Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

KEDATANGAN ISLAM DI INDONESIA

Dosen Pengampu: Sitti Mutmainnah, S.Ag., M.Ag

Disusun Oleh:

Kelompok 8

Muh. Nur Ihsan HB 1956041001

Anugrah 1956041029

Muh. Abdul Salam Akbar Wahid

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


JURUSAN BAHASA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan


Maha Penyayang lagi Maha Pengasih atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kedatangan Islam di Indonesia” ini
tepat pada waktu. Tujuan Penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas salah
satu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang diberikan oleh dosen pengampu mata
kuliah, Ustadzah Sitti Mutmainnah, S.Ag., M.Ag.

Makalah ini kami susun berdasarkan data-data yang kami peroleh dari berbagai
sumber, dari situs internet yang menyajikan pembahasan terkait dengan isi makalah
yang akan dibahas. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, tapi
kami harap makalah ini akan menjadi bahan referensi untuk orang-orang yang
selanjutnya yang akan membahas dengan materi yang sama. Kami juga menerima
berbagai saran dari berbagai pihak, baik dari dosen pengampu maupun dari teman-
teman sekalian. Terima kasih kami sampaikan bagi pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Akhirul kalam, Assalamualaikum wa Rahmatullahi wa
Barakatuh.

Makassar, 02 April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4
A. Latar Belakang................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 6
A. Kondisi dan Situasi Politik Kerajaan-kerajaan di Indonesia .......................... 6
1. Kondisi ........................................................................................................ 6
2. Situasi Politik .............................................................................................. 7
B. Munculnya Pemukiman-pemukiman Muslim di Kota-kota Pesisir ............... 8
C. Apa saja teori-teori masuknya islam ke Indonesia? ..................................... 10
1. Teori Mekah,............................................................................................. 10
2. Teori Gujarat ............................................................................................. 11
3. Teori Persia ............................................................................................... 11
4. Teori Cina ................................................................................................. 12
D. Saluran dan Cara-cara Islamisasi di Indonesia ............................................. 12
1. Saluran Perdagangan................................................................................. 12
2. Saluran Perkawinan .................................................................................. 13
3. Saluran Tasawuf ....................................................................................... 13
4. Saluran Pendidikan ................................................................................... 14
5. Saluran Seni Budaya ................................................................................. 14
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia terkenal dengan penduduknya yang mayoritas memeluk agama
islam, budaya nya, alamnya yang luas dan hasil bumi yang cukup banyak. Sejarah
masuknya islam awalnya di bawa oleh pedagang Gujarat lalu di ikuti oleh pedagang
arab dan Persia. Sambil berdagang mereka menyebarkan agama islam ke tempat
mereka berlabuh di seluruh indonesia. Banyak yang berspekulasi jika islam masuk ke
indonesia di abad ke 7 atau 8, karena pada abad tersebut terdapat perkampungan islam
di sekitar selat Malaka.
Selain pedagang ada juga dengan cara mendakwah, seperti penyebaran di tanah
jawa yang di lakukan oleh para walisongo. Mereka lah sang pendakwah dan sang
ulama yang menyebarkan islam dengan cara pendekatan sosial budaya. Di jawa islam
masuk melalui pesisir utara pulau jawa dengan di temukannya makam Fatimah binti
Maimun bin Hibatullah. Di Mojokerto juga telah di temukannya ratusan makam islam
kuno. Di perkikan makam ini adalah makam para keluarga istana Majapahit. Di
kalimantan, islam masuk melalui pontianak pada abad 18. Di hulu sungai Pawan,
kalimantan barat di temukan pemakaman islam kuno.
Di kalimantan timur islam masuk melalui kerajaan Kutai, di kalimantan selatan
melalui kerajaan banjar, dan dari kalimantan tengah di temukannya masjid gede di kota
Waringin yang di bangun pada tahun 1434 M. Di sulawesi islam masuk melalui raja
dan masyarakat Gowa-Tallo. Demikian sedikit penjelasan tentang sejarah islam masuk
ke indonesia. Kita harus bangga dengan para ulama yang telah menyebarkan agama
islam di indonesia tanpa adanya perang. Dengan peran para ulama yang bijaksana,
agama islam dengan mudah di terima di seluruh nusantara.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi dan situasi politik kerajaan-kerajaan di Indonesia?
2. Mengapa pemukiman-pemukiman muslim muncul di kota pesisir?
3. Apa saja teori-teori masuknya islam ke Indonesia?
4. Bagaimana proses islamisasi di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Islam di Indonesia.
2. Untuk memaparkan bagaimana proses penyebaran agama Islam di Indonesia
dapat terjadi.
3. Untuk memaparkan Apa saja teori-teori masuknya islam ke Indonesia
4. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi dan Situasi Politik Kerajaan-kerajaan di Indonesia


