Anda di halaman 1dari 21

Makalah

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ISLAM


DI NUSANTARA

Oleh:
RIZKY DWIJAYANTO
(30700121064)

Dosen Mata Kuliah :

Aksa. S.Pd. M.,Pd

JURUSAN ILMU HADIST


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah pada materi mata kuliah “Ilmu Fiqih”
dengan baik. Sholawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada Rasulullah
Muhammad saw. dan semoga kita termasuk golongan yang mendapat syafa’at
beliau kelak di hari akhir.
Namun demikian, kami menyadari bahwa keberhasilan makalah ini tidak
lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun
materil. Untuk itu, kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Aksa. S.Pd M.,Pd.
selaku dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang senantiasa mendampingi
dan membimbing kami dengan penuh keikhlasan dalam memberikan
pengetahuannya. Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
SPI. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangannya
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan.Oleh karana itu, kami mohon
maaf jika dalam penyusunan makalah ini ditemukan kekeliruan. Segala saran dan
kritik yang sifatnya membangun senantiasa kami harapkan dari pembaca sekalian,
sehingga dapat dijadikan koreksi pada kami untuk melakukan perbaikan
selanjutnya.Demikian, semoga makalah yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi
para pembaca sekalian.

Samata, 14 Mei 2022

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar belakang..................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...........................................................................5
C. Tujuan Penulisan..............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Awal Islam Masuk Di Indonesia .....................................................6
B. Golongan Pembawa Islam Di Nusantara .......................................7
C. Perkembangan Islam Di Nusantar..................................................12
D. Peninggalan sejarah bercorak islam di Nusantara .......................18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Islam di Indonesia baik secara historis maupun sosiologis sangat
kompleks, terdapat banyak masalah, misalnya tentang sejarah dan
perkembangan awal Islam. Harus di akui bahwa penulisan sejarah Indonesia
di awali oleh golongan orientalis yang sering ada usaha 3 untuk
meminimalisasi peran Islam, disamping usaha para sarjana muslim yang ingin
mengemukakan fakta sejarah yang lebih jujur. Suatu kenyataan bahwa
kedatangan Islam ke indonesia dilakukan secara damai. Berbeda dengan
penyebaran Islam di timur tengah yang dalam beberapa kasus disertai dengan
pendudukan oleh wilayah militer. Islam dalam batas tertentu disebarkan oleh
para pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para Da’i dan para pengenbara sufi.
Orang yang terlibat dalam dakwah pertama itu tidak bertendensi apapun
selain bertanggung jawab menunaikan kewajiban tanpa pamrih, sehingga
nama mereka berlalu begitu saja. Karena wilayah Indonesia sangat luas dan
perbedaan kondisi dan situasi maka wajar kalau terjadi perbedaan pendapat
tentang kapan, dari mana, dan dimana pertama kali Islam datang ke Indonesia.
Sebut saja teori Gujarat yang dipopulerkan oleh Snouk Hurgronje,seorang
orientalis terkemuka Belanda yang melihat para pedagang kota pelabuhan
Dakka di India Selatan sebagai pembawa Islam ke wilayah nusantara. Teori
Snock Hurgronje ini lebih lanjut dikembangkan oleh Morrison pada 1951.
Dengan menunjuk tempat yang pasti di India, ia menyatakan dari sanalah
Islam datang ke nusantara. Ia menunjuk pantai Koromandel sebagai
pelabuhan tempat bertolaknya para pedagang muslim dalam pelayaran
mereka menuju nusantara.
Beda lagi dengan Hamka yang mengkritik teori Gujarat bahwa Islam
masuk ke nusantara berasal dari Makkah, disebut dengan teori Makkah.
Hamka berpandangan bahwa peranan bangsa arab sebagai pembawa agama
Islam ke Indonesia berasal dari Makkah sebagai pusat pengkajian keislaman
pada masa itu; atau juga dari Mesir. Artinya, Gujarat hanyalah sebagai tempat
singgah semata ulama penyebar Islam di nusantara.

4
A. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep islam masuk di Indonesia?


2. Bagaiaman konsep golongan pembawa islam di Nusantara?
3. Bagaimana perkembangan kerajaan islam di Nusantara?
4. Bagaimana corak peninggalan di Nusantara?

