterpass Cabang, merangkap sebagai koordinator
pengukuran kerangka vertikal sekaligus mengadakan hitungan-hitungan
awal pengukuran sipat datar.

Gambar. 5.1. Struktur Organisasi Pekerjaan

Ahli Geodesi/GIS

Mustika Natadikara, ST
Didin Hadian, ST

LAPANGAN KANTOR PROYEK

1. Surveyor : Iwan Turiswan 1. Juru Gambar 1 : Agus U

V- 2
LAPORAN AKHIR

2. Surveyor : Asep 2. Juru Gambar 2 : Reza Y

5.2.2. Peralatan yang digunakan

Untuk melaksanakan pekerjaan pengukuran dan penggambaran sebagai rincian


dari kegiatan B menurut kerangka acuan kerja, berikut adalah daftar peralatan
survey topografi dan penggambaran yang dipergunakan seperti tabel dibawah ini.

Tabel. 5.1 : Peralatan yang digunakan dalam pengukuran

No. Jenis Alat Jumlah


1. Theodolite 1 unit
2. GPS 1 unit
3. Watepass 1 unit
4. Kamera Digital 1 unit
5. Rambu / bak ukur 2 unit
6. Roll meter 2 unit

5.3. Metoda Pendekatan Teknis


Pendekatan teknis merupakan penjelasan aspek kegiatan yang berkaitan dengan
teknik pelaksanaan pekerjaan pengukuran situasi dan trase saluran, yang
mencakup strategi pelaksanaan pekerjaan serta identifikasi kegiatan yang
termasuk didalamnya.
Sebagai langkah awal dalam menetapkan strategi pelaksanaan pekerjaan dan
lingkup kegiatan, harus dilakukan interprestasi dan kajian terhadap ketentuan –
ketentuan teknis, yang tertuang dalam dokumen Kerangka Acuan Kerja ( TOR )
dan Spesifikasi teknis.
Sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Pembangunan
Jaringan Daerah Irigasi (D.I) Sahu 116 Ha yang lokasinya di wilayah Kabupaten
Kepulauan Sula, pendekatan teknis yang dilakukan untuk pekerjaan pengukuran
situasi dan trase saluran meliputi :

V- 3
LAPORAN AKHIR

1. Pekerjaan Persiapan
Merupakan pelaksanaan kegiatan tahap awal sebagai bentuk persiapan
pekerjaan secara keseluruhan, dengan lingkup kegiatan yang terdiri dari :
a. Studi pustaka dan inventarisasi data awal, yang berkaitan dengan lokasi
dan spesifikasi pekerjaan.
b. Pengadaan bahan dan peralatan survey lapangan, sebagai penunjang
kelancaran dan keberhasilan pekerjaan secara keseluruhan.
c. Penyusunan rencana kerja dan laporan persiapan dan strategi pihak
konsultan, dalam pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.
d. Persiapan administrasi, untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
inventarisasi data sekunder serta pekerjaan lapangan.
e. Mobilisasi personil dan peralatan, untuk melaksanakan kegiatan survey
lapangan.

2. Pekerjaan Lapangan
Merupakan pelaksanaan kegiatan pengumpulan data primer dan sekunder,
yang dilakukan dengan tahapan dan lingkup kegiatan sebagai berikut :
a. Persiapan Lapangan
Untuk mempersiapkan sarana perlengkapan survey, tenaga pendukung, dan
orientasi lapangan, agar kegiatan survey lapangan dapat dilakukan dengan
baik dan lancar.
b. Pelaksanaan Survey Lapangan
Jenis kegiatan yang dilakukan meliputi :
- Pemasangan Bench Mark ( BM )
- Pemasangan Control Point ( CP )
- Pembuatan Kerangka Dasar Pemetaan
- Pengukuran situasi detail
- Pengukuran trase jaringan utama
- Analisa data dan perhitungan
- Penggambaran draft situasi detail
- Demobilisasi Personil dan Peralatan

V- 4
LAPORAN AKHIR

3. Pekerjaan Kantor
Meliputi jenis kegiatan yang dilakukan setelah pelaksanaan pekerjaan
persiapan dan survey lapangan selesai dilaksanakan, dengan jenis kegiatan
yang terdiri dari :
a. Pengolahan data tahap awal, untuk melaksanakan kegiatan analisa data
polygon, waterpass, dan situasi, yang dilakukan di lapangan.
b. Penyusunan laporan lapangan, yang menjelaskan pelaksanaan pekerjaan
lapangan, baik mencakup jadwal pelaksanaan, personil dan peralatan,
volume pekerjaan, dan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan kegiatan
lapangan.
c. Analisa dan evaluasi data , sebagai kelanjutan dari kegiatan pengolahan
data tahap awal, yang dilakukan dengan metoda perataan.
d. Penyusunan laporan pendukung, yang menjelaskan pelaksanaan analisa
dan evaluasi data, guna memberikan masukan dalam proses perencanaan
detail.

5.4. Metoda Pendekatan Teori


Pendekatan teori merupakan penjelasan tentang aspek teori dan spesifikasi yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran di lapangan, yang
mencakup jenis pengukuran polygon dan waterpass.

5.4.1. Pengukuran poligon


Pada prinsipnya jenis pekerjaan pengukuran polygon terdiri dari 2 (dua) bentuk
pengukuran, yaitu :
a. Polygon tertutup (kerangka tertutup)
b. Polygon terbuka (kerangka terbuka)

5.4.2. Pengukuran Waterpas


Pada umumnya jalur kerangka pengukuran waterpas mengikuti jalur kerangka
polygon, dan untuk kerangka tertutup pengukuran waterpas dapat dilakukan
dengan pola pengukuran pergi pulang.

V- 5
LAPORAN AKHIR

Rumus yang digunakan pada pengukuran waterpas terdiri dari :

Zi = Zi+1 + dz i

Dimana :
Z = harga ketinggian sementara
dz = beda tinggi
i = 1, 2, 3, 4, ……………n

δx = [dz]

dimana :
δx = salah penutup ketinggian
[dz] = jumlah beda tinggi titik – titik waterpas

dan : ∆ zi = - ( dzi / [dz] . δz )


i = 1, 2, 3, 4, ……………n

Harga ketinggian definitive (Z) :

1
2

Sedangkan untuk pengukuran waterpas yang terikat ketinggian, rumus yang


digunakan adalah sebagai berikut ;

V- 6
LAPORAN AKHIR

Zi = Z awal + [dz] 1 → ( i – 1 )

dimana :
Zi = harga ketinggian sementara
dz = beda tinggi
i = 1, 2, 3, 4, ……………n
[dz] = ( Z akhir - Z awal )
δz = ( Z akhir - Z awal ) - [dz]
dan ∆ zi = - ( dzi / [dz] . δz )

Harga ketinggian definitive (Z) :

Zi = z + ∆ zi

titikawal
dz n
titik
akhir
dz 0 dz n-1

5.5. Sistem Referensi

Pengukuran titik referensi pengukuran yang dimasudkan adalah dilakukanya


pengukuran untuk menularkan nilai koordinat dan elevasi dari BM referensi
nasional terdekat yang masih ada dan dalam kondisi baik serta terletak pada
lokasi yang memungkinkan untuk dilakukan pengukuran.

V- 7
LAPORAN AKHIR

5.5.1. Referensi Koordinat Planimetris ( x,y )

Referensi koordinat planimetris adalah sistem koordinat yang digunakan sebagai


dasar dalam penetapan posisi sumbu koordinat (x,y), untuk keperluan
pengukuran dan penggambaran.
Sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan situasi dan trase digunakan titik
Bench Mark di Lokasi rencana bendung sebagai referensi koordinat planimetris
maupun ketinggian.
Sesuai dengan kesepakatan bersama antara Pihak Konsultan Pekerjaan dan
Pihak Direksi Pekerjaan serta Koordinator Direksi Pekerjaan maka harga
koordinat titik referensi ditetapkan dengan harga sebagai berikut :
Berdasarkan posisi tersebut, selanjutnya dapat dilakukan pengukuran dan
perhitungan system koordinat planimetris pada posisi titik control (referensi)
geodesi yang lainnya, dengan cara pengukuran dan perhitungan polygon.

5.5.2. Referensi Koordinat Tinggi (Z)

Referensi koordinat tinggi yang digunakan sebagai datum dalam penetapan harga
di wilayah pengukuran Bendung , adalah yang mempunyai harga koordinat
ketinggian ( Z ) .
Berdasarkan ketinggian tersebut, selanjutnya dapat dilakukan pengukuran dan
perhitungan kooedinat tinggi ( Z ) untuk titik control (referensi) geodesi yang lain,
baik BM, CP Utama maupun Bantu.

Daftar Harga BM/CP Daerah Irigasi Sahu


Patok Koordinat Elevasi (m)
No Keterangan
BM/CP X Y Z
1 BM. 1 + 776.360,236 + 9.788.889,544 + 23,964
2 CP.1 + 776.461,199 + 9.788.920,503 + 23,628

V- 8
LAPORAN AKHIR

Daftar Harga BM/CP Daerah Irigasi Kaporo

Patok Koordinat Elevasi (m)


No Keterangan
BM/CP X Y Z
1 BM. 0 + 672.202,000 + 9.815.533,000 + 16,308
2 CP.0 + 672.214,000 + 9.815.538,000 + 13,439

V- 9

Anda mungkin juga menyukai