Disusun Oleh :
2011604031
KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga kami dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah yang berjudul “Masuknya Islam Ke Indonesia” Dan harapan saya semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh masyarakat
Indonesia khususnya para mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman saya, saya yakin dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan
kekurangan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA
Introduction
Sebagai Negara muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki sejarah panjang tentang
bagaimana agama Islam masuk ke Indonesia. mulai dari awal mula masuknya Islam ke Indonesia
hingga sekarang menjadi agama dengan pemeluk terbesar di nusantara. Ada juga berbagai teori
yang menyebutkan tentang bagaimana awal mula agama Islam masuk ke Indonesia dan menjadi
agama yang banyak dianut oleh sebagian besar masyarakat di nusantara pada kala itu. Teori-teori
tersebut juga memiliki bukti sehingga dipercaya agama Islam memang masuk ke nusantara sesuai
dengan teori-teori yang ada. Indonesia sebagai bangsa yang besar yang terdiri dari suku, agama
maupun ras yang beragam, tentu juga mempunyai beragam tradisi dan kebudayaan yang beragam
pula. Berbagai tradisi dan kebudayaan ini tentu ada sejara sendiri. Mulai dari kapan di mulainya,
siapa yang mengawalinya sampai pesan apa yang terdapat dalam sejarah tradisi atau budaya yang
telah ditinggalkan oleh para leluhur kita. Salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia ialah
budaya Islam yang sudah menjadi tradisi sendiri bagi masyarakat Indonesia, (Masuknya et al.,
2021).
Eksistensi Islam di Indonesia yang menjadikannya sebagai agama dengan pemeluk paling
banyak memiliki keunikan tersendiri dalam sejarah perkembangannya. Islam Indonesia
disebarkan, diajarkan dan dianut dengan cara yang damai dan diterima dengan baik. Dalam proses
masuknya Islam ke Indonesia terdapat beberapa perdebatan teori. Keragaman teori tersebut terjadi
karena melihat kondisi dan realitas umat Islam di Indonesia pada saat ini. Indikasi praktik-praktik
keagamaan, sejarah peninggalan bahkan kebiasaan yang dilakukan umat Islam Indonesia menjadi
indikator penting untuk menjawab kedatangan Islam pertama kali. Masuknya Islam ke Indonesia
yang dibawa oleh para saudagar, sufi, dan ulama memiliki kekhasan tersendiri mulai dari segi
ekonomi, politik, pendidikan, bahkan mengakomodir budaya setempat. Memperkenalkan Islam
sebagai agama baru kepada masyarakat yang telah memiliki kepercayaan animisme, dinamisme
dan telah memeluk agama Hindu dan Budha membuat para ulama melakukan pendekatan secara
budaya. Disamping menampilkan akhlakul karimah, para ulama dalam kehidupan sehari-hari juga
melakukan akulturasi budaya bahkan agama dan kepercayaan masyarakat untuk memperkenalkan,
mengajarkan dan berdakwah Islam yang damai. Akulturasi budaya ini kemudian membuat Islam
sebagai agama baru mudah dipahami, diterima dan diikuti oleh masyarakat.
Islam di Indonesia baik secara historis maupun sosiologis sangat kompleks, terdapat
banyak masalah, misalnya tentang sejarah dan perkembangan awal Islam. Harus di akui bahwa
penulisan sejarah Indonesia di awali oleh golongan orientalis yang sering ada usaha untuk
meminimalisasi peran Islam, disamping usaha para sarjana muslim yang ingin mengemukakan
fakta sejarah yang lebih jujur. Suatu kenyataan bahwa kedatangan Islam ke indonesia dilakukan
secara damai. Berbeda dengan penyebaran Islam di timur tengah yang dalam beberapa kasus
disertai dengan pendudukan oleh wilayah militer. Islam dalam batas tertentu disebarkan oleh para
pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para Da’i dan para pengenbara sufi. Orang yang terlibat
dalam dakwah pertama itu tidak bertendensi apapun selain bertanggung jawab menunaikan
kewajiban tanpa pamrih, sehingga nama mereka berlalu begitu saja. Karena wilayah Indonesia
sangat luas dan perbedaan kondisi dan situasi maka wajar kalau terjadi perbedaan pendapat tentang
kapan, dari mana, dan dimana pertama kali Islam datang ke Indonesia.