B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep islam nusantara.
2. Mengetahui konsep golongan islam nusantara.
3. Mengetahui perkembangan islam nusantar.
4. Mengetahui corak peninggalan islam nusantara.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Awal Masuknya Islam Ke Indonesia

Proses Islamisasi di setiap daerah di Indonesia dilakukan secara


bertahap. Daerah yang pertama mendapat pengaruh Islam adalah daerah
Indonesia bagian Barat. Daerah inimerupakan jalur perdagangan
internasional sehingga pengaruh dapat dengan cepat tumbuh disana. Daerah
pesisir itu nantinya menumbuhkan pusat-pusat kerajaan Islam seperti
SamuderaPasai, Pidie, Aceh, Banten, Demak, Banjarmasin, Goa Makasar,
Gresik, Tuban, Cirebon,Ternate dan Tidore sebagai pusat kerajaan Islam yang
berada disekitar pesisir. Kota-kota pelabuhan seperti Jepara, Tuban, Gresik,
Sedayu adalah kota-kota Islam di Pulau Jawa. DiJawa Barat telah tumbuh kota-
kota Islam seperti Cirebon, Jayakarta, dan Banten. Ada beberapa pendapat
mengenai proses Islamisasi di Indonesia. Menurut Ricklefs, proses Islamisasi
dilakukan dengan dua proses. Pertama, penduduk pribumi
berhubungandengan agama Islam dan kemudian menganutnya. Kedua, orang-
orang asing (Arab, India,Persia, dan lain-lain) yang telah memeluk agama
Islam bertempat tinggal secara permanen disuatu wilayah Indonesia,
melakukan perkawinan campuran dan mengikuti gaya hidup lokalsehingga
ajaran Islam dengan mudah masuk dalam kehidupan pribumi (orang
Indonesia).Perkembangan berikutnya penyebaran Islam dilakukan melalui
pertunjukan kesenian,diplomasi politik dengan penguasa setempat, membuka
lembaga-lembaga pendidikan seperti pesantren, dan tasawuf.
Para sejarawan Indonesia berpendapat bahwa proses Islamisasi di
Indonesia sudahdimulai pada abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 Masehi.
Pendapat ini berdasarkan bukti bahwa pada abad ke-7 di pusat kerajaan
Sriwijaya telah dijumpai perkampungan- perkampungan pedagang Arab.
Pendapat lain dikemukan oleh Mouquette (Ilmuwan Belanda)yang
menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13-14 Masehi.
Penentuanwaktu itu berdasarkan tulisan pada batu nisan yang ditemukan di
Pasai. Batu nisan itu berangkatahun 17 Djulhijah 831 atau 21 September 1428
M dan identik dengan batu nisan yangditemukan di makam Maulana Malik
Ibrahim (822 H atau 1419 M) di Gresik, Jawa Timur.Begitu juga dengan
ditemukannya batu nisan Malik al-Saleh (raja Samudera Pasai) yang berangka

6
tahun 698 H atau 1297 M. Selain sumber batu nisan, sumber lainnya didapat
daritulisan Marcopolo (pedagang Venesia) yang singgah di Sumatera dalam
perjalanan pulangnyadari Cina pada tahun 1292. Di sana disebutkan bahwa
Perlak merupakan kota Islam.

B. Golangan Pembawa Islam Nusantara

Adanya interaksi antara pedagang dari penjuru dunia dengan intensitas


yang tinggi,memunculkan beragam teori mengenai siapakah sebenarnya yang
memperkenalkan AgamaIslam kepada penduduk Nusantara. Proses masuk
dan berkembangnya agama Islam di Nusantara menurut Ahmad Mansur
Suryanegara dalam bukunya Menemukan sejarah, wacana pergerakan Islam di
Indonesia, terdapat tiga teori waktu masuknya Islam ke Nusantara, asalnegara
dan tentang pelaku penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara.
Adapun ketigateori tersebut yang menjelaskan mengenai masuknya Islam ke
Nusantara antara lain sebagai berikut :
a. Islam datang dari Arab (Teori Mekah)
b. Islam datang dari Gujarat (Teori Gujarat)
c. Islam datang dari Persia (Teori Persia)

1. Islam datang dari Arab (Teori Mekah)


Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan
terhadap teori lama yaitu teoriGujarat. Dasar teori ini adalah :
a. Pada abad ke-7 yaitu tahun 674 M dipantai barat Sumatera sudah
terdapat perkampunganIslam (Arab) dengan pertimbangan bahwa pedagang
Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga
sesuai dengan berita Cina.
b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafii, dimana
pengaruh mazhab Syafii terbesar pada waktu itu di Mesir dan Mekkah.
Sedangkan Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
c.Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al-Maliki yaitu gelar
tersebut berasal dariMesir. Pendukung teori Mekah ini adalah Buya Hamka,
Alwi Shihab, Ahmad MansurSuryanegara, Fazlur Rahman, Crawford, Niemann,
De Holander. Para ahli yangmendukung teori ini menyatakan bahwa abad ke -
13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya Agama Islam ke

7
Nusantara terjadi sebelumnya yaitu abad ke-7 M dan yang berperan besar
terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.

2. Islam datang dari Gujarat (Teori Gujarat)


Pendapat ini dikemukakakan oleh Soetjipto Wirjosoeparto dan Christian
SnouckHurgronje dari Belanda. Ia berpendapat bahwa Islam masuk ke
Nusantara bukan dari Arab.Melainkan dari Gujarat/India. Hubungan langsung
antara Nusantara dan Arab baru terjadi padamasa kemudian yaitu contohnya
hubungan utusan dari Mataram dan Banten ke Mekah pada pertengahan abad
ke-7 M. Pendapat tersebut didasarkan pula kepada unsur-unsur Islam di
Nusantara yang menunjukkan persamaannya dengan India.
Menurut pendapat Prof. DR. Azyumardi Azra (Direktur Pascasarjana UIN
SyarifHidayatullah), Teori Gujarat yang dipopulerkan oleh Snouck Hurgronje
tidak benar. Diamengatakan Islam dibawa oleh pedagang yang datang dari
Gujarat pada abad ke- 12 atau abadke-13. Padahal masa itu, Gujarat dikuasai
oleh kerajaan Hindu yang kerap mengusir kapal-kapal pedagang muslim yang
disanggah.

3. Islam datang dari Persia (Teori Persia)


Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara abad ke-13 M
dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Teori ini mengungkapkan adanya
kesamaan budaya yang dimilikioleh beberapa kelompok masyarakat Islam
Nusantara dengan penduduk Persia. Misalnya peringatan hari Asyura (10
Muharam) atas meninggalnya Hasan dan Husen cucu Nabi Muhammad, yang
sangat dijunjung oleh orang Syi’ah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan
tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa
ditandai dengan pembuatan bubur Syuro, penggunaan istilah bahasa Iran
dalam sistem mengeja huruf Arabuntuk tanda-tanda bunyi harakat. Baris atas
disebut Jabar , bawah disebut Ajer , dan depan disebut Pes, sedang dalam
bahasa Arab ejaan itu disebut Fathah, Kasrah dan Dhommah.Didalam tulisan
Arab,Sin bergigi sedangkan dalam tulisan Persia tidak bergigi sementara
itu,Oemar Amir Hoesin mengatakan bahwa di Persia terdapat suku bangs
”Leren”. Beliau inilahyang dahulu datang ke tanah Jawa sebab di Giri terdapat
Kampung Leran, dan nisan MaulanaMalik Ibrahim (1419) di
Gresik.Pendukung teori Persia adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat,Haji
Muhammad Said, J.C. Van Leur, M. Dahlan Mansur dan Haji Abu Bakar Aceh.

8
Proses persebaran pengaruh Islam di Nusantara berjalan dengan lancar.
Hal itu terbuktidari wilayah persebaran yang luas, mencakup hampir seluruh
kepulauan Nusantara.Penyebabnya antara lain sebagai tersebut :
1. Agama Islam yang menyebar di Nusantara disesuaikan dengan adat
dan tradisi bangsaIndonesia dan dalam penyebarannya dilakukan
dengan damai tanpa kekerasan.
2. Agama Islam tidak mengenal sistem kasta dan menganggap semua
manusia mempunyaikedudukan yang sama di hadapan Allah SWT.
3. Upacara-upacara dalam Agama Islam sangat sederhana bila
dibandingkan dengan Agamalainnya.
4. Faktor politik ikut memperlancar penyebaran Agama Islam di
Nusantara, yaitu keruntuhankerajaan Sriwijaya dan Majapahit
sebagai kerajaan Budha dan Hindu di Nusantara.
5. Syarat-syarat masuk agama Islam sangat mudah.Seseorang telah
dianggap telah masukIslam bila ia telah mengucapkan dua kalimat
syahadat.

Peran Ulama dalam Penyebaran Agama Islam


Tokoh ulama yang besar perannya dalam penyebaran agama islam di
Nusantaraterutama kelompok Walisongo yang memusatkan kegiatannya di
Demak. Walisongo terdiridari:
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Sunan Gresik disebut juga "Maulana Maghribi". Dikalangan rakyat kecil
beliauterkenal sebagai ulama yang berbudi luhur dan sangat dermawan.
Beliau berperanmenyebarkan Islam di Gresik dan sekitarnya. Beliau juga ahli
pertanian, ahli tata negara dan ia sebagai perintis lembaga pendidikan
pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan diGapura Wetan Gresik.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmad)
Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya
orang Cempa, iasebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi
dengan budaya lokal. Wejanganterkenalnya Mo Limo yang artinya menolak
mencuri, mabuk, main wanita, judi dan madat,yang marak dimasa Majapahit.
Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M. Dalam berdakwah beliau berusaha
membimbing rakyat agar menjalankan ajaran Islam dengan
menghilangkankebiasaan masyarakat yang bukan ajaran Islam. Beliau salah
seorang yang berjasa mendirikanMasjid Demak dan Kerajaan Demak.