1. Kondisi
Sebelum islam datang, masyarakat Jawa menganut agama Budha dan
Hindu. Kepercayaan masyarakat pada saat sebelum datangnya islam ke Indonesia
adalah kepercayaan terhadap adanya dewa-dewa. Masyarakat nusantara sebelum
datangnya islam, merupakan masyarakat majemuk. Kontak antara agama dengan
agama dan antara agama dengan kepercayaan yang telah ada sebelumnya
mengakibatkan terjadinya saling mempengaruhi bahkan terjadi pola sinkretisasi.

Diskursus mengenai kedatangan Islam di Nusantara sampai sekarang


diwarnai perdebatan panjang yang berpijak pada tiga hal persoalan penting yaitu
tempat asal kedatangan Islam, para pembawa , dan waktu kedatangannya.1 Begitu
pula masuknya Islam ke Jawa sampai sekarang masih belum bisa ditentukan
dengan pasti. Ada kemungkinan bahwa agama Islam masuk ke Jawa pada abad ke-
11 M, hal tersebut dapat dibuktikan melalui temuan batu nisan dari Leran Gresik
yang bertuliskan huruf Arab, tertulis bahwa makam tersebut merupakan makam
seorang wanita muslim bernama Fatimah Binti Maimunah dengan tahun 475 H
atau 1082 M.

Metamorfosa perkembangan Islam pada masa awal di Indonesia selalu


menarik untuk dikaji dan diteliti. Hal tersebut dikarenakan Islam yang hadir di
perairan Nusantara ini mampu dengan cepat beradaptasi sehingga tidak
memunculkan benturan budaya dengan adat istiadat dan tradisi lokal yang sudah
ada sebelumnya. Hal tersebut merupakan usaha untuk memperluas agama Islam,
karena sebelumnya masyarakat Indonesia menganut kepercayaan Hindu dan
Budha. Setelah ada kerajaan-kerajaan yang rajanya menganut agama Islam seperti
di Demak dan Mataram II, pada dasarnya yang memiliki peranan dalam
menyebarkan agama Islam adalah para wali yang tergabung dalam wali sanga.
Para wali benar-benar menjadi penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Karena pulau
itu menjadi pusat pemerintahan dari keseluruhan kepulauan di Indonesia, maka
ketika Mataram II menjadikan agama Islam sebagai agama kerajaan, dengan
sendirinya penyebaran Islam itu secara teratur tersiar ke daerah-daerah di seluruh
kepulauan.

