Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Karena, berkat limpahan dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah pada mata kuliah Ilmu Ukur
Tanah pembelajaran dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah.
Ilmu Ukur Tanah merupakan salah satu mata kuliah yang sangat
bergunadalam bidang teknik sipil, khususnya dalam bidang pengerjaan pemetaan
situasi, menentukan garis-garis atau jalur-jalur dan kemiringan-kemiringan
konstruksi pada pekerjaan teknik sipil. Laporan praktikum ini berisikan tentang
tori-teori Ilmu Ukur Tanah dan hasil pengerjaan yang telah dilakukan dilapangan
secara berkelompok.
Dalam kesempatan ini juga penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Nuryasin Abdilllah, M.Si : Dosen Pembimbing
2.
3.
Penulis menyadari bahwa laporan Ilmu Ukur Tanah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami
meminta masukannya demi perbaikan laporan Ilmu Ukur Tanah yang lebih baik
dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca. Akhir
kata penyusun mengucapkan terimakasih.

Dumai, 7 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Maksud Dan Tujuan
1.4 Batasan Masalah
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN UMUM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu Geodesi merupakan suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk
bumi dan menyajikannya dalam bentuk tertentu. Ilmu Geodesi ini berguna bagi
pekerjaan perencanaan yang membutuhkan data -data koordinat dan ketinggian
titik dilapangan. Dalam Teknik Geodesi mahasiswa akan belajar mendeskripsikan
permukaan bumi dan laut secara grafik, digital, atau lainnya mengenai sumber
daya dan lingkungannya. Bidang-bidang yang akan dipelajari pada teknik geodesi
antara lain survey dan pemetaan, geodesi, kadastral/pertanahan dan geomatika.
Untuk menunjang semua kurikulum yang ada pada teknik geodesi, maka
seorang mahasiswa harus memiliki kemampuan perhitungan dan analisa,
komputer, dan dapat melakukan pekerjaan di lapangan. Berdasarkan ketelitian
pengukurannya, Ilmu Geodesi dapat dikasifikasikan atas dua macam, yaitu :
1. Geodetic Surveying, yaitu suatu survey yang memperhitungkan
kelengkungan bumi atau kondisi sebenarnya. Geodetic Surveying ini
digunakan dalam pengukuran daerah yang luas dengan menggunakan
bidang hitung yaitu bidang lengkung (bola/ellipsoid).
2. Plane Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan
bumi dan mengasumsikan bumi adalag bidang datar. Plane surveying ini
digunakan untuk pengukuran daerah yang tidak luas dengan menggunakan
bidang hitung yaitu bidang datar.
Dalam praktikum ini digunakan plane surveying (Ilmu Ukur Tanah). Ilmu
Ukur Tanah dianggap sebagai disiplin ilmu, teknik dan seni yang meliputi semua
metoda untuk pengumpulan dan pemprosesan informasi tentang permukaan bumi
dan lingkungan fisik bumi yang menganggap bumi sebagai bidang datar, sehingga
dapat ditentukan posisi titik-titik dipermukaan bumi. Dari digunakan metoda-
metoda ilmu Geodesi. Karena bumi ini tidak berbentuk bulat namun lonjong dan
diketahui bahwa permukaan bumi tidaklah rata yang disebabkan oleh adanya
gunung – gunung dan lembah – lembah, maka untuk dapat melukiskan suatu
bagian permukaan bumi diperlukan suatu bidang persamaan (bidang refensi).
Proyeksi berdasarkan bidang dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Bidang elipsoide, apabila luas daerah pengukuran lebih besar dari 5.300
km2.
b. Bidang bulatan, apabila luas daerah pengukuran lebih besar dari 100 km2.
c. Bidang datar, apabila luas daerah tidak melebihi 55km2.
Bidang elipsoide dan bidang bulatan dipelajari dalam geodesi yang
bertujuan ilmiah. Dengan demikian referensi bidang datar dipraktekkan didalam
Ilmu Ukur Tanah ini. Dalam menjalankan praktikum Ilmu Ukur Tanah mahasiswa
sebagai calon teknik sipil diharapkan agar mampu mengenal, menggunakan alat
dan dapat melakukan pengukuran dalam menentukan perbedaan letak ketinggian
(Elevasi) tanah dimana dapat nemberikan bentuk konfigurasi tanah (Relief),
permukaan tanah serta menentukan luas dari area pengukuran. Mahasiswa akan
berlatih melakukan pekerjaan-pekerjaan survey, dengan tujuan agar Ilmu Ukur
Tanah yang didapat dibangku kuliah dapat diterapkan di lapangan, dengan
demikian diharapkan mahasiswa dapat memahami dengan baik aspek diatas.
Dengan praktikum diharapkan dapat melatih mahasiswa melakukan
pemetaan situasi teritris. Hal ini ditempuh mengingat bahwa peta situasi pada
umumnya diperlukan untuk berbagai keperluan perencanaan teknis atau
keperluan-keperluan lainnya yang menggunakan peta sebagai acuan. Tujuan
tersebut diatas dapat tercapai dengan melakukan pekerjaan sebagai berikut:
a. Melaksanakan praktikum yaitu mengadakan pengukuran diatas permukaan
bumi yang biasa disebut pekerjaan.
b. Menghitung dan mengelola data yaitu menghitung hasil pengukuran dan
mampu menggambarkan hasil yang didapat dari pengukuran tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, sehingga penyusun dapat
membuat rumusan masalah dalam laporan ini adalah, sebagai beriku:
1. Pengukuran memerlukan alat ukur: Theodolite, Waterpass, meteran, Total
station, GPS, Echosounder, Sextant yang merupakan contoh-contoh alat
ukur yang digunakan dalam Ilmu Ukur Tanah. Maka dari itu alat-alat
tersebut harus mampu dikuasai.
2. Setelah mendapatkan pemahaman secara teoritis tentang pengukuran dan
pemetaan, tetapi belum mengetahui lebih lanjut bagaimana penerapannya
dilapangan.
3. Perlunya aplikasi ilmu tentang pemahaman teori mengenai pengukuran
dan pemetaan.
4. Menentukan bagaimana membuat peta atau kondisi geografis dari suatu
daerah bagi keperluaan suatu perencanaan.
1.3 Maksud dan Tujuan
Sedangkan tujuan dari diadakannya praktikum Ilmu Ukur Tanah adalah :
Tujuan Umum :
1. Mengenal dan mengetahui cara penggunaan pesawat ukur tanah waterpass
dan theodolit.
2. Teori-teori yang didapat selama pembelajaran Ilmu Ukur Tanah dapat
diterapkan dilapangan.
Tujuan Khusus :
1. Untuk menentukan beda tinggi dari suatu titik yang sudah diketahui
ketinggiannya dengan titik lain yang belum diketahui ketinggiannya
dengan waterpass.
2. Untuk mengetahui pengukuran sudut suatu lokasi serta bidang curamnya
dapat dilakukan dengan alat theodolit.
3. Dapat mengolah hasil pengukuran dan penggambarannya.
Tujuan yang ingin dicapai dari Ilmu Ukur Tanah agar praktikan dapat
mengetahui dan memahami dengan baik bagaimana tahapan:
a. Pengukuran poligon dan pengolahan data
b. Pengukuran profil dan pengolahan data
c. Pengukuran detail dan situasi dan pengolahan data
d. Penggambaran peta
1.4 Batasan Masalah
Didalam Penulisan laporan ini penulis membatasi masalah yaitu:
1. Pengukuran Sifat Datar (waterpass) dengan profil melintang.
2. Pengukuran Sifat Ruang (theodolit) dengan pengukuran polygontertutup
1.5 Sistematika Penulisan
Praktikum Ilmu Ukur Tanah dilakukan dalam beberapa tahap pekerjaan
berikut :
1. Orientasi lapangan dan persiapan pengukuran
2. Proses pengumpulan data, mencakup :
a. Pengukuran Poligon
b. Pengukuran Pengikat Kemuka
c. Pengukuran Profil
d. Pengukuran detail situasi
3. Proses pengolahan data, mencakup:
a. Hitungan Poligon
b. Hitungan Pengikat Kemuka
c. Hitungan beda tinggi
d. Hitungan detail situasi
4. Proses penyajian data, mencakup:
a. Penggambaran
b. Laporan