9
3. Sunan Bonang (Raden Maulana Makdum Ibrahim)
Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai
bersama-samaRaden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau
wafat tahun 1515 M. Beliau berperan menyebarkan agama Islam didaerah
Tuban dan Lasem. Dalam berdakwah beliaumenggunakan media gamelan
yang disebut bonang, sehingga beliau dipanggil Sunan Bonang.
4. Sunan Giri (Raden Paku)
Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan
menguasai ilmuFalak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya
sebagai raja peralihan sebelumRaden Patah naik menjadi Sultan Demak.
Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannyasebagai mufti tanah Jawa.
Dalam Penyebaran Islam beliau mendirikan pondok pesantren.Muridnya
berasal dari berbagai penjuru tanah air, misalnya dari Ternate, Tidore,
PulauBawean, Madura dsb.
5. Sunan Drajat (Raden Qosim)
Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan
Bonang). Dakwah beliau terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader
para da’i yang berdatangan dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan
Hitu Ambon. Beliau terkenal sebagai ulama yang besar jiwa sosialnya.
Gamelam merupakan media dakwah yang digunakan. Beliau
berperanmenyebarkan Islam didaerah Drajat, sekitar Lamongan.
6.Sunan Kalijaga (Raden Mas Sahid)
Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah
Islam. Ia membuatwayang kulit dan cerita wayang Hindu yang di islamkan.
Sunan Giri sempat menentangnya,karena wayang Beber kala itu
menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak sesuai denganajaran Islam.
Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia
utuh.Beliau terkenal sebagai ulama yang berjiwa besar, pandai bergaul
disemua lapisan masyarakat. Disamping sebagai seorang mubaligh, beliau juga
ahli filsafat, budayawan dan kesenian. SunanKalijaga berperan menyebarkan
Islam didaerah sekitar Demak.
7. Sunan Kudus (Ja'far Shodiq)
Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun 1550 M. (960
H). Beliau berjasamenyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia
membangun masjid menara Kudus yangsangat terkenal dan merupakan salah
satu warisan budaya Nusantara.Beliau berperanmenyebarkan Islam didaerah

10
Kudus. Beliau seorang wali yang menguasai ilmu agama Islam,seperti tauhid,
fiqih dan Hadist. Menara Kudus adalah peninggalan beliau yang sangat
terkenal.
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan
Kalijaga. Beliaumenyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan,
wayang serta kesenian daerahlainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria,
disebelah utara kota Kudus.Sunan Muria putraSunan Kalijaga berperan
menyebarkan Islam didaerah Colo lereng Gunung Muria. Beliau suka bergaul
dengan rakyat jelata sambil berdakwah.
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Ia memiliki kesultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya
sampai ke Banten. Ia jugasalah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain
Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan SunanBonang. Keberadaan Syarif
Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tigakekuasaan Islam
yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya
sajaDemak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik
para wali.Beliau berperan menyebarkan Islam di Banten dan Cirebon.
Disamping sebagai ulama beliau juga penglima perang, dan sebagai raja.

Adapun peranan wali secara garis besar adalah:


1. Dibidang agama sebagai penyebar agama Islam, baik melalui
dakwah, mendirikan pondok pesantren maupun melalui media
seni.
2. Dibidang politik, sebagai pendukung kerajaan-kerajaan Islam
meupun sebagai penasehatraja-raja Islam, atau sebagai raja.
3. Dibidang seni budaya, berperan sebagai pengembang kebudayaan
setempat yangdisesuikan dengan budaya Islam baik melalui
akulturasi maupun asimilasi kebudayaan.

Peranan Perdagangan dalam Proses Penyebaran Islam


Islam masuk ke Indonesia dibawa pedagang dari Gujarat, Arab, dan
Persia. Adapunkota pelabuhan dagang yang berperan besar dibidang
penyebaran agama Islam diabad ke-16adalah Malaka. Saat para pedagang
muslim menunggu perubahannya arah angin untuk menujutempat tertentu
dalam berlayar, mereka memanfaatkan waktu luangnya untuk

11
menyebarkanIslam kepada para pedagang dari daerah lain, termasuk
pedagang Indonesia. Jatuhnya Malaka ketangan Portugis 1511, semakin
mendorong perkembangan Islam di Nusantara, sebab Portugis menerapkan
perdagangan monopoli, yang menyebabkan pedagangIslam memindahkan
kegiatannya. Diantaranya ke Aceh, Banten, Banjarmasin, Goa dll. Dari pusat-
pusat perdagangan yang ada ditepi pantai, agama Islam kemudian tersebar
kedaerah-daerah pedalaman.

