Oleh:
RIZKY DWIJAYANTO
(30700121064)
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar belakang..................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...........................................................................5
C. Tujuan Penulisan..............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Awal Islam Masuk Di Indonesia .....................................................6
B. Golongan Pembawa Islam Di Nusantara .......................................7
C. Perkembangan Islam Di Nusantar..................................................12
D. Peninggalan sejarah bercorak islam di Nusantara .......................18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Islam di Indonesia baik secara historis maupun sosiologis sangat
kompleks, terdapat banyak masalah, misalnya tentang sejarah dan
perkembangan awal Islam. Harus di akui bahwa penulisan sejarah Indonesia
di awali oleh golongan orientalis yang sering ada usaha 3 untuk
meminimalisasi peran Islam, disamping usaha para sarjana muslim yang ingin
mengemukakan fakta sejarah yang lebih jujur. Suatu kenyataan bahwa
kedatangan Islam ke indonesia dilakukan secara damai. Berbeda dengan
penyebaran Islam di timur tengah yang dalam beberapa kasus disertai dengan
pendudukan oleh wilayah militer. Islam dalam batas tertentu disebarkan oleh
para pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para Da’i dan para pengenbara sufi.
Orang yang terlibat dalam dakwah pertama itu tidak bertendensi apapun
selain bertanggung jawab menunaikan kewajiban tanpa pamrih, sehingga
nama mereka berlalu begitu saja. Karena wilayah Indonesia sangat luas dan
perbedaan kondisi dan situasi maka wajar kalau terjadi perbedaan pendapat
tentang kapan, dari mana, dan dimana pertama kali Islam datang ke Indonesia.
Sebut saja teori Gujarat yang dipopulerkan oleh Snouk Hurgronje,seorang
orientalis terkemuka Belanda yang melihat para pedagang kota pelabuhan
Dakka di India Selatan sebagai pembawa Islam ke wilayah nusantara. Teori
Snock Hurgronje ini lebih lanjut dikembangkan oleh Morrison pada 1951.
Dengan menunjuk tempat yang pasti di India, ia menyatakan dari sanalah
Islam datang ke nusantara. Ia menunjuk pantai Koromandel sebagai
pelabuhan tempat bertolaknya para pedagang muslim dalam pelayaran
mereka menuju nusantara.
Beda lagi dengan Hamka yang mengkritik teori Gujarat bahwa Islam
masuk ke nusantara berasal dari Makkah, disebut dengan teori Makkah.
Hamka berpandangan bahwa peranan bangsa arab sebagai pembawa agama
Islam ke Indonesia berasal dari Makkah sebagai pusat pengkajian keislaman
pada masa itu; atau juga dari Mesir. Artinya, Gujarat hanyalah sebagai tempat
singgah semata ulama penyebar Islam di nusantara.
4
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep islam nusantara.
2. Mengetahui konsep golongan islam nusantara.
3. Mengetahui perkembangan islam nusantar.
4. Mengetahui corak peninggalan islam nusantara.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
tahun 698 H atau 1297 M. Selain sumber batu nisan, sumber lainnya didapat
daritulisan Marcopolo (pedagang Venesia) yang singgah di Sumatera dalam
perjalanan pulangnyadari Cina pada tahun 1292. Di sana disebutkan bahwa
Perlak merupakan kota Islam.
7
Nusantara terjadi sebelumnya yaitu abad ke-7 M dan yang berperan besar
terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
8
Proses persebaran pengaruh Islam di Nusantara berjalan dengan lancar.
Hal itu terbuktidari wilayah persebaran yang luas, mencakup hampir seluruh
kepulauan Nusantara.Penyebabnya antara lain sebagai tersebut :
1. Agama Islam yang menyebar di Nusantara disesuaikan dengan adat
dan tradisi bangsaIndonesia dan dalam penyebarannya dilakukan
dengan damai tanpa kekerasan.
2. Agama Islam tidak mengenal sistem kasta dan menganggap semua
manusia mempunyaikedudukan yang sama di hadapan Allah SWT.
3. Upacara-upacara dalam Agama Islam sangat sederhana bila
dibandingkan dengan Agamalainnya.
4. Faktor politik ikut memperlancar penyebaran Agama Islam di
Nusantara, yaitu keruntuhankerajaan Sriwijaya dan Majapahit
sebagai kerajaan Budha dan Hindu di Nusantara.
5. Syarat-syarat masuk agama Islam sangat mudah.Seseorang telah
dianggap telah masukIslam bila ia telah mengucapkan dua kalimat
syahadat.
9
3. Sunan Bonang (Raden Maulana Makdum Ibrahim)
Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai
bersama-samaRaden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau
wafat tahun 1515 M. Beliau berperan menyebarkan agama Islam didaerah
Tuban dan Lasem. Dalam berdakwah beliaumenggunakan media gamelan
yang disebut bonang, sehingga beliau dipanggil Sunan Bonang.
4. Sunan Giri (Raden Paku)
Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan
menguasai ilmuFalak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya
sebagai raja peralihan sebelumRaden Patah naik menjadi Sultan Demak.
Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannyasebagai mufti tanah Jawa.
Dalam Penyebaran Islam beliau mendirikan pondok pesantren.Muridnya
berasal dari berbagai penjuru tanah air, misalnya dari Ternate, Tidore,
PulauBawean, Madura dsb.
5. Sunan Drajat (Raden Qosim)
Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan
Bonang). Dakwah beliau terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader
para da’i yang berdatangan dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan
Hitu Ambon. Beliau terkenal sebagai ulama yang besar jiwa sosialnya.
Gamelam merupakan media dakwah yang digunakan. Beliau
berperanmenyebarkan Islam didaerah Drajat, sekitar Lamongan.
6.Sunan Kalijaga (Raden Mas Sahid)
Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah
Islam. Ia membuatwayang kulit dan cerita wayang Hindu yang di islamkan.
Sunan Giri sempat menentangnya,karena wayang Beber kala itu
menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak sesuai denganajaran Islam.
Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia
utuh.Beliau terkenal sebagai ulama yang berjiwa besar, pandai bergaul
disemua lapisan masyarakat. Disamping sebagai seorang mubaligh, beliau juga
ahli filsafat, budayawan dan kesenian. SunanKalijaga berperan menyebarkan
Islam didaerah sekitar Demak.
7. Sunan Kudus (Ja'far Shodiq)
Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun 1550 M. (960
H). Beliau berjasamenyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia
membangun masjid menara Kudus yangsangat terkenal dan merupakan salah
satu warisan budaya Nusantara.Beliau berperanmenyebarkan Islam didaerah
10
Kudus. Beliau seorang wali yang menguasai ilmu agama Islam,seperti tauhid,
fiqih dan Hadist. Menara Kudus adalah peninggalan beliau yang sangat
terkenal.
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan
Kalijaga. Beliaumenyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan,
wayang serta kesenian daerahlainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria,
disebelah utara kota Kudus.Sunan Muria putraSunan Kalijaga berperan
menyebarkan Islam didaerah Colo lereng Gunung Muria. Beliau suka bergaul
dengan rakyat jelata sambil berdakwah.
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Ia memiliki kesultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya
sampai ke Banten. Ia jugasalah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain
Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan SunanBonang. Keberadaan Syarif
Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tigakekuasaan Islam
yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya
sajaDemak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik
para wali.Beliau berperan menyebarkan Islam di Banten dan Cirebon.
Disamping sebagai ulama beliau juga penglima perang, dan sebagai raja.
11
menyebarkanIslam kepada para pedagang dari daerah lain, termasuk
pedagang Indonesia. Jatuhnya Malaka ketangan Portugis 1511, semakin
mendorong perkembangan Islam di Nusantara, sebab Portugis menerapkan
perdagangan monopoli, yang menyebabkan pedagangIslam memindahkan
kegiatannya. Diantaranya ke Aceh, Banten, Banjarmasin, Goa dll. Dari pusat-
pusat perdagangan yang ada ditepi pantai, agama Islam kemudian tersebar
kedaerah-daerah pedalaman.
