Disusun Oleh:
Kelompok 8
Anugrah 1956041029
Makalah ini kami susun berdasarkan data-data yang kami peroleh dari berbagai
sumber, dari situs internet yang menyajikan pembahasan terkait dengan isi makalah
yang akan dibahas. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, tapi
kami harap makalah ini akan menjadi bahan referensi untuk orang-orang yang
selanjutnya yang akan membahas dengan materi yang sama. Kami juga menerima
berbagai saran dari berbagai pihak, baik dari dosen pengampu maupun dari teman-
teman sekalian. Terima kasih kami sampaikan bagi pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Akhirul kalam, Assalamualaikum wa Rahmatullahi wa
Barakatuh.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Di Indonesia terkenal dengan penduduknya yang mayoritas memeluk agama
islam, budaya nya, alamnya yang luas dan hasil bumi yang cukup banyak. Sejarah
masuknya islam awalnya di bawa oleh pedagang Gujarat lalu di ikuti oleh pedagang
arab dan Persia. Sambil berdagang mereka menyebarkan agama islam ke tempat
mereka berlabuh di seluruh indonesia. Banyak yang berspekulasi jika islam masuk ke
indonesia di abad ke 7 atau 8, karena pada abad tersebut terdapat perkampungan islam
di sekitar selat Malaka.
Selain pedagang ada juga dengan cara mendakwah, seperti penyebaran di tanah
jawa yang di lakukan oleh para walisongo. Mereka lah sang pendakwah dan sang
ulama yang menyebarkan islam dengan cara pendekatan sosial budaya. Di jawa islam
masuk melalui pesisir utara pulau jawa dengan di temukannya makam Fatimah binti
Maimun bin Hibatullah. Di Mojokerto juga telah di temukannya ratusan makam islam
kuno. Di perkikan makam ini adalah makam para keluarga istana Majapahit. Di
kalimantan, islam masuk melalui pontianak pada abad 18. Di hulu sungai Pawan,
kalimantan barat di temukan pemakaman islam kuno.
Di kalimantan timur islam masuk melalui kerajaan Kutai, di kalimantan selatan
melalui kerajaan banjar, dan dari kalimantan tengah di temukannya masjid gede di kota
Waringin yang di bangun pada tahun 1434 M. Di sulawesi islam masuk melalui raja
dan masyarakat Gowa-Tallo. Demikian sedikit penjelasan tentang sejarah islam masuk
ke indonesia. Kita harus bangga dengan para ulama yang telah menyebarkan agama
islam di indonesia tanpa adanya perang. Dengan peran para ulama yang bijaksana,
agama islam dengan mudah di terima di seluruh nusantara.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi dan situasi politik kerajaan-kerajaan di Indonesia?
2. Mengapa pemukiman-pemukiman muslim muncul di kota pesisir?
3. Apa saja teori-teori masuknya islam ke Indonesia?
4. Bagaimana proses islamisasi di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Islam di Indonesia.
2. Untuk memaparkan bagaimana proses penyebaran agama Islam di Indonesia
dapat terjadi.
3. Untuk memaparkan Apa saja teori-teori masuknya islam ke Indonesia
4. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Situasi Politik
kedatangan Islam ke-beberapa daerah di kepulauan Indonesia
menghadapi situasi politik daerahnya yang berbeda-beda yaitu ada yang sedang
mengalami perebutan kekuasaan politik ada yang tidak. Ada daerah yang
stuktur birokrasinya bercorak kerajaan Indonesia Hindu Budha dan ada pula
yang merupakan suku-suku yang dipimpin kepala suku atau sesepuh.
Akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa kedatangan Islam dan
penyebarannya di berbagai daerah Nusantara ialah dengan cara damai, melalui
perdagangan dan dakwah yang dilakukan oleh para mubalig-mubalig atau
orang-orang Muslim. Kemudian jika didapati daerah penyebaran Islam situasi
politik di kerajaan-kerajaan itu mengalami kelemahan dan kekacauan di
sebabkan perebutan kekuasaan di kalangan para raja maka agama Islam
dijadikan politik bagi golongan bangsawan atau raja-raja yang menghendaki
kekuasaan. Mereka berhubungan dengan para pedagang Muslim yang posisi
ekonominya kuat karna penguasaan pelayaran dilautan dan perdagangan. Dan
apabila telah terwujud kerajaan Islam maka berulah mereka melancarkan
perang terhadap kerajaan yang bukan Islam. Hal itu bukan hanya karena tujuan
agamanya tetapi karena dorongan politik untuk menguasai kerajaan-kerajaan
disekitarnya misalnya Gowa melakukan penyerangan terhadap kerajaan lainnya
di Sulawesi Selatan, Demak, dan Banten melakukan penyerangan terhadap
kerajaan-kerajaan di Jawa Hindu.
B. Munculnya Pemukiman-pemukiman Muslim di Kota-kota Pesisir
Menjelang abad ke-13 M, di pesisir Aceh sudah ada pemukiman Muslim.
Persentuhan antara penduduk pribumi dengan pedagang Muslim dari Arab, Persia dan
India memang pertama kali terjadi di daerah ini. Karena itu, diperkirakan, proses
islamisasi sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi. Dengan demikian, dapat
dipahami mengapa kerajaan Islam pertama di Kepulauan Nusantara ini berdiri di Aceh,
yaitu Kerajaan Samudera Pasai yang didirikan pada pertengahan abad ke-13 M. Setelah
kerajaan Islam ini berdiri, perkembangan masyarakat Muslim di Malaka makin lama
makin meluas dan pada awal abad ke-15M, di daerah ini lahir kerajaan Islam, yang
merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara. Kerajaan ini cepat berkembang,
bahkan dapat mengambil alih dominasi pelayaran dan perdagangan dari Samudera
Pasai yang kalah bersaing. Lajunya perkembangan masyarakat Muslim ini berkaitan
erat dengan keruntuhan Sriwijaya.
Setelah Malaka jatuh ketangan Portugis (1511 M), mata rantai penting
pelayaran beralih ke Aceh, kerajaan Islam yang melanjutkan kejayaan Samudera Pasai.
Dari sini, proses islamisasi di kepulauan Nusantara berlangsung lebih cepat dari
sebelumnya. Untuk menghindari gangguan Portugis yang menguasai Malaka, untuk
sementara waktu kapal-kapal memilih berlayar menelusuri pantai Barat Sumatera.
Aceh kemudian berusaha melebarkan kekuasaannya ke Selatan sampai ke Pariaman
dan Tiku. Dari pantai Sumatera, kapal-kapal memasuki Selat Sunda menuju pelabuhan-
pelabuhan di pantai Utara Jawa.
Sementara itu, di Jawa, proses islamisasi sudah berlangsung, sejak abad ke-11
M, meskipun belum meluas; terbukti dengan ditemukannya makam Fatimah binti
Maimun di Leren Gresik yang berangka tahun 475 H/1082 M. Berita tentang Islam di
Jawa pada abad ke-11 M-12 M dan abad-abad berikutnya, terutama ketika Majapahit
mencapai puncak kebesarannya, bukti-bukti adanya proses islamisasi sudah banyak,
dengan ditemukannya beberapa puluh nisan kubur di Troloyo, Trowulan, dan Gresik.
Bahkan, menurut berita Ma-huan tahun 1416 M, di pusat Majapahit maupun di pesisir,
terutama di kota-kota pelabuhan, telah terjadi proses islamisasi dan sudah pula
terbentuk masyarakat Muslim.
Sulawesi, terutama bagian Selatan, sejak abad ke-15 M sudah dikunjungi oleh
pedagang-pedagang Muslim, mungkin dari Malaka, Jawa, dan Sumatera. Pada awal
abad ke-16 M, di Sulawesi banyak sekali kerajaan yang masih beragama berhala. Akan
tetapi, pada abad ke-16 di daerah Gowa, sebuah kerajaan terkenal di daerah itu, telah
terdapat masyarakat Muslim. Di Gowa dan Tallo raja-rajanya masuk Islam secara
resmi pada tanggal 22 September 1605 M.
Proses islamisasi pada taraf pertama di Kerajaan Gowa dilakukan dengan cara
damai, oleh Dato’ Ri Bandang dan Dato Sulaeman keduanya memberikan ajaran-ajaran
Islam kepada masyarakat dan raja. Setelah secara resmi memeluk agama Islam, Gowa
melancarkan perang terhadap Soppeng, Wajo, dan terakhir Bone. Kerajaan-kerajaan
tersebut pun masuk Islam, Wajo, 10 Mei 1610 M dan Bone, 23 Nopember 1611 M.
1. Teori Mekah,
Mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung dari
Mekah atau Arab. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-
7 M.
Tokoh yang memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau
HAMKA, salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka
mengemukakan pendapatnya ini pada tahun 1958, saat orasi yang disampaikan
pada dies natalis Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak
seluruh anggapan para sarjana Barat yang mengemukakan bahwa Islam datang ke
Indonesia tidak langsung dari Arab. Bahan argumentasi yang dijadikan bahan
rujukan HAMKA adalah sumber lokal Indonesia dan sumber Arab.
Dalam hal ini, teori HAMKA merupakan sanggahan terhadap Teori Gujarat
yang banyak kelemahan. Ia malah curiga terhadap prasangkaprasangka penulis
orientalis Barat yang cenderung memojokkan Islam di Indonesia. Pandangan
HAMKA ini hampir sama dengan Teori Sufi yang diungkapkan oleh A.H. Johns
yang mengatakan bahwa para musafirlah (kaum pengembara) yang telah
melakukan Islamisasi awal di Indonesia.
2. Teori Gujarat
Mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat
pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di India bagain barat,
berdekaran dengan Laut Arab. Tokoh yang mensosialisasikan teori ini kebanyakan
adalah sarjana dari Belanda. Sarjana pertama yang mengemukakan teori ini adalah
J. Pijnapel dari Universitas Leiden pada abad ke 19.
3. Teori Persia
Mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah
Persia atau Parsi (kini Iran). Pencetus dari teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat,
sejarawan asal Banten. Dalam memberikan argumentasinya, Hoesein lebih menitik
beratkan analisisnya pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara
masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10
Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali,
cucu Nabi Muhammad, seperti yang berkembang dalam tradisi tabut di Pariaman
di Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda) diambil dari bahasa Arab yang
ditranslasi melalui bahasa Parsi.
4. Teori Cina
Bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di Jawa) berasal dari
para perantau Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia
jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis Cina atau
Tiongkok telah berbaur dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak
dagang. Bahkan, ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa di mana
agama ini baru berkembang. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina-
Islam-Jawa menyatakan, menurut kronik masa Dinasti Tang (618-960) di daerah
Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dam pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat
sejumlah pemukiman Islam.
1. Saluran Perdagangan
Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik dan
hal-hal magis. Kedatangan ahli tasawuf ke Indonesia diperkirakan sejak abad ke
13 yaitu masa perkembangan dan penyebaran ahli-ahli tasawuf dari Persia dan
India yang sudah beragama Islam, dan baru berkembang pesat sekitar abad ke 17.
Pengaruh ajaran tasawuf banyak dijumpai dalam seni sastra berupa babad
dan hikayat. Ajaran ini terutama berkembang di Jawa karena ajaran Islam melalui
tasawuf disesuaikan dengan pola piker masyarakat yang masih berorientasi pada
agama Hindu. Adapun tokoh tasawuf nusantara yang terkenal adalah Hamzah
Fansuri, Syamsudin as-Sumatrani, Nurrudin ar-Raniri, Sunan Bonang, Syekh Siti
Jenar, dan Sunan Panggung.
4. Saluran Pendidikan
A. Kesimpulan
1. Perkembangan agama Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu :
Singgahnya pedagang-pedagang Islam di Pelabuhan-pelabuhan Nusantara, Sumbernya
adalah berita luar negeri terutama Cina, Adanya komunitaskomunitras Islam di
beberapa daerah kepulauan Indonesia. Sumbernya, di samping berita-berita asing juga
makammakam Islam dan Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.