NIM : 18210159
Kelas :D
Dalam berbagai referensi kitab klasik yang beliau baca, dalam menentukan
waktu shalat diundur 2 menit dari waktu sebenarnya, agar tidak menimbulkan
keraguan. Tetapi, berdasarkan penelitian yang dilakukan seorang pakar ilmu falak
bernama Prof. Tono Saksono beserta timnya, dari berbagai data yang dihasilkan
bahwa waktu shubuh di Indonesia terlalu cepat 26 menit. Penentuan waktu terdapat
ikhtilaf (perbedaan), maka dalam shalat alangkah lebih baik diakhirkan, karena
menghindari ikhtilaf lebih baik, selago tidak terlalu akhir dan belum keluar dari
waktu shalat. Salah satunya seperti waktu shubuh di Masjid Al-Qadr, Pepelegi -
Sidoarjo (Masjid tempat beliau ceramah ketika itu), adalah 03.54 WIB, dinilai
waktunya terlalu cepat sehingga harus diundur 6 menit menjadi jam 04.00 WIB,
kemudian diundur secara bertahap. Penelitian beliau tersebut dinilai sudah akurat,
karena mempertimbangankan serta menghitung segala aspeknya secara cermat
dengan alat-alat yang canggih, maka kesalahan yang terjadi sebelumnya dalam waktu
shalat shubuh harus dibenahi sebagaimana mestinya. Untuk Arab Saudi dan skitarnya
sudah tepat, karena berada di Lintang Utara, yang bermasalah adalah di daerah yang
berada di Equator (Khatulistiwa), seperti Indonesi, Malaysia, Brunei, Filipina, Timor
Leste, Afrika Tengah yang harus menghitung ulang secara ilmiah dengan alat-alat
canggih.
“Penjelasan Ulang Tentang Perubahan Waktu Shubuh di Indonesia”
Oleh: Prof. Dr. K.H. Ahmad Zahro, MA