Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Konsep Dasar IPS

Dosen pengampu :

Mimi Astri Rahmayanti, M.Pd

Disusun :
Meilani Widianingsih
Siti Nur Aisyah Malik

PROGRAM STUDI PGSD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANGERANG RAYA
TAHUN 2022/2023 SEMESTER GANJIL

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan “makalah” ini yang berjudul
“PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT”. Tak lupa pula shalawat
serta salam kepada nabi Muhammad Saw semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari
akhir kelak.

Terimakasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS, yaitu
Ibu Mimi Astri Rahmayanti, M.Pd yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman yang telah membantu dan berbagi ilmu pengetahuan sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik.

Terakhir, kami juga mengucapkan maaf kepada para pembaca apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat kesalahan maupun kekurangan. Kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca agar dapat menjadi lebih baik.

Tangerang, 9 Oktober 2022

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………. 1


Daftar Isi ……………………………………………………………………….. 2
BAB I Pendahuluan …………………………………………………………... 3
A. Latar Belakang ……………………………………………………...…. 4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………..…. 4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………….. 5
BAB II Pembahasan …………………………………………………………..6
A. Proses masuknya Islam di Indonesia………………………………….. 6
B. Teori masuknya islam ke indonesia ………………...…………………. 7
C. Tokoh berperan dalam proses penyebaran Islam …………….…………8
D. Buktinya masuk islam di indonesia……………………………………. 10
E. Pengertian kebudayaan menurut para ahli………………………………11
F. Kebudayaan barat di indonesia ………………………………………....12
G. Pengaruh kebudayaan Asing ……………………………………………13
BAB III Penutup …………………………………………………………….. 19
A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 19
B. Saran……………………………………………………………………. 19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 20

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia menjadi negara yang mayoritas penduduknya beragama islam.
Masuknya islam berpengaruh besar pada kebudayaan di indonesia. Sebelum
masuknya islam di indonesia, Kebudayaan indonesia bercorak Hindu-Budhha.
Setelah masuknya islam, kebudayaan islam mengalami akulturasi budaya dengan
kebudayaan di indonesia. Yang mana akulturasi budaya dapat dirumuskan A + B
= AB. Yang mana maksudnya adalah perpaduan antara dua budaya atau lebih
tanpa menghilangkan budaya aslinya. Kebudayaan ini terus berkembang seiring
perkembangan zaman. Tidak banyak orang yang mengetahui proses masuknya
islam. Sehingga pada makalah ini, kami akan membahas mengenai masuknya
islam di indonesia dan pengaruh kebudayaan islam di indonesia.
Globalisasi merupakan tantangan besar bagi setiap negara. Keadaan ini di
tinjau oleh bangsa Indonesia yang mengikuti arus globalisasi. Dalam era
globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia
semakin berkembang dengan pesat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin
banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan seperti
mabuk-mabukan, clubbing, memakai pakaian ketat, bahkan berciuman di tempat
umum seperti sudah lumrah di Indonesia.
Kebudayaan orang-orang barat tersebut sifatnya negatif dan cenderung
merusak dan telah menjadi suatu kebiasaan yang membudaya. Sehingga
melanggar norma-norma yang berlaku dan mempengaruhi kbudayaan bangsa
indonesia yang ketimuran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana masuknya islam di indonesia menurut beberapa teori?
2. Apa saja bukti masuknya islam di indonesia?
3. Apa pengertian kebudayaan menurut para Ahli?
4. Bagaimana budaya Asing di Indonesia?

4
5. Bagaimana pengaruh kebudayaan asing terhadap kebudayaan lokal /
indonesia?
6. Bagaimana upaya melestarikan kebudayaan indonesia dengan tetap membawa
budaya asing ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan wawasan tentang pengaruh budaya islam di indonesia.
2. Penulis berharap bahwa makalah ini dapat diterima oleh pembaca.
3. Dapat dijadikan sebagai referensi.
4. Mampu mengetahui dan memahami mengenai pengaruh kebudayaan
islam di indonesia.
5. Dapat memperluas wawasan sekaligus memperoleh pengetahuan yang
lebih banyak mengenai pemberdayaan komunitas di lingkungan
masyarakat.
6. Agar dapat mengetahui pengaruh kebudayaan asing terhadap kebudayaan
lokal / indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses masuknya Islam di Indonesia

Pada masa kedatangan agama islam, penyebaran agama islam dilakukan oleh
pedagang Arab dibantu oleh para pedagang Persia dan India. Abad ke-7 masehi
merupakan awal kedatangan agama Islam. Pada masa ini baru sebagian kecil
penduduk yang bersedia menganutnya karena masih dalam kekuasaan raja-raja
Hindu-Budhha.
Sejarah masuknya islam ke indonesia dan proses penyebaran agama islam
berlangsung dalam waktu yang lama yaitu dari abad ke-7 sampai abad ke-13 masehi.
Selama masa itu para pedagang Arab, Persia, India semakin intensif dalam
menyebarkan islam di daerah mereka berkunjung terutama di daerah pusat
perdagangan. Disamping itu para pedagang indonesia yang sudah masuk islam dan
para mubaligh indonesia juga ikut berperan dalam penyebaran Agama islam
diberbagai wilayah negara Indonesia. Akibatnya pengaruh Islam id Indonesia
semakin bertambah luas di kalangan masyarakat terutama di daerah pantai.
Pada akhir abad ke-12 masehi kekuasaan politik dan ekonomi kerajaan
Sriwijaya mulai merosot. Seiring dengan kemunduran pengaruh Sriwijaya, para
pedagang Islam mulai giat melakukan peran politik. Misalnya saat mendukung
daerah pantai yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya.
Menjelang berakhirnya abad ke-13 masehi sekitar tahun 1285, berdiri
kerajaan yang bercorak islam yang bernama Samudera Pasai. Malaka merupakan
pusat perdagangan penting dan pusat penyebaran agama Islam yang berkembang
menjadi kerajaan baru yang bernama Kesultanan Malaka.
Pada awal abad ke-15 masehi. Kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan.
Pada tahun 1478, Kerajaan majapahit mengalami kerutuhan, banyak daerah yang
ingin melepaskan diri dari kerajaan Majapahit. Pada tahun 1500, Demak berdiri
sebagai kerajaan islam pertama di Jawa. Berkembangnya kerajaan Demak sebagai
kerajaan Islam, kemudian disusul berdrinya Kesultanan Banten dan Kesultanan
Cirebon.
Melalui Kerajaan yang bercorak islam, agama islam semakin berkembang
pesat dan tersebar diseluruh nusantara.

6
B. Teori masuknya Islam ke Indonesia
Ada beberapa teori diantaranya :
1. Teori Gujarat/India
Menurut Teori Gujarat, Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dengan
dibawa oleh para pedagang Gujarat. Pada waktu itu, para pedagang Gujarat
datang dari Selat Malaka dan kemudian membangun hubungan dagang
dengan orang-orang lokal di bagian barat Nusantara. Salah satu bukti
pendukung Teori Gujarat adalah ditemukannya makam Malik As-Saleh 1297,
yang dikatakan mirip dengan batu nisan di Gujarat. Adapun tokoh yang
mengemukakan Teori Gujarat adalah seorang asal Belanda bernama Snouck
Hurgronje. Hurgrone berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui
orang India, bukan Arab. Ia juga menyatakan ada beberapa persamaan
unsur-unsur Islam antara di Nusantara dan India.
2. Teori Persia
Teori Persia yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad
ke-13 dengan dibawa oleh para pedagang Persia. Dua tokoh yang mencetus
teori Persia adalah Husein Djajadiningrat dan Umar Amir Husein.
Djajadiningrat berpendapat bahwa tradisi dan kebudayaan Islam yang ada di
Indonesia memiliki beberapa persamaan dengan Persia. Contohnya, seni
kaligrafi yang berpahat batu-batu nisan bercorak Islam di Nusantara. Lalu,
ada juga budaya Tabot di Bengkulu dan Tabuik di Sumatera Barat yang konon
serupa dengan ritual yang dilakukan di Persia setiap tanggal 10 Muharram.
Kendati demikian, aliran agama Islam yang dianut di Persia berbeda dengan
Indonesia. Aliran Islam di Persia adalah Syiah, sedangkan di Indonesia
sebagian besar masyarakat Muslim menganut aliran Sunni. Dengan demikian,
teori Persia ini dianggap kurang relevan dengan fakta-fakta yang ada.
3. Teori Makkah
Teori terakhir adalah teori Mekkah yang menyatakan bahwa perkampungan
Islam sudah ada sejak abad ke-7 di pantai barat Sumatera. Pendapat ini juga
didukung dengan bukti berita dari China pada zaman Dinasti Tang tahun 674
M, bahwa orang-orang Arab sudah mendirikan perkampungan Muslim di
pantai barat Sumatera. Kemudian, disebutkan juga bahwa pada masa
Sriwijaya abad ke-8, kerajaan ini sudah mulai mengalami perkembangan
kekuasaan dan banyak pedagang Muslim yang singgah di sana. Salah satu

7
tokoh yang mendukung teori Mekkah adalah Hamka. Selain Hamka, seorang
orientalis asal Inggris, TW Arnold, juga mendukung teori Mekkah yang
menyatakan bahwa bangsa Arab merupakan bangsa yang dominan dalam
perdagangan di Nusantara

C. Tokoh-tokoh yang berperan dalam proses penyebaran agama Islam


1. Maulana Malik Ibrahim
Beliau berdakwah di Jawa Timur dengan cara bergaul dengan anak negeri,
berbudi bahasa lembut, ramah tamah dan berakhlak tinggi. Beliau mendirikan
pondok pesantren guna mencetak kader mubaligh islam pada masa
mendatang.
2. Sunan Ampel
Mengembangkan Islam di Jatim dengan mendirikan pesantren Ampel Denta.
Pesantren ini digunakan untuk mendidik para pemuda islam sebagai kader
yang nantinya disebarkan ke seluruh pelosok pulau Jawa.
3. Sunan Drajat
Beliau menyebarkan islam di daerah jawa timur dan beliau berjiwa sosial
serta dermawan. Islam memberikan pertolongan kepada yang sengsara,
seperti membantu anak yatim piatu, orang sakit dan fakir miskin. Sunan
Drajat adalah pencipta Gending Pangkur.
4. Sunan Bonang (putra sunan ampel)
Beliau menyebarkan Islam di daerah Tuban, dan menjadikannya sebagai pusat
kegiatan penyebaran Agama Islam. Ia menyebarkan agama islam dengan cara
menyesuaikan kebudayaan masyarakat Jawa seperti Wayang dan musik
Gamelan. Sehingga ia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai
keislaman. Setiap bait lagu diselingi dengan kalimat syahadatain, sehingga
musik gamelan yang mengiringi dikenal dengan istilah sekaten.
5. Sunan Giri
Ia adalah putra dari Maulana Ishak dari Blambangan, dengan bantuan
masyarakat Gresik, Sunan Giri mendirikan pesantren di daerah Giri. Atas
ketekunan dan kesungguhannya, pesantren itu bukan hanya sebagai tempat

8
pendidikan dalam artian sempit, tetapi juga sebagai pusat pengembangan
masyarakat. Dalam waktu tiga tahun, pesantren Giri sudah terkenal ke seluruh
Nusantara, sehingga banyak murid-muridnya yang datang dari Madura,
Kalimantan, Makassar, Lombok, dan seluruh Jawa. Raja Majapahit sendiri
memberi keleluasaan kepadanya untuk mengatur pemerintahan karena
khawatir ia melakukan pemberontakan. Kemudian pesantren itu pun
berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton.
6. Sunan Kalijaga
Dalam melaksanakan dakwahnya, Sunan Kalijaga menggunakan kesenian
wayang kulit yang sangat digemari masyarakat sejak aman Hindu. Kisah
Mahabharata yang melandasi cerita wayang disesuaikan agar tidak
bertentangan dengan ajaran Islam. Penggunaan wayang sebagai alat dakwah
ini ternyata memberi kemudahan dalam meluaskan penyebaran Islam ke
masyarakat. Sunan Kalijaga sebagai Mubalig yang ahli seni, ahli filsafat, dan
kebudayaan memiliki beberapa karya seni hasil ciptaannya antara lain orang
pertama yang merancang baju takwa, menciptakan lagu Dandang Gula dan
Semarangan, menciptakan seni ukir bermotif dedaunan, menciptakan bedug di
masjid, memprakarsai Gerebeg Maulud, menciptakan Gong Sekaten, dan
membuat kreasi baru wayang menjadi karikatur, digambar dan diukir pada
kulit binatang.