Peranan Perkawinan dalam Proses Penyebaran Islam


Perkawinan juga memegang penting dalam penyebaran agama Islam.
Banyak pedagangArab, Persia dan Gujarat menikah dengan wanita Indonesia,
terutama putri bangsawan atauraja. Misalnya Syeh Maulana Ishak menikahi
Dewi Sekardadu, putri raja Blambangan yangmenurunkan Sunan Giri. Sunan
Ampel menikahi Nyai Ageng Manila, putri TumenggungMajapahit yang
berkuasa di Tuban, menurunkan Sunan Bonang dan Sunan Drajat, dsb.
Dengancara ini, banyak yang ikut memeluk Islam.

Peranan Pendidikan dalam Proses Penyebaran Islam


Proses penyebaran agama Islam melalui pendidikan berupa
pendidikan di pondok- pondok pesantren. Para santri yang telah lulus
merupakan ujung tombak penyebaran Islamdidaerahnya masing-masing.
Pondok Pesantren tersebut misalnya:
1. Pondok Pesantren yang didirikan Sunan Gresik di Gresik Jawa
Timur.
2. Pondok Pesantren yang didirikan Sunan Ampel di Ampeldenta
Surabaya.
3. Pondok Pesantren yang didirikan Sunan Giri di Giri Kedaton
Gresik.

C. Perkembangan Islam Di Nusantara


1. Kerajaan Perlak
Kesultanan Perlak merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia
yang berdiri padatanggal 1 Muharam 225 H atau 804 M. Kesultanan ini
terletak di wilayah Perlak, Aceh Timur, Nangroe Aceh Darussalam, Indonesia.

12
Sejarah Masuknya Islam
Kesultanan Perlak berdiri pada tahun 840 dan berakhir pada tahun
1292. Proses berdirinya tidak terlepas dari pengaruh Islam di wilayah
Sumatera. Sebelum Kesultanan Perlak berdiri, di wilayah Perlak sebenarnya
sudah berdiri Negeri Perlak yang raja dan rakyatnya merupakan keturunan
dari Maharaja Pho He La (Meurah Perlak Syahir Nuwi) serta keturunandari
pasukan-pasukan pengikutnya.
Pada tahun 840 ini, rombongan berjumlah 100 orang dari Timur
Tengah menuju pantaiSumatera yang dipimpin oleh Nakhoda Khilafah.
Rombongan ini bertujuan untuk berdagangsekaligus membawa sejumlah da'i
yang bertugas untuk membawa dan menyebarkan Islam kePerlak. Dalam
waktu kurang dari setengah abad, raja dan rakyat Perlak meninggalkan
agamalama mereka (Hindu dan Buddha), yang kemudian secara sukarela
berbondong-bondongmemeluk Islam.
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa salah seorang
anak buah dari NakhodaKhalifah, Ali bin Muhammad bin Ja'far Shadiq
dikawinkan dengan Makhdum Tansyuri, yangmerupakan adik dari Syahir
Nuwi, Raja Negeri Perlak yang berketurunan Parsi. Dari buah perkawinan
mereka lahirlah Sultan Alaiddin Sayyid Maulana Abdul Aziz Shah, yang
menjadisultan pertama di Kesultanan Perlak sejak tahun 840. Ibu kotanya
Perlak yang semula bernamaBandar Perlak kemudian diubah menjadi Bandar
Khalifah sebagai bentuk perhargaan terhadap jasa Nakhoda Khalifah.

Masa permusuhan sunni-syiah


Sejarah keislaman di Kesultanan Perlak tidak luput dari persaingan
antara kelompokSunni dan Syiah. Perebutan kekuasaan antara dua kelompok
Muslim ini menyebabkanterjadinya perang saudara dan pertumpahan darah.
Silih berganti kelompok yang menangmengambil alih kekuasaan dari tangan
pesaingnya.
Aliran Syi'ah datang ke Indonesia melalui para pedagang dari
Gujarat, Arab, dan Persia.Mereka masuk pertama kali melalui Kesultanan
Perlak dengan dukungan penuh dari dinasti
Fatimiah di Mesir. Ketika dinasti ini runtuh pada tahun 1268, hubungan
antara kelompok Syi'ahdi pantai Sumatera dengan kelompok Syi'ah di Mesir
mulai terputus. Kondisi ini menyebabkankonstelasi politik Mesir berubah
haluan. Dinasti Mamaluk memerintahkan pasukan yangdipimpin oleh Syaikh

13
Ismail untuk pergi ke pantai timur Sumatra dengan tujuan utamanya adalah
melenyapkan pengikut Syi'ah di Kesultanan Perlak dan Kerajaan Samudera
Pasai.
Sebagai informasi tambahan bahwa raja pertama Kerajaan
Samudera Pasai, Marah Siludengan gelar Malikul Saleh berpindah agama, yang
awalnya beragama Hindu kemudianmemeluk Islam aliran Syiah. Oleh karena
dapat dibujuk oleh Syaikh Ismail, Marah Silukemudian menganut paham
Syafii. Dua pengikut Marah Silu, Seri Kaya dan Bawa Kaya jugamenganut
paham Syafii, sehingga nama mereka berubah menjadi Sidi Ali Chiatuddin dan
SidiAli Hasanuddin. Ketika berkuasa Marah Silu dikenal sebagai raja yang
sangat anti terhadap pemikiran dan pengikut Syi'ah.
Aliran Sunni mulai masuk ke Kesultanan Perlak, yaitu pada masa
pemerintahan sultanke-3, Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah. Setelah
ia meninggal pada tahun 363 H (913M), terjadi perang saudara antara kaum
Syiah dan Sunni, yang menyebabkan kesultanan dalamkondisi tanpa
pemimpin. Pada tahun 302 H (915 M), kelompok Syiah memenangkan
perang.Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah dari aliran Syiah
kemudian memegangkekuasaan kesultanan sebagai sultan ke-4 (915-918).
Ketika pemerintahannya berakhir, terjadi pergolakan antara kaum Syiah dan
Sunni, hanya saja untuk kali ini justru dimenangkan olehkelompok Sunni.
Kurun waktu antara tahun 918 hingga tahun 956 relatif tidak terjadi gejolak
yang berarti. Hanya saja, pada tahun 362 H (956 M), setelah sultan ke-7, Sultan
Makhdum AlaiddinAbdul Malik Shah Johan Berdaulat meninggal, terjadi lagi
pergolakan antara kelompok Syiahdan Sunni selama kurang lebih empat
tahun. Bedanya, pergolakan kali ini diakhiri denganadanya itikad perdamaian
dari keduanya. Kesultanan kemudian dibagi menjadi dua bagian.Pertama,
Perlak Pesisir (Syiah) dipimpin oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah (986
– 988).Kedua, Perlak Pedalaman (Sunni) dipimpin oleh Sultan Makhdum
Alaiddin Malik IbrahimShah Johan Berdaulat (986 – 1023). Kedua
kepemimpinan tersebut bersatu kembali ketika salah satu dari pemimpin
keduawilayah tersebut, yaitu Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah meninggal.
Ia meninggal ketikaPerlak berhasil dikalahkan oleh Kerajaan Sriwijaya.
Kondisi perang inilah yangmembangkitkan semangat bersatunya kembali
kepemimpinan dalam Kesultanan Perlak. SultanMakhdum Alaiddin Malik
Ibrahim Shah Johan Berdaulat, yang awalnya hanya menguasaiPerlak
Pedalaman kemudian ditetapkan sebagai Sultan ke-8 pada Kesultanan Perlak
ia melanjutkan perjuangan melawan Sriwijaya hingga tahun 1006. Sultan ke-8
sebenarnya berpaham aliran Sunni, namun sayangnya belum ditemukan data
yang menyebutkan apakahterjadi lagi pergolakan antar kedua aliran tersebut.

14
Silsilah
Sebelum berdirinya Kesultanan Perlak, di wilayah Negeri Perlak
sudah ada rajanya, yaitu Meurah Perlak Syahir Nuwi. Namun, data tentang
raja-raja Negeri Perlak secara lengkap belum ditemukan. Sedangkan daftar
nama sultan yang pernah berkuasa di Kesultanan Pelak adalah sebagai
berikut:
1. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah (840-864)
2. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah (864-888)
3. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah (888-913)
4. Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah (915-918)
5. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Shah Johan
Berdaulat (928-932)
6. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah Johan
Berdaulat (932-956)
7. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat
(956-983)
8. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat
(986-1023)
9. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat
(1023-1059)
10. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Shah Johan Berdaulat
(1059-1078)
11. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Shah Johan Berdaulat
(1078-1109)
12. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Shah Johan Berdaulat
(1109-1135)
13. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat
(1135-1160)
14. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Shah Johan Berdaulat
(1160-1173)
15. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan
Berdaulat (1173-1200)
16. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat
(1200-1230)
17. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan
Berdaulat (1230-1267)

15
18. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat
(1267-1292)

Catatan: Sultan-sultan di atas dibagi menurut dua dinasti, yaitu dinasti


Syed Maulana AbdulAzis Shah dan dinasti Johan Berdaulat, yang merupakan
keturunan dari Meurah Perlak asli(Syahir Nuwi).
2. kerajaan samudra pasai
kerajaan samudra pasai terletak di sebelah utara perlak di daerah
Lhokseumawe (sekarang pantai timur aceh).kerajaan samudra pasai
merupakan kerajaan islam pertama di Nusantara dan berdiri pada abad ke -13
M. Wilayahnya strategikarena menghadap selat , malaka. Kota Samudera (agak
jauh dari laut) dan Pasai (kota pesisir)yang masyarakatnya sudah masuk Islam
tersebut disatukan olehMarah Sile yang masuk Islam berkat pertemuannya
dengan SyekhIsmail, seorang utusan Syarif Mekah. Merah Selu
kemudiandinobatkan menjadi sultan (raja) dengan gelar Sultan Malik al
Saleh.Setelah resmi menjadi kerajaan Islam, Samudera Pasai berkembang
pesat menjadi pusat perdagangan dan pusat studi Islamyang ramai. Pedagang
dari India, Benggala, Gujarat, Arab, Cinaserta daerah di sekitarnya banyak
berdatangan di Samudera Pasai. Samudera Pasai setelah pertahanannya kuat
segera meluaskan kekuasaan ke daerah pedalaman meliputi Tamiang, Balek
Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang,Benua, Samudera, Perlak,
Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai.
3.Kerajaan Aceh
Pendiri kerajaan ini ialah Ali Mughayat Syah (1513-1528 M). Pada
masa pemerintahannya, Aceh menyatukan kerajaan-kerajaan disekitarnya,
seperti KesultananSamudra Pasai, Perlak, Lamuri, Benua Tamiang dan Indera
Jaya. Raja berikutnya SultanAlauddin Riayat Syah (1537-1568 M). Dalam masa
kekuasaannya, Aceh terus berusahamengusir Portugis yang berkeinginan
menguasai wilayahnya dan menyerang Johor yang bersekutu dengan Portugis.
Usaha membangun kebesaran Aceh lainnya adalah menjalinhubungan dengan
Turki, Persia, India dan Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Kerajaan Aceh
mencapai kejayaannya dibawah Pemerintahan
Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Pada masa kekuasaanya,
wilayah Aceh semakin luas yaitu dari pesisir baratsamudra sampai Bengkulu,
pesisir timur Sumatera sampai Siale, Johar, Pahang dan Pattani.Sultan
Iskandar Muda kemudian digantikan oleh Sultan Iskandar Thani (1636-1641
M). Padamasa kekuasaannya, ia lebih memperhatikan pengembangan dalam

16
negeri ketimbang politik ekspansi, berkembangnya studi Islam masa
pemerintahan Sultan Iskandar Thani karenadidukung oleh kehadiran
Nuruddin ar Raniri (seorang ahli tasawuf yang berasal dari Gujarat,India.
Nuruddin ar Raniri pernah singgah di Aceh sekitar tahun 1637 – 1644 M.
Nuruddin arRaniri banyak menulis buku tasawuf. Hasil karyanya yang
terkenal adalah Bustanus Salatinyang berisi sejarah Aceh). Setelah Sultan
Iskandar Thani wafat, kerajaan Aceh mulaimengalami kemunduran.
4. Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara antara tahun 1380-
1403 M. Parameswara berasal dari Sriwijaya, dan merupakan putra Raja Sam
Agi. Saat itu, ia masih menganut agama Hindu. Ia melarikan diri ke Malaka
karena kerajaannya di Sumatera runtuh akibat diserang Majapahit. Pada saat
Malaka didirikan, di situ terdapat penduduk asli dari Suku Laut yang hidup
sebagai nelayan. Mereka berjumlah lebih kurang tiga puluh keluarga. Raja dan
pengikutnya adalah rombongan pendatang yang memiliki tingkat kebudayaan
yang jauh lebih tinggi, karena itu, mereka berhasil mempengaruhi masyarakat
asli. Kemudian, bersama penduduk asli tersebut, rombongan pendatang
mengubah Malaka menjadi sebuah kota yang ramai. Selain menjadikan kota
tersebut sebagai pusat perdagangan, rombongan pendatang juga mengajak
penduduk asli menanam tanaman yang belum pernah mereka kenal
sebelumnya,seperti tebu, pisang, dan rempah-rempah.
Rombongan pendatang juga telah menemukan biji-biji timah di
daratan. Dalam perkembangannya, kemudian terjalin hubungan perdagangan
yang ramai dengan daratanSumatera. Salah satu komoditas penting yang
diimpor Malaka dari Sumatera saat itu adalah beras. Malaka amat bergantung
pada Sumatera dalam memenuhi kebutuhan beras ini, karena persawahan dan
perladangan tidak dapat dikembangkan di Malaka. Hal ini
kemungkinandisebabkan teknik bersawah yang belum mereka pahami, atau
mungkin karena perhatianmereka lebih tercurah pada sektor perdagangan,
dengan posisi geografis strategis yang mereka miliki.
Berkaitan dengan asal usul nama Malaka, bisa dirunut dari kisah
berikut. Menurut Sejarah Melayu (Malay Annals) yang ditulis Tun Sri Lanang
pada tahun 1565, Parameswara melarikan diri dari Tumasik, karena diserang
oleh Siam. Dalam pelarian tersebut, ia sampai keMuar, tetapi ia diganggu
biawak yang tidak terkira banyaknya. Kemudian ia pindah ke Burok dan
mencoba untuk bertahan disitu, tapi gagal. Kemudian Parameswara berpindah
ke Sening Ujong hingga kemudian sampai di Sungai Bertam, sebuah tempat
yang terletak di pesisir pantai. Orang-orang Seletar yang mendiami kawasan

17
tersebut kemudian meminta Parameswara menjadi raja. Suatu ketika, ia pergi
berburu. Tak disangka, dalam perburuan tersebut, ia melihatsalah satu anjing
buruannya ditendang oleh seekor pelanduk. Ia sangat terkesan dengan
keberanian pelanduk tersebut. Saat itu, ia sedang berteduh di bawah pohon
Malaka. Maka,kawasan tersebut kemudian ia namakan Malaka.
Dalam versi lain, dikatakan bahwa sebenarnya nama Malaka
berasal dari bahasa Arab Malqa, artinya tempat bertemu. Disebut demikian,
karena di tempat inilah para pedagang dari berbagai negeri bertemu dan
melakukan transaksi niaga. Demikianlah, entah versi mana yang benar, atau
boleh jadi, ada versi lain yang berkembang di masyarakat.

D. Peninggalan Sejarah Bercorak Islam Di Nusantara


Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara meninggalkan warisan sejarah
yang sangat berharga. Peninggalan tersebut merupakan hasil dari proses
belajar masyarakat Islam Nusantara pada masa kejayaannya, baik hasil
perpaduan antara kebudayaan asing dankebudayaan setempat maupun yang
digali dari masyarakat Nusantara sendiri. Peninggalan- peninggalan tersebut
antara lain:
1. Masjid
2. Keraton
3. Batu nisan
4. Kaligrafi
5. Seni sastra
6. Seni pertunjukkkan.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:
A. Islam Nusantara merupakan sebuah corak Islam yang dikembangkan di
Indonesia dulunya bernama (Nusantara) sejak abad ke-16 masehi, sebagai
hasil dari ijtihad para ulama zaman dahulu dalam menyebarkan ajaran
agama Islam lewat akulturasi Sosial-budaya, kontekstualisasi,
indigenisasi, interpretasi konsep Islam, serta vernakulasi terhadap ajaran
dan nilai-nilai Islam yang Universal, yang sesuai dengan ralitas sosio -
kultural Indonesia.
B. proses masuknya indonesia berkembang ada 6 yaitu: perdagangan,
perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian dan politik dan di tambah
seluruh dakwah menurut referensi lain. Dari aluran di ataslah islam bisa
menjangkau hampir keseluruh pelosok indinesia yang salah satu
pengaruhnya di akui sebagai kebudayaan indonesia sampe sekarang
seperti pengaruh bahasa, nama, adat istiadat, dan pengaruh kesenian.
Sebab itu, masuknya islam di nusantara tidak merusak tatanan
kebudayaan melainkan mengakomidir yang direkonstrusikan
formulasinya dalam ajaran islam.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. Sejarah Umat Islam Indonesia. MUI. 1991.


Buchori, Didin Saefuddin. Sejarah Politik Islam. Jakarta: Pustaka
Intermasa. 2009.

Graaf, H. J. de. Awal Kebangkitan Mataram, Masa Pemerintahan


Senapati. Jakarta: Grafiti Pers. 1987.

Nawawi, Chatibul Umam dan Abidin. Sejarah dan Kebudayaan Islam.


Jakarta: Menara Kudus. 1984.
Notosusanto, Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho. Sejarah
Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka. 1984.
Pigeud, H. J. de Graaf dan Th. G. Th. Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.
Jakarta: Grafiti Pers. 1985.
Sunanto, Musyrifah. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta:
Rajawali Pers 2012.
Tjandrasasmita, Uka. Sejarah Nasional III. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 1976.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada. 1993.
Laman:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan-Bacan (di akses Tanggal 06-
12-2013).
http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2248219-
kerajaanIslam-tidore-jailolo-dan/ (di akses Tanggal 06-12-2013).

20
21

Anda mungkin juga menyukai