Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENELITIAN

KENAKALAN REMAJA

Laporan penelitian
Sebagai salah satu tugas terakhir
Mata pelajaran Sosiologi

Disusun oleh

ARFADINA / ROSIDA

KELAS XII IPS 2

SMA NEGERI 1 TINAMBUNG


TAHUN PELAJARAN 2016-2017

i
PENGESAHAN

Laporan penelitian sosiologi ini telah diteliti dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat :

Menyetujui / Mengetahui :
Guru Sosiologi

Mujahidin, S.Sos

Mengetahui :

Wali kelas

Mujahidin, S.Sos

ii
MOTTO

Buanglah Sampah Pada Tempatnya


Ingatlah Bahwa Kebersihan Pangkal Kesehatan
Satu Sampah Dapat Menimbulkan Beribu Bencana
Bersih Adalah Pancaran Hidup Anda
Bersihkan Hati, Bersihkan Jiwa
Hidup Sehat Berawal Dari Diri Kita
Mau Selalu Sehat? Mari Menjaga Kebersihan
Orang Pintar? Jaga Keberihan
Bersih Pangkal Sehat, Ingat Itu?

iii
ABSTRAK

Arfadina/Rosida : Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada


masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula
disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak
menuju dewasa.Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa
dewasa yang berjalan antara umur 13 tahun sampai 18 tahun.Kenakalan remaja
adalah gejala alami yang dimiliki setiap manusia, hal ini disebabkan karena
manusia memiliki sifat hendonisme yaitu suka pada kesenangan. Senada dengan
pendapatnya Huizinga (1990:34) yang mengatakan bahwa pada hakekatnya
manusia adalah homo ludes (mahkluk bermain) dan homo esparans (mahkluk
yang selalu berharap). Hakekat dan sifat dasar manusia itu kalau tidak diimbangi
dengan aturan main (ketaatan hukum) dan pemahaman nilai-nilai agama yang
baik maka akan cenderung menjadi perilaku yang negatif (nakal).

Kata kunci : Remaja

KATA PENGANTAR

iv
Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT, yang telah memberi kekuatan dan

kesempatan kepada penulis, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan

waktu yang diharapkan walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana

makalah ini membahas tentang “Bahaya Plastik Bagi Kesehatan” dan kiranya

makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan, khususnya tentang macam-macam

plastik dan dampaknya bagi kesehatan.


Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Muhlasin selaku guru mata

pelajaran bahasa indonesia, kemudia penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Tinambung, 10 Maret 2017

Penyusun

v
DAFTAR ISI

Halaman judul
...........................................................................................................................
i

Kata pengantar
...........................................................................................................................
ii

Daftar isi
...........................................................................................................................
iii

Bab I Pendahuluan
...........................................................................................................................
1

A. Latarbelakang
...............................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
...............................................................................................................
1
C. Tujuan penulisan
...............................................................................................................
2
D. Landasan teori
...............................................................................................................
2

Bab II Pembahasan
...........................................................................................................................
3

1
Bab III Penutup
...........................................................................................................................
14

A.Kesimpulan
....................................................................................................................
15

B.Saran
....................................................................................................................
15

Daftar Pustaka
...........................................................................................................................
15

Riwayat Hidup
...........................................................................................................................
16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja
manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.
Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan
antara umur 13 tahun sampai 18 tahun.

2
Kenakalan remaja adalah gejala alami yang dimiliki setiap manusia, hal ini
disebabkan karena manusia memiliki sifat hendonisme yaitu suka pada kesenangan.
Senada dengan pendapatnya Huizinga (1990:34) yang mengatakan bahwa pada
hakekatnya manusia adalah homo ludes (mahkluk bermain) dan homo esparans
(mahkluk yang selalu berharap). Hakekat dan sifat dasar manusia itu kalau tidak
diimbangi dengan aturan main (ketaatan hukum) dan pemahaman nilai-nilai agama
yang baik maka akan cenderung menjadi perilaku yang negatif (nakal).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996, kenakalan dengan kata dasar
nakal adalah suka berbuat tidak baik, suka mengganggu, dan suka tidak menurut.
Sedangkan kenakalan adalah perbuatan nakal, perbuatan tidak baik dan bersifat
mengganggu ketenangan orang lain; tingkah laku yang melanggar norma kehidupan
masyarakat.

Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat
dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan
kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan
identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan
semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.

Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai
dan stress (Storm and Stress). Karena mereka telah memiliki keinginan bebas
untuk menentukan nasib sendiri, jika terarah dengan baik maka ia akan
menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi jika tidak
terarah dan terbimbing maka dapat menjadi seorang yang tak memiliki masa depan
dengan baik. Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang
kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan
periode sebelum dan sesudahnya. Masa pubertas berada di usia remaja. Pubertas
adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan
pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya
dimulai saat berumur 8 hingga 10 tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15
hingga 16 tahun. Perkembangan perilaku remaja pada masa pubertas ditandai
3
dengan perubahan-perubahan akibat pubertas yaitu perubahan pada perkembangan
perilaku kognitif, sosioemosional, dan seksual.

Pada masa pubertas itulah perkembangan remaja perlu adanya


pengontrolan/pengawasan diri dari orang tua, masyarakat dilingkungan dimana
mereka berada. Karena pada masa itu remaja merasa semakin mampu dalam
pengambilan keputusan. Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil
keputusan dibanding remaja yang lebih muda, dimana mereka lebih kompeten
daripada anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin
kemampuan itu diterapkan, karena dalam kehidupan nyata, luasnya pengalaman
adalah penting. Remaja perlu lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan
mendiskusikan keputusan realistis. Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan
keputusan pada remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah
adalah prientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalan untuk memberdayakan
mereka pilihan-pilihan yang memadai. Untuk itu sebagai orang tua, dan masyarakat
harus mengenal remaja itu pada tingkat perkembangan dalam masa pubertasnya.

Dalam perspektif perilaku menyimpang, masalah sosial terjadi karena terdapat


penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan
norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber
masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep
perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang
harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.
Masalah sosial perilaku menyimpang tentang Kenakalan Remaja bisa melalui
pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual melalui
pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi, perilaku akan
diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak berhasil dalam melewati belajar
sosial (sosialisasi).
Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan
bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan
ketenaran. Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena
ia percaya orang akan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja

4
putra akan membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan
“hebat”.
Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga
seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka.
Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan
belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Kenakalan Remaja?
2. Apa sajakah ciri-ciri Pokok kenakalan remaja?
3. Apa sajakah bentuk-bentuk kenakalan remaja?
4. Apa sajakah faktor-faktor penyebab kenakalan remaja?
5. Siapa sajakah pihak yang terkait dengan penanganan kenakalan remaja?
6. Bagaimana upaya penanggulangan masalah kenakalan remaja?

C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari Kenakalan Remaja
2. Mengetahui ciri-ciri pokok kenakalan remaja
3. Mengetahui karakteristik atau bentuk-bentuk kenakalan remaja
4. Mengetahui faktor – faktor penyebab kenakalan remaja
5. Mengetahui pihak – pihak yang terkait dengan penanganan kenakalan remaja
6. Mengetahui upaya penanggulangan masalah kenakalan remaja

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kenakalan remaja adalah perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan oleh
seseorang remaja baik secara sendirian maupun secara kelompok yang bersifat
melanggar ketentuan- ketentuan hukum, moral, dan sosial yang berlaku di
lingkungan masyarakatnya (Singgih, 1978). Intinya kenakalan remaja adalah
perilaku menyimpang dari atau melanggar hukum (Sarwono, 2002:207), dan perilaku
melanggar hukum yang dilakukan oleh orang muda yang biasanya dibawah umur 16-
18 tahun ( Musen,dkk, 1994:557).
Menurut jansen( dalam Sarwono, 2002:207) kenakalan remaja dibagi menjadi
4 jenis, yaitu:

6
a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, misalnya:
perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain.
b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi, misal : perusakan, pencurian,
pencopetan, pemerasan, perampokan dan lain-lain.
c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain, misal : pelacuran,
penyalahgunaan obat.
d. Kenakalan yang melawan status, misal : membolos, minggat dari rumah.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam
tiga tingkatan :
1. kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi
dari rumah tanpa pamit
2. kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai
mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin
3. kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah,
pemerkosaan dll.

B. Ciri-Ciri Masa Remaja

Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang


kehidupan, masa remaja mempunyai cirri-ciri tertentu yang membedakannya dengan
periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut diantaranya adalah :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
7
Ciri – Ciri Khusus Masa Remaja
a. Pertumbuhan fisik yang sangat cepat
b. Emosinya yang tidak stabil
c. Perkembangan seksual sangat menonjol
d. Cara berpikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
e. Terikat erat dengan kelompoknya
f. Suka menyendiri, mudah bosan.
Kenakalan tersebut akan lebih mudah dilakukan oleh anak-anak dan remaja,
hal ini disebabkan karena tahap perkembangan pikiran mereka/nalar mereka
umumnya masih rendah. Dalam ilmu kriminolgi ada teori perkembangan moral
manusia yang disebut Moral Development Theory (Topo Santoso dan Eva Achjani,
2003: 53) .

Kenakalan Remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-


norma hukum pidana yang dilakukan oleh Remaja. Perilaku tersebut akan merugikan
diri sendiri dan orang-orang disekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa
yang dikatakan usia remaja adalah 13-18 tahun.

C. JENIS-JENIS KENAKALAN REMAJA

1. Kenakalan dalam keluarga seperti: Mengambil wang orang tua, berbohong,dll.


2. Kenakalan dalam pergaulan (Penyalahgunaan obat-obat terlarang, seks bebas
(freesex), Tawuran, Minuman Keras,Judi, dll)
Narkoba (obat-obat terlarang) adalah obat atau bahan yang berbahaya bagi tubuh,
zat adiktif yang terkandung dalam narkoba, dapat mempengaruhi perasaan, mood
dan emosi bagi yang mengkonsumsinya.
Mengapa orang mengkonsumsi narkoba:

a. Untuk merasakan kesenangan.,

b. Meningkatkan Kinerja Tubuh.,

c. Rasa ingin tahu

Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
menyebutkan bahwa
8
(1) Setiap Penyalah guna:

a. Narkotika Golongan I bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara


paling lama 4 (empat) tahun;
b. Narkotika Golongan II bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun;
c. Narkotika Golongan III bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun

Seks bebas, karena masa remaja adalah masa yang selalu ingin coba-coba, maka
banyak pula remaja yang terlibat dengan sek bebas.

Dampak negatif seks bebas, diantaranya:

a. Dapat kena berbagai macam penyakit; HIV/Aids, Sepilis dan penyakit kelamin
lainnya

b. Hamil diluar nikah: usia yang belum memadai untuk hamil, orang tersebut
belum siap untuk menikah, tidak mau diakui oleh laki-lakinya, tidak
mendapat persetujuan orang tua dan lain-lain.

3. Kenakalan dalam pendidikan seperti: membolos sekolah, tidak mau mendengar


guru,dll

D. Faktor penyebab kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

a. Faktor Internal

1. Krisis Identitas

Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya


dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi
karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

2. Kontrol Diri yang lemah


9
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat
diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal.
Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku
tersebut, namun tidak bisa mengembangkan control diri untuk bertingkah laku
sesuai dengan pengetahuannya. Contoh penyebab control diri lemah adalah
orang yang selalu memendam masalah dalam dirinya/tidak terbuka.

b. Faktor Eksternal

1. Keluarga

Perceraian orang tua, Broken Home, tidak adanya komunikasi antar anggota
keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif
pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu
memanjakan anak, terlalu keras terhadap anak, kurangnya kasih sayang orang
tua, kurangnya pengawasan dari orang tua, tidak memberikan pendidikan
agama, bisa menyebabkan terjadinya kenakalan remaja

2. Pengaruh teman sepermainan; teman sebaya yang kurang baik, pergaulan


dengan teman yang tidak sebaya atau tidak selepel, berteman dengan anak
nakal, dll

3. Pengaruh lingkungan atau komunitas yang kurang baik; dampak negatif


IPTEK, tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya,

E. Pihak – pihak yang terkait dengan penanganan kenakalan remaja


Ada beberapa pihak yang terkait dengan penanganan masalah kenakalan remaja.
Kenakalan biasanya ditangani langsung oleh orang yang berkepentingan atau pihak
yang bersangkutan.
a) Pihak sekolah, misalnya membolos ditangani oleh pihak sekolah.
b) Orang tua / keluarga, misalnya kabur dari rumah dan bergaul dengan orang yang
bertindak disetujui oleh orang tua.
c) Aparat penegak hukum.

10
Sekarang terlihat adanya perubahan dalam penanganan kenakalan remaja
dengan melibatkan aparatur negara penegak hukum. Kenakalan remaja yang tadinya
hanya ditangani oleh orang tua remaja yang bersangkuatan, telah mulai diatur
melalui hukum yang telah diberlakukan oleh negara.
Kenakalan yang dianggap melanggar hukum diselesaikan melalui hukum dan
acap kali bisa disebut dengan istilah kejahatan. Kejahatan ini dapat diklasifikasikan
sesuai dengan berat ringannya pelanggaran kejahatan yang dilakukan tersebut,
misalnya :
1. Perjudian dan segala macam bentuk perjudian yang mempergunakan uang.
2. Pencurian dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan : pencopetan, perampasan,
penjambretan.
3. Penggelapan barang.
4. Penipuan dan pemalsuan.
5. Pelanggaran tata susila, menjual gambar-gambar porno, film porno, maupun
pemerkosaan
6. Pemalsuan uang dan pemalsuan surat-surat keterangan resmi.
7. Tindakan-tindakan anti sosial; perbuatan yang merugikan milik orang lain.
8. Percobaan pembunuhan.
9. Menyebabkan kematian orang, turut tersangkut dalam pembunuhan.
10. Pengguguran kandungan.
11. Penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian seseorang.
12. Pengedaran narkoba, ganja, dan obat psikotropika yang menyebabkan kerusakan
mental orang lain yang mengkonsumsinya.

F. Upaya penanggulangan masalah kenakalan remaja

Kenakalan remaja macam apapun mempunyai akibat negatif baik bagi


masyarakat umum maupun bagi diri remaja sendiri. Tindakan penangguulangan
masalah kenakalan dapat dibagi dalam : (A) Tindakan Preventif, (B)Tindakan
Represif, dan (C) Tindakan Kuratif

A. Tindakan Preventif

11
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya control diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin pigur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya
dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya
gagal pada tahap ini.

2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan prinsip
keteladanan.

3. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta


keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja

4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua
memberi arahan dengan siapa dan komunitas mana remaja harus bergaul. Teman
yang baik adalah mereka yang memberikan perlindungan apabila kita kurang hati-
hati, menjaga barang-barang dan harta kita apabila kita lengah, memberikan
perlindungan apabila kita berada dalam bahaya, tidak pergi meninggalkan kita
apabila kita sedang dalam bahaya dan kesulitan, dan membantu sanak keluarga
kita.

5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata
teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

6. Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah merupakan satu bentuk


prestasi tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata
temen-temannya. Untuk menghindari masalah yang akan tmbul akibat pergaulan,
selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua
hendaknya juga memberikan kesibukan dan kepercayaan sebagian tanggung
jawab rumah tangga kepada si remaja yang sifatnya tidak memaksa maupun
mengada-ada.

7. Memberikan Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan
berguna. Penyaluran bakat si anak ke arah pekerjaan yang berguna dan produktif.

12
Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak. Pengawasan atas
lingkungan pergaulan anak sebaik-baiknya.

B. Tindakan Refresif

Usaha menindakpelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan


mengadakan hukuman terhadap setiap pelanggaran.
1. Di rumah dan dalam lingkungan keluarga, remaja harus menaati peraturan dan tata
cara yang berlaku. Disamping peraturan tentu perlu adanya semacam hukuman
yang dibuat orang tua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga.
Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa pelaksanaan tata tertib dan tata cara
keluarga harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus
dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur. Seorang anak yang berumur 7
tahun sudah harus berada di dalam rumah sebelum maghrib. Seorang remaja
mungkin saja pada waktu senja masih berada dalam perjalanan pulang ke rumah
setelah mengikuti aktivitas ekstrakurikuler. Sedangkan seorang remaja lanjut pada
waktu senja masih dalam perjalanan menuju kursus bahasa misalnya.
2. Di sekolah dan lingkungan sekolah, maka kepala sekolah dan guru yang
berwenang dalam melaksanakan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib
sekolah. Misalnya : Dalam pelanggaran tata tertib kelas dan peraturan yang
berlaku untuk pengendalian suasana pada waktu ulangan atau ujian. Akan tetapi
hukuman yang berat seperti “skorsing” maupun pengeluaran dari sekolah
merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas
menyampaikan data mengenai pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya
tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan
maupun tertulis kepada pelajar maupun orang tua, melakukan pengawasan khusus
oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah
untuk sementara atau seterusnya tergantung dari macam pelanggran tata tertib
sekolah yang telah digariskan.
c. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi

13
Tindakan kuratif dan rehabilitasi, dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya
dilaksanakan dan dianggap mengubah tingkah laku si pelanggar remaja itu dengan
memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara
khusus, hal mana sering ditanggulangi oleh lembaga khusus meupun perorangan
yang ahli dalam bidang ini.
Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu
ditekankan bahwa segala usaha harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian
yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa
yang berkepribadi kuat, sehat badani dan rohani, teguh dalam kepercayaan dan
iman sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan isi makalah, maka dapat disimpulkan bahwa: Kenakalan remaja
adalah perbuatan atau tingkahlaku yang dilakukan oleh seorang remaja baik secara
sendirian maupun secara kelompok yang bersifat melanggar ketentuan-ketentuan
hukum, moral, dan sosial yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Tingkah laku
yang termasuk kenakalan remaja dapat berpengaruh negatif terhadap diri remaja,
keluarganya, maupun masyarakatnya.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja dapat dilihat dengan adanya gejala: berbohong,
membolos, kabur, keluyuran, bersenjata tajam, pergaulan buruk, begal, suka hura-
hura, pesta pora yang sia-sia, membaca pornografi, mengkompas, melacurkan diri,
dan bentuk-bentuk kenakalan remaja yang menjurus pada tindak kejahatan. Bentuk

14
kenakalan remaja yang termasuk dalam tindak kejahatan diselesaikan sesuai dengan
prosedur hukum yang berlaku.
Faktor – faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja dikelompokkan menjadi
dua yaitu, pertama: faktor internal, yakni faktor penyebab dari dalam diri remaja.
Kedua: faktor eksternal, yakni faktor penyebab yang berasal dari luar remaja, seperti:
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Saran
1. Remaja memerlukan bimbingan baik dari keluarga atau lingkungannya, remaja
yang mengalami masa pubertas akan terus mencari identitas diri mereka hingga
mereka menemukan identitas diri mereka yang sebenarnya, pencarian identitas
diri tersebut yang memerlukan bimbingan agar mereka dapat menemukan
identitas diri yang sesuai dengan dirinya dan norma yang ada. Identitas diri
tersebut yang nantinya akan menentukan bagaiman perilaku mereka. Pencarian
identitas diri pada remaja dapat di bimbing oleh keluarga atau lingkungan, baik itu
lingkungan sekolah atau lingkungan di luar sekolah. Hendaknya bimbingan oleh
keluarga dilakukan dengan memberitahukan batasan-batasan norma yang berlaku

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga
Monks, Knoers, Hadiyanto, S. R. 1982. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam
berbagai bagiannya. Yogjakarta : UGM Press.
Noviasari, E., Saputri, K. N., Masrurroh, I. N. Mata Pelajaran Pendidikan
Reproduksi Remaja dalam Kurikulum SMP untuk Menghindarkan Remaja dari
Tindak Aborsi Akibat Free Seks. 2010. Available from :
URL:http://kemahasiswaan.um.ac.id

Santrock, J. W. 2002. Life Span Development. Jakarta : Erlangga

Sarwono, S.W. 2002. Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
15
Soeparwoto, dkk. 2004. Psikologi Perkembangan. Semarang: UNNES PRESS.

Topo Santoso dan Eva Achajani. 2003. Kriminologi. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
AnneAhira. Com. Kenakalan Remaja.

16

Anda mungkin juga menyukai