2. Situasi Politik
kedatangan Islam ke-beberapa daerah di kepulauan Indonesia
menghadapi situasi politik daerahnya yang berbeda-beda yaitu ada yang sedang
mengalami perebutan kekuasaan politik ada yang tidak. Ada daerah yang
stuktur birokrasinya bercorak kerajaan Indonesia Hindu Budha dan ada pula
yang merupakan suku-suku yang dipimpin kepala suku atau sesepuh.
Akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa kedatangan Islam dan
penyebarannya di berbagai daerah Nusantara ialah dengan cara damai, melalui
perdagangan dan dakwah yang dilakukan oleh para mubalig-mubalig atau
orang-orang Muslim. Kemudian jika didapati daerah penyebaran Islam situasi
politik di kerajaan-kerajaan itu mengalami kelemahan dan kekacauan di
sebabkan perebutan kekuasaan di kalangan para raja maka agama Islam
dijadikan politik bagi golongan bangsawan atau raja-raja yang menghendaki
kekuasaan. Mereka berhubungan dengan para pedagang Muslim yang posisi
ekonominya kuat karna penguasaan pelayaran dilautan dan perdagangan. Dan
apabila telah terwujud kerajaan Islam maka berulah mereka melancarkan
perang terhadap kerajaan yang bukan Islam. Hal itu bukan hanya karena tujuan
agamanya tetapi karena dorongan politik untuk menguasai kerajaan-kerajaan
disekitarnya misalnya Gowa melakukan penyerangan terhadap kerajaan lainnya
di Sulawesi Selatan, Demak, dan Banten melakukan penyerangan terhadap
kerajaan-kerajaan di Jawa Hindu.
B. Munculnya Pemukiman-pemukiman Muslim di Kota-kota Pesisir
Menjelang abad ke-13 M, di pesisir Aceh sudah ada pemukiman Muslim.
Persentuhan antara penduduk pribumi dengan pedagang Muslim dari Arab, Persia dan
India memang pertama kali terjadi di daerah ini. Karena itu, diperkirakan, proses
islamisasi sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi. Dengan demikian, dapat
dipahami mengapa kerajaan Islam pertama di Kepulauan Nusantara ini berdiri di Aceh,
yaitu Kerajaan Samudera Pasai yang didirikan pada pertengahan abad ke-13 M. Setelah
kerajaan Islam ini berdiri, perkembangan masyarakat Muslim di Malaka makin lama
makin meluas dan pada awal abad ke-15M, di daerah ini lahir kerajaan Islam, yang
merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara. Kerajaan ini cepat berkembang,
bahkan dapat mengambil alih dominasi pelayaran dan perdagangan dari Samudera
Pasai yang kalah bersaing. Lajunya perkembangan masyarakat Muslim ini berkaitan
erat dengan keruntuhan Sriwijaya.

Setelah Malaka jatuh ketangan Portugis (1511 M), mata rantai penting
pelayaran beralih ke Aceh, kerajaan Islam yang melanjutkan kejayaan Samudera Pasai.
Dari sini, proses islamisasi di kepulauan Nusantara berlangsung lebih cepat dari
sebelumnya. Untuk menghindari gangguan Portugis yang menguasai Malaka, untuk
sementara waktu kapal-kapal memilih berlayar menelusuri pantai Barat Sumatera.
Aceh kemudian berusaha melebarkan kekuasaannya ke Selatan sampai ke Pariaman
dan Tiku. Dari pantai Sumatera, kapal-kapal memasuki Selat Sunda menuju pelabuhan-
pelabuhan di pantai Utara Jawa.

Sementara itu, di Jawa, proses islamisasi sudah berlangsung, sejak abad ke-11
M, meskipun belum meluas; terbukti dengan ditemukannya makam Fatimah binti
Maimun di Leren Gresik yang berangka tahun 475 H/1082 M. Berita tentang Islam di
Jawa pada abad ke-11 M-12 M dan abad-abad berikutnya, terutama ketika Majapahit
mencapai puncak kebesarannya, bukti-bukti adanya proses islamisasi sudah banyak,
dengan ditemukannya beberapa puluh nisan kubur di Troloyo, Trowulan, dan Gresik.
Bahkan, menurut berita Ma-huan tahun 1416 M, di pusat Majapahit maupun di pesisir,
terutama di kota-kota pelabuhan, telah terjadi proses islamisasi dan sudah pula
terbentuk masyarakat Muslim.

Perkembangan Islam di pulau Jawa bersamaan waktunya dengan melemahnya


posisi Raja Majapahit. Hal ini memberi peluang kepada raja-raja Islam pesisir untuk
membangun pusat-pusat ke kuasaan yang independen. Di bawah bimbingan spritual
Sunan Kudus, meskipun bukan yang tertua dari Wali Songo, Demak akhirnya berhasil
menggantikan Majapahit sebagai kraton pusat.

