Disusun oleh:
Kelompok 9
No Nama NIM
1 M. Devin Alfalah Rambe 220404094
2 Adelia Andina Damanik 220404099
3 Bintang Azizi 220404098
1
BAB I
PENDAHULUAN
Site plan merupakan salah satu bentuk aplikasi dari bab theodolite karena
berkaitan dengan poligoon. Poligoon terbentuk dengan menghubungkan titik pada
ujung awal poligoon dengan sudut jurusan tetap dengan titik pada ujung akhir
yang memiliki sudut jurusan tetap pula. Pada umumnya poligoon dimulai dan
diakhir pada titik-titik tertentu dan diikat pada kedua ujung dan jurusan yang
tertentu. Sebelum dimulai dengan menghitung koordinat titik poligoon, terlebih
dahulu pengukuran harus diteliti karena untuk menentukan koordinat
diperlukan sudut dan jarak
2
1.3 Penggunaan Pengukuran Poligon Sudut Mendatar
Poligoonu sudut mendatar dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Cara Reiterasi
Dapat disatukannya beberapa jurusan pada suatu titik tertentu, dimana teodolit
pada titik ini dengan sumbu kesatu tegak lurus dan diletakkan pada titik ini juga.
b. Cara Repetisi
Pada cara ini tidak langsung ditentukan, misalnya: besarnya suatu sudut karena
dengan cara ini ditentukan besarnya kelipatan suatu sudut yang dinamakan
repetisi.
3
BAB II
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini dilakukan untuk mengetahui bentuk dari suatu bangunan
maupun sekelilingnya sehingga penggunaan lahan lebih efektif.
BAB III
TUJUAN PERALATAN
Peralatan yang dipakai dalam pengujiaan ini:
a. Theodolite
b. Tripod/statif
c. Unting-unting
d. Baakukur
e. Segitiga statif
f. Kompas
g. 9 Jalon
h. Pita ukur
i. Pilox
BAB IV
MEMBUAT KERANGKA PETA
Sebelum hasil pengukuran digunakan untuk membuat pets, terlebih dahulu
pengukuran harus diteliti. Penelitian dilakukan dengan menggambar poligoon
dengan skala yang dua kali lebih besar daripada skala yang digunakan pada
pembuatan peta. Agar kesalahan yang dibuat tampak lebih jelas, penggambaran
poligoon utama dilakukan diatas kertas milimeter dan untuk menglokalisir
kesalahan, pada poligoon utama digambar pada tiap-tiap titik tertentu yang
digunakan pada pengukuran
4
BAB V
PENENTUAN LUAS
Penentuan luas tergantung pada cara pengukuran daerah dan ketelitian yang
dikehendaki.
Cara I
Cara II
Menggunakan koordinat-koordinat titi-titik batas daerah yang ditentukan
misalnya dengan mengukur batas daerahtersebut sebagai poligoon yang diukur
oleh teodolit dengan menggunakan suatutitik yang tentu terhadap suatu salib
sumbu YOX yang tentu pula.
5
1
yang kecil, dapat diabaikan dan ditulis L = at + (a dt +1 da) sehingga
2
1
kesalahan pada luas dL = 2 (a dt + t da)
6
BAB V
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Gambarkan sketsa kasar bangunan atau tempat yang akan dibidik dan
tentukan titik-titik pembidikannya.
2. Tentukan penempatan posisi pertamaalat (P1) dimana titik-titik pada
sketsa dapat dibidik oleh alat.
3. Setel tripod/statif dengan cara :
Tancapkan kaki statif kuranglebih dengan sudut60°
Sesuaikan tinggi statif dengan pembidik Kepala statif letaknya pada
posisi mendatar
Gunakan segitiga statifjika diperlukan
Gunakan unting-unting agar kepala statif dalam posisi datar
4. Letakkan alat pembidik di kepala statif dan kunci dengan sekrup
penghubung yang ada pada kepala statif dengan posisi ditengah
5. Setelteodolit dengan cara
Setelnivokotak (circular level)
Putarsekrup A, B secara bersama-sama hingga gelembung nivo
bergeser ke arah garis sekrup C (gambar a).
Putarsekrup C ke kin atau ke kanan hingga gelembung nivo
bergeser ketengah. (gambar b).
7
Putar teropong 90° ke arah garis sekrup C (gambar b). Putar sekrup
c ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser ketengah-
tengah.
Periksa kembali kedudukan gelembung nivo kotak dan nivo tabung
dengan cara memutar teropong ke segala arah, Penyetelan dianggap
benarapa bila gelembung nivo kotak dan nivo tabung berada
ditengah, meskipun teropong diputar ke segala arah.
Penyetelan dapat juga dilakukan dengan memutar teropong sejauh
8
Setel azimuth 0° dengan memutar piringan lingkaran horizontal
(horizontal circle ring), lalukunci dengan menggunakan sekrup
pengunci gerak horizontal.
Apabila azimuth belum tepat mencapai 0°, setel dengan sekrup
panggerakhalus horizontal sehingga tepat berad aditengah garis indeks.
Setel pembacaan menit dan detik 0'00"
Setelah penyetelan selesai lepaskan kunci horizontal, lalu mulai
pembidikan.
6. Tempatkan bak ukur pada titik BM, bidik dan catat hasil pembacaan BA,
BT,BB, sudut azimuth, zenith, menit, dan detik.
7. Pindahkan bak ukur ke titik-titik yang sudah ditentukan sebelumnya.
8. Lakukan pembacaan dan catat hasil pembacaan BA, BT, BB, azimuth,
zenith, menit, dan detik pada titik-titik yang didapat pada
posisialat pertama (P1).
9. Untuk pembidikan yang tidak dapat dijangkau oleh alat pada
posisipertama, letakkan jalon pada sebuahtitik yang dapat dibidik alat
pertama guna sebagai penghubung
10. Bidik titik penghubungtersebut.
11. Pindahkan alat pada posisikedua.
12. Setel kembali alat
13. Lakukan pembidikan terhadap titik penghubung dan catat data hasil
pembacaannya.
14. Lanjutkan pembidikan ke titiklainnya. Jika terdapa ttitik yang tidak dapat
dibidik oleh alat, lakukan prosedur pada point 9 dengan terlebih dahulu
membidik titik penghubung.
9
BAB VII
HASIL DAN PERHITUNGAN
7.1. Data Perhitungan
HA
No BA BB Doptis HA Xbidik
Konversi
1 123,7 113 10,7 18°21'15" 18,35416 -5,086566135
2 115,8 109,3 6,5 40°41'20" 40,68888 0,9830723
3 122,5 115,5 7 47°07'50" 47,13055 -0,046621028
4 118 112,5 5,5 117°51'00" 117,85 -5,495539786
5 129 105 24 255°28'15" 255,47083 -20,218936
6 132,5 108,5 24 270°51'20" 270,85555 15,06455116
7 134 110 24 273°31'40" 273,52777 -4,984472327
8 132 106,7 25,3 285°32'55" 285,5486 8,349666361
10
BAB VII
GAMBAR ALAT
KETERANGAN
1. Tombol micrometer 13. Sekrup koreksi Nivo tabung
2. Sekrup penggerak halus vertical 14. Reflektor cahaya
3. Sekrup pengunci penggerak vertikal 15. Tanda ketinggian alat
4. Sekrup pengunci penggerak horizontal 16. Slot penjepit
5. Sekrup penggerak halus horizontal 17. Sekrup pengunci Nivo Tabung Telescop
6. Sekrup pendatar Nivo 18. Nivo Tabung Telescop
7. Plat dasar 19. Pemantul cahaya penglihatan Nivo
8. Pengunci limbus 20. Visir Collimator
9. Sekrup pengunci nonius 21. Lensa micrometer
10. Sekrup penggerak halus nonius 22. Ring focus benang diafragma
11. Ring pengatur posisi horizontal 23. Lensa okuler
12. Nivo tabung 24. Ring focus okuler
11
PANDANGAN DARI SAMPING KANAN
KETERANGAN
12
PANDANGAN DARI SAMPING KIRI
KETERANGAN
13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pada kegiatan praktikum modul Site Plan ini, kita mengetahui bahwa site
plan prnggambaran tampak atas dari suatu bentuk bangunan dan daerah
dekelilingnya dengan menggunakan ala tukur.
4.2 Saran
4.2.1 Saran untuk Laboratorium
Saran untuk Laboratorium Ilmu Ukur Tanah dan Geospasial FT USU dapat
memberikan dukungan dalam hal kelengkapan sarana dan pra-
saranalaboratoriumagar praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan lebih
maksimal.Saran untuk
14
4.2.2 Saran untuk Asisten
Saran untuk Asisiten Laboratorium agar lebih membimbing praktikan dalam
menjalankan praktikum Ilmu Ukur Tanah sehingga kegiatan praktikum dapat
berjalan dengan baik dan praktikan juga dapat lebih memahami materi praktikum
lebi butuh.Saran lainnya agar dapat juga memberikan bimbingan kepada seluruh
praktikan untuk cara pengolahan data serta cara mengekstraksi data kontur dari
alat Total Station serta penggunaan software AutoCAD Civil 3D sehingga para
praktikan dapat menjalankan prosedur kegiatan praktikum dengan baik.
4.3 Dokumentasi
15