Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIK UJI BAHAN (PUB)


PEMBUATAN BETON, PERAWATAN BETON, DAN PENGUJIAN
BETON HINGGA UMUR KE-28 HARI
Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Praktik Uji Bahan

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Ine Febriyanti (1503620016)


Alya Afrilia (1503620052)
Ari Ramaddan (1503620065)
Bimo Nugroho (1503620067)
Firial Azhar (1503620083)

Dosen Pembimbing :
Anisah, M.T

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
Lembar Praktikum Kelompok
Praktik Uji Bahan (PUB)
Pembuatan Beton, Perawatan Beton, dan Pengujian Beton Hingga Umur Ke-28 Hari

Judul Praktikum : Pembuatan Beton, Perawatan Beton, dan Pengujian Beton Hingga
Umur Ke-28 Hari.
Tanggal Praktikum : 18 November 2021 - 16 Desember 2021
Tujuan Praktikum :
Untuk membuat beton dengan mendapatkan mutu pekerjaan yang sudah direncanakan,
memperoleh angka slump pada beton yang akan digunakan dalam perencanaan campuran
beton, membuat benda uji untuk pemeriksaan kekuatan beton, dan menentukan kuat tekan
beton yang dibuat dan dirawat (curing) di laboratorium pada hari ke-7, ke-14, dan ke-28 pada
beton.

Alat Pelindung Diri (APD) :


1. Sarung Tangan Karet.
2. Masker.
3. Jas Lab.
4. Sepatu.

Alat dan Bahan :


 Membuat Adukan Beton
1. Molen (Mesin Pengaduk).
2. Wadah penampung beton basah.
3. Ember/wadah untuk semen, agregat kasar, agregat halus, dan air.
4. Timbangan manual.
5. Sendok semen, sendok cekung, dan sekop.
6. Bahan Beton : air, semen, agregat kasar dan halus.

 Uji Slump
1. Cetakan kerucut terpacung Abrhams dan tongkat pemadat 600 mm.
2. Plat logam permukaan rata dan kedap air.
3. Mistar ukur.
4. Sendok cekung.
5. Bahan uji beton segar.

 Mencetak Beton
1. Cetakan silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
2. Tongkat pemadat diameter 16 mm dan panjang 600 mm.
3. Kunci inggris (untuk membuka cetakan silinder).
4. Oli dan kuas.
5. Mesin penggetar (Vibrating Table).
6. Karet/tali dan plastik.
7. Sendok perata.
8. Bahan uji beton segar.

 Uji Tekan Beton


1. Kompor dan panci.
2. Sikat kawat dan pisau dempul.
3. Mesin penguji (Crushing Test Machine).
4. Cetakan pelapis benda uji (Capping).
5. Sendok pengaduk (kape).
6. Timbangan manual.
7. Belerang bubuk.
8. Oli/minyak dan kuas.
9. Benda uji beton keras yang sudah dirawat (curing).
Dokumentasi dan Keterangan Praktikum (Langkah Kerja)

Langkah 1
Deskripsi :
Gunakan alat pelindung diri berupa jas lab, sarung tangan, masker, dan sepatu.

Masker
Sarung
Tangan

Jas Lab

Langkah 2
Deskripsi :
Siapkan tempat, alat, dan bahan. Lalu pastikan tempat, alat dan bahan yang akan digunakan
bersih dari kotoran.
Dokumentasi :
Langkah 3
Membuat Adukan Beton
Deskripsi :
Siapkan timbangan manual terlebih dahulu, lalu atur angka timbangan sampai skala
keseimbangan di nol (0). Kemudian timbang bahan-bahan pembuatan campuran beton seperti
air, semen, agregat kasar berupa batu kerikil, dan agregat halus berupa pasir sesuai dengan
takaran dalam mix design yaitu Air 3,966 kg, Semen 9,425 kg, Kerikil 23,563 kg, dan Pasir
10,109 kg. (Semen, Pasir, dan Kerikil dalam keadaan SSD)
Dokumentasi :
Langkah 4
Deskripsi :
Siapkan molen (mesin pengaduk) dan pastikan mesin dalam keadaan baik untuk digunakan,
kemudian nyalakan sebentar mesin molen (mesin pengaduk), lalu bersihkan molen (mesin
pengaduk) dari kotoran dengan cara membasahi molen (mesin pengaduk) dengan
menggunakan air hingga semuanya merata. Setelah itu tuang air tersebut dan matikan molen
(mesin pengaduk).
Dokumentasi :

Langkah 5
Deskripsi :
Hidupkan kembali molen (mesin pengaduk), lalu masukkan bahan-bahan pada waktu mesin
sedang berputar secara bergantian dengan urutan sebagai berikut :
- Masukkan sebagian agregat halus berupa pasir sedikit demi sedikit ke dalam molen (mesin
pengaduk) sekitar 1/3 banyaknya agregat halus (pasir).
- Masukkan sebagian agregat kasar berupa kerikil sedikit demi sedikit ke dalam molen
(mesin pengaduk) sekitar 1/3 banyaknya agregat kasar (kerikil).
- Masukkan sebagian air sedikit demi sedikit ke dalam molen (mesin pengaduk) sekitar 1/3
banyaknya air.
Jika sudah, lanjutkan pengadukan sekitar 3 menit hingga agregat halus (pasir), agregat kasar
(pasir), dan air tercampur rata dengan menaik-turunkan molen (mesin pengaduk).
Dokumentasi :

Langkah 6
Deskripsi :
Jika sudah 3 menit dan dirasa sudah cukup tercampur, masukkan kembali sisa bahan
campuran beton tanpa mematikan molen (mesin pengaduk) dengan urutan sebagai berikut,
yaitu :
- Masukkan sebagian semen sedikit demi sedikit ke dalam molen (mesin pengaduk) sekitar
2/3 banyaknya semen.
- Masukkan sebagian agregat halus berupa pasir sedikit demi sedikit ke dalam molen (mesin
pengaduk) sekitar 1/3 banyaknya agregat halus (pasir).
- Masukkan sebagian agregat kasar berupa kerikil sedikit demi sedikit ke dalam molen
(mesin pengaduk) sekitar 1/3 banyaknya agregat kasar (kerikil).
- Masukkan sebagian air sedikit demi sedikit ke dalam molen (mesin pengaduk) sekitar 1/3
banyaknya air.
Jika sudah, lanjutkan pengadukan kembali selama 3 menit hingga semen, agregat halus
(pasir), agregat kasar (pasir), dan air tercampur rata dengan menaik-turunkan molen (mesin
pengaduk).
Dokumentasi :
Langkah 7
Deskripsi :
Jika dirasa campuran kedua sudah cukup merata, masukkan kembali semua sisa bahan
campuran beton tanpa mematikan molen (mesin pengaduk) dengan urutan sebagai berikut,
yaitu :
- Masukkan seluruh sisa semen sedikit demi sedikit ke dalam molen (mesin pengaduk).
- Masukkan seluruh sis agregat halus berupa pasir sedikit demi sedikit ke dalam molen
(mesin pengaduk).
- Masukkan seluruh sisa agregat kasar berupa kerikil sedikit demi sedikit ke dalam molen
(mesin pengaduk).
- Masukkan sisa air sedikit demi sedikit ke dalam molen (mesin pengaduk) jangan terlalu
banyak agar campuran beton tidak terlalu cair.
Jika sudah, lanjutkan pengadukan 5 -7 menit hingga semen, agregat halus (pasir), agregat
kasar (pasir), dan air tercampur rata dengan menaik-turunkan molen (mesin pengaduk).
Jangan lupa untuk benar-benar memastikan bahwa seluruh bahan sudah tercampur merata.
Dokumentasi :
Langkah 8
Deskripsi :
Jika semua bahan sudah tercampur dengan merata, siapkan wadah penampung adukan beton.
turunkan kecepatan molen (mesin pengaduk) sampai mulut molen (mesin pengaduk)
mengarah ke bawah untuk mengeluarkan adukan beton.
Dokumentasi :

Langkah 9
Uji Slump
Deskripsi :
Jika semua adukan sudah dituang ke atas wadah penampung, lakukan pengujian slump.
Letakan cetakan slump di atas pelat pada bidang datar. Kemudian isi cetakan sampai penuh
dengan beton segar dalam 3 lapis dengan cara sebagai berikut ;
- Tekan bagian bawah cetakan dengan kedua telapak kaki/tangan saat pengisian benda uji
(beton) ke dalam cetakan.
- Pertama, isi cetakan dengan beton segar/basah kira-kira sebanyak 1/3 cetakan
menggunakan sekop atau sendok semen.
- Padatkan lapisan beton pertama dengan menusuk-nusuk benda uji (beton) dengan tongkat
pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata. Pastikan tongkat pemadat masuk tepat
sampai lapisan bawah tiap-tiap lapisan. Penusukan bagian tepi dilakukan dengan
kemiringan dinding cetakan.
- Kedua, isi kembali cetakan dengan beton segar/basah kira-kira sebanyak 1/3 cetakan. Lalu
padatkan kembali lapisan beton kedua dengan menusuk-nusuk benda uji (beton) dengan
tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata.
- Ketiga, isi kembali cetakan dengan beton segar/basah sampai penuh cetakan. Lalu
padatkan kembali lapisan beton ketiga dengan menusuk-nusuk benda uji (beton) dengan
tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata.
Dokumentasi :

Langkah 10
Deskripsi :
Jika cetakan sudah terisi penuh, ratakan permukaan benda uji (beton) pada cetakan dengan
tongkat lalu tunggu selama 30 detik, kemudian bersihkan kelebihan beton segar di sekitar
cetakan. Setelah 30 detik angkatlah cetakan secara perlahan-lahan tegak lurus ke atas.
Kemudian balikkan cetakan dan letakan di samping benda uji.
Dokumentasi :
Langkah 11
Deskripsi :
Ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi rata-rata dari benda uji
(beton) yang dilakukan dengan cara mengukur tegak lurus antara tepi atas cetakan dengan
tinggi rata-rata benda uji (beton).
Dokumentasi :

Langkah 12
Mencetak Beton
Deskripsi :
Setelah pengujian slump selesai dilakukan, langkah selanjutnya dalah mencetak beton ke
dalam cetakan silinder. Sebelum memasukkan adukan beton ke dalam pencetak beton,
oleskan terlebih dahulu bagian dalam pencetak beton dengan oli menggunakan kuas, hal
trsebut dilakukan untuk mempermudah dalam pelepasan beton dari cetakan. Sebelum
dioleskan oli, buka semua pengunci pada pencetak beton menggunakan kunci inggris untuk
mempermudah pengolesan oli pada seluruh bagian dalam cetakan. Jika sudah dioleskan pada
ketiga cetakan, pasang kembali semua kunci dengan kencang seperti semula.
Dokumentasi :
Langkah 12
Deskripsi :
Jika semua cetakan silinder sudah dioleskan dengan oli dan dipasang seperti semula,
masukkan adukan beton segar/basah ke dalam cetakan dengan 3 lapis seperti pengujian
slump. Setiap lapisan dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata.
Dokumentasi :

Langkah 13
Deskripsi :
Setelah semua beton dimasukkan ke dalam cetakan dan selesai melakukan pemadatan,
ketuklah secara perlahan sisi cetakan sampai rongga bekas tusukan tertutup, kemudian
ratakan permukaan atas beton dan tutup segera dengan menggunakan plastik, lalu ikat dengan
karet/tali dengan kuat jangan sampai terlepas.
Dokumentasi :

Langkah 14
Deskripsi :
Jika semua sudah selesai, letakkan cetakkan silinder berisi beton pada mesin penggetar
(Vibrating table) agar beton di dalam cetakan menjadi lebih padat, kemudian beri nama pada
atas permukaan cetakan beton yang sudah ditutup plastik dengan spidol permanen dan
diamkan selama 24 jam ditempat yang aman.
Dokumentasi :

Langkah 15
Deskripsi :
Setelah didiamkan selama 24 jam, bukalah cetakan menggunakan kunci inggris dan
keluarkan lah benda uji berupa beton yang sudah kering dan keras.
Dokumentasi :

Langkah 16
Deskripsi :
Setelah beton dikeluarkan, rendamlah benda uji ke dalam bak perendam yang berisi air untuk
memenuhi persyaratan dalam perawatan (curing), yaitu selama waktu yang sudah ditentukan
selama 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.
Dokumentasi :

Langkah 17
Uji Kuat Tekan Beton
Deskripsi :
Setelah beton selesai perawatan (curing), langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian
kuat tekan beton. keringkan terlebih dahulu beton yang sudah direndam selama perawatan
(curing), kemudian timbanglah berat beton dan ukurlah diameter dari beton dengan
timbangan manual.
Dokumentasi :

Langkah 18
Deskripsi :
Setelah ditimbang, sikatlah permukaan atas beton agar bersih dari kotoran dan menjadi halus
atau bersihkan menggunakan kape sebelum dipasang ke permukaan atas alat capping.
Kemudian bersihkan terlebih dahulu alat capping dan oleskan oli/minyak pada permukaan
atas capping menggunkan kuas.
Dokumentasi :

Langkah 19
Deskripsi :
Siapkan kompor dan panci, lalu masukkan belerang bubuk ke dalam panci yang sudah
diletakkan di atas kompor. Nyalakan kompor dan masak belerang bubuk hingga larut/cair,
lalu tuanglah atau oleskan belerang yang sudah cair ke atas permukaan alat capping yang
sudah diberi oli.
Dokumentasi :

Langkah 20
Deskripsi :
Setelah menuang atau mengoleskan belerang cair ke atas permukaan alat capping, letakkan
permukaan beton yang sudah disikat sebelumnya ke atas alat capping yang berisi belerang
cair. Tunggulah beberapa menit hingga belerang menempel pada permukaan beton sehingga
permukaan menjadi rata.
Dokumentasi :

Langkah 21
Deskripsi :
Setelah beton sudah menempel sempurna pada alat capping, letakkan beton tersebut pada
mesin penguji (Crushing Test Machine). Hidupkan mesin penguji, lalu matikan ketika beton
sudah mengalam keretakan.
Dokumentasi :

Langkah 22
Deskripsi :
Kemudian bacalah skala dan catatlah hasilnya. Ulangi pekerjaan mulai dari langkah 17 –
langkah 22 pada pengujian kuat tekat beton berumur 14 hari dan 28 hari.
Dokumentasi :

Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-28


310 kN 280 kN 360 kN
Langkah 23
Deskripsi :
Jika semua pekerjaan telah selesai, bersihkan kembali tempat kerja, bahan, dan semua
perlatan lalu letakkan di tempat semula.
Dokumentasi :
HASIL PENGUJIAN

LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
PEMBUATAN BETON, PENGUJIAN SLUMP BETON, PENGUJIAN KUAT
TEKAN BETON
Tanggal Praktek : 18 November 2021 – 16 Desember 2021
Pelaksana : Kelompok 3
 Ukuran Cetakan Silinder (Berdasarkan PB - 1971 - NI - 2) :
Tinggi cetakan silinder = 30 cm
Diameter atas cetakan silinder = 10 cm
Diameter bawah cetakan silinder = 20 cm
 Ukuran Kerucut Terpacung Abrhams Slump :
Tinggi alat slump = 30 cm
Diameter alat slump = 15 cm
 Pembacaan Slump 1 = 7,9 cm
 Menghitung Volume Cetakan Silinder :
22
𝜋 𝑟2 × 𝑡 = × 7,52 × 30 = 𝟓𝟑𝟎𝟏, 𝟒𝟑𝟕𝟔 𝒄𝒎𝟑
7
5301,4376 𝑐𝑚3 × 4,4 = 𝟐𝟑𝟑𝟐𝟔, 𝟑𝟐𝟓𝟒𝟒 𝒄𝒎𝟑
23326,3254 × 10−6 = 0,023326 × 103 = 𝟐𝟑, 𝟑𝟑 𝒎𝟑
Note : 4,4 berasal dari 1,1 × 4 benda uji.
 Menghitung Kebutuhan Campuran Bahan Pembuatan Beton :
Semen = 23,33 × 0,404 = 9,425 kg
Air = 23,33 × 0,170 = 3,966 kg
Pasir = 23,33 × 0,433 = 10,109 kg
Kerikil = 23,33 × 1,010 = 23,563 kg
Total Kebutuhan Pembuatan Beton = 47,063 kg

 Hasil Perhitungan Slump :


𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐒𝐥𝐮𝐦𝐩 𝟏+𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐒𝐥𝐮𝐦𝐩 𝟐+⋯+𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐒𝐥𝐮𝐦𝐩 𝐱
Rumus : Nilai Slump rata-rata = 𝐁𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚𝐚𝐧

7,9
Maka nilai slump rata-rata adalah = = 𝟕, 𝟗 𝒄𝒎
1

Note : Pembacaan slump hanya dilakukan satu kali sesuai dengan kondisi saat praktikum.
 Hasil Kuat Tekan Beton :
Umur 7 hari = 310 kN
Umur 14 hari = 280 kN
Umur 28 hari = 360 kN

Anda mungkin juga menyukai