Pengaruh Islam masuk ke Indonesia bagian Timur, khususnya daerah Maluku,


tidak dapat dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang pada pusat lalu lintas
pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku. Menurut tradisi setempat, sejak
abad ke-14 M, Islam datang ke daerah Maluku. Raja Ternate yang kedua belas,
Molomatea (1350-1357 M) bersahabat karib dengan orang Arab yang memberinya
petunjuk dalam pembuatan kapal-kapal, tetapi agaknya bukan dalam kepercayaan. Hal
ini menunjukkan bahwa di Ternate sudah ada masyarakat Islam sebelum rajanya masuk
Islam. Demikian juga Banda, Hitu, Makyan, dan Bacan. Menurut Tome Pires, Islam
masuk di Maluku diperkirakan tahun 1460-1465 M. Hal ini sejalan dengan berita
Antonio Galvao. Orang-orang Islam datang ke Maluku tidak menghadapi kerajaan-
kerajaan yang sedang mengalami perpecahan sebagaimana halnya di Jawa. Mereka
datang menyebarkan agama Islam melalui perdagangan, dakwah dan perkawinan.

Kalimantan Timur pertamakali diislamkan oleh Datuk Ri Bandang dan


Tunggang Parangan. Kedua muballigh itu datang ke Kutai setelah orang-orang
Makassar masuk Islam. Proses islamisasi di Kutai dan daerah sekitarnya diperkirakan
terjadi sekitar tahun 1575 M.

Sulawesi, terutama bagian Selatan, sejak abad ke-15 M sudah dikunjungi oleh
pedagang-pedagang Muslim, mungkin dari Malaka, Jawa, dan Sumatera. Pada awal
abad ke-16 M, di Sulawesi banyak sekali kerajaan yang masih beragama berhala. Akan
tetapi, pada abad ke-16 di daerah Gowa, sebuah kerajaan terkenal di daerah itu, telah
terdapat masyarakat Muslim. Di Gowa dan Tallo raja-rajanya masuk Islam secara
resmi pada tanggal 22 September 1605 M.

Proses islamisasi pada taraf pertama di Kerajaan Gowa dilakukan dengan cara
damai, oleh Dato’ Ri Bandang dan Dato Sulaeman keduanya memberikan ajaran-ajaran
Islam kepada masyarakat dan raja. Setelah secara resmi memeluk agama Islam, Gowa
melancarkan perang terhadap Soppeng, Wajo, dan terakhir Bone. Kerajaan-kerajaan
tersebut pun masuk Islam, Wajo, 10 Mei 1610 M dan Bone, 23 Nopember 1611 M.

Proses islamiasi memang tidak berhenti sampai berdirinya kerajaan-kerajaan


Islam, tetapi terus berlangsung intensif dengan berbagai cara dan saluran. Begitu pula
proses islamisasi di Kerajan Balanipayang di bawah oleh Abdul Rahim Kamaluddin
sebagai penganjur agama Islam dan ajaran yang dibawahnya diterima dengan cara
damai, baik dalam kalangan masyarakat maupun pada pihak raja-raja yang berkuasa
pada saat itu.

C. Apa saja teori-teori masuknya islam ke Indonesia?

Proses masuknya agama Islam ke nusantara tidak berlangsung secara revolusioner,


cepat, dan tunggal, melainkan berevolusi, lambatlaun, dan sangat beragam. Menurut
para sejarawan, teori-teori tentang kedatangan Islam ke Indonesia dapat dibagi menjadi:

1. Teori Mekah,
Mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung dari
Mekah atau Arab. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-
7 M.

Tokoh yang memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau
HAMKA, salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka
mengemukakan pendapatnya ini pada tahun 1958, saat orasi yang disampaikan
pada dies natalis Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak
seluruh anggapan para sarjana Barat yang mengemukakan bahwa Islam datang ke
Indonesia tidak langsung dari Arab. Bahan argumentasi yang dijadikan bahan
rujukan HAMKA adalah sumber lokal Indonesia dan sumber Arab.
Dalam hal ini, teori HAMKA merupakan sanggahan terhadap Teori Gujarat
yang banyak kelemahan. Ia malah curiga terhadap prasangkaprasangka penulis
orientalis Barat yang cenderung memojokkan Islam di Indonesia. Pandangan
HAMKA ini hampir sama dengan Teori Sufi yang diungkapkan oleh A.H. Johns
yang mengatakan bahwa para musafirlah (kaum pengembara) yang telah
melakukan Islamisasi awal di Indonesia.