7. Sunan Kudus
Ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo
hingga Gunung Kidul. Cara dakwahnya pun meniru Sunan Kalijaga yaitu
toleran pada budaya setempat. Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat
Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu-Buddha. emasa
hidupnya, ia mengajarkan agama Islam di sekitar pesisir utara Jawa Tengah di
daerah Kudus. Selain sebagai seorang wali, Sunan Kudus juga menjabat
sebagai Senopati Demak. Peninggalan yang termasyhur adalah Masjid Kudus.
Menaranya berbentuk candi, dan sering disebut Masjid Menara.
8. Sunan Muria
Sunan Muria atau Raden Prawoto atau Raden Umar Said, adalah putra Sunan
Kalijaga dari istrinya yang bernama Dewi Sorah. Dewi Sorah adalah adik
kandung Sunan Giri. Gaya berdakwah Sunan Muria seperti ayahnya, Sunan

9
Kalijaga. Tetapi ia lebih menyukai tinggal di daerah terpencil, jauh dari kota.
Pusat kegiatannya di lereng Gunung Muria (Jawa Tengah). Ia banyak bergaul
dengan rakyat jelata. Sambil bercocok tanam, berladang, dan berdagang, ia
mengajarkan agama Islam. Selain itu, Sunan Muria berdakwah dengan
menggunakan media kesenian rakyat yaitu berupa gamelan. Ia menciptakan
gending sinom dan kinanti.
9. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah lebih dikenal dengan nama Sunan
Gunung Jati karena pusat kegiatan dakwahnya berada di daerah Gunung Jati,
Cirebon, Jawa Barat. Pada tahun 1570 M, Sunan Gunung Jati wafat dan
dimakamkan di Gunung Jati, Cirebon.

D. Bukti masuknya Islam di Indonesia


Bukti masuknya Islam di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu bukti dari dalam
(internal) dan bukti dari luar (eksternal). Bukti dari dalam masuknya Islam di
Indonesia adalah :
1. Batu nisan Siti Fatimah binti Maimun yang sezaman dengan kerajaan Kediri
yang bertuliskan Arab di Leran, Gresik, Jawa Timur.
2. Makan Sultan Malik as-Saleh (raja samudera pasai) di Sumatera. yang mana
menggunakan gelar Sultan seperti raja dari Arab.
3. Makam Syekh Maulana Malik di Gresik, yang mana batu nisannya di
datangkan dari Gujarat dan berisi tulisan Arab.
Bukti dari luar (eksternal) masuknya Islam di Indonesia :
1. Berita Arab
Pedagang Arab melakukan aktivitasnya perdagangan dengan Indonesia sejak
masa Kerajaan Sriwijaya, abad ke-7.
2. Berita India
Para pedagang Gujarat(india) yang berdagang ke Indonesia juga menyebarkan
agama Islam di pesisir pantai, abad ke-7.
3. Berita Eropa
Marcopolo (Italia) tahun 1292 singgah di sumatera bagian Utara mengatakan
penduduk indonesia sudah beragama islam. Didaerah ini, menentukan
kerajaan Islam di Indonesia (Kerajaan Samudera Pasai).

10
4. Berita China
Ma Huan (sekretaris laksamana Cheng Ho) pernah menulis berita tentang
saudagar Islam tinggal di pantai Utara Jawa (tahun 1400M).
Perkembangan Agama Islam di Indonesia ditandai dengan berdirinya kerajan Islam
yang bercorak Islam seperti kerajaan Samudera Pasai, kerajaan Malaka, kerajaan
Aceh, kerajaan Demak, dan kerajaan Mataram.

E. Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli


Menurut Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan
bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Menurut Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian
nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat
diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi
sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

11
F. Kebudayaan Asing (Barat) di Indonesia
Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus globalisasi terkadang dapat melunturkan
jati diri bangsa yang begitu kental dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik.
Tapi bangsa Indonesia tidak menutup diri bagi budaya asing yang ingin masuk ke
Indonesia tanpa melunturkan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Karena
terkadang globalisasi dapat menjadikan bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan
adab bangsanya.
Kebudayaan asing yang masuk akibat era globalisasi (perluasan cara-cara sosial
antar benua), ke Indonesia turut mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik
itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di
Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk
beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku
yang cenderung ke barat-baratan (westernisasi).
Hal tersebut terlihat dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia
keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai
perilaku menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri
terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus
penyimpangan seperti penyalahgunaan zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran susila
dan lain sebagainya. Ini merupakan ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam
beradaptasi dan menyeleksi pengaruh asing sehingga masih bersikap ‘latah’ terhadap
kebudayaan asing
Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah
budaya barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan
barat dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia
merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando, dan
kolektivitas
Bangsa Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah Portugis dan
Belanda. Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya telah terserap dan
masuk ke dalam struktur budaya bangsa Indonesia.
Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus
membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem
pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial
kebudayaan yang mempunyai peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya.

12
Selain pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan negara barat yang
pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya pengaruh tersendiri dalam
pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia.
Tidak hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi negara-negara Timur
seperti Cina dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh tertentu bagi
perkembangan sistem sosial dan budaya Indonesia. Jepang tentu saja, memberikan
pengaruh , yaitu lewat penjajahan singkat mereka atas Indonesia. Sementara Cina,
yang telah punya hubungan dengan kepulauan nusantara jauh sebelum Islam
menyentuh Indonesia, dan telah membentuk derajat pengaruh tersendiri
Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya
hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang
celakanya kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan
cenderung merusak serta melanggar norma-norma ketimuran sering kita tonton
sehingga ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan
kebebasan seperti orang-orang barat.
Contoh kebudayaan-kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka
berpakaian dan mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.

G. Pengaruh Kebudayaan Asing (barat) Terhadap Kebudayaan Lokal (Indonesia)


1. Pengaruh budaya asing terhadap sistem realigi / kepercayaan
Bergesernya sistem religi yang berakar pada kepercayaan tradisional menuju
sistem religi yang berlandaskan ajaran agama, merupakan contoh konkret
adanya pengaruh kebudayaan asing terhadap kebudayaan lokal. Bangsa
Indonesia pada awalnya menganut sistem kepercayaan kepada roh-roh leluhur
maupun kekuatan gaib yang diwariskan secara turun temurun. Namun, kini
telah terkikis dengan adanya ajaran agama yang menekankan kepada satu
tujuan penyembahan yakni Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun demikian bukan
berarti sistem religi tradisional yang merupakan kebudayaan asli bangsa
Indonesia telah punah. Hal ini tampak dalam bentuk upacara adat tradisional
yang telah mengalami penyesuaian dengan sistem religi yang berdasarkan
agama. Misal: upacara sedekah laut, upacara sekaten, dan upacara yaqowiyu,
merupakan bentuk-bentuk kebudayaan yang menggabungkan unsur religi
tradisional dengan agama.

13
2. Pengaruh budaya asing terhadap sistem pengetahuan
Setiap suku bangsa memiliki sistem pengetahuan yang membentuk unsur
kebudayaan lokal. Sebelum unsur pengetahuan kebudayaan asing
memengaruhi kebudayaan lokal, nenek moyang kita telah mengenal
pengetahuan tentang kemaritiman, gejala alam, perubahan musim, berburu,
bercocok tanam sampai kepada pengetahuan tentang pengobatan tradisional.
Masuknya kebudayaan asing dengan membawa bentuk sistem pengetahuan
yang lebih modern telah mengubah cara pandang masyarakat terhadap
keadaan alam sekitarnya. Pengetahuan tradisional yang cenderung
berlandaskan pada kemampuan intuitif yang irasional berubah ke pola
pemikiran yang lebih rasional. Misal: penemuan obat obatan tradisional
merupakan bentuk pengembangan pengetahuan tradisional terhadap khasiat
tumbuhan yang dipadukan dengan pengetahuan modern (ilmu farmasi),
sehingga menghasilkan obat yang alami dan bebas dari bahan kimia.
Demikian halnya pengaruh kebudayaan asing di bidang pengetahuan yang
berkaitan dengan cara bercocok tanam, telah mengubah pola kehidupan petani
tradisional menjadi lebih produktif.
3. Pengaruh Budaya Asing terhadap Sistem Teknologi
Teknologi merupakan salah satu unsur kebudayaan yang berkaitan dengan
peralatan yang dipergunakan manusia untuk mengubah keadaan sekitarnya
maupun keadaan dirinya demi terpenuhinya kebutuhan hidup. Sistem
teknologi tradisional yang menjadi unsur kebudayaan lokal menyangkut
tentang:
1) alat-alat produksi
2) senjata
3) wadah
4) alat untuk menyalakan api
5) makanan dan minuman
6) pakaian dan perhiasan
7) tempat berlindung atau rumah
8) alat-alat transportasi.
4. Pengaruh Budaya Asing terhadap Sistem Kesenian
Masuknya kesenian mancanegara yang dirasa lebih menarik dan mewakili
jiwa muda, banyak menggeser ruang gerak kesenian tradisional. Salah satu

14
upaya untuk mempertahankan kesenian tradisional agar tetap lestari adalah
dengan memadukan unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kesenian
tradisional tersebut. Misal: kesenian musik campur sari, merupakan bentuk
kesenian yang memadukan unsur-unsur kesenian tradisional dengan
unsur-unsur kesenian modern. Pementasan seni pertunjukan tradisional,
seperti: lenong dan wayang kulit, banyak menyisipkan unsur-unsur kesenian
modern untuk menarik penonton khususnya kalangan anak muda.
5. Pengaruh Budaya Asing terhadap Bahasa
Bahasa merupakan sistem perlambang dalam komunikasi. Salah satu ciri
suatu suku bangsa adalah memiliki bahasa daerah yang merupakan bahasa
komunikasi antar warga dalam kelompok suku bangsa yang bersangkutan.
Pengaruh kebudayaan asing terhadap perkembangan bahasa daerah sangatlah
besar. Terutama di daerah pesisir, di mana penduduknya banyak berinteraksi
dengan suku bangsa lain (asing) yang memiliki komposisi bahasa yang
berbeda dengan komposisi bahasa induknya. Misal: bahasa Jawa yang
diterapkan di daerah pesisir berbeda dengan bahasa Jawa yang ada di daerah
pedalaman. Secara umum, pengaruh kebudayaan asing khususnya dalam
bahasa, bukan menghilangkan bahasa lokal, namun justru memperkaya
perbendaharaan kata dalam bahasa lokal tersebut. Banyak kata-kata dalam
bahasa Indonesia yang berasal dari kata-kata bahasa asing yang telah diserap
menjadi kosakata bahasa Indonesia.
6. Pengaruh Budaya Asing dalam Era Globalisasi
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, Indonesia telah memasuki era
globalisasi. Kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi
telah menyebabkan masuknya pengaruh budaya dari seluruh penjuru dunia
dengan cepat ke Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
globalisasi adalah proses terbentuknya sistem organisasi dan sistem
komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk
mengikuti sistem serta kaidah-kaidah yang sama. Pada era globalisasi,
peristiwa yang terjadi di suatu negara dapat diketahui dengan cepat oleh
negara lain melalui media massa, seperti televisi, radio, surat kabar atau
internet.

15
Globalisasi berlangsung melalui saluran-saluran tertentu, seperti media massa,
pariwisata internasional, lembaga perdagangan dan industri internasional, serta
lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Saluran-saluran globalisasi, antara lain sebagai berikut:
a. Media Massa
Arus globalisasi diperoleh melalui media komunikasi massa, seperti radio,
televisi, surat kabar, film, dan internet. Globalisasi melalui media massa telah
membuat dunia menjadi seolah-olah tanpa batas. Melalui media massa, seperti
televisi yang disiarkan dalam jaringan satelit, peristiwa bencana Tsunami di Aceh
pada tahun 2004 dapat diketahui di seluruh dunia. Demikian juga dengan
perkembangan internet yang telah memudahkan perkembangan iptek dengan adanya
kemudahan mengakses berbagai informasi dari seluruh penjuru dunia dengan murah
dan cepat. Selain itu, dalam arus globalisasi, terjadi perubahan perilaku masyarakat di
bidang mode pakaian, peralatan hidup, dan makanan akibat pengaruh penyebaran
informasi dari luar negeri melalui media massa. Sebagai sarana pewarisan budaya
pada era globalisasi, media massa sangat berpengaruh dalam penyerapan budaya
asing di masyarakat yang bersifat positif dan negatif. Dampak positif budaya asing di
media massa adalah masuknya iptek yang menunjang kemajuan di segala bidang.
Pengaruh negatif budaya asing di media massa adalah terjadinya goncangan budaya
karena adanya individu yang tidak siap menerima perubahan dan pergeseran
nilai-nilai budaya dan adat istiadat.
b. Pariwisata Internasional
Berkembangnya sektor pariwisata internasional juga berpengaruh terhadap
penyebaran arus globalisasi. Kegiatan pariwisata internasional yang melibatkan
banyak negara dapat dilakukan dengan mudah karena adanya kemajuan sarana
transportasi dan telekomunikasi. Dengan meningkatnya kebutuhan wisata antarnegara
menyebabkan masuknya devisa yang sangat dibutuhkan untuk membiayai
pembangunan suatu negara. Dengan berkembangnya sektor pariwisata internasional,
seseorang dapat dengan mudah bepergian dari satu negara ke negara lainnya.
c. Lembaga Perdagangan dan Industri Internasional
Globalisasi dalam perdagangan internasional ditandai dengan adanya pasar
bebas. Dalam era pasar bebas, setiap negara akan berlomba-lomba mengembangkan
keunggulan komparatif nya untuk menarik para investor dari luar negeri. Era pasar
bebas juga ditandai adanya kebebasan kontak perdagangan antarnegara tanpa dibatasi

16
hambatan fiskal dan tarif. Walaupun setiap negara bebas untuk menjalin hubungan
perdagangan, namun tetap diperlukan suatu wadah kerja sama di bidang ekonomi.
Misalnya, pendirian dewan kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan dewan
kerja sama ekonomi Amerika Utara (NAFTA).
Arus globalisasi yang melanda seluruh dunia mempunyai dampak bagi bidang sosial
budaya suatu bangsa. Pada awalnya, globalisasi hanya dirasakan di kota-kota besar di
Indonesia. Namun dengan adanya kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan
transportasi globalisasi juga telah menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Arus
globalisasi yang penyebarannya sangat luas dan cepat tersebut membawa dampak
positif dan negatif. Dampak positif globalisasi, antara lain sebagai berikut:
1. Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi yang
memudahkan kehidupan manusia.
2. Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif,
efektif, dan efisien sehingga membuat produksi dalam negeri mampu bersaing di
pasar internasional.
3. Kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat pemanfaatan sumber daya alam
secara lebih efisien dan berkesinambungan.
4. Kemajuan iptek membuat bangsa Indonesia mampu menguasai iptek sehingga
bangsa Indonesia mampu sejajar dengan bangsa lain.
Globalisasi juga mempunyai dampak negatif, antara lain sebagai berikut.
● Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme) sehingga
kegiatan gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat mulai
ditinggalkan.
● Terjadinya sikap materialisme, yaitu sikap mementingkan dan mengukur
segala sesuatu berdasarkan materi karena hubungan sosial dijalin berdasarkan
kesamaan kekayaan, kedudukan sosial atau jabatan. Akibat sikap
materialisme, kesenjangan sosial antara golongan kaya dan miskin semakin
lebar.
● Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan
mengabaikan nilai-nilai agama.
● Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang di
dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
● Tersebar nya nilai-nilai budaya yang melanggar nilai-nilai kesopanan dan
budaya bangsa melalui media massa seperti tayangan-tayangan film yang

17
mengandung unsur pornografi yang disiarkan televisi asing yang dapat
ditangkap melalui antena parabola atau situs-situs pornografi di internet.
● Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa,
yang dibawa para wisatawan asing. Misalnya, perilaku seks bebas (free sex).

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu
kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada
generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena
memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan
tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup
masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan
baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.
Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang
ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara
sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan
kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi
sehingga budaya lokal mulai dilupakan.
Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa.
Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun
kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian,
tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan
kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari
negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negaranya.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat keterbatasan
materi. Untuk itu, penulis menyarankan kepada para pembaca untuk membaca
referensi yang lain agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik lagi.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://medium.com/@indotesis/jenis-fungsi-dan-tujuan-konstitusi-af0c684392b
5

Wahidoh, Siti. (2020). Buku Intisari SKI (Sejarah Kebudayaan Islam).


Tangerang: Rumah Belajar Matematika Indonesia. Ahmad, Tsabit Azinar.
(2016). Sejarah Kontroversial di Indonesia Perspektif Pedidikan. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/16/110000579/3-teori-masuknya-isla
m-ke-nusantara-?page=all.

https://www.materisma.com/2014/05/para-tokoh-penyebar-islam-di-indonesia.ht
ml

20

Anda mungkin juga menyukai