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
Pada pengukuran terdapat dua jenis pengukuran, yaitu jarak dan sudut.
Selanjutnya unsur jarak dapat dibagi menjadi dua yaitu : unsur jarak mendatar dan
beda tinggi. Sedangkan unsur sudut dibagi menjadi sudut horizontal, vertikal, dan
jurusan. Sudut ini berperan penting dalam kerangka dasar pemetaan yang datanya
diperoleh dilapangan dengan alat yang dirancang sedemikian rupa kontruksinya
sesuai dengan tingkat ketelitian. Alat ini dikenal sebagai alat ukur ruang
(Theodolite). Sedangkan untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih
dipermukaan bumi digunakan alat ukur sipat datar (waterpass). Untuk pengukuran
jarak dari suatu titk-titik ke titik lain dapat digunakan pita ukur, EDM (electronic
Distance Meter) dan dapat juga dengan metoda Tachymetry.
Menyipat datar adalah menentukan/ mengukur beda tinggi antara dua titik
atau lebih. Ketelitian penentuan ukuran tergantung pada alat-alat yang digunakan
serta pada ketelitian pengukuran dan yang dapat dilaksanakan. Biasanya kayu
sipat merupakan alat pertolongan yang paling sederhana pada penentuan beda
tinggi beberapa titik tertentu. Kayu sipat biasanya sebuah papan yang lurus dan
sekitar 3.00 m panjangnya, kita pegang horisontal dengan bantuan sebuah nivo
tabung. Dapat kita tentukan pada gambar berikut:

2.2 Teori Dasar Perhitungan


2.2.1 Kerangka Dasar Pengukuran
2.2.2 Pengukuran Polygon Tertutup
Poligon berasal dari kata poly yang bearti banyak dan gono yang bearti
sudut. Jadi poligon merupakan suatu rangkaian sudut banyak atau atau
deretan titik yang berhubungan dengan dua titik tetap (titik triangulasi).
Poligon adalah metode pengukuran dengan rangkaian segi banyak dalam
menentukan suatu posisi atau titik yang dapat diketahui koordinatnya
dengan menghitung dari pengukuran arah, sudut dan jarak. Hasil
pengukuran ini digunakan sebagai kerangka dasar pemetaan. Penentuaan
koordinat dengan cara ini membutuhkan. Pengukuran poligon
dimaksudkan untuk mendapatkan dan merapatkan titik ikat pengukuran
dilapangan dengan tujuan sebagai dasar untuk keperluan pemetaan atau
keperluan teknis lainnya.
Polygon tertutup adalah poligon yang deretan titik-titiknya hanya terikt
pada satu titik tetap yang berfungsi sebagai titik awa sekaligus titik
akhrnya (artinya titikawal dan titik akhirnya sama).

Anda mungkin juga menyukai