Anda di halaman 1dari 2

Nama : Awaludin Nur Khoiron

NIM : 18210140

Mata Kuliah : Ilmu Falak Kelas D

Dosen Pembimbing : Ahsin Dinal Mustafa, M.H

Resume Awal Waktu Sholat Subuh Prof. DR. KH. Ahmad Zahro, MA

Pernyataan Prof. DR. KH. Ahmad Zahro, MA pada laman channel youtube Azahro
Official tanggal 9 Januari 2020, menjawab pertanyaan tentang penentuan awal sholat subuh
berdasarkan dari pernyataan dari Prof DR. H Tono saksono yang merupakan guru besar
“Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA” beserta tim mengemukakan bahwa telah
melakukan observasi diberbagai tempat dan mendapatkan banyak data yang kemudian
dituangkan kedalam buku berjudul “Evaluasi Awal Waktu Subuh & Isya”, mengemukakan
bahwa waktu sholat subuh yang ada di Indonesia terlalu cepat 26 menit dengan waktu
seharusnya, hal ini dikarenakan Indonesia berada di Lintasan Ekuator, yang kemudian
menyebabkan perbedaan dengan negara-negara lain seperti arab yang sudah pasti hitungannya,
Prof. DR. KH. Ahmad Zahro, MA menerima dan membenarkan pemikiran dari Prof DR. H Tono
saksono ini, meskipun begitu beliau tidak menyalahkan yang sudah berlalu karena pada dasarnya
belum diadakan hitungan waktu sholat yang baru.

Pada Postingan channel youtube Azahro Official tanggal 14 Maret 2020 Prof. DR. KH.
Ahmad Zahro, MA membahas kembali tentang waktu subuh yang ada di Indonesia, setelah
beliau berkomunikasi dengan berbagai pihak didapatkan kesimpulan bahwa waktu subuh
Indonesia terlalu awal 20 menit, dan posisi matahari yang benar adalah -18 derajat dibawah ufuk
sedangkan -20 derajat dibawah ufuk dipercayai sebagai fajar Kadzib, namun berdasarkan hal
tersebut masih belum ada perubahan yang diadakan oleh kementrian agama, karena kementrian
agama menetapkan bahwa waktu subuh datang ketika posisi matahari terdapat pada -20 derajat
dibawah ufuk, hal ini hanya terdapat di Negara Indonesia karena secara umum di Negara-negara
islam penentuan waktu subuh terjadi disaat matahari terdapat dalam posisi – 18 derajat dibawah
ufuk, dan untuk fajar shodiq yang didapati oleh Gus Abdul Muid Zahid adalah -18,1 derajat
dibawah ufuk, kemudian hasil yang didapat dari bahtsul masail PWNU terbaru juga mengatakan
bahwa waktu masuk subuh adalah ketika matahari terletak pada -20 sampai -18 derajat dibawah
ufuk, hal ini juga dipilih oleh Prof Thomas Jamaludin yang berkeyakinan bahwa masuk waktu
subuh datang ketika matahari sudah berada pada -20 derajat dibawah ufuk, sedangkan hasil dari
yang telah dikemukakan oleh Prof DR. H Tono saksono mengemukakan bahwa waktu subuh
mulai dari -13,6 derajat dibawah ufuk, DR. H Hasan Bashori Menyatakan bahwa waktu sholat
subuh bisa dilakukan mulai posisi matahari -15 derajat dibawah ufuk, dan tiap derajat itu
waktunya adalah 4 menit, Prof. DR. KH. Ahmad Zahro, MA, lebih bersandar dengan
perhitungan dari Gus Muid yang menyatakan bahwa awal masuk subuh adalah ketika posisi
matahari -18,1 derajat dibawah ufuk dan ketika matahari dibawah -20 derajat dibawah ufuk hal
ini merupakan fajar kadzib, hal ini diperkuat dengan acuan dari negara-negara islam lainnya
yang sama menggunakan -18 derajat dibawah ufuk, seperti halnya negara Malaysia yang
sebelumnya juga berpedoman pada hitungan posisi matahari saat terletak pada -20 derjat
dibawah ufuk kemudian pada waktu baru-baru ini telah dirubah ke dalam -18 derajat dibawah
ufuk. Meskipun seperti itu Prof. DR. KH. Ahmad Zahro, MA tetap menghormati keputusan atau
acuan dari berbagai tokoh falak yang lain, hal ini dapat disimpulkan bahwa Prof. DR. KH.
Ahmad Zahro, MA mengatakan bahwa jika Indonesia tetap menggunakan pedoman yang
mengatakan bahwa awal waktu subuh itu ketika posisi matahari terletak pada -20 derajat
dibawah ufuk maka jadwal sholat yang ada di Indonesia saat ini adalah terlalu awal 8 menit
karena hal ini menggunakan pedoman dari Gus Muid.

Anda mungkin juga menyukai