Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH ISLAM DI ASIA TENGGARA

“Periode Perkembangan Islam Di Indonesia”

Dosen Pengampu: Chaerul mundzir S.Hum., M.Hum

Disusun Oleh:

Rahmat Zhaqqy Ramadhan (40200120023)

Nini Syafitri kaharu (40200120018)

Jumriani (40200120004)

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr,wb.

Alhamdulillah,puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kita semua kesehatan
dan kesempatan karena masih bernafas sampai hari ini, dan juga sempat membaca dari pada
makalah yang kami tulis ini. Tak lupa pula kita panjatkan shalawat serta salam kepada nabi
besar Muhammad SAW, sang revolusioner sejati yang membawa kita dari bangsa yang biadab
menjadi bangsa yang beradab.

Kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sempat membaca maklah ini,juga kami
ucapkan terima kasih kepada dosen selaku pengampu pada mata kuliah ini yaitu Sejarah Islam
Asia Tenggara yang telah membimbing kami dalam mata kuliah ini.

Kami selaku penulis dari pada makalah ini, menyadari bahwa ada kekurangan dalam
penulisan. Maka dari itu, apabila ada dari teman-teman pembaca yang ingin memberikan kritik
serta saran akan kami terima dengan baik agar kedepannya tulisan kami akan lebih baik dari
sebelumnya. Dan juga, semoga makalah ini,dapat membantu teman-teman memahami
bagaimana Periode perkembangan islam di Indonesia

Mungkin itu saja sepatah dua patah kata yang dapat kami sampaikan,sekian.

Waalaikumussalam wr,wb

Samata, 1 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB I ................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
A.Latar Belakang .............................................................................................. 4
B.Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C.Tujuan Penulisan ........................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................. 5
A.Proses Masuknya Islam Di Indonesia ........................................................... 5
B.Perkembangan Islam di Indonesia ................................................................. 8
BAB III ............................................................................................................... 11
PENUTUP .......................................................................................................... 11
A.Kesimpulan.................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Di Indonesia terkenal dengan penduduknya yang mayoritas memeluk agama


islam, budaya nya, alamnya yang luas dan hasil bumi yang cukup banyak. Sejarah
masuknya islam awalnya di bawa oleh pedagang Gujarat lalu di ikuti oleh pedagang
arab dan Persia. Sambil berdagang mereka menyebarkan agama islam ke tempat
mereka berlabuh di seluruh indonesia. Tercatat dalam sejarah bahwa islam masuk ke
Indonesia pada abad ke7, bersamaan dengan masuknya agama-agama yang lain. Dalam
beberapa teori juga menyatakan bahwa islam masuk ke Indonesia pada abad ke7,
dikuatkan oleh teori Mekkah. Sampai puncaknya berdirilah kerajaan- kerajaan islam di
Nusantara. Berdirinya kerajaan ditimur yang disebut dalam bahasa arab malik,mulk
dalam local disebut Maluku (Ternate,Tidore Ambon Dll)

Selain berdagang ada juga penyebaran agama islam dengan cara berdakwah seperti
yang dilakukan oleh para Walisongo. Merekalah sang pendakwah yang meyebarkan
agama islam dengan cara pendekatan social budaya. Pada abad ke 13 bukan awal
masuknya islam di Nusantara akan tetapi pada abad itu penguatan nilai-nilai
keislamannya (tata cara sholat,bacaan dll). Tahun 1400 sutan Turki ulama-ulama yang
dekat dengan Allah dan paham tentang difiqh dakwah dan system kehidupan. Diutuslah
beberapa ulama pada saat itu dari Arab, Palestina, Syeikh Hassanudin dari Mesir dan
Syeikh Ahmad Jumadil Kubro.

B.Rumusan Masalah
a. Bagaimana proses masuknya islam di Indonesia?
b. Bagaimana periode perkembangan masuknya islam di Indonesia?