Suatu kenyataan bahwa kedatangan Islam ke indonesia dilakukan secara damai. Berbeda
dengan penyebaran Islam di timur tengah yang dalam beberapa kasus disertai dengan pendudukan
oleh wilayah militer. Islam dalam batas tertentu disebarkan oleh para pedagang, kemudian
dilanjutkan oleh para Da’i dan para pengenbara sufi. Orang yang terlibat dalam dakwah pertama
itu tidak bertendensi apapun selain bertanggung jawab menunaikan kewajiban tanpa pamrih,
sehingga nama mereka berlalu begitu saja. Karena wilayah Indonesia sangat luas dan perbedaan
kondisi dan situasi maka wajar kalau terjadi perbedaan pendapat tentang kapan, dari mana, dan
dimana pertama kali Islam datang ke Indonesia. Sebut saja teori Gujarat yang dipopulerkan oleh
Snouk Hurgronje,seorang orientalis terkemuka Belanda yang melihat para pedagang kota
pelabuhan Dakka di India Selatan sebagai pembawa Islam ke wilayah nusantara. Teori Snock
Hurgronje ini lebih lanjut dikembangkan oleh Morrison pada 1951. Dengan menunjuk tempat yang
pasti di India, ia menyatakan dari sanalah Islam datang ke nusantara. Ia menunjuk pantai
Koromandel sebagai pelabuhan tempat bertolaknya para pedagang muslim dalam pelayaran
mereka menuju nusantara.
Di sisi lain, efektifitas perkembangan Islam di Indonesia tentunya tidak terlepas dari aktor
sentral yang memainkan peran dalam proses islamisasi tersebut. Oleh karena itu tulisan ini
mencoba menjawab siapa dan bagaimana sosok aktor sentral dalam proses kedatangan dan
perkembangan Islam di Indonesia. Pembahasan ini menjadi penting untuk menumbuhkembangkan
kesadaran sejarah umat, dan mengenalkan tokoh-tokoh dakwah (rijal dakwah) dalam sejarah
dakwah Islam di Indonesia. Sejarah masa lalu akan terulang, jika aktor sejarah masa kini
melakukan hal yang sama, karenanya sejarah masa lalu menjadi ibrah bagi umat manusia di masa
akan datang.1 Oleh karenanya dengan “mengenal” sosok aktor sejarah kedatangan dan
perkembangan Islam di masa awal akan menjadi entri point, lahirnya tokoh-tokoh dakwah masa
akan datang.
Discussion
A. Masuknya Islam Di Indonesia
Siapakah yang pertama kali membawa Islam ke Indonesia? Terjadi perbedaan
pendapat para sejarawan untuk menjawab pertanyaan ini, apakah orang arab atau orang
India? Menurut Snouck Horgounje, orang Indialah yang pertama kali membawa Islam ke
Indonesia menjelang akhir abad ke-13 Masehi. Pendapat ini sekaligus menjawab dari
daerah mana Islam berasal. Pendapat ini didukung oleh Van Bonkel seorang profesor asal
Belanda dengan menunjukkan adanya pengaruh bahasa tamil dalam bahasa Indonesia yaitu
adanya istilah “lebai” yang berasal dari “labbai” atau “lappai” yang artinya pedagang
dalam bahasa tamil. Meski sama-sama mendukung pendapat Snouck Horgrounje,
O’sullivan tidak sepakat bahwa adanya istilah bahasa tamil dalam bahasa Melayu menjadi
alasan bahwa orang Indialah yang membawa Islam ke Indonesia.
Pendapat tentang orang indialah yang pertama kali membawa Islam ke Indonesia
juga di dukung oleh G.E Marrison, namun menurutnya bukan dari Gujarat melainkan dari
India Selatan, pantai Koromandel. Menurutnya keberadaan batu-batu nisan dari Gujarat
tidak berarti islam dari Gujarat. Di antara alasan Masrrison adalah :
a. Jika diyakini Islam berasal dari Gujarat maka bagaimana dengan fakta bahwa Islam
sudah berada di Indonesia sebelum Malikul Saleh mangkat yaitu tahun 1297. Bilapun
ada kemungkinan Islam telah berada di Gujarat 1297 bagaimana pula dengan temuan
Marcopolo yang menyebutkan bahwa penduduk Cambay di tahun 1298 masih kafir.
b. Catatan Ibn Batutah tentang indahnya bangunan masjid yang dibangun saudagar -
saudagar pendatang di Cambay pada tahun 1325 Masehi.
c. Adanya jalur dagang di zaman lampau, saudagar-saudagar Arab telah giat lalu-lalang
di perairan Arab dan Indonesia dengan persinggahan di Srilangka. Oleh karenanya
Islam sampai ke India bersamaan dengan kedatangan saudara Arab ke India.
d. Temuan Ibn Batutah bahwa Indonesia, Asia Selatan, Asia Tenggara dan India Utara
penganut Mazhab Syafi’i, sedangkan orang Gujarat adalah Sunni atau Syi’ah.
Sedangkan Husayn Nainar, sarjana India yang berpendapat bahwa orang-orang
Indialah pembawa Islam pertama ke Indonesia didasarkan pada pandangannya bahwa
adanya pengaruh India yang sudah meluas dan tertanam di Indonesia. Berbeda dengan
Snock menurutnya Islam sudah sampai ke Indonesia pada abad pertama Nabi dan bahkan
mungkin ketika Nabi Muhammad صلى هللا عليه وسلمmasih hidup.
Tregonning dalam bukunya “World History For Malaya, from Earliest time to
1551” berpendapat Saudara Arab dan India adalah dua bangsa yang memegang peran
penting dalam membawa Islam ke Indonesia tapi masih belum terjawab, siapa yang
memegang peranan utamanya? Dalam pembahasannya lebih jauh Tregonning
menunjukkan peranan Arab dalam pelayaran dan perdagangan. Menurutnya lama sebelum
Islam datang, pedagang Arab telah menguasai perdagangan hampir di semua pelabuhan
India, dan dari pelabuhan India inilah pedagang Arab menguasai perdagangan rempah-
rempah dan membawa Islam ke Asia Tenggara.
Menurut penulis dari uraian terakhir ini dapat dipahami bahwa pedagang Arablah
yang pertama kali membawa Islam ke Indonesia, dimana dalam perjalanannya yang sangat
jauh telah pula singgah di pelabuhan-pelabuhan India karena beberapa sebab; baik karena
faktor ekonomi maupun karena alasan subsidi bahan bakar dan air bersih, baru kemudian
melanjutkan perjalanan ke Indonesia. Gambar di bawah ini, tentang jalur sutra para
pedagang Arab dapat menguatkan pendapat di atas.
Jalur Dagang Bangsa Arab (Jalur Sultra/Merah)
Garis merah pada peta diatas menggambarkan jalur darat perdagangan bangsa Arab
pada musim dingin, sedangkan garis biru menggambarkan jalur laut yang ditempuh pada
musim panas. Jalur ini ditempuh karena salju membuat caravan para pedagang tidak dapat
bergerak/berjalan. Penjelasan ini sejalan dengan tafsir para mufassir terhadap QS. al-
Quraish:1-4. Para ahli tafsir baik klasik, seperti al-Thabari, Ibn Katsir, Zamakhsyari,
maupun kontemporer seperti, al-Maraghi, az-Zuhaily, dan Sayyid Qutb, sepakat bahwa
perjalanan dagang musim dingin dilakukan ke utara seperti Syria, Turki, Bulgaria, Yunani,
dan sebagian Eropa Timur. Sementara perjalanan musim panas dilakukan ke selatan
seputar Yaman, Oman, atau bekerja sama dengan para pedagang Cina dan India yang
singgah di pelabuhan internasional Aden.
Pendapat Snouck ini didukung oleh Moqutte yang menyimpulkan tempat asal
Islam adalah Gujarat. Kesimpulan ini didasarkan pada pengamatannya akan batu nisan
di Pasai, dan di Gresik Jawa Timur yang sama bentuknya dengan batu nisan di Cambay
Gujarat. Pendapat Moquette ini didukung oleh Kern, Winstedt, Bosquet, Vlekke,
Gonda, Schrieke dan Hall. Sementara Pijnapel mengemukakan tiga argumen untuk
teori ini; Pertama, alasan Mazhab fiqh. Menurutnya dua wilayah India; Gujarat dan
Malabar adalah yang pertama kali menganut Mazhab Syafi’iyah sebelum dibawa dan
berkembang di Asia Tenggara. Kedua, alasan politik, dengan keruntuhan kekuasaan
Baghdad, banyak para Sufi yang kemudian melakukan perjalanan ke wilayah Asia
Tenggara melalui India. Ketiga, alasan arkeologi berupa batu nisan yang ditemukan
memiliki kesamaan dengan batu nisan dari India.
Conclusion
Masuknya agama Islam ke Indonesia jika ditilik dari sejarahnya mengalami beberapa
perdebatan mengenai awal kedatangan. Teori Arab/Mekkah, teori Persia dan teori Gujarat menjadi
penguat satu sama lain. Walaupun beberapa hal di dalamnya disisipi beberapa kepentingan politik,
namun adanya ketiga teori besar tersebut memberikan pemahaman kepada umat Islam di Indonesia
pada saat ini bahwa teori tersebut saling menyempurnakan. Sebagaimana pendapat Buya Hamka
bahwa bukti kuat terdapat pada teori Arab/Mekkah, Islam sudah masuk ke Indonesia yang dibawa
oleh para saudagar muslim sedangkan orang-orang Persia dan Gujarat dating berikutnya. Kedua
teori tersebut tidak bisa dinafikan keberadaannya jika dilihat dari argumen dan peninggalan
sejarah. Hanya saja orang-orang Persia dan Gujarat sudah bersinggungan terlebih dahulu dengan
orang Arab yang singgah dan terjadi pengakomodasian ajaran Islam yang coraknya berbeda.
Berkembangannya Islam yang kemudian menjadi agama mayoritas di Indonesia tidak
terlepas dari peran serta saudagar Arab. Perdagangan merupakan awal mula agama Islam
diperkenalkan yang kemudian dilanjutkan melalui perkawinan dengan penduduk Indonesia. Lobi-
lobi politik dengan kerajaan-kerajaan besar di Indonesia juga menjadi bagian penting dalam
persebaran ajaran Islam. Terutama ketika para saudagar menikah dengan putri kerajaan yang juga
akan memberikan dampak kepada penduduk setempat. Peran bidang pengajaran, akulturasi budaya
dan tasawuf juga memberikan sumbangsi besar. Terutama peran walisongo yang lebih
menekankan pada ajaran akhlak mulai dari menjadi suri tauladan bagi masyakarat setempat. Misi
yang dibawa oleh wali songo merupakan misi utama Nabi Muhammad saw., sehingga masyarakat
Indonesia yang utamanya telah memiliki agama dan kepercayaan lain menjadi nyaman dan tidak
merasa terancam dengan keberadaan ajaran Islam.
Hal utama yang menjadi ciri eksistensi Islam di Indonesia jika melihat ke sejarah ialah
penyebaran dan pengajaran dengan cara damai dengan mengusung rahmatan lil-alamiin benar-
benar diterapkan dan dicontohkan dengan baik. Mulai dari awal masuknya Islam sampai ke metode
dakwah wali songo yang mengakomodir kebudayaan bahkan istilah yang telah tumbuh dan
berkembang di masyarakat setempat ketika itu. Sampai saat ini Islam di Indonesia terus terjaga
eksistensinya menjadi agama mayoritas. Hal ini juga tidak luput dari peran-peran organisasi
masyarakat bidang keagamaan seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan juga ICMI terutama
dalam bidang pendidikan. Sehingga nilai-nilai ajaran Islam sudah menjadi dasar bagi kehidupan
masyarakat Indonesia.
References
Masuknya, S., |abdul Mujib, I., & Mujib, A. (2021). Sejarah Masuknya Islam dan Keragaman
Kebudayaan Islam di Indonesia. Jurnal Dewantara, 11(01), 117–124.
http://ejournal.iqrometro.co.id/index.php/pendidikan/article/view/164
Nasution, F. (2020). Kedatangan dan Perkembangan Islam ke Indonesia. Mawa’Izh: Jurnal
Dakwah Dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan, 11(1), 26–46.
https://doi.org/10.32923/maw.v11i1.995
Ningsih, R. (2021). Kedatangan dan Perkembangan Islam di Indonesi. In Forum Ilmiah (Vol. 18,
No. 2, pp. 212-25).