Anda di halaman 1dari 25

PERKEMBANGAN REMAJA

DAN
REMAJA DALAM BERBAGAI PANDANGAN
(Disusun untuk memenuhi tugas Bk Anak dan Remaja)

Dosen pengampu :
Umi Aisyah, S.Sos. I, M.Pd.I

Di susun oleh
Kelompok 4 :
Fatmah Islamiyah ( 2141040063 )
Irmasari ( 2141040069)
Feby Kaloren ( 2141040064 )
Riska Sari ( 2141040079 )

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
2023M/1445H
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah
dengan berjudul “Perkembangan Remaja dan remaja Dalam Berbagai Pandangan” dapat
selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kelas Bki-c dari Ibu Umi Aisyah,
S.Sos. M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah BK Anak dan Remaja. Selain itu, penyusun
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang“Perkembangan Remaja
dan remaja Dalam Berbagai Pandangan.” Penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Ibu Umi Aisyah, S.Sos. M.Pd.I. selaku dosen pengampu. Berkat tugas yang diberikan
ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam prosen
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Bandar Lampung, 26 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 1
BAB II.................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 2
A. Perkembangan remaja................................................................................................. 2
B. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja .................................................................. 5
C. Perkembangan Sosial, Emosional, dan Kognitif Pada Remaja ..................................... 8
D. Remaja Dalam Berbagai Pandangan ......................................................................... 17
BAB III .............................................................................................................................. 21
PENUTUP ......................................................................................................................... 21
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi remaja adalah bagian dari psikologi perkembangan yang secara


khusus mempelajari kehidupan remaja. Disini remaja atau generasi muda adalah
generasi penerus bangsa yang kelak menjadi penerus kehidupan untuk mewujudkan
kedamaian dan ketenteraman umat manusia dimuka bumi ini. Jika generasinya rusak
maka secara otomatis bangsanya pun akan ikut rusak, sehingga demi mewujudkan
cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara, haruslah mampu mencetak generasi
yang berkualitas sesuai harapan bangsa dan Negara.

Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus


perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada
perkembangan masa dewasa yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan
baik, remaja harus menjalankan tugas-tugas perkembangan pada usinya dengan baik.

Menurut Monks (2008) remaja merupakan masa transisi dari anak-anak


hingga dewasa, Fase remaja tersebut mencerminkan cara berfikir remaja masih dalam
koridor berpikir konkret, kondisi ini disebabkan pada masa ini terjadi suatu proses
pendewasaan pada diri remaja.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Perkembangan Remaja?


2. Apa Saja Tugas-Tugas Perkembangan Pada masa remaja
3. Apa Yang dimaksud perkembangan social,emosional,dan kognitif pada remaja?
4. Apa Yang dimaksud remaja dalam berbagai pandangan

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui perkembangan remaja


2. Untuk Mengetahui Tugas-tugas Perkembangan pada masa remaja
3. Untuk Mengetahui perkembangan social,emosional,dan kognitif pada remaja
4. Untuk mengetahui remaja dalam berbagai pandangan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan remaja

Masa remaja boleh dibilang masa peralihan, peralihan tidak berarti terputus
dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih – lebih
sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Psikologi remaja
adalah bagian dari psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajari kehidupan
remaja. Disini remaja atau generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang kelak
menjadi penerus kehidupan untuk mewujudkan kedamaian dan ketenteraman umat
manusia dimuka bumi ini. Jika generasinya rusak maka secara otomatis bangsanya pun
akan ikut rusak, sehingga demi mewujudkan cita-cita kehidupan berbangsa dan
bernegara, haruslah mampu mencetak generasi yang berkualitas sesuai harapan bangsa
dan Negara. Tetapi pada kenyataanya banyak generasi muda atau remaja juga menjadi
gudang permasalahan.
Masa remaja, menurut psikolog G. Stanley Hall, adalah masa “badai dan stress”.
Ini menunjukkan bahwa masa remaja adalah periode “badai dan tekanan mental”, atau
saat ketika transformasi fisik, intelektual, dan emosional seseorang menghasilkan
ketidakbahagiaan dan keraguan (konflik) pada individu yang bersangkutan, serta
konflik dengan lingkungannya. Masa remaja adalah fase perkembangan yang sangat
rapuh, dengan perubahan substansial yang sangat mungkin menimbulkan perselisihan.
Menurut teori Piaget, mengemukakan bahwa masa remaja adalah: Secara
psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu bernitegrasi dengan masyarakat
dewasa,usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang – orang yang lebih
tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang–kurangnya dalam
memecahkan masalah.
“Menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa
apabila telah mencapai usia delapan belas tahun, bukan dua puluh satu tahun seperti
sebelumnya”. Perpangjangan masa remaja, setelah individu matang secara seksual dan
sebelum diberi hak serta tanggungjawab orang dewasa mengakibatkan kesenjangan
antara apa yang secara populer dianggap budaya remaja dan budaya dewasa.

2
a. Periodisasi Masa Remaja
Masa remaja dapat dibagi dalam 4 periode yaitu:
1) Periode Masa Puber usia 12-14 tahun. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir
masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Ciri – cirinya:
a) Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi.
b) Anak mulai bersikap kritis dan merindu puja.
2) Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Ciri – cirinya:
a) Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya.
b) Suka meyembunyikan isi hatinya.
c) Memperhatikan penampilan.
d) Sikapnya tidak menentu/plin-plan
e) Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
f) Perbedaan sikap pemuda dengan sikap gadis.
3) Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa
adolesen. Ciri – cirinya:
a) Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya
belum tercapai sepenuhnya.
b) Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria.
4) Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
a) Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis.
b) Mulai menyadari akan realitas.
c) Sikapnya mulai jelas tentang hidup.
d) Mulai nampak bakat dan minatnya
b. Ciri – Ciri Masa Remaja
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan pesat, lebih cepat
dibandingkan masa kanak-kanak dan dewasa. Untuk mengimbangi
pertumbuhan yang cepat itu, remaja membutuhkan makan dan tidur lebih
banyak.
2. Perkembangan Seksual
Pada anak laki-laki diantaranya: mengalami mimpi pertama (mimpi basah),
pada lehernya tumbuh seperti buah jakun yang membuat suaranya seperti pecah,
dan di sekitar bibir dan kemaluannya mulai tumbuh rambut. Pada anak

3
perempuan diantaranya: rahimnya sudah mulai bisa dibuahi atau sudah
menstruasi (datang bulan), di bagian mukanya mulai tumbuh jerwat,
penimbunan lemak membuat dadanya mulai tumbuh, pinggulnya mulai
melebar, dan pahanya mulai membesar.
3. Cara Berfikir Kausalitas
Yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat, remaja mulai berfikir kritis
sehingga dia akan melawan bila orang tua, guru, dan lingkungan masih
menganggapnya sebagai anak kecil. Bila guru dan orang tua tidak tahu cara
berpikir remaja, akibatnya timbulah kenakalan remaja.
4. Emosi Yang Meluap-Meluap
Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan
hormon. Suatu saat ia bisa sedih sekali dan lain waktu bisa senang sekali. Hal
ini terlihat pada remaja yang baru putus cinta atau remaja yang tersinggung
perasaannya karena misalnya diplototi. Dan emosi remaja lebih kuat dan lebih
menguasai diri mereka dari pada pikiran yang realitas.
5. Mulai Tertarik Pada Lawan Jenis
Secara biologis manusia terbagi atas dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan.
Dalam kehidupan sosial remaja mereka mulai tertarik pada lawan jenisnya dan
mulai berpacaran. Jika dalam hal ini orang tua kurang mengerti, kemudian
melarangnya, akan menimbulkan masalah, dan remaja akan cenderung tertutup
dengan orang tuanya.
6. Menarik Perhatian Lingkungan
Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian dalam lingkungannya, berusaha
mendapatkan status dan peranan seperti kegitan remaja di kampung-kampung
yang diberi peranan, pasti ia akan melaksanakan dengan baik. Bila tidak diberi
peranan maka ia akan melakukan perbuatan untuk menarik perhatian
masyarakat, bila perlu maka akan melakukan perkelahian dan kenakalan
lainnya. Remaja akan berusha mencari peranan di luar rumah bila orang tua
tidak memberi peranan kepadanya karena menganggapnya sebagai anak kecil.
7. Terikat Dengan Kelompok
Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik pada kelompok sebayanya dalam
pengalaman pun mereka berusah untuk berbuat yang sama misalnya,
berpacaran, berkelahi, dan mencuri. Apa yang dilakukan pemimpin
kelompoknya ditirunya, walaupun yang dilakukan itu tidak baik. Dalam

4
kelompok itu bisa melampiaskan perasaan tertekan karena mungkin tidak
dimengerti oleh orang tua dan kakak-kakaknya.
Kelompok atau gang sebenarnya tidak berbahaya asalkan saja kita bisa
mengarahkannya. Karena dalam kelompok tersebut remaja hanya ingin
memperoleh kebutuhannya untuk dianggap, dimengerti, mancari pengalaman
baru, berprestasi, diterima statusnya, harga diri, rasa aman, yang semua itu
belum tentu diperoleh di rumah maupun di sekolah.

B. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja

Salah satu periode dalam rentang kchidupan ialah (fase) remaja. Masa ini
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan
merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa
yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus menjalankan
tugas-tugas perkembangan pada usinya dengan baik.
Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik, remaja
tidak akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa
kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan untuk fase-fase
berikutnya. Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-tugas
perkembangannya akan membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial fase-fase
berikutnya, menyebabkan ketidakbahagiaan pada remaja yang bersangkutan,
menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan
tugas-tugas perkembangan berikutnya.
Pada setiap tahapan perkembangan manusia terdapat juga hal-hal tertentu yang
berasal dari harapan masyarakat yang harus dipenuhi oleh individu dan ini sering
disebut Tugas Perkembangan. Tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh
remaja tidak sedikit. Menurut Havigurst tugas-tugas perkembangan remaja adalah
sebagai berikut:
a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dan lawan jenis
Kemampuan untuk mencapai tugas ini dipengaruhi oleh banyaknya interaksi yang
dialami remaja dengan orang-orang dari kedua jenis kelamin. Tujuan tugas ini
adalah belajar melihat kenyataan, anak wanita sebagai wanita dan anak pria sebagai
pria, berkembang menjadi orang dewasa diantara orang dewasa lainnya, belajar
bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan belajar
memimpin orang lain tanpa mendominasinya. Keberhasilan remaja dalam

5
menyelesaikan tugas perkembangan ini mengantarkannya ke dalam suatu kondisi
penyesuaian sosial yang baik dalam keseluruhan hidupnya.
b. Menerima keadaan fisik diri sendiri dalam menggunakan tubuhnya secara lebih
efektif
Menerima keadaan fisik sering kali menjadi masalah yang cukup besar bagi remaja.
Banyak diantara remaja yang sulit menerima kenyataan bahwa fisik mereka
memiliki kekurangan. Perasaan tidak puas ini kemudian membuat mereka selalu
dilanda rasa minder, sehingga malas bergaul. Tugas perkembangan ini bertujuan
agar remaja merasa bangga atau bersikap toleran terhadap fisiknya secara efektif
dan merasa puas dengan fisiknya tersebut.
c. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
Usaha mencapai tugas perkembangan ini yang membuat remaja melawan dan
bertentangan pendapat dengan orang tua sehingga membuat remaja menjadi
pemberontak di rumah
d. Dapat menjalankan peran sosial maskulin dan feminin
Remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa
yang dijunjung tinggi oleh masyarakat
e. Berperilaku sosial yang bertanggung jawab
Diharapkan remaja dapat berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung
jawab sebagai masyarakat dan dapat memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam
tingkah laku dirinya.
f. Mempersiapkan diri untuk berkarier atau pekerjaan yang mempunyai konsekuensi
ekonomi dan finansial
Mempunyai konsekuensi ekonomi dan finansial. Setelah melepaskan diri dari
ketergantungan emosional dengan orang tua atau orang dewasa lain, tugas yang
menanti remaja adalah juga melepaskan diri dari ketergantunag finansial dari
mereka. Karena itulah, belajar bekerja juga merupakan hal yang perlu dilakukan
oleh remaja, betapapun kecilnya penghasilan yang diperoleh. Dengan demikian,
diharapkan pada saatnya nanti kita bisa siap terjun dan bekerja di masyarakat.
g. Mempersiapkan perkawinan dan membentuk keluarga
Dengan telah dilaluinya tugas perkembangan yang telah disebutkan tadi yaitu yang
berkaitan dengan kemampuan untuk bergaul dengan sesama maupun lawan jenis,
diharapkan remaja mampu mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan,

6
hidup berkeluarga, dan memiliki anak, serta memperoleh pengetahuan yang tepat
tentang pengelolahan keluarga dan pemeliharaan anak.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Tugas-Tugas Perkembangan Remaja


yang menghalangi :

a. Tingkat perkembangan yang mundur


b. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan atau tidak ada
bimbingan untuk dapat menguasainya
c. Tidak ada motivasi
d. Kesehatan yang buruk
e. Cacat tubuh
f. Tingkat kecerdasan yang rendah

Yang membantu :

a. Tingkat perkembangan yang normal atau yang diakselerasikan


b. Kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam Perkembangan dan
bimbingan untuk menguasainya
c. Motivasi
d. Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh
e. Tingkat kecerdasan yang tinggi
f. Kreativitas

Mengingat tugas-tugas perkembangan tersebut sangat kompleks dan relatif


berat bagi remaja, maka untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan baik,
remaja masih sangat membutuhkan bimbingan dan pengarahan supaya dapat
mengambil langkah yang tepat sesuai dengan kondisinya.

Intensitas kebutuhan-kebutuhan di atas tidak semua sama antara individu yang


satu dengan yang lain, karena kondisi pribadi yang berbeda, situasi lingkungan yang
berlainan, dan ada individu yang ingin segera kebutuhannya terpenuhi, namun
kenyataannya banyak yang tidak terpenuhi. Dari uraian ini nampak bahwa tugas
perkembangan dan kebutuhan merupakan sesuatu yang muncul pada periode tertentu
dalam rentang kehidupan remaja. Apabila tugas dan kebutuhan dapat terpenuhi, maka
membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan
berikutnya. Sebaliknya apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada

7
remaja yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-
kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan periode-periode berikutnya.

C. Perkembangan Sosial, Emosional, dan Kognitif Pada Remaja

a. Pengertian Perkembangan Sosial


Menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang
dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur
sosialisasi di masyarakat.
Singgih D Gunarsah, perkembangan sosial merupakan kegiatan manusia sejak lahir,
dewasa, sampai akhir hidupnya akan terus melakukan penyesuaian diri dengan
lingkungan sosialnya yang menyangkut norma-norma dan sosial budaya
masyarakatnya.
Abu Ahmadi, berpendapat bahwa perkembangan sosial telah dimulai sejak manusia
itu lahir. Sebagai contoh, anak menangis saat dilahirkan, atau anak tersenyum saat
disapa. Hal ini membuktikan adanya interaksi sosial antara anak dan
lingkungannya.
1. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja
Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai
memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan
norma yang berlaku sebelumnya didalam keluarganya. Dengan demikian,
remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok
anak-anak, kelompok dewasa dan kelompok orang tua. Pergaulan dengan
sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit,
karena disamping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja, juga
terselip pemikiran pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih
teman hidup.
Kehidupan sosial pada jenjang remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi
intelektual emosional. Seorang remaja dapat mengalami sikap hubungan sosial
yang bersifat tertutup sehubungan dengan masalah yang dialami oleh remaja.
Keadaan atau peristiwa ini oleh Erik Erickson (dalam lefton, 1982:281)
dinyatakan bahwa anak telah mengalami krisi identitas. Proses pembentukan
identitas diri dan konsep diri seseorang adalah sesuatu yang kompleks. Banyak
remaja yang amat percaya pada kelompok mereka dalam menemukan jati
dirinya.

8
Dalam hal ini Erik Erickson berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang
didorong oleh pengaruh sosiokultural. Semua perilaku sosial didorong oleh
kepentingan sosial. Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk
kelompok baik kelompok kecil maupun besar. Dalam menetapkan pilihan
kelompok yang diikuti, didasari oleh berbagai penimbangan, seperti moral,
sosial ekonomi, minat dan kesamaan bakat, dan kemampuan. Baik didalam
kelompok kecil maupun kelompok besar, masalah yang umum dihadapi oleh
ramaja dan yang paling rumit adalah faktor penyesuaian diri.
Remaja pada tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang
menjelang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks,
cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam
penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperlihatkan
dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang
berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Dengan demikian, remaja mulai
memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak,
kelompok dewasa, dan kelompok orang tua.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Remaja


Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
keluarga,kematangan anak,status sosial ekonomi keluarga,tingkat
pendidikan,dan kemampuan mental terutama mental dan intelegensi.
a. Keluarga
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih
banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma
dalam menetapkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan
diarahkan dalam lingkungan keluarga.
b. Kematangan
Untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik
sehingga setiap fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
c. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan
sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan
memandang anak,bukan sebagai anak yang independent, tetapi akan
dipandang konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. Secara tidak

9
langsung pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya akan
memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya. Sehingga
anak akan menjaga status soisal dan ekonomi keluarganya.
c. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Karena
pendidikan merupakan proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan
memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan
kehidupan mereka di masa yang akan datang.
d. Kapasitas Mental, Emosi Dan Intelegensi.
Kemapuan berfikir dapat mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan
belajar, memcahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi sangat
berpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Pada hakekatnya
anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa
secara baik. Oleh karena itu, kemampuan intelektual tinggi, kemampuan
berbahasa baik,dan pengendalian emosi secara seimbang sangat
menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak.
b. Perkembangan Emosi Pada Remaja
a) Pengertian Emosi
Banyak definisi mengenai emosi yang dikemukakan oleh para ahli. Istilah
emosi menurut Sarlito Wirawan Sarwono dalam Syamsu Yusuf adalah setiap
keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkah lemah
(dangkal) maupun pada tingkat yang luas.
Sementara itu, Daniel Goleman dalam Ali dan Asrori, mengatakan bahwa emosi
merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan
biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Menurut Agoes Dariyo emosi merupakan bagian dari aspek afektif yang
memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian dan perilaku seseorang yang
bersifat fluktuatif dan dinamis.
Dari beberapa pengertian tentang emosi yang telah dikemukakan, penulis
berasumsi bahwa emosi adalah keadaan diri seseorang yang berkaitan dengan
perasaan dan memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian serta perilaku
seseorang.

10
b) Bentuk-Bentuk dan Ciri-Ciri Emosi
Berbicara tentang emosi, ada beberapa emosi yang begitu kompleks yang telah
diidentifikasi dan dikelompokkan oleh Daniel Goleman , yaitu sebagai berikut:
a. Amarah
b. Kesedihan
c. Takut
d. Kenikmatan
e. Cinta
f. Terkejut
g. Jengkel
h. Malu
c) Perkembangan Emosi Remaja
Masa remaja adalah masa goncang, yang terkenal dengan berkecamuknya
perubahan-perubahan emosional. Perubahan itu disebabkan oleh perubahan
jasmani, terutama perubahan hormon seks pada remaja itu. Akan tetapi, hasil
penelitian lain membuktikan bahwa tidak hanya perubahan hormon seks saja yang
mempengaruhi emosi remaja, karena perubahan hormon itu mencapai puncaknya
pada permulaan masa remaja awal, sedangkan perkembangan emosi mencapai
puncaknya pada periode remaja akhir. Oleh karena itu jelaslah bahwa kegoncangan
emosi itu tidak disebabkan oleh perubahan hormon seks dalam tubuh saja, akan
tetapi juga sebagai akibat dari suasana masyarakat dan keadaan ekonomi
lingkungan remaja. Bahkan ada yang berpendapat, bahwa pengaruh lingkungan
lebih besar daripada pengaruh hormon.
d) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan emosi Remaja
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat beberapa tingkah laku emosional,
misalnya agresif, rasa takut yang berlebihan, dan tingkah laku yang menyakiti diri
sendiri. Sejumlah faktor yang memengaruhi perkembangan emosi remaja menurut
Ali dan Asrori adalah sebagai berikut:
a. Perubahan jasmani
Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat
cepat dari anggota tubuh. Pada taraf permulaan pertumbuhan ini hanya terbatas
pada bagian-bagian tertentu saja yang mengakibatkan postur tubuh menjadi
tidak seimbang. Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan
perkembangan alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan di

11
dalam tubuh remaja dan seringkali menimbulkan masalah dalam perkembangan
emosinya.
b. Perubahan pola interaksi dengan orang tua
Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi. Ada
yang pola asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja
sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada
juga yang dengan penuh cinta. Perbedaan pola asuh orang tua seperti ini dapat
berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja.
c. Perubahan interaksi dengan teman sebaya
Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya secara khas
dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk
semacam geng. Interaksi antaranggota dalam suatu kelompok geng biasanya
sangat intens serta memiliki kohesivitas dan solidaritas yang sangat tinggi.
d. Perubahan pandangan luar
Ada sejumlah perubahan pandangan dunia luar yang dapat menyebabkan
konflik-konflik emosional dalam diri remaja, yaitu sebagai berikut:
a. Sikap luar terhadap remaja sering tidak konsisten
b. Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda
untuk remaja laki-laki dan perempuan.
c. Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak
bertanggungjawab, yaitu dengan cara melibatkan remaja tersebut ke dalam
kegiatan-kegiatan yang merusak dirinya dan melanggar nilai-nilai moral.
e. Perubahan interaksi dengan sekolah
Pada masa anak-anak, sebelum menginjak masa remaja, sekolah merupakan
tempat pendidikan yang diidealkan oleh mereka. Para guru merupakan tokoh
yang sangat penting dalam kehidupan mereka karena selain tokoh intelektual,
guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para peserta didiknya. Oleh karena itu,
tidak jarang anak-anak lebih percaya, lebih patuh, bahkan lebih takut kepada
guru daripada orang tuanya. Posisi guru semacam ini sangat strategis apabila
digunakan untuk pengembangan emosi anak melalui penyampaian materi-
materi yang positif.
Berdasarkan faktor-faktor perkembangan emosi remaja yang telah
dikemukakan di atas, dapat kita asumsikan bahwa pada dasarnya perkembangan
emosi remaja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.

12
Perubahan jasmani termasuk ke dalam faktor internal dan Perubahan pola
interaksi dengan orang tua, Perubahan interaksi dengan teman sebaya,
Perubahan pandangan luar, Perubahan interaksi dengan sekolah merupakan
faktor eksternal.

c. Perkembangan Koginitif Pada Remaja


1. Hakekat Perkembangan Kognitif Remaja
Perkembangan kognitif adalah perkembangan dari pikiran. Pikiran adalah
bagian dari otak, bagian yang digunakan yaitