Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

SURVEY DAN PEMETAAN


“THEODOLIT”

DISUSUN OLEH
NAMA MAHASISWA
NIM

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI SIPIL


POLITEKNIK TRIDAYA VIRTU MOROSI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum
survey dan pemetaan menggunakan alat theodolite tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Survei dan Pemetaan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang survey dan pemetaan menggunakan alat
theodolit bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu
dan juga pranata laboratorium pendidikan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
saya sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan
demi kesempurnaan laporan ini.

Morosi, November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Tujuan......................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Poligon....................................................................................................
2.2 Pengukuran Poligon................................................................................
2.3 Kontur......................................................................................................
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum.................................................................
3.2 Alat Praktikum........................................................................................
3.3 Keselamatan Kerja..................................................................................
3.4 Langkah Kerja.........................................................................................
BAB IV ANALISA DATA
4.1 Hasil Pengamatan....................................................................................
4.2 Perhitungan Poligon Tertutup Menggunakan Metode Bowditch............
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..............................................................................................
5.2 Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu ukur tanah merupakan salah satu mata kuliah dari Jurusan Teknik
Sipil (Geodesi). Mata kuliah ini sangat penting bagi mahasiswa, harus
menguasainya karena merupakan dasar untuk menerapkan ilmu-ilmu lain di
bidang teknik Geodesi.
Di dalam bidang ilmu teknik Geodesi mempunyai dua maksud yaitu :
1) Maksud alamiah yaitu menunjukkan bentuk permukaan bumi
2) Maksud praktis yaitu membuat bayangan yang dinamakan peta dan
sebagian besar atau kecil permukaan bumi.
Dalam ilmu ukur tanah mempelajari cara-cara pengukuran di bumi
untuk berbagai keperluan seperti halnya pemetaan, penentuan posisi relatif di
atas atau di bawah permukaan bumi dan lain-lain, Jadi dapat dikatakan bahwa
ilmu ukur tanah mempunyai maksud praktis dari ilmu geodesi karena
diabaikan kelengkungan bumi maka sistem proyeksi ortogenal di mana sinar-
sinar proyektor saling sejajar.
Pekerjaan pengukuran tanah (Servering) selalu melibatkan pengukuran
unsur jarak, sudut dan arah. Semua pengukuran tersebut harus menggunakan
peralatan atau instrumen khusus yang perlu dikenal dengan baik oleh
mahasiswa di dalam pengukuran selalu terdapat kesalahan yang bersumber
dari kondisi alat, kondisi alam dan faktor manusia atau operator.
Ilmu geodesi merupakan suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan
bentuk bumi dan menyajikannya dalam bentuk tertentu, ilmu geodesi ini bagi
pekerjaan perencanaan yang membutuhkan data-data koordinat dan
ketinggian di lapangan.
Dengan praktikum ini diharapkan dapat melatih mahasiswa melakukan
pemetaan situasi kritis, hal ini ditempuh mengingat bahwa peta situasi pada
umumnya diperlukan untuk sebagai keperluan perencanaan teknis.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum survey dan pemetaan menggunakan alat theodolite
dengan metode polygon tertutup adalah:
1) Mahasiswa dapat melakukan praktikum polygon tertutup dengan baik
dan benar.
2) Mahasiswa dapat menghitung jarak datar dan miring, sudut horizontal
(H), sudut vertical (V), beda tinggi dan ketinggian titik sesuai dengan
toleransi yang telah ditetapkan.
3) Mahasiwa dapat menghitung azimuth, d sin  dan d cos , koordinat
titik serta luas areal sesuai dengan toleransi yang ditetapkan.
4) Mahasiswa dapat menggambar hasil pengukuran areal dari hasil
perhitungan dengan sketsa tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Poligon
Poligon berasal dari kata “poly” yang berarti banyak dan “gono” yang
berarti sudut. Poligon adalah serangkaian garis lurus yang menghubungkan
titik-titik yang terletak di permukaan bumi. Garis-garis lurus membentuk
sudut-sudut pada titik perpotongannya. Dengan menggunakan polygon, dapat
menentukan koordinat beberapa titik yang letaknya berurutan dan
memanjang.
Pada ujung awal poligon diperlukan satu titik yang telah diketahui
koordinat dan sudut jurusannya. Karena untuk menentukan koordinat titik
yang lain diperlukan sudut mendatar dan jarak mendatar, maka data yang
diambil pada pengukuran di lapangan adalah data sudut mendatar dan jarak
mendatar.
Selain itu, diperlukan juga penentuan sudut jurusan dan satu titik yang
telah diketahui koordinatnya. Berdasarkan kepada titik tetap (koordinat yang
diketahui) dan bentuk geometriknya, secara umum poligon dibedakan atas 3
macam, yakni:
1) Poligon sempurna, merupakan poligon yang deretan titik-titiknya terikat
pada titik-titik tetap pada awal dan akhir poligon serta diketahui azimuth
awal dan azimuth akhirnya. Hasil ukuran dapat dikontrol dan diketahui
kesalahannya melalui proses hitungan perataan.