C.Tujuan Penulisan
Tujuan pemakalah menjabarkan tentang periode perkembangan islam di Indonesia ini
sendiri ialah agar para pembaca mengetahui dan paham bagaimana proses masuknya
islam di Indonesia dan periode perkembangannya,
BAB II

PEMBAHASAN

A.Proses Masuknya Islam Di Indonesia


Indonesia merupakan Negara dengan penganut agama Islam terbesar di dunia,
karena hampir 87 persen penduduk Indonesia adalah pemeluk agama Islam. Hal ini
dikarenakan penyebaran agama Islam di nusantara yang cukup aktif adalah dari pulau
Sumatera hingga ke Sulawesi dan Maluku. Hal tersebut terjadi sejak ratusan tahun yang
lalu dan puncak penyebaran agama Islam terjadi pada masa walisongo. Sebagai Negara
muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki sejarah panjang tentang bagaimana
agama Islam masuk ke Indonesia. Mulai dari awal mula sejarah masuknya Islam ke
Indonesia hingga menjadi agama dengan pemeluk terbesar di nusantara tidak memakan
waktu yang singkat melainkan sudah terjadi sejak zaman kerajaan.
Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriah atau abad ke 7/8 masehi.
Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang
bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat Surabaya yang bertahun 475 H atau
1082 M. Sedangkan menurut laporan seorang musafir Maroko Ibnu Batutah yang
mengunjungi Samudra Pasai dalam perjalanannya ke Negeri Cina pada 1345M. Agama
islam yang bermadzhab Syafi’l telah mantap disana selama seabad. Oleh karena itu,
abad XIII biasanya dianggap sebagai masa awal masuknya agama Islam ke Indonesia.
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme,
dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan
dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak
Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma
Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam
datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam Datang
dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada
Kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk
kedalam Islam Sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimat syahadat dan tidak
ada paksaan. Agama Islam berasal dari tanah Arab dan dari tanah Arab berkembanglah
agama Islam kemana Mana, diantaranya ke Gujarat (India) dan Persia. Demikian pula
berangsur-angsur meluas kearah timur hingga Semenanjung Malaka.

Ada banyak teori yang menyebutkan bagaimana awal mula sejarah masuknya agama
Islam ke Indonesia dan akhirnya menjadi agama yang banyak dianut oleh sebagian
besar masyarakat di nusantara pada kala itu. Teori-teori tersebut juga memiliki bukti
sehingga dipercaya sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia sesuai dengan teori-
teori yang ada.
a. Teori India (Gujarat)
Teori india atau teori Gujarat adalah teori yang menyebutkan bahwa agama islam
masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari india muslim (Gujarat) yang
berdagang di nusantara pada abad ke-13. Para saudagar dari Gujarat yang datang
dari Malaka kemudian menjalin relasi dengan orang-orang di wilayah barat di
Indonesia kemudian setelah itu terbentuklah sebuah kerajaan Islam yang bernama
kerajaan Samudra Pasai. Banyak bukti yang menguatkan teori Gujarat ini, salah
satunya adalah makam Malik As-Saleh yang merupakan salah satu pendiri kerajaan
Samudra Pasai. Corak dari batu nisan Malik As-Saleh sangat mirip dengan batu
nisan yang ada di Gujarat. Bahkan makam salah satu walisongo yakni makam
Maulana Malik Ibrahim juga memiliki batu nisan khas Gujarat seperti makam Malik
As-Saleh.

b. Teori Arab (Mekkah)

Teori ini didukung oleh J.C. van Leur hingga Buya Hamka atau Abdul Malik Karim
Amrullah.Pada bukunya yang berjudul sejarah umat islam yang terbit pada tahun
1997, Buya Hamka menjelaskan bukti-bukti masuknya agama Islam di Indonesia.
bukti yang dimaksud Buya Hamka ini adalah berupa sumber dari naskah kuno Cina
yang menyebutkan bahwa sekelompok Bangsa Arab yang bermukim di pesisir barat
Pulau Sumatera pada tahun 625 Masehi. Selain itu, di kawasan tersebut yang pada
saat itu merupakan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya juga ditemukan batu nisan yang
bertuliskan nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehi.

c. Teori Iran (Persia)

Teori yang menyatakan bahwa asal mula sejarah masuknya agama islam ke
Indonesia dari Negara Persia (yang sekarang bernama Negara Iran) adalah teori yang
didukung oleh Husen Djadjadiningrat dan Umar Amir Husen. Djajadiningrat
berpendapat jika teori Persia ini selaras dengan asal mula masuknya Islam ke
Indonesia. hal ini dikarenakan menurut Djajadiningrat kebudayaan Islam di
nusantara memiliki banyak kesamaan dengan kebudayaan Islam di Persia.

d. Teori Cina
Teori cina merupakan teori yang menyebutkan bahwa asal mula sejarah masuknya
agama islam ke Indonesia berasal dari Cina, agama Islam sendiri berkembang di
Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 Masehi). Islam masuk ke Cina sendiri
dibawa oleh panglima Muslim yang bernama Saad bin Waqash yang berasal dari
Madinah pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan. Bahkan salah satu kota di Cina
pada masa itu yakni kota Kanton pernah menjadi pusat dakwah muslim.

Daerah yang mula-mula menerima Agama Islam adalah Pantai Barat pulau
Sumatera. Dari tempat itu, Islam kemudian menyebar ke seluruh Indonesia.
Beberapa tempat penyebarannya adalah:
a. Pesisir Sumatera bagian Utara di Aceh
b. Pariaman di Sumatera Barat
c. Gresik dan Tuban di Jawa Timur
d. Demak di Jawa Tengah
e. Banten di Jawa Barat
f. Palembang di Sumatera Selatan B Banjar di Kalimantan Selatan h Makassar di
Sulawesi Selatan
g. Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo di Maluku
h. Sorong di Irian Jaya

Jalur-jalur yang Penyebaran Agama Islam di Indonesia:

1) Melalui jalur perdagangan


Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin
kontak dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan
Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di
Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke
Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga
mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam.
Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
2) Melalui jalur perkawinan
Para pedagang muslim itu ada yang menetap di Indonesia dan menikah
dengan penduduk setempat. Sudah barang tentu mereka menjadi
keluarga muslim dan penyebar agama Islam yang gigih.
3) Melalui jalur tasawuf
Dengan tasawuf, bentuk Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi
mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya
menganut agama Hindu, sehinnga agama baru itu mudah dimengerti dan
mudah diterima. Kehidupan mistik bagi masyarakat Indonesia sudah
menjadi bagian dari kepercayaan mereka. Oleh karena itu, penyebaran
Islam melalui jalur tasauf atau mistik ini mudah diterima karena sesuai
dengan alam pikiran masyarakat Indonesia. Misalnya, menggunakan
ilmu-ilmu riyadhat dan kesaktian dalam proses penyebaran Islam
kepada penduduk setempat.
4) Melalui jalur pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling
strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para da'i dan
muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah
keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan
kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren
Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti
Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara.
Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam
memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
5) Melalui jalur kesenian
Penyelenggaraan agama Islam melalui kesenian berupa wayang, satra,
dan berbagai kesenian lainnya. Pendekatan jalur kesenian dilakukan
oleh para penyebar Islam seperti Walisongo untuk menarik perhatian di
kalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka telah tertarik
kepada ajaran ajaran Islam sekalipun pada awalnya mereka tertarik
karena media kesenian itu. Misalnya, Sunan Kalijaga adalah tokoh
seniman wayang. Ia tidak pernah meminta bayaran pertunjukkan seni,
tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan
kalimat syahadat. Sebagian cerita wayang masih dipetik dari cerita
Mahabrata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran
dan nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan
media islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad, dan sebagainya), seni
arsitektur, dan seni ukir.
6) Melalui jalur Politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan
yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya kesultanan Demak,
merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam.
Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di
Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan
oleh Demak di Jawa Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan
komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi
dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya
negara nasional Indonesia dimasa mendatang.

B.Perkembangan Islam di Indonesia


Perkembangan Islam di Indonesia di antaranya:
1. Sumatera
Daerah yang dimasuki Islam dari kepulauan Indonesia adalah Sumatera
bagian utara, seperti Pasai dan Perlak. Karena wilayah Sumatera bagian
Utara letaknya di tepi Selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal dagang
dari India ke Cina.
Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab, Persi, dan Gujarat, yang juga
para mubalig Islam, banyak yang menetap di Bandar-bandar sepanjang
Sumatera Utara. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribu yang
sebelumnya telah diIslamkan, sehingga terbentuknya keluarga Muslim.
Mereka mensyiarkan Islam dengan cara bijaksana, baik dengan lisan
maupun sikap dan perbuatan, terhadap sanak famili, para tetangga, dan
masyarakat sekitarnya.
Hingga akhirnya berdiri kerajaan Islam pertama, yaitu Samudra Pasai.
Kerajaan ini berdiri pada tahun 1261 M, di pesisir timur Laut Aceh
Lhokseumawe (Aceh Utara), rajanya bernama Merah Silu, bergelar Sultan
Al-Malik As-Saleh. Beliau menikah dengan putrid Raja Perlak yang
memeluk agama Islam. Samudra Pasai makin berkembang dalam bidang
politik, ekonomi, dan kebudayaan. Seiring dengan kemajuan kerajaan
Samudra Pasai yang sangat pesat, pengembangan agama Islam pun
mendapat perhatian dan dukungan penuh. Samudra Pasai terkenal dengan
sebutan Serambi Mekah.
2. Jawa
Penemuan nisan makam Siti Fatimah binti Maimun di daerah Leran/Gresik
yang wafat tahun 1101 M dijadikan tonggak awal kedatangan Islam di Jawa.
Hingga pertengahan abad ke-13, bukti-bukti kepurbakalaan maupun berita-
berita asing tentang masuknya Islam di Jawa sangatlah sedikit. Baru sejak
akhir abad ke-13 M hingga abad-abad berikutnya, terutama sejak Majapahit
mencapai puncak kejayaannya, bukti-bukti proses pengembangan Islam
ditemukan lebih banyak lagi. Misalnya, penemuan kuburan Islam di
Troloyo, Trowulan, dan Gresik, juga berita Ma Huan (1416 M) yang
menceritakan tentang adanya orang-orang Islam yang bertempat tinggal di
Gresik.
Pertumbuhan masyarakat Muslim di sekitar Majapahit sangat erat kaitannya
dengan perkembangan hubungan pelayaran dan perdagangan yang
dilakukan orang-orang Islam yang telah memiliki kekuatan politik dan
ekonomi di Kerajaan Samudra Pasai dan Malaka. Pengembangan Islam di
tanah Jawa dilakukan oleh para ulama dan mubalig yang kemudian terkenal
dengan sebutan Wali Sanga (sembilan wali).
1) Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
2) Sunan Ampel
3) Sunan Giri (1365-1428)
4) Sunan Drajat
5) Sunan Gunung Jati
6) Sunan Kudus
7) Sunan Kalijaga
8) Sunan Muria

3. Sulawesi
Menurut berita Tom Pires, pada awal abad ke-16 di Sulawesi banyak
kerajaan-kerajaan kecil yang sebagian masih memeluk kepercayaan
Animisme dan Dinamisme. Di antara kerajaan-kerajaan itu yang paling
terkenal dan besar adalah kerajaan Gowa Tallo, Bone, Wajo, dan Sopang.
Pada tahun 1562-1565 M, di bawah pimpinan Raja Tumaparisi Kolama,
kerajaan Gowa Tallo berhasil menaklukkan daerah Selayar, Bulukumba,
Maros, Mandar, dan Luwu. Pada masa itu, di Gowa Tallo telah terdapat
kelompok-kelompok masyarakat Muslim dalam jumlah yang cukup besar.
Atas jasa Dato Ribandang dan Dato Sulaemana, penyebaran dan
pengembangan Islam lebih intensif dan mendapat kemajuan yang pesat.
Pada tanggal 22 September 1605 Raja Gowa yang bernama Karaeng
Tonigallo masuk Islam yang kemudian bergelar Sultan Alaudin. Beliau
berhubungan baik dengan Ternate, bahkan secara pribadi beliau bersahabat
baik dengan Sultan Babullah dari Ternate.
Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam, Gowa melakukan perluasan
kekuasaannya. Daerah Wajo dan Sopeng berhasil ditaklukkan pada tahun
1611 M. Sejak saat itu Gowa menjadi pelabuhan transit yang sangat ramai.
4. Kalimantan
Sebelum Islam masuk ke Kalimantan, di Kalimantan Selatan terdapat
kerajaan-kerajaan Hindu yang berpusat di negara Dipa, Daha, dan
Kahuripan yang terletak di hulu sungai Nagara dan Amuntai Kimi.
Kerajaan-kerajaan ini sudah menjalin hubungan dengan Majapahit, bahkan
salah seorang raja Majapahit menikah dengan Putri Tunjung Buih. Hal
tersebut tercatat dalam Kitab “Negara Kertagama” karya Empu Prapanca.
Menjelang kedatangan Islam, Kerajaan Daha diperintah oleh Maha Raja
Sukarana. Setelah beliau meninggal digantikan oleh Pangeran
Tumenggung. Hal ini menimbulkan kemelut keluarga, karena Pangeran
Samudra (cucu Maha Raja Sukarama) merasa lebih berhak atas takhta
kerajaan. Akhirnya Pangeran Samudra dinobatkan menjadi Raja Banjar oleh
para pengikut setianya, yang membawahi daerah Masik, Balit, Muhur,
Kuwin dan Balitung, yang terletak di hilir sungai Nagara. Berdasarkan
hikayat Banjar, Pangeran Samudra meminta bantuan Kerajaan Demak
(Sultan Trenggono) untuk memerangi Kerajaan Daha, dengan perjanjian
apabila Kerajaan Daha dapat dikalahkan maka Pangeran Samudra beserta
rakyatnya bersedia masuk Islam. Ternyata berkat bantuan tentara Demak,
Pangeran Tumenggung dari Kerajaan Daha dapat ditundukkan sesuai
dengan perjanjian, akhirnya Raja Banjar, Pangeran Samudra beserta
segenap rakyatnya masuk Islam dan bergelar Sultan Suryamullah. Menurut
A.A Cense dalam bukunya, “De Kroniek van Banjarmasin 1928,” peristiwa
itu terjadi pada tahun 1550 M.
5. Maluku dan Sekitarnya
Antara tahun 1400-1500 M (abad ke-15) Islam telah masuk dan berkembang
di Maluku, dibawa oleh para pedagang Muslim dari Pasai, Malaka, dan
Jawa. Mereka yang sudah beragama Islam banyak yang pergi ke pesantren-
pesantren di Jawa Timur untuk mempelajari Islam.
Raja-raja di Maluku yang masuk Islam di antaranya:
1) Raja Ternate, yang kemudian bergelar Sultan Mahrum (1465-
1486). Setelah beliau meninggal, digantikan oleh Sultan Zaenal
Abidin yang besar jasanya dalam mensyiarkan Islam di kepulauan
Maluku dan Irian, bahkan sampai ke Filipina.
2) Raja Tidore, yang kemudian bergelar Sultan Jamaludin.
3) Raja Jailolo, yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.
4) Raja Bacan, yang masuk Islam pada tahun 1520 dan bergelar
Sultan Zaenal Abidin.

Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian.
Daerah-daerah Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah Miso, Jalawati, Pulau
Waigio dan Pulau Gebi
BAB III

PENUTUP
A.Kesimpulan
Proses Islamisasi di Indonesia terjadi dengan jalan yang sangat pelik dan panjang, yang
didasari pada teori-teori yang beragam pula. Diterimanya Islamoleh penduduk pribumi, secara
bertahap membuat Islam terintegrasi dengantradisi, norma dan tatanan kehidupan keseharian
penduduk lokal. Hal ini menunjukan bahwa bangsa Indonesia mudah menerima nilai-nilai dari
luar dan menjadi bukti akan keterbukaan sikap mereka. Perkembangan Islam di Indonesia
terbagi menjadi beberapa wilayah diantaranya yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan,
dan Maluku. Para tokoh yang menyebarkan Islam di Indonesia di antaranya yaitu wali songo
(Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan
Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan Sunan Muria).
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga

https://www.academia.edu/29747323/Makalah_Perkembangan_Islam_di_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai