Anda di halaman 1dari 13

MASUK DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI WILAYAH NUSANTARA

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Dari Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu Eka Yudha Wibowo, M.A.

Disusun Oleh :

1. Rizki Ayu Astuti ( 195221064 )


2. Rini Sri Rejeki ( 195221067 )
3. Vivi Wulandari ( 195221070 )
4. Tiara Rahmawati ( 195221080 )

Akuntansi Syariah 2B

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Allah Swt yang telah menganugerahkan segala nikmat, di antaranya
nikmat Islam, Iman dan sehat. Sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah Kerajaan
Mughal dengan baik. Shalawat serta salam, dihaturkan kepada Nabi Muhammad saw, Nabi
akhir zaman, yang membawa umatnya dari zaman yang penuh kegelapan, tanpa adanya ilmu,
ke zaman yang terang benderang, dengan banyaknya ilmu.

Makalah ini membahas Sejarah, cara penyebaran, tokoh, dan teori mengenai
masuknya Islam ke Nusantara. Kami selaku pemakalah berterimakasih kepada semua pihak
yang mendukung untuk penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada Bpk. Eka Yudha
Wibowo, M.A. selaku dosen yang membimbing, mengarahkan dan mengajarkan Sejarah
Peradaban Islam yang sangat bermanfaat. Pemakalah memohon maaf, apabila makalah ini
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini.
Pemakalah berharap makalah ini bisa bermanfaat, khususnya untuk kalangan akademik, baik
itu mahasiswa dan dosen.

Surakarta,5 Mei 2020


Pemakalah,

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

MASUK DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI WILAYAH NUSANTARA......................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

A. Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara...........................................................................2

B. Cara Penyebaran Islam di Nusantara..............................................................................3

C. Tokoh Penyebaran Islam di Nusantara...........................................................................5

D. Teori Mengenai Masuknya Islam di Nusantara..............................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................9

A. Kesimpulan.....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses penyebaran Islam di Nusantara tidak dapat dilepaskan dari peranan
para pedagang Islam, ahli-ahli agama Islam dan raja-raja atau penguasa yang telah
memeluk Islam. Proses masuknya Islam ke Indonesia pertama kali melalui lapisan
bawah, yakni masyarakat sepanjang pesisir. Dalam hal ini, pembawa Islam kepada
masyarakat Nusantara adalah para saudagar-saudagar Muslim, baik yang datang dari
Gujarat maupun Arab dengan cara berdagang. Dari hubungan ini mereka saling
mengenal dan terjadi hubungan yang dinamis di antara mereka. Para saudagar Muslim
tidak semata-mata hanya berdagang melainkan juga berdakwah.1
Masuknya Islam ke wilayah Indonesia oleh M. C. Ricklefs dibagi menjadi dua
proses. Pertama, penduduk pribumi berhubungan dengan agama Islam kemudian
menganutnya. Kedua, orang-orang Asia, seperti Arab, India, dan Cina yang telah
beragama Islam bertempat tinggal secara menetap di suatu wilayah Indonesia,
melakukan perkawinan dengan penduduk asli dan mengikuti gaya hidup lokal yang
sedemikian rupa sehingga mereka sudah menjadi orang Jawa, Melayu, atau suku
lainnya. 2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah masuknya Islam di Nusantara
2. Bagaimana penyebaran Islam di Nusantara
3. Siapa yang membawa Islam di Indonesia
4. Apa saja teori mengenai masuknya Islam di Nusantara

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui cara masuknya Islam di Nusantara
2. Untuk mengetahui cara penyebaran Islam di Nusantara
3. Untuk mengetahui pembawa masuknya Islam di Nusantara
4. Untuk mengetahui teori masuknya Islam di Nusantara

1
Abdurrahman Mas’ud, Sejarah Peradaban Islam (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2009). hlm.
181.
2
M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991). hlm.