Gambar 2.1 Poligon terbuka dan sempurna


2) Poligon lepas atau poligon tidak sempurna, yaitu poligon yang deretan
titik-titiknya hanya terikat pada satu titik tetap. Dalam hal ini, hasil
ukuran dan kesalahannya tidak dapat dikontrol.
Gambar 2.2 Poligon terbuka dan tidak sempurna
3) Poligon tertutup, poligon yang deretan titik-titiknya terikat pada satu titik
tetap yang berfungsi sebagai titik awal sekaligus titik akhir, hasil
pengukuran dapat dikontrol dan diketahui kesalahannya.

Gambar 2.3 Poligon tertutup

Syarat pengukuran poligon yang harus dipenuhi adalah:


1) Mempunyai koordinat awal dan akhir
2) Mempunyai azimuth awal dan akhir

2.2 Pengukuran Poligon


1) Pengukuran Jarak Mendatar
Pengukuran jarak mendatar pada poligon dapat ditentukan dengan
cara mekanis (dengan menggunakan pita ukur) dan optis (seperti pada
pengukuran sipat datar).
Bagian ini menjelaskan metode pengukuran jarak dengan
menggunakan pita ukur. Pengukuran jarak dengan menggunakan pita
ukur harus memperhatikan permukaan tanah yang akan diukur.
Pengukuran jarak pada tanah mendatar, seperti pada gambar berikut.
Gambar 2.4 Pengukuran jarak mendatar
Caranya:
 Skala nol pita ukur diletakkan tepat berimpit di atas pusat tanda titik
A.
 Pita ukur ditarik dengan kuat agar keadaannya benar-benar lurus,
tidak melengkung,
2) Himpitkan skala pita ukur lainnya di atas pusat tanda titik B, maka
bacaan skala inilah yang merupakan jarak antara titik A dan titik B.
3) Pengukuran jarak pada tanah miring.
Pengukuran pada tanah miring dilakukan seperti pada gambar berikut:

Gambar 2.5 Pengukuran jarak pada tanah miring


Caranya:
 Jika permukaan tanahnya relatif miring, maka pengukuran jarak
dibagi dalam beberapa pias (pada gambar di atas bagi dua pias).
 Skala nol diimpitkan di atas titik A (biasanya dengan menggunakan
bantuan unting-unting), tarik agar pita dalam keadaan datar sampai
berimpit dengan titik 1, maka diperoleh d1.
 Dengan cara yang sama, jarak diukur dari titik 1 sampai titik B,
hingga didapat d2. Maka : dAB = d1 + d2.
4) Pengukuran sudut mendatar
Sudut adalah selisih antara dua arah yang berlainan. Yang dimaksud
dengan arah atau jurusan adalah besarnya bacaan lingkaran horisontal
alat ukur sudut pada waktu teropong diarahkan ke jurusan tertentu.
Seperti gambar berikut:
Gambar 2.6 Pengukuran sudut mendatar

Prinsip hitungan poligon bisa digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.7. Prinsip perhitungan poligon

2.3 Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang
berketinggian sama dari permukaan laut. Kontur memiliki sifat yaitu:
1) Satu garis kontur mewakili suatu ketinggian tertentu.
2) Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih
tinggi.
3) Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
4) Kontur mempunyai interval tertentu (misal 1 m, 5 m, 25 m, dan
seterusnya).
5) Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang
curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi
yang landai.
6) Rangkain garis kontur yang berbentuk huruf “U” menandakan
punggungan gunung.
7) Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” terbalik menandakan
suatu lembah/jurang.
8) Kontur dapat mempunyai nilai positif (+), nol (0), atau pun negatif (-).
9) Pada jalan yang lurus dan menurun, maka kontur cembung ke arah turun.
10) Pada sungai yang lurus dan menurun, maka kontur cekung ke arah turun.
11) Kontur tidak memotong bangunan atau melewati tungan di dalam
bangunan.

Dalam penarikan garis antara kontur yang satu dengan kontur yang lain
didasarkan pada besarnya perbedaan ketinggian antara kedua buah kontur
yang berdekatan dan perbedaan ketinggian tersebut disebut dengan “interval
kontur“ (contour interval). Untuk menentukan besarnya interval kontur,
rumus umum yang digunakan yaitu :
Interval kontur = 1/2000 x penyebut skala (dalam meter)

Gambar 2.8 Garis Kontur

Adapun kegunaan utama dari peta kontur yaitu:


 Memberikan profil permukaan (tinggi sampai dengan rendah) tanah.
 Menggambarkan potongan vertical.
 Menempatkan proyek dan menggambarkan perpotongan dari permukaan-
permukaan.
 Membuat trase jalan raya/kereta api.
 Membuat allignment saluran irigasi.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum survey dan pemetaan menggunakan alat theodolit dilaksanakan
pada:
Hari, tanggal : Senin - Selasa, 06-07 November 2023
Waktu : 08.00 – 15.30 WITA
Tempat : Ruang terbuka industri PT. VDNI

3.2 Alat Praktikum


Alat yang digunakan dalam praktikum survey dan pemetaan ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam praktikum

No Nama Alat Jumlah

1 Theodolit 1

2 Statip/Tripod 1

3 Rambu ukur/mistar 1

4 Kompas 1

5 Nivo rambu ukur/mistar 1

6 Meteran 1

7 Payung Minimal 2
Menyesuaika
8 Patok kayu
n
9 Blangko data 1
Menyesuaika
10 Alat tulis
n
11 GPS 1

12 Helm safty Menyesuaika


n
Menyesuaika
13 Rompi
n
Untuk melakukan pengukuran tanah yang lebih luas lagi, diperlukan
beberapa alat yang menunjang agar mendapatkan perhitungan yang tepat.
Seperti yang kita ketahui, bentuk relief permukaan bumi tidaklah rata, sudah
sewajarnya jika kita memerlukan alat – alat yang sesuai untuk menghitung
dan mengetahui besarnya sudut dan jarak pada permukaan bumi.

3.3 Keselamatan Kerja


Dalam melaksanakan praktikum harus memperhatikan keselamatan kerja
sebagai berikut :
1) Menggunakan baju APD yang lengkap
2) Dirikan pesawat dengan cukup kuat
3) Pesawat dipayungi dengan payung agar terhindar dari panas maupun hujan
4) Gunakan bagian pesawat sesuai fungsinya
5) Jangan memutar sekrup sampai batas kemampuan
6) Hati – hati dalam mendirikan, memasang, maupun membawa pesawat
(alat)
7) Fokus dan konsentrasi serta tidak boleh banyak bercanda

3.4 Langkah Kerja


Langkah-langkah praktikum menggunakan alat theodolite adalah sebagai
berikut:
1) Menyiapkan theodolit dan tripod
2) Membuka box theodolit yang berisi DT main unit (10 with lens cap),
plumb bob, tool pouch, AA batteries, vinyl cover, cleaning cloth, dan
operator manual.
3) Memasang tripot dengan posisi ketiga kaki tripot memiliki panjang yang
sama sehingga ketika pesawat diletakkan di atasnya memiliki posisi datar.
4) Memasang plumb bob dan menepatkan plumb bob sesuai dengan titik
pengamatan yang ditentukan. Titik awal pengukuran ditandai dengan
paku payung.
5) Setelah tripot sudah terpasang dan menancap kuat, pasang theodolit
diletakkan di atas tripot.
6) Setelah meletakkan pesawat pada tripot kemudian kencangkan baut di
bawah pesawat.
7) Setelah pesawat sudah dikunci dengan baut, maka selanjutnya adalah
membuka tutup lensa pada pesawat.
8) Kemudian, lihat paku lewat centering. Jika paku tidak tepat, tepatkan
pakunya dengan sekrup penyetel.
9) Menentukan arah utara dengan menggunakan kompas.
10) Apabila theodolit telah sesuai dengan arah utara, kunci badan
pesawat.
11) Lihat nivo bulat. Jika gelembung dalam nivo bulat tidak berada di tengah
maka alat dalam posisi miring. Untuk mengetahui posisi alat yang lebih
tinggi, lihat gelembung pada nivo bulat. Jika nivo bulat berada di timur,
posisi alat tersebut lebih tinggi di timur, sehingga kaki sebelah timur
harus dipendekkan.
12) Posisi gelembung di nivo bulat berada di tengah menunjukkan bahwa alat
sudah dalam keadaan agak horisontal. Agar lebih menepatkan posisi
horisontal perlu ditepatkan dengan menggunakan nivo tabung. Di bawah
teodolit terdapat 3 skrup penyetel. Beri nama skrup A, B dan C. Atur
gelembung udara pada nivo tabung agar berada di tengah dengan
memutar 2 sekrup penyetel. Misalnya sekrup A dan B. Kemudian, lihat
posisi gelembungnya. Jika tidak di tengah, berarti posisi alat masih
belum level dan harus ditengahkan lagi dengan mengatur skrup B dan C.
Begitu seterusmya sampai nivo tabung berada di tengah.
13) Lihat centering. Jika paku sudah berada tepat di lingkaran kecil, maka
alat sudah tepat di atas titik awal pengukuran. Tetapi jika belum, setting
theodolit dimulai dari awal lagi. Jika paku mendekati center, maka putar
penghalus pesawat agar paku tepat di tengah-tengah. Jika paku tidak
terlihat di centering, harus dilakukan setting theodolit mulai dari awal.
14) Setelah selesai, tentukan titik acuan atau azimuthnya yaitu 0 o00’00”,
jangan lupa mengunci sekrup penggerak horisontal. Nyalakan layar
dengan tombol power.
15) Nyalakan layar dengan tombol power. Lalu setting sudut
horisontal pada 0o00’00” dan tekan tombol [0 SET] 2 x.
16) Tekan tombol [V/%] untuk menampilkan pembacaan sudut vertikal.
17) Jika sudah muncul angka, maka posisikan lensa ke arah
90º00’00’’ dan horizontal di angka 0 set.
18) Theodoloit siap digunakan.
19) Tentukan titik P0, P1,P2, P3, P4 dan P5 pada jarak tertentu mengelilingi
bangunan, sehingga membentuk polygon tertutup.
20) Pasang dan setel pesawat pada titik polygon yang telah ditentukan,
misalnya dititik P0 kemudian ketika sudah di set arah utara kemudian
putar ke patok P1.
21) Pasang bak ukur pada titik P1 lalu bidik dan baca BA, BB, BT serta Baca
sudut sudut horizontal yang tertera pada layar monitor untuk memperoleh
sudut azimuth.
22) Kemudian set 0 dari patok P5 dan putar ke patok P1 untuk memperoleh
sudut luar dari polygon.
23) Ukur tinggi alat menggunakan meteran.
24) Ulangi langkah pengukuran di setiap pergantian tempat alat. Lakukan
teknis pengukuran yang sama, sampai alat berada di titik P5. ( Sesuai
yang telah di tentukan)
25) Catat hasil pengukuran.
BAB IV
ANALISA DATA

4.1 Tabel Hasil Pengamatan


Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Poligon tertutup
Pembacaan Sudut Bacaan Benang Bacaan Koordinat (m)
Jarak
Tinggi
PATOK Titik Ukur Azimuth Horizontal Vertikal Langsung
Alat Atas Bawah Tengah X Y (m)
° ' " ° ' " ° ' "

UTARA
PATOK POLYGON

P1

P1

P2

P1-AZIMUTH

P1-a

P1-b
PATOK DETAIL

P1-c

P1-d

P1-e

P1-a'

UTARA

P2
PATOK POLYGON

P2

P1

P2

P3

P2-AZIMUTH
P2-a

P2-b
PATOK DETAIL

P2-c

P2-d

P2-e

P2-a'

UTARA

P3
PATOK POLYGON

P3

P2

P3

P4

P3-AZIMUTH
P3-a

P3-b
PATOK DETAIL

P3-c

P3-d
P3-a'

Pembacaan Sudut Bacaan Benang Bacaan Koordinat (m)


Jarak
Tinggi
PATOK Titik Ukur Azimuth Horizontal Vertikal Langsung
Alat Atas Bawah Tengah X Y (m)
° ' " ° ' " ° ' "

UTARA

P4

P4
PATOK POLYGON

P3

P4

P5

P4-AZIMUTH
P4-a

P4-b
PATOK DETAIL

P4-c

P4-d

P4-e

P4-a'

UTARA

P5

P5
PATOK POLYGON

P4

P5

P6

P5-AZIMUTH
P5-a

P5-b
PATOK DETAIL

P5-c

P5-d

P5-e

P5-a'

UTARA

P6
PATOK POLYGON

P6

P1

P6-AZIMUTH
P6-a

P6-b
PATOK DETAIL

P6-c

P6-d

P6-e

P6-a'
4.2 Perhitungan Poligon Tertutup Menggunakan Metode Bowditch
4.2.1 Perhitungan Poligon Tertutup
Menghitung Jarak Optis
1) D1 = (BA - BB) x 100
=
=

2) D2 = (BA - BB) x 100


=
=

3) D3 = (BA - BB) x 100


=
=

4) D4 = (BA - BB) x 100


=
=

5) D5 = (BA - BB) x 100


=
=

6) D6 = (BA - BB) x 100


=
=
7) D7 = (BA - BB) x 100
=
=

8) D8 = (BA - BB) x 100


=
=

9) D9 = (BA - BB) x 100


=
=

10) D10 = (BA - BB) x 100


=
=

Menghitung Beda Tinggi


1) Z1 = (TP - BT)
=
=

2) Z2 = (TP - BT)
=
=

3) Z3 = (TP - BT)
=
=

4) Z4 = (TP - BT)
=
=

5) Z5 = (TP - BT)
=
=
6) Z6 = (TP - BT)
=
=

7) Z7 = (TP - BT)
=
=

8) Z8 = (TP - BT)
=
=

9) Z9 = (TP - BT)
=
=

10) Z10 = (TP - BT)


=
=

Menghitung Titik Koordinat


Syarat I
|α akhir −α awal|=β−( n−2 ) .180+fβ
|α akhir α awal|=¿
|α akhir α awal|=¿
fβ=¿
Mencari  Koreksi
1) 1 = 1 + (f : n) =
2) 2 = 1 + (f : n) =
3) 3 = 1 + (f : n) =
4) 4 = 1 + (f : n) =
5) 5 = 1 + (f : n) =
6) 6 = 1 + (f : n) =
7) 7 = 1 + (f : n) =
8) 8 = 1 + (f : n) =
9) 9 = 1 + (f : n) =
10) 10 = 1 + (f : n) =

Mencari  Koreksi
1) 12 = 1 + 1 =
2) 23 = 12 + 2 =
3) 34 = 23 + 3 =
4) 45 = 34 + 4 =
5) 56 = 45 + 5 =
6) 67 = 56 + 6 =
7) 78 = 67 + 7 =
8) 89 = 78 + 8 =
9) 910 = 89 + 9 =
10) 101 = 910 + 10 =
Syarat II
∆ X=d sin

∆ X=d sin

∆ Y =d cos
∆ X=d sin

Mencari Bobot X
1) Bobot X P1 = (X12 : X) =
2) Bobot X P2 = (X23 : X) =
3) Bobot X P3 = (X34 : X) =
4) Bobot X P4 = (X45 : X) =
5) Bobot X P5 = (X56 : X) =
6) Bobot X P6 = (X67 : X) =
7) Bobot X P7 = (X78 : X) =
8) Bobot X P8 = (X89 : X) =
9) Bobot X P9 = (X910 : X) =
10) Bobot X P10 = (X101 : X) =

Mencari Bobot Y
1) Bobot Y P1 = (Y12 : X) =
2) Bobot Y P2 = (Y23 : X) =
3) Bobot Y P3 = (Y34 : X) =
4) Bobot Y P4 = (Y45 : X) =
5) Bobot Y P5 = (Y56 : X) =
6) Bobot Y P6 = (Y67 : X) =
7) Bobot Y P7 = (Y78 : X) =
8) Bobot Y P8 = (Y89 : X) =
9) Bobot Y P9 = (Y910 : X) =
10) Bobot Y P10 = (Y101 : X) =

Mencari Nilai Koreksi X


1) Koreksi X1 = X12 – (X . Bobot X P1)
=
=
2) Koreksi X2 = X23 – (X . Bobot X P2)
=
=
3) Koreksi X3 = X34 – (X . Bobot X P3)
=
=
4) Koreksi X4 = X45 – (X . Bobot X P4)
=
=
5) Koreksi X5 = X56 – (X . Bobot X P5)
=
=
6) Koreksi X6 = X67 – (X . Bobot X P6)
=
=
7) Koreksi X7 = X78 – (X . Bobot X P7)
=
=
8) Koreksi X8 = X89 – (X . Bobot X P8)
=
=
9) Koreksi X9 = X910 – (X . Bobot X P9)
=
=
10) Koreksi X10 = X101 – (X . Bobot X P10)
=
=

Mencari Nilai Koreksi Y


1) Koreksi Y1 = Y12 – (Y . Bobot Y P1)
=
=
2) Koreksi Y2 = Y23 – (Y . Bobot Y P2)
=
=
3) Koreksi Y3 = Y34 – (Y . Bobot Y P3)
=
=
4) Koreksi Y4 = Y45 – (Y . Bobot Y P4)
=
=
5) Koreksi Y5 = Y56 – (Y . Bobot Y P5)
=
=
6) Koreksi Y6 = Y67 – (Y . Bobot Y P6)
=
=
7) Koreksi Y7 = Y78 – (Y . Bobot Y P7)
=
=
8) Koreksi Y8 = Y89 – (Y . Bobot Y P8)
=
=
9) Koreksi Y9 = Y910 – (Y . Bobot Y P9)
=
=
10) Koreksi Y10 = Y101 – (Y . Bobot Y P10)
=
=

Mencari Nilai Setelah Koreksi X


1) Setelah Koreksi X1 = X12 + Koreksi X1
=
=
2) Setelah Koreksi X2 = X23 + Koreksi X2
=
=
3) Setelah Koreksi X3 = X34 + Koreksi X3
=
=
4) Setelah Koreksi X4 = X45 + Koreksi X4
=
=
5) Setelah Koreksi X5 = X56 + Koreksi X5
=
=
6) Setelah Koreksi X6 = X67 + Koreksi X6
=
=
7) Setelah Koreksi X7 = X78 + Koreksi X7
=
=
8) Setelah Koreksi X8 = X89 + Koreksi X8
=
=
9) Setelah Koreksi X9 = X910 + Koreksi X9
=
=
10) Setelah Koreksi X10 = X101 + Koreksi X10
=
=

Mencari Nilai Setelah Koreksi Y


1) Setelah Koreksi Y1 = Y12 + Koreksi Y1
=
=
2) Setelah Koreksi Y2 = Y23 + Koreksi Y2
=
=
3) Setelah Koreksi Y3 = Y34 + Koreksi Y3
=
=
4) Setelah Koreksi Y4 = Y45 + Koreksi Y4
=
=
5) Setelah Koreksi Y5 = Y56 + Koreksi Y5
=
=
6) Setelah Koreksi Y6 = Y67 + Koreksi Y6
=
=
7) Setelah Koreksi Y7 = Y78 + Koreksi Y7
=
=
8) Setelah Koreksi Y8 = Y89 + Koreksi Y8
=
=
9) Setelah Koreksi Y9 = Y910 + Koreksi Y9
=
=
10) Setelah Koreksi Y10 = Y101 + Koreksi Y10
=
=

Mencari Titik Koordinat


1) X2 = X1 + Setelah Koreksi X1
=
=
Y2 = Y1 + Setelah Koreksi Y1
=
=
2) X3 = X2 + Setelah Koreksi X2
=
=

Y3 = Y2 + Setelah Koreksi Y2


=
=

3) X4 = X3 + Setelah Koreksi X3


=
=

Y4 = Y3 + Setelah Koreksi Y3


=
=

4) X5 = X4 + Setelah Koreksi X4


=
=

Y5 = Y4 + Setelah Koreksi Y4


=
=

5) X6 = X5 + Setelah Koreksi X5


=
=
Y6 = Y5 + Setelah Koreksi Y5
=
=

6) X7 = X6 + Setelah Koreksi X6


=
=

Y7 = Y6 + Setelah Koreksi Y6


=
=

7) X8 = X7 + Setelah Koreksi X7


=
=

Y8 = Y7 + Setelah Koreksi Y7


=
=

8) X9 = X8 + Setelah Koreksi X8


=
=

Y9 = Y8 + Setelah Koreksi Y8


=
=

9) X10 = X9 + Setelah Koreksi X9


=
=
Y10 = Y9 + Setelah Koreksi Y9
=
=

10) X1 = X10 + Setelah Koreksi X10


=
=

Y1 = Y10 + Setelah Koreksi Y10


=
=

Untuk perhitungan detail dapat dilihat pada tabel rekapitulasi.


Jarak Titik Koordinat
NO Patok
Optis (m) X Y Z
1 P1
2 P2
3 P3
4 P4
5 P5
6 P6
7 P7
8 P8
9 P9
10 P10
Patok Patok Jarak Titik Koordinat
Poligon Detail Optis (m) X Y Z
P1
A
B
C
D
E
F
P2
A
B
C
D
E
F
P3
A
B
C
D
E
F
P4
A
B
C
D
E
F
P5
A
B
Patok Patok Jarak Titik Koordinat
Poligon Detail Optis (m) X Y Z
P6
A
B
C
D
E
F
P7
A
B
C
D
E
F
P8
A
B
C
D
E
F
P9
A
B
C
D
E
F
P10
A
B
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan praktikum pengukuran luas menggunakan
theodolite dengan metode poligon tertutup ini, dapat disimpulkan bahwa :
1) Suatu pengukuran dengan metode poligon tertutup harus memiliki nilai
sudut azimuth yang sama (azimuth awal=azimuth akhir).
2) Data nilai azimuth digunakan untuk menentukan titik-titik koordinat,
sehingga dari koordinat titik-titik tersebut dapat dicari luas daerah yang
diukur.
3) Dalam kegiatan praktikum ini, kesalahan dalam pengukuran ataupun
pengolahan data dapat terjadi yang diakibatkan oleh beberapa faktor
diantaranya faktor kesalahan manusia (human error), faktor alat, serta
faktor alam yang ada.

5.2 Saran
Adapun saran setelah melakukan praktikum theodolit dengan metode polygon
tertutup adalah:
1) Dalam pengukuran dengan menggunakan alat theodolit hendaknya lebih
berhati-hati karena mudah terjadi penyimpangan dalam pembacaan benang
atas, benang tengah dan benang bawah.
2) Kesalahan yang terjadi yaitu bergeraknya pesawat theodolite akibat
tersentuh, maka pengukuran terpengaruh pada pembacaan benang tersebut.
3) Dalam memegang mistar bak ukur harus tegak agar pembacaan benang
tidak terjadi penyimpangan.
4) Dalam pengukuran itu hendaknya dilakukan ketelitian agar data yang
diperoleh lebih akurat
DAFTAR PUSTAKA

Muda, Iskandar. 2008. Teknik Survei dan Pemetaan. Jakarta: Direktorat


Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Abidin Hasanuddin Z., 2002. Survey dengan GPS. Jakarta : Pradnya Paramita Abidin

Hasanuddin Z., 2008. Penentuan posisi dengan GPS dan aplikasinya. Jakarta : Pradnya

Paramita Basuki, Slamet. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Press Heinz, Frick, 1989, Ilmu dan alat ukur tanah, Yogyakarta : Kanisius Suyono

Sastrodarsono, Masayosi Takasahi, 1997, Pengukuran topografi dan teknik pemetaan.


Jakarta: Pradnya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai