Anda di halaman 1dari 4

Laboratorium Hidrolika, Hidrologi, dan Sungai

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

A. ANALISIS PERCOBAAN
Pada percobaan kali ini praktikan diminta untuk mengerjakan percobaan LTA
tentang Laminer Turbulen Pipe Aparatus dengan tujuan untuk mendapatkan nilai
Reynold dari suatu aliran kemudian menentukan jenis alirannya, untuk menghitung
entrance length dari aliran dan untuk menghitung pressure losses dari aliran.
Praktikum kali ini membutuhkan Laminar/Turbulent Pipe Flow Apparatus dan
stopwatch. Walaupun pada kenyataannya praktikan menggunakan handphone untuk
menggantikan stopwatch.
Saat datang, alat sudah tersambung dengan listrik, dan asistenlah yang menyalakan
tombol start berwarna hijaunya. Untuk membuat aliran menjadi laminar output dari pipa
pada perpex deflector harus seolah-olah membentuk segitiga, praktikan harus mengatur
debit pada keran agar bisa seperti itu. Lalu praktikan harus mencatat debit yang tercatat
pada flowmeter. Setelah sekiranya aliran sudah laminar, maka praktikan harus membaca
bacaan tekanan setiap manometer reading selama 3/9 detik. Jadi ada total 20 manometer
pada alat, dan setiap manometer akan berubah-ubah bacaanya, karena itulah praktikan
harus membaca bacaannya selama 9 detik dan mencatat bacaannya setiap 3 detik. Jadi
ada 3 bacaan setiap manometer. Semua ini dilakukan dengan alat bantu stopwatch (pada
handphone). Praktikan membaca dari manometer ke-1 hingga manometer ke-20 dan
kembali lagi ke manometer ke-1. Sedangkan untuk aliran turbulen, praktikan harus
mengatur debit keran agar output alirannya tidak membentuk segitiga lagi melainkan
meluncur kencang hingga tidak membentuk sudut sama sekali (seperti terlihat di manual
alat). Namun pada kenyataannya walaupun keran sudah full, output aliran tetap
membentuk sudut. Tidak lupa praktikan harus mencatat debit pada flowmeter terlebih
dahulu. Untuk perhitungannya sama dengan yang laminar dimulai dari manometer ke-1
hingga kembali lagi ke manometer ke-1.
B. ANALISIS HASIL
1. Aliran Laminar
Pada percobaan laminar, praktikan mendapatkan data pembacaan manometer ke-1
hingga ke-20. Selain itu, praktikan juga mendapat data besar flowratenya yaitu sebesar 5
L/s atau 0.005 m3/s. Sedangkan untuk viskositas adalah sebesar 2 x 10 -5 m2/s. Perlu
diingat bahwa fluida yang digunakan alat LTA adalah minyak dengan suhu 24 oC dan
bukan air. Praktikan juga diberikan jarak setiap manometer oleh asisten. Diketahui
Laboratorium Hidrolika, Hidrologi, dan Sungai
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

bahwa diameter dari pipa adalah sebesar 1.9 cm. Pertama, praktikan harus menghitung
kecepatan aliran dalam pipa terlebih dahulu dengan menggunakan rumus V = Q/A
dimana Q adalah flowrate(m3/s) dan A(m2) adalah area dari penampang pipa. Area
diketahui dari A= πD2/4 dimana D adalah diameter(m), area didapatkan sebesar
0.000283385 m2 dan V didapatkan sebesar 1.764384142 m/s. Setelah itu, praktikan
harus menghitung bilangan Reynold dari aliran tersebut dengan rumus Re = V x D/ v
dimana v adalah viskositas(m2/s). Lalu setelah mendapatkan Re-nya praktikan
menghitung nilai f dengan rumus f = 64/Re. Sehingga nilai Re dan f masing-masing
adalah 1676.164935 dan 0.0381824.
Praktikan menghitung headloss dengan rumus hl = f x L x V 2/(2 x g x D) dimana L
adalah jarak antara manometer ke-i dengan manometer pertama(m) kemudian
menghitung ∆p dengan membagi angka 8526/hl dan hasil tersebutlah yang akan
dinamakan ∆p teori. Sedangkan untuk ∆p percobaan, praktikan hanya mengurangi
bacaan manometer ke-i dengan bacaan manometer pertama. Terakhir, praktikan harus
membuat grafik antara L(m) vs ∆pteori dan ∆ppercobaan. Sehingga dalam satu grafik
akan terlihat dua garis.
2. Aliran Turbulen
Pada percobaan turbulen, praktikan mendapatkan data pembacaan manometer ke-1
hingga ke-20. Selain itu, praktikan juga mendapat data besar flowratenya yaitu sebesar
50 L/minutes atau 0.0008333 m3/s. Sedangkan untuk viskositas adalah sebesar 2 x 10 -5
m2/s. Perlu diingat bahwa fluida yang digunakan alat LTA adalah minyak dengan suhu
24oC dan bukan air. Praktikan juga diberikan jarak setiap manometer oleh asisten.
Diketahui bahwa diameter dari pipa adalah sebesar 1.9 cm. Pertama, praktikan harus
menghitung kecepatan aliran dalam pipa terlebih dahulu dengan menggunakan rumus V
= Q/A dimana Q adalah flowrate(m3/s) dan A(m2) adalah area dari penampang pipa.
Area diketahui dari A= πD2/4 dimana D adalah diameter(m). Didapatkanlah A sebesar
0.000283385 m2 dan V sebesar 2.940640236 m/s Setelah itu, praktikan harus
menghitung bilangan Reynold dari aliran tersebut dengan rumus Re = V x D/ v dimana
v adalah viskositas(m2/s). Lalu setelah mendapatkan Re-nya praktikan menghitung nilai
f dengan rumus f = 64/Re. Nilai Re dan f pada turbulen adalah 2793.608224 dan
0.02290944 masing-masing.
Laboratorium Hidrolika, Hidrologi, dan Sungai
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Praktikan menghitung headloss dengan rumus hl = f x L x V 2/(2 x g x D) dimana L


adalah jarak antara manometer ke-i dengan manometer pertama(m) kemudian
menghitung ∆p dengan membagi angka 8526/hl dan hasil tersebutlah yang akan
dinamakan ∆p teori. Sedangkan untuk ∆p percobaan, praktikan hanya mengurangi
bacaan manometer ke-i dengan bacaan manometer pertama. Terakhir, praktikan harus
membuat grafik antara L(m) vs ∆pteori dan ∆ppercobaan. Sehingga dalam satu grafik
akan terlihat dua garis.
3. Grafik
Untuk grafik, terlihat bahwa baik turbulen maupun laminar keduanya sama-sama
relative naik yang menandakan bahwa semakin besar perbedaan tekanan semakin jauh
jaraknya pada aliran. Namun hal berbeda terjadi pada ∆p praktikum milik turbulen
dimana grafik terlihat tidak konstan dan relative acak-acak. Bisa jadi karena factor
aliran itu sendiri yang sebenarnya belum 100% turbulen terlihat pada perpex deflector.

C. ANALISIS KESALAHAN
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesalahan pada percobaan kali ini adalah:
 Kesalahan aliran dimana aliran turbulen yang seharusnya meluncur tanpa
membentuk sudut pada outputnya namun masih membentuk sudut meskipun
segitiga laminarnya sudah tidak begitu terlihat.
 Kurangnya ketelitian dalam membaca bacaan manometer

D. KESIMPULAN
Jadi, kesimpulan dari praktikum kali ini adalah semakin jauh jaraknya semakin
besar perbedaan tekanan yang terjadi di dalam pipa. Untuk aliran laminar praktikum
terbilang bagus karena grafik antara ∆p praktikum dan ∆p teori yang berhimpitan.
Namun sebaliknya dengan aliran turbulen dikarenakan kurangnya intensitas debit yang
bisa alat berikan.

E. REFERENSI
Modul Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika Teknik Sipil Universitas Indonesia

F. LAMPIRAN
Laboratorium Hidrolika, Hidrologi, dan Sungai
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 1. Praktikan dan Alat LTA

Anda mungkin juga menyukai