iv
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

Pada zaman dahulu wilayah nusantara lebih luas jika dibandingkan dengan Nusantara
pada masa sekarang. Wilayah nusantara pada masa itu meliputi Malaysia, Brunai, Philipina,
dan Thailand. Pada masa itu Nusantara juga dikenal dengan nama "Negeri Bawah Angin".
Disamping itu juga Nusantara iberi sebutan "Lesser India" atau India Kecil. Sedangkan
orang-orang yang berada diwilayah nusantara memberi sebutan "Negeri Atas Angin" kepada
negeri India, Persia, dan Arab. Adapun orang-orang Nusantara yang berada di Haramain
(Mekkah dan Maddinah, mereka dikenal dengan sebutan Jawi. Karena itu seorang ulama
Nusantara yang sedang belajar atau tinggal di tanah suci, mereka dikenal dengan sebutan
ulama.

Kepulauan Nusantara sejak awal masehi sudah ada rute-rute perlayaran dan perdagangab
antar pulau dan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan
sekitar malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama
karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagan, dan menjadi daerah lintasan
penting antara China dan India. Sementara itu, pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku di
pasarkan di Jawa dan Sumatera untuk kemudian di jual kepada para pedagang asing
pelabuhan-pelabuhan penting di sumatera dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering
disinggahi para pedagang asing, seperti Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang di Sumatra:
Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.

Bersamaan dengan itu, datang para peragang yang berasal dari timur tengah. Mereka
tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang berupaya
menyebarkan agama islam. Dengan demikian, agama islam telah ada di Nusantara
bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut, meskipun belum tersebar secara
intensif keseluruh wilayah indonesia. Banyak sekali para sejarah yang memaparkan asal-usul
masuknya islam ke indonesia setidaknya ada tiga teori yang mengenai asal usul islam di
nusantara yaitu Persia, India dan Arab.

Daerah yang mula-mula menerima Agama Islam adalah Pantai Barat pulau Sumatra,
islam kemudian menyebar ke seluruh indonesia. Beberapa tempat penyebarannya adalah:

1) Pesisir Sumatera bagian Utara di Aceh


2) Pariaman di Sumatera Barat
3) Gresik dan Tuban di Jawa Timur
4) Demak di Jawa Tengah
5) Banten di Jawa Barat
6) Palembang di Sumatera Selatan
7) Banjar di Kalimantan Selatan
8) Makassar di Sulawesi Selatan
9) Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo di Maluku

v
10) Sorong di Irian Jaya

Ada beberapa sumber yang dapat dipakai untuk mendata awal masuknya islam di
indonesia antara lain sebagai berikut:

a. Berita Cina dari dinasti Tang, yang menceritakan adanya orang Ta-shih yang
mengurungkan niatnya untuk menyerang kerajaan Holing yang diperintah oleh Ratu
Sima.
b. Cheng Ho mencatat terdapat kerajaan yang bercorak islam atau kesultanan, antara
lain: samudera pasai dan malaka yang tumbuh dan berkembang sejak abad ke-13
sampai abad ke-15.
c. Ma Huan memberitakan adanya komunitas-komunitas Muslim di pesisir utara Jawa
Timur.
d. Barita Tome Pires dalam Suma Oriental (1512-1515) memberikan gambaran
mengenai jalur pelayaran jaringan perdagangan tentang lalu lintas dan kehadiran para
pedagang di Sumadra Pasai yang berasal dari Bengal, Turki, Arab, Persia, Gujarat,
Keling, Malayu, Jawa, dan Siam. lam dan banyak pedagang dari Gujarat.
e. Berita dari Ibnu Batutah (utusan dari Delhi ke Cina) yang menyatakan bahwa di
Sumatra terdapat kerajaan islam.
f. Adanya makam Sultan Malik al Saleh (1297) raja dari Samudra Pasai.
g. Adanya makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik.
h. Ditemukannya batu tulisan dalam bahasa arab di Leren dekat Gresik, tentang
meninggalnya perempuan bernama Fatimah binti Maimun dengan angka tahun 1082.3

2. Cara Penyebaran Agama Islam di Nusantara

Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan melalui berbagai cara,


diantaranya yaitu perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian, dan
politik.

1. Perdagangan
Pada awalnya saluran penyebaran agama Islam adalah melalui perdagangan.
Pada abad ke-7 hingga abad ke-16 M, terjadi kesibukan lalu lintas perdagangan
sehingga para pedagang Muslim seperti Arab, Persia, dan India ikut turut serta
dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara, dan Timur Benua
Asia. Banyaknya para pedagang Muslim yang bermukim di pesisir Pulau Jawa
berhasil mendirikan masjid-masjid hingga membentuk sebuah pemukiman
pedagang. Interaksi dan asimilasi terjadi antara pedagang Muslim dengan
masyarakat setempat. Selain berdagang, pedagang Muslim juga memperkenalkan
agama Islam.

2. Tasawuf

3
Rusdi Mustofa, dkk.2017. Sejarah Indonesia untuk SMA/SMK. Klaten Utara: CV. Mulia Group. hal 15-16

vi
Sejumlah ahli sejarah Islam memiliki pandangan dan interpretasi yang berbeda
tentang asal-usul kata tasawuf ini. Perbedaan ini dapat dikelompokkan ke dalam
enam pendapat. Pertama, kata sufi yang kemudian menjadi kata tasawuf berasal
dari kata “shafa”yang artinya “bersih”, “suci”, dan “bening”. Kedua, kata sufi
berasal kata “suffah”yaitu nama serambi masjid di Madinah tempat Nabi
Muhammad memberi pelajaran kepada para sahabatnya yang miskin dan taat
beribadah. Ketiga, kata sufi mungkin berasal dari kata Yunani ”shofia” yang
artinya kebijakan. Keempat, kata sufi mungkin berasal dari kata “ibnu Sauf”orang
Arab yang saleh sebelum zaman Islam yang selalu mengasingkan diri di dekat
Ka’bah. Kelima, kata itu berasal dari kata “suffah” yaitu nama ijazah yang
digunakan untuk orang yang naik haji. Dan keenam, kata itu berasal dari kata
“shuf” yang artinya bulu domba. Dari pengertian itu, umumnya ahli sejarah lebih
sependapat dengan pengertian yang terakhir. Argumennya mistisisme dalam
Islam, pakaian yang terbuat dari bulu domba merupakan simbol dari orang-orang
yang sederhana, tulus, dan ikhlas dalam beribadah kepada Allah.4
Tasawuf adalah ajaran atau cara untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Secara
umum, cara tasawuf lebih mudah diterima orang yang memiliki dasar ketuhanan.
Dalam cerita-cerita Babad dan Hikayat masyarakat banyak ditemui ajaran
tasawuf. Beberapa tokoh tasawuf yang terkenal adalah Hamzah Fansuri dan
Nurudin ar-Raniri.

3. Perkawinan
Berdasarkan ekonomi, status sosial para pedagang Muslim lebih baik daripada
kebanyakan pribumi, sehingga banyak penduduk pribumi tertarik untuk menjadi
istri para pedagang Muslim itu terutama putri-putri Bangsawan. Sebelum
menikah, terlebih dahulu mereka harus diislamkan. Setelah memiliki keturunan,
maka semakin luas lingkungan mereka. Akhirnya, muncul kampung-kampung,
daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan Muslim.

4. Pendidikan
Pendidikan umumnya dilakukan di pesantren-pesantren yang dibangun oleh
para mubaligh dan kyai ada di Indonesia. Dengan adanya pesantren, mubaligh
mengenalkan Islam pada masyarakat setempat. Semakin terkenal seorang
mubaligh yang mengajar di sebuah pesantren maka akan semakin besar pula
pengaruh pesantren tersebut di tengah masyarakat. Para mubaligh selain mengajar
di pesantren-pesantren, juga sering menjadi penasehat para raja atau bangsawan.

5. Kesenian

4
Andi Suwirta. 2002. Tasawuf dan Proses Islamisasi di Indonesia. Bandung: Historia Utama Press,
hal. 12-13.

vii
Penyebaran agama Islam melalui kesenian dilakukan oleh para mubaligh dan
kyai. Bentuk kesenian tersebut dapat berupa seni bangunan, seni pahat, seni
musik, dan seni sastra. Kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukkan
wayang. Tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang adalah Sunan
Kalijaga. Beliau tidak pernah meminta upah pertunjukkan, namun meminta para
penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Dalam cerita
wayang pun juga disisipkan ajaran Islam.

6. Politik
Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah
rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu
penyebaran Islam. Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di
Indonesia bagian timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam
memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara
politis banyak menarik penduduk kerajaan non Islam itu untuk masuk Islam.5
3. Tokoh Penyebaran Islam di Indonesia

Dalam penyebaran agama islam di nusantara dibawakan oleh banyak tokoh,disini


beberapa tokoh yang berperan dalam menyebarkan islam di nusantara:

a. Abdul Muhyi

Abdul Muhyi memiliki nama lengkap yaitu Syekh Haji Abdul Muhyi.Beliau dilahirkan di
Mataram pada tahun 1650 atau 1071 hijriah. Ia dibesarkan dikota gresik atau ampel baliau
mendapat pendidikan agama baik dari orang tua maupun dari ulama sekitar ampel. Pada usia
27 tahun dia beserta teman pondok pergi ke bagdad, setelah itu mereka diajak oleh syeh abdul
rauf untuk menunaikan ibadah haji. Ketika sampai ke baitullah beliau mendapatkan pangkat
kewalian.

Setelah menetap di bojong abdul muhyi beserta santrinya pindah ke safar wadi disana
dia membangun masjid dan rumah sebagai tempat tinggalnya sedangkan para santri yang lain
menyebarkan agama islam.setelah wafatnya abdul muhyi dimakamkan disebelah utara
makam kidul. 6

b. Abdullah Kan’an

Syekh Abdullah Kan’an merupakan seorang ulama asal kanaaan,Palestina yang mula
mula menyiarkan agama islam ke Aceh Besar.Ia datang ke Aceh Besar bersama dengan
Meuorah Johan pada tahun 576H/1180 M.Ia merupakan ahli pertanian yang pertama kali
membawa bibit lada ke Aceh.Namanya dalam masyarakat aceh dikenal dengan Teungku
Chik Lampeuneu’euen dan kampong yang ditempatinya yang sekarang menjadi wilayah

5
Sarkawi B Husain. 2017. Sejarah Masyarakat Islam Indonesia. Surabaya: Airlangga University Press, hal. 18.
6
MuhWildanYahya, “Menyingkaptabirrahasia spiritual Syekh Abdul Muhyi”,menapakijejak para tokohsufi
Nusantara,2017,Bandung:Refika Aditama

viii
kecamatan Darul Imarah.Beliau wafat dan dimakamkan di Aceh,dan saat ini makamnya
sudah dibangun dan sering dikunjungi oleh masyarakat untuk melepaskan nazar. 7

c. Datuk Ri Bandang

Datuk Ri Bandang memiliki nama asli yaitu Abdul Makmur dengan gelar Khatib Tunggal
adalah seorang tokoh ulama dari kota tangah.Yang menyebarkan agama islam ke kerajaan
kerajaan diwilayah timur nusantara.yaitu kerajaan luwu,kerajaan gowa,kerajaan tallo,kerajaan
gantarang(Sulawesi),kerajaan bima (nusa tenggara).Datuk ri bandang menyebarkan islam
bersama kedua saudaranya yang juga seorang ulama besar pada saat itu.

Setelah raja luwu dan keluarganya beserta para pejabat kerajaan masuk islam,Datuk ri
bandang pergi ke Sulawesi selatan dan kemudian menetap di makasar sambal melakukan
syiar islam di gowa.Akhirnya dakwah yang dilaksanakannya berhasil mengajak kerajaan
gowa masuk islam.Dan akhirnya beliau wafat dan dimakamkan di tallo.Setelah wafatnya
datuk ri bandang,dakwahnya dilanjutkan oleh para saudaranya. 8

d. Burhanuddin Ulakan

Burhanudin Ulakan atau dikenal dengan sebutan Syekh Burhanudin Ulakan.Beliau lahir
di Padang pariaman pada tahun 1646 adalah ulama yang berpengaruh di daerah Minangkabau
sekaligus ulama yang menyebarkan islam dikerajaan pagaruyung.Srlain itu beliau juga
terkenal sebagai pahlawan pergerakan islamn melawan penjajahan VOC.Ia juga dikenal
dengan ulama sufi pengamal tarekat shatariyah di daerah Minangkabau Sumatra barat.

Syeikh Burhanudin memimpin pesantren tidak begitu lama,setelah 10 tahun memimpin ia


meninggal.Kemudian pesantren itu dilanjutkan dibawah kepemimpinan purtanya.Atas
jasanya dan perjuangan menyebarkan islam hingga saat ini makam burhanuddin mendapat
perhatian para peziarah,terutama oleh para jama’ah tarekat ahatariyah. 9

Diatas merupakan beberapa tokoh penyebaran islam yang ada di Indonesia,Masih banyak lagi
tokoh tokoh dan ulama yang berjasa dalam penyebaran islam di nusantara.

4. Teori masuknya Islam ke Nusantara


1. Teori Arab

Teori ini menyatakan bahwa Islam dibawa dan disebarkan ke Nusantara langsung dari
Arab pada abad ke-7/8 M, dimana pada saat itu Kerajaan Sriwijaya mengembangkan
kekuasaannya. Tokoh-tokoh teori ini adalah Hasymi, Hamka, Al-Attas, Djajadiningrat, dan
Mukti Ali. Bukti-bukti sejarah teori ini sangat kuat. Pada abad ke-7/8 M, selat Malaka sudah
ramai dilintasi para pedagang muslim dalam pelayaran dagang mereka ke negeri-negeri Asia
Tenggara dan Asia Timur. Berdasarkan berita Cina Zaman Tang pada abad tersebut,
masyarakat muslim sudah ada di Kanfu (Kanton) dan Sumatera. Ada yang berpendapat
mereka adalah utusan-utusan Bani Umayah yang bertujuan penjajagan perdagangan.

7
Hasjmy Ali, “KebudayaanacehdalamSejarah”,Jakarta:PenerbitBeuna
8
MarwatiDjoenedPoesponegoro, “Sejarah Nasional Indonesia” Vol 3.
9
Suprapto, “EnsiklopediUlama Nusantara”, Gelenda Media Indonesia,Hal 286-289

ix
Demikian juga Hamka yang berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia tahun 674 M.
Berdasarkan Catatan Tiongkok, saat itu datang seorang utusan raja Arab bernama Ta Cheh
atau Ta Shih (kemungkinan Muawiyah bin Abu Sufyan) ke Kerajaan Ho Ling (Kalingga) di
Jawa yang diperintah oleh Ratu Shima. Ta-Shih juga ditemukan dari berita Jepang yang
ditulis tahun 748 M. Diceritakan pada masa itu terdapat kapal-kapal Po-sse dan Ta-Shih
KUo. Menurut Rose Di Meglio, istilah Po-sse menunjukan jenis bahasa Melayu sedangkan
Ta-Shih hanya menunjukan orang-orang Arab dan Persia bukan Muslim India. Juneid
Parinduri kemudian memperkuat lagi, pada 670 M, di Barus Tapanuli ditemukan sebuah
makam bertuliskan HaMim. Semua fakta tersebut tidaklah mengherankan mengingat bahwa
pada abad ke-7, Asia Tenggara memang merupakan lalu lintas perdagangan dan interaksi
politik antara tiga kekuasaan besar, yaitu Cina di bawah Dinasti Tang (618-907), Kerajaan
Sriwijaya (abad ke-7-14), dan Dinasti Umayyah (660-749).10Dari uraian di atas dapat
dipastikan bahwa bangsa Arab berperan penting dalam perdagangan. Dan telah ditemukan
bukti-bukti yang menunjukan bahwa telah terjadi interaksi perdagangan antara Cina, Arab
dan Nusantara. Sehingga Islam sudah mulai masuk ke dalam kepulauan Nusantara.

2. Teori Cina
Dalam teori ini menjelaskan bahwa etnis Cina Muslim sangat berperan dalam proses
penyebaran agama Islam di Nusantara. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada teori
Arab, hubungan Arab Muslim dan Cina sudah terjadi pada Abad pertama Hijriah. Dengan
demikian, Islam datang dari arah barat ke Nusantara dan ke Cina berbarengan dalam satu
jalur perdagangan. Islam datang ke Cina di Canton (Guangzhou) pada masa pemerintahan Tai
Tsung (627-650) dari Dinasti Tang, dan datang ke Nusantara di Sumatera pada masa
kekuasaan Sriwijaya, dan datang ke pulau Jawa tahun 674 Mberdasarkan kedatangan utusan
raja Arab bernama Ta cheh/Ta shi ke kerajaan Kalingga yang di perintah oleh Ratu
Sima.11Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Islam datang ke Nusantara
berbarengan dengan Cina. Akan tetapi teori di atas tidak menjelaskan tentang awal masuknya
Islam, melainkan peranan Cina dalam pemberitaan sehingga dapat ditemukan bukti-bukti
bahwa Islam datang ke Nusantara pada awal abad Hijriah.

3. Teori Persia
Berbeda dengan teori sebelumnya teori Persia lebih merujuk kepada aspek bahasa yang
menunjukan bahwa Islam telah masuk ke Nusantara dan bahasanya telah diserap. Seperti kata
“Abdas” yang dipakai oleh masyarakat Sunda merupakan serapan dari Persia yang artinya
wudhu. Bukti lain pengaruh bahasa Persia adalah bahasa Arab yang digunakan masyarakat
Nusantara, seperti kata-kata yang berakhiran ta’ marbūthah apabila dalam keadaan wakaf
dibaca “h” seperti shalātun dibaca shalah. Namun dalam bahasa Nusantara dibaca salat,
zakat, tobat, dan lain-lain.12

4. Teori India
Teori ini menyatakan Islam datang ke Nusantara bukan langsung dari Arab melainkan
melalui India pada abad ke-13. Dalam teori ini disebut lima tempat asal Islam di India yaitu
Gujarat, Cambay, Malabar, Coromandel, dan Bengal.13 Teori India yang menjelaskan Islam
berasal dari Gujarat terbukti mempunyai kelemahankelemahan. Hal ini dibuktikan oleh G.E.
10
Hasbullah, Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia, 4.
11
Ibid., 6
12
Ibid., 8.
13
Ibid., 9.

x
Marrison dengan argumennya “Meskipun batu-batu nisan yang ditemukan di tempat tempat
tertentu di Nusantara boleh jadi berasal dari Gujarat atau Bengal, seperti yang dikatakan
Fatimi. Itu tidak lantas berarti Islam juga didatangkan dari sana”. Marrison mematahkan teori
ini dengan menuujuk pada kenyataan bahwa ketika masa Islamisasi Samudera Pasai, yang
raja pertamanya wafat pada 698 H/1297 M, Gujarat masih merupakan Kerajaan Hindu.
Barulah setahun kemudian Gujarat ditaklukan oleh kekuasaan muslim. Jika Gujarat adalah
pusat Islam, pastilah telah mapan dan berkembang di Gujarat sebelum kematian Malikush
Shaleh. Dari teori yang dikemukakan oleh G.E. Marrison bahwa Islam Nusantara bukan
berasal dari Gujarat melainkan dibawa para penyebar muslim dari pantai Koromandel pada
akhir abad XIII. Teori yang dikemukakan Marrison kelihatan mendukung pendapat
yang dipegang T.W. Arnold. Menulis jauh sebelum Marrison, Arnold berpendapat bahwa
Islam dibawa ke Nusantara, antara lain dari Koromandel dan Malabar. Ia menyokong teori ini
dengan menunjuk pada persamaan mazhab fiqh di antara kedua wilayah tersebut. Mayoritas
muslim di Nusantara adalah pengikut Mazhab Syafi‟i, yang juga cukup dominan di wilayah
Koromandel dan Malabar, seperti disaksikan oleh Ibnu Batutah (1304-1377), pengembara
dari Maroko, ketika ia mengunjungi kawasan ini. Menurut Arnold, para pedagang dari
Koromandel dan Malabar mempunyai peranan penting dalam perdagangan antara India dan
Nusantara. Sejumlah besar pedagang ini mendatangi pelabuhan-pelabuhan dagang dunia
Nusantara-Melayu, mereka ternyata tidak hanya terlibat dalam perdagangan, tetapi juga
dalam penyebaran Islam. 14

5. Teori Turki
Teori ini diajukan oleh Martin Van Bruinessen yang dikutip dalam Moeflich Hasbullah.
Ia menjelaskan bahwa selain orang Arab dan Cina, Indonesia juga diislamkan oleh orang-
orang Kurdi dari Turki. Ia mencatat sejumlah data. Pertama, banyaknya ulama Kurdi yang
berperan mengajarkan Islam di Indonesia dan kitabkitab karangan ulama Kurdi menjadi
sumber-sumber yang berpengaruh luas. Misalkan, Kitab Tanwīr al-Qulūb karangan
Muhammad Amin alKurdi populer di kalangan tarekat Naqsyabandi di Indonesia. Kedua, di
antara ulama di Madinah yang mengajari ulama-ulama Indonesia terekat Syattariyah yang
kemudian dibawa ke Nusantara adalah Ibrahim alKurani. Ibrahim al-Kurani yang kebanyakan
muridnya orang Indonesia adalah ulama Kurdi. Ketiga, tradisi barzanji populer di Indonesia
dibacakan setiap Maulid Nabi pada 12 Rabi‟ul Awal, saat akikah, syukuran, dan
tradisi-tradisi lainnya. Menurut Bruinessen, barzanji merupakan nama keluarga berpengaruh
dan syeikh tarekat di Kurdistan. Keempat, Kurdi merupakan istilah nama yang populer di
Indonesia seperti Haji Kurdi, jalan Kurdi, gang Kurdi, dan seterusnya. Dari fakta-fakta
tersebut dapat disimpulkan bahwa orang-orang Kurdi berperan dalam penyebaran Islam di
Indonesia. Dari teori-teori tersebut tampak sekali bahwa fakta-fakta Islamisasi diuraikan
dengan tidak membedakan antara awal masuk dan masa perkembangan atau awal masuk dan
pengaruh kemudian. Kedatangan Islam ke Nusantara telah melalui beberapa tahapan dari
individualis, kelompok, masyarakat, negara kerajaan, sampai membentuk mayoritas. Teori
Persia, India, Cina, dan Turki semuanya menjelaskan tentang pengaruh-pengaruh setelah
banyak komunitas dan masyarakat muslim di Nusantara. Jadi, sebenarnya teori tersebut tidak
menggugurkan atau melemahkan teori sebelumnya, tetapi melengkapi proses Islamisasi.15

14
Azyumardi Azra, Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid 3 (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2012), 11.
15
Hasbullah, Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia, 11-12.

xi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Islam masuk ke nusantara melalui beberapa jalur yang yang tersebar di beberapa
wilayah nusantara.Pada zaman dahulu wilayah nusantara lebih luas dibandingkan Indonesia
sekarang.Kepulauan nusantara sejak awal masehi sudah terdapat rute pelayaran dan
perdagangan antar pulau dan berbagai wilayah di daratan asia tenggara.Dengan itu islam
masuk ke nusantara dengan bersamaan dating para pedagang yang berasal dari timur
tengah,mereka tidak hanya memebeli dan menjual dagangan tetapi juga menyebarkan ajaran
islam didalam kegiatan perdagangannya.Maka dari itu islam sudah ada di nusantara
bersamaan dengan datangnya para pedagang dari beberapa negara,meskipun belum tersebar
dengan merata namun menurut beberapa ahli sejarah yang memaparkanasal usul masuknya
islam ke Indonesia,dengan dijelaskanya beberapa teori yang membahas masuknya islam di
nusantara.

Ada 4 teori yang membahas masuknya islam di nusantara, yaitu teori Arab,Teori
Cina,Teori Persia dan Teori India.Dibahas dalam teori teori tersebut kapan islam masuk ke
nusantara, siapa yang membawanya ke nusantara,bagaimana cara mereka dalam mengajarkan
agama islam dinusantara sehingga dapat diterima oleh masyarakat nusantara dengan
baik.Dengan adanya teori yang menjelaskan masuknya islam di nusantara kita sebagai
masyarakat dapat mengetahui bagaimana sejarah penyebaran islam di nusantara.Dan juga
digunakan sebagai pengetahuan didalam ilmu pendididkan sebagai bahan untuk mencari ilmu
seputar islam di nusantara.

Setelah dibahasnya teori penyebaran islam di nusantara.lalu cara penyebaran islam di


nusantara.Ada beberapa cara yang digunakan para tokoh penyebar islam di nusantara dalam
menyebarkan agama islam di nusantara sehingga dapat diterima oleh masyarakat islam di
nusantara.Cara yang paling efektif digunakan yaitu dengan cara perdagangan,dengan ini para
pedagang arab,Persia,dan india melakukan jual beli yang dengan diselingi pengajaran tentang
agama islam.selain peerdagangan juga dilakukan dengan cara lain yaitu tasawuf
,perkawinan,pendidikan,kesenian dan politik.Dengan itu islam dapat dipahami dan tersebar di
nusantara dengan baik.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Mas’ud, Sejarah Peradaban Islam (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2009). hlm.
181.

M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991). hlm.

Rusdi Mustofa, dkk.2017. Sejarah Indonesia untuk SMA/SMK. Klaten Utara: CV. Mulia Group. hal
15-16

Andi Suwirta. 2002. Tasawuf dan Proses Islamisasi di Indonesia. Bandung: Historia Utama Press,
hal. 12-13.

Sarkawi B Husain. 2017. Sejarah Masyarakat Islam Indonesia. Surabaya: Airlangga


University Press, hal. 18.

MuhWildanYahya, “Menyingkaptabirrahasia spiritual Syekh Abdul Muhyi”,menapakijejak


para tokohsufi Nusantara,2017,Bandung:Refika Aditama

Hasjmy Ali, “KebudayaanacehdalamSejarah”,Jakarta:PenerbitBeuna

MarwatiDjoenedPoesponegoro, “Sejarah Nasional Indonesia” Vol 3.

Suprapto, “EnsiklopediUlama Nusantara”, Gelenda Media Indonesia,Hal 286-289

Hasbullah, Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia, 4.

Ibid., 6

Ibid., 8.

Ibid., 9.

Azyumardi Azra, Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid 3 (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,
2012), 11.

Hasbullah, Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia, 11-12.

xiii

Anda mungkin juga menyukai