12
Sejarah Masuknya Islam
Kesultanan Perlak berdiri pada tahun 840 dan berakhir pada tahun
1292. Proses berdirinya tidak terlepas dari pengaruh Islam di wilayah
Sumatera. Sebelum Kesultanan Perlak berdiri, di wilayah Perlak sebenarnya
sudah berdiri Negeri Perlak yang raja dan rakyatnya merupakan keturunan
dari Maharaja Pho He La (Meurah Perlak Syahir Nuwi) serta keturunandari
pasukan-pasukan pengikutnya.
Pada tahun 840 ini, rombongan berjumlah 100 orang dari Timur
Tengah menuju pantaiSumatera yang dipimpin oleh Nakhoda Khilafah.
Rombongan ini bertujuan untuk berdagangsekaligus membawa sejumlah da'i
yang bertugas untuk membawa dan menyebarkan Islam kePerlak. Dalam
waktu kurang dari setengah abad, raja dan rakyat Perlak meninggalkan
agamalama mereka (Hindu dan Buddha), yang kemudian secara sukarela
berbondong-bondongmemeluk Islam.
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa salah seorang
anak buah dari NakhodaKhalifah, Ali bin Muhammad bin Ja'far Shadiq
dikawinkan dengan Makhdum Tansyuri, yangmerupakan adik dari Syahir
Nuwi, Raja Negeri Perlak yang berketurunan Parsi. Dari buah perkawinan
mereka lahirlah Sultan Alaiddin Sayyid Maulana Abdul Aziz Shah, yang
menjadisultan pertama di Kesultanan Perlak sejak tahun 840. Ibu kotanya
Perlak yang semula bernamaBandar Perlak kemudian diubah menjadi Bandar
Khalifah sebagai bentuk perhargaan terhadap jasa Nakhoda Khalifah.
13
Ismail untuk pergi ke pantai timur Sumatra dengan tujuan utamanya adalah
melenyapkan pengikut Syi'ah di Kesultanan Perlak dan Kerajaan Samudera
Pasai.
Sebagai informasi tambahan bahwa raja pertama Kerajaan
Samudera Pasai, Marah Siludengan gelar Malikul Saleh berpindah agama, yang
awalnya beragama Hindu kemudianmemeluk Islam aliran Syiah. Oleh karena
dapat dibujuk oleh Syaikh Ismail, Marah Silukemudian menganut paham
Syafii. Dua pengikut Marah Silu, Seri Kaya dan Bawa Kaya jugamenganut
paham Syafii, sehingga nama mereka berubah menjadi Sidi Ali Chiatuddin dan
SidiAli Hasanuddin. Ketika berkuasa Marah Silu dikenal sebagai raja yang
sangat anti terhadap pemikiran dan pengikut Syi'ah.
Aliran Sunni mulai masuk ke Kesultanan Perlak, yaitu pada masa
pemerintahan sultanke-3, Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah. Setelah
ia meninggal pada tahun 363 H (913M), terjadi perang saudara antara kaum
Syiah dan Sunni, yang menyebabkan kesultanan dalamkondisi tanpa
pemimpin. Pada tahun 302 H (915 M), kelompok Syiah memenangkan
perang.Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah dari aliran Syiah
kemudian memegangkekuasaan kesultanan sebagai sultan ke-4 (915-918).
Ketika pemerintahannya berakhir, terjadi pergolakan antara kaum Syiah dan
Sunni, hanya saja untuk kali ini justru dimenangkan olehkelompok Sunni.
Kurun waktu antara tahun 918 hingga tahun 956 relatif tidak terjadi gejolak
yang berarti. Hanya saja, pada tahun 362 H (956 M), setelah sultan ke-7, Sultan
Makhdum AlaiddinAbdul Malik Shah Johan Berdaulat meninggal, terjadi lagi
pergolakan antara kelompok Syiahdan Sunni selama kurang lebih empat
tahun. Bedanya, pergolakan kali ini diakhiri denganadanya itikad perdamaian
dari keduanya. Kesultanan kemudian dibagi menjadi dua bagian.Pertama,
Perlak Pesisir (Syiah) dipimpin oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah (986
– 988).Kedua, Perlak Pedalaman (Sunni) dipimpin oleh Sultan Makhdum
Alaiddin Malik IbrahimShah Johan Berdaulat (986 – 1023). Kedua
kepemimpinan tersebut bersatu kembali ketika salah satu dari pemimpin
keduawilayah tersebut, yaitu Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah meninggal.
Ia meninggal ketikaPerlak berhasil dikalahkan oleh Kerajaan Sriwijaya.
Kondisi perang inilah yangmembangkitkan semangat bersatunya kembali
kepemimpinan dalam Kesultanan Perlak. SultanMakhdum Alaiddin Malik
Ibrahim Shah Johan Berdaulat, yang awalnya hanya menguasaiPerlak
Pedalaman kemudian ditetapkan sebagai Sultan ke-8 pada Kesultanan Perlak
ia melanjutkan perjuangan melawan Sriwijaya hingga tahun 1006. Sultan ke-8
sebenarnya berpaham aliran Sunni, namun sayangnya belum ditemukan data
yang menyebutkan apakahterjadi lagi pergolakan antar kedua aliran tersebut.
14
Silsilah
Sebelum berdirinya Kesultanan Perlak, di wilayah Negeri Perlak
sudah ada rajanya, yaitu Meurah Perlak Syahir Nuwi. Namun, data tentang
raja-raja Negeri Perlak secara lengkap belum ditemukan. Sedangkan daftar
nama sultan yang pernah berkuasa di Kesultanan Pelak adalah sebagai
berikut:
1. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah (840-864)
2. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah (864-888)
3. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah (888-913)
4. Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah (915-918)
5. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Shah Johan
Berdaulat (928-932)
6. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah Johan
Berdaulat (932-956)
7. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat
(956-983)
8. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat
(986-1023)
9. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat
(1023-1059)
10. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Shah Johan Berdaulat
(1059-1078)
11. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Shah Johan Berdaulat
(1078-1109)
12. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Shah Johan Berdaulat
(1109-1135)
13. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat
(1135-1160)
14. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Shah Johan Berdaulat
(1160-1173)
15. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan
Berdaulat (1173-1200)
16. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat
(1200-1230)
17. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan
Berdaulat (1230-1267)
15
18. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat
(1267-1292)
16
negeri ketimbang politik ekspansi, berkembangnya studi Islam masa
pemerintahan Sultan Iskandar Thani karenadidukung oleh kehadiran
Nuruddin ar Raniri (seorang ahli tasawuf yang berasal dari Gujarat,India.
Nuruddin ar Raniri pernah singgah di Aceh sekitar tahun 1637 – 1644 M.
Nuruddin arRaniri banyak menulis buku tasawuf. Hasil karyanya yang
terkenal adalah Bustanus Salatinyang berisi sejarah Aceh). Setelah Sultan
Iskandar Thani wafat, kerajaan Aceh mulaimengalami kemunduran.
4. Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara antara tahun 1380-
1403 M. Parameswara berasal dari Sriwijaya, dan merupakan putra Raja Sam
Agi. Saat itu, ia masih menganut agama Hindu. Ia melarikan diri ke Malaka
karena kerajaannya di Sumatera runtuh akibat diserang Majapahit. Pada saat
Malaka didirikan, di situ terdapat penduduk asli dari Suku Laut yang hidup
sebagai nelayan. Mereka berjumlah lebih kurang tiga puluh keluarga. Raja dan
pengikutnya adalah rombongan pendatang yang memiliki tingkat kebudayaan
yang jauh lebih tinggi, karena itu, mereka berhasil mempengaruhi masyarakat
asli. Kemudian, bersama penduduk asli tersebut, rombongan pendatang
mengubah Malaka menjadi sebuah kota yang ramai. Selain menjadikan kota
tersebut sebagai pusat perdagangan, rombongan pendatang juga mengajak
penduduk asli menanam tanaman yang belum pernah mereka kenal
sebelumnya,seperti tebu, pisang, dan rempah-rempah.
Rombongan pendatang juga telah menemukan biji-biji timah di
daratan. Dalam perkembangannya, kemudian terjalin hubungan perdagangan
yang ramai dengan daratanSumatera. Salah satu komoditas penting yang
diimpor Malaka dari Sumatera saat itu adalah beras. Malaka amat bergantung
pada Sumatera dalam memenuhi kebutuhan beras ini, karena persawahan dan
perladangan tidak dapat dikembangkan di Malaka. Hal ini
kemungkinandisebabkan teknik bersawah yang belum mereka pahami, atau
mungkin karena perhatianmereka lebih tercurah pada sektor perdagangan,
dengan posisi geografis strategis yang mereka miliki.
Berkaitan dengan asal usul nama Malaka, bisa dirunut dari kisah
berikut. Menurut Sejarah Melayu (Malay Annals) yang ditulis Tun Sri Lanang
pada tahun 1565, Parameswara melarikan diri dari Tumasik, karena diserang
oleh Siam. Dalam pelarian tersebut, ia sampai keMuar, tetapi ia diganggu
biawak yang tidak terkira banyaknya. Kemudian ia pindah ke Burok dan
mencoba untuk bertahan disitu, tapi gagal. Kemudian Parameswara berpindah
ke Sening Ujong hingga kemudian sampai di Sungai Bertam, sebuah tempat
yang terletak di pesisir pantai. Orang-orang Seletar yang mendiami kawasan
17
tersebut kemudian meminta Parameswara menjadi raja. Suatu ketika, ia pergi
berburu. Tak disangka, dalam perburuan tersebut, ia melihatsalah satu anjing
buruannya ditendang oleh seekor pelanduk. Ia sangat terkesan dengan
keberanian pelanduk tersebut. Saat itu, ia sedang berteduh di bawah pohon
Malaka. Maka,kawasan tersebut kemudian ia namakan Malaka.
Dalam versi lain, dikatakan bahwa sebenarnya nama Malaka
berasal dari bahasa Arab Malqa, artinya tempat bertemu. Disebut demikian,
karena di tempat inilah para pedagang dari berbagai negeri bertemu dan
melakukan transaksi niaga. Demikianlah, entah versi mana yang benar, atau
boleh jadi, ada versi lain yang berkembang di masyarakat.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:
A. Islam Nusantara merupakan sebuah corak Islam yang dikembangkan di
Indonesia dulunya bernama (Nusantara) sejak abad ke-16 masehi, sebagai
hasil dari ijtihad para ulama zaman dahulu dalam menyebarkan ajaran
agama Islam lewat akulturasi Sosial-budaya, kontekstualisasi,
indigenisasi, interpretasi konsep Islam, serta vernakulasi terhadap ajaran
dan nilai-nilai Islam yang Universal, yang sesuai dengan ralitas sosio -
kultural Indonesia.
B. proses masuknya indonesia berkembang ada 6 yaitu: perdagangan,
perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian dan politik dan di tambah
seluruh dakwah menurut referensi lain. Dari aluran di ataslah islam bisa
menjangkau hampir keseluruh pelosok indinesia yang salah satu
pengaruhnya di akui sebagai kebudayaan indonesia sampe sekarang
seperti pengaruh bahasa, nama, adat istiadat, dan pengaruh kesenian.
Sebab itu, masuknya islam di nusantara tidak merusak tatanan
kebudayaan melainkan mengakomidir yang direkonstrusikan
formulasinya dalam ajaran islam.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21