2. Teori Gujarat
Mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat
pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di India bagain barat,
berdekaran dengan Laut Arab. Tokoh yang mensosialisasikan teori ini kebanyakan
adalah sarjana dari Belanda. Sarjana pertama yang mengemukakan teori ini adalah
J. Pijnapel dari Universitas Leiden pada abad ke 19.

Menurutnya, orang-orang Arab bermazhab Syafei telah bermukim di Gujarat


dan Malabar sejak awal Hijriyyah (abad ke 7 Masehi), namun yang menyebarkan
Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung,
melainkan pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia
timur, termasuk Indonesia. teori Pijnapel ini disebarkan oleh seorang orientalis
terkemuka Belanda, Snouck Hurgronje.

Menurutnya, Islam telah lebih dulu berkembang di kota-kota pelabuhan Anak


Benua India. Orang-orang Gujarat telah lebih awal membuka hubungan dagang
dengan Indonesia dibanding dengan pedagang Arab.

3. Teori Persia
Mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah
Persia atau Parsi (kini Iran). Pencetus dari teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat,
sejarawan asal Banten. Dalam memberikan argumentasinya, Hoesein lebih menitik
beratkan analisisnya pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara
masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10
Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali,
cucu Nabi Muhammad, seperti yang berkembang dalam tradisi tabut di Pariaman
di Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda) diambil dari bahasa Arab yang
ditranslasi melalui bahasa Parsi.
4. Teori Cina
Bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di Jawa) berasal dari
para perantau Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia
jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis Cina atau
Tiongkok telah berbaur dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak
dagang. Bahkan, ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa di mana
agama ini baru berkembang. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina-
Islam-Jawa menyatakan, menurut kronik masa Dinasti Tang (618-960) di daerah
Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dam pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat
sejumlah pemukiman Islam.

D. Saluran dan Cara-cara Islamisasi di Indonesia

1. Saluran Perdagangan

Saluran yang digunakan dalam proses Islamisasi di Indonesia pada


awalnya melalui perdagangan dari para pedagang Arab, Persia, maupun Gujarat.
Hal ini sesuai dengan perkembangan lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia
yang ramai mulai abad ke 7 sampai 16 masehi. Tidak hanya melakukan transaksi
niaga, para pedagang dari Arab, Persia dan Gujarat mengenalkan ajaran dan nilai-
nilai Islam kepada mitranya dari Indonesia lalu kepada masyarakat sekitar. Sebagai
pedagang, mereka bisa bergaul luwes dengan semua orang, sehingga suasana
pelabuhan yang ramai menjadi kesempatan baik untuk mengenalkan ajaran Islam.

Selanjutnya, sejumlah pedagang memutuskan untuk menetapkan dan


mendirikan perkampungan yang tidak jauh dari pelabuhan maupun Bandar
perdagangan. Adanya perkampungan itu membuat interaksi semakin intens dan
membuka kesempatan masyarakat sekitar untuk mengenal lebih jauh ajaran Islam,
apalagi budi dan suri teladan yang ditunjukan para pedagang semakin menarik
banyak orang untuk memeluk agama Islam.
2. Saluran Perkawinan

Saluran perkawinan adalah salah satu cara penyebaran Islam di Indonesia.


Pedagang muslim yang menetap ada yang menikah dengan putri raja atau putri
bangsawan setempat, karena kedudukan pedagang ini terhormat di mata
masyarakat. Pihak pedagang mensyaratkan pihak calon istri untuk mengucapkan
kalimat syahadat terlebih dahulu sehingga anak-anak hasil pernikahan mereka pun
menganut agama Islam yang dianut orang tuanya.
Perkawinan dengan putri kalangan bangsawan dan kerajaan juga membawa
pengaruh lebih kuat dalam penyebaran Islam karena perkawinan yang
membuahkan keluarga muslim yang saleh mempengaruhi istana untuk mendukung
penyebaran Islam. Bahkan, semakin banyak kalangan keluarga istana memeluk
Islam dan lambat laut kerajaan yang tadinya bercorak Hindu-Budha perlahan
menjadi bercorak Islam.
3. Saluran Tasawuf

Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik dan
hal-hal magis. Kedatangan ahli tasawuf ke Indonesia diperkirakan sejak abad ke
13 yaitu masa perkembangan dan penyebaran ahli-ahli tasawuf dari Persia dan
India yang sudah beragama Islam, dan baru berkembang pesat sekitar abad ke 17.

Pengaruh ajaran tasawuf banyak dijumpai dalam seni sastra berupa babad
dan hikayat. Ajaran ini terutama berkembang di Jawa karena ajaran Islam melalui
tasawuf disesuaikan dengan pola piker masyarakat yang masih berorientasi pada
agama Hindu. Adapun tokoh tasawuf nusantara yang terkenal adalah Hamzah
Fansuri, Syamsudin as-Sumatrani, Nurrudin ar-Raniri, Sunan Bonang, Syekh Siti
Jenar, dan Sunan Panggung.
4. Saluran Pendidikan

Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau


mubalig yang menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok
pesantren. Pondok pesantren merupakan tempat para pemuda dari berbagai
kalangan masyarakat untuk menimba ilmu agama Islam, setelah tamat mereka
akan menjadi juru dakwah untuk menyebarkan Islam di daerah masing-masing.
Sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren berperan melahirkan guru agama,
kiai, atau ulama. Maka dari pesantren inilah muncul tokoh ulama atau mubalig
yang menyebarkan Islam melalui dakwah dan pendidikan. Disamping memberikan
dakwah kepada masyarakat, banyak juga lulusan dari pondok pesantren
mendirikan pondok-pondok pesantren baru, sehingga saluran pendidikan Islam di
Indonesia semakin tersebar.
5. Saluran Seni Budaya

Berkembangnya agama Islam dapat melalui seni budaya seperti seni


bangunan (masjid), seni pahat (ukir), seni tari, seni musik, dan seni sastra. Melalui
seni budaya para kalangan ulama seperti Wali Sanga mengajarkan Islam melalui
pendekatan budaya agar mudah diterima oleh kalangan masyarakat. Salah satunya
Sunan Bonang yang menciptakan Gending Durama dan kitab Gending Sunan
Bonang. Selain itu, ada Sunan Giri yang dikenal sebagai seniman yang
menciptakan Gending Asmarandana dan Pucung. Adapun Sunan yang menonjol
di antara Wali Sanga adalah Sunan Kalijaga yang memanfaatkan media wayang
untuk dakwahnya kepada masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:

1. Perkembangan agama Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu :
Singgahnya pedagang-pedagang Islam di Pelabuhan-pelabuhan Nusantara, Sumbernya
adalah berita luar negeri terutama Cina, Adanya komunitaskomunitras Islam di
beberapa daerah kepulauan Indonesia. Sumbernya, di samping berita-berita asing juga
makammakam Islam dan Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.

2. Sedangkan proses masuknya islam di indonesia berkembang ada enam yaitu:


perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian dan politik dan di tambah
dengan saluran dakwah menurut referensi lain. Dari saluran di ataslah Islam bisa
menjangkau hampir ke seluruh pelosok Indonesia yang salah satu pengaruhnya diakui
sebagai kebudayaan Indonesia sampai sekarang seperti pengaruh bahasa, nama, adat-
istiadat dan pengaruh kesenian. Sebab itu, masuknya Islam di nusantara tidak merusak
tatanan kebudayaan melainkan mengakomodir yang direkonstruksi formulasinya
dalam ajaran Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, F. (2020). Kedatangan dan Perkembangan Islam ke Indonesia. Mawa'izh:


Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan, 11(1), 26-46.
[http://pgmi.tarbiyah.iainsalatiga.ac.id/sejarah-masuknya-islam-di-indonesia/],
diakses pada 16 April 2022.
[http://repository.unissula.ac.id/17454/5/bab%20I.pdf], diakses pada 16 April 2022.
[https://www.materisma.com/2014/05/kondisi-politik-ekonomi-dan-sosial.html],
diakses pada 16 April 2022.
Daliman, A, Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia,
Jakarta: Ombak, 2012.
[https://123dok.com/article/munculnya-pemukiman-pemukiman-muslim-di-kota-
kota-pesisir.ydxvkkez ], diakses pada 16 April 2022
[https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/saluran-penyebaran-islam-di-indonesia-
8838/], diakses pada 16 April 2022

Anda mungkin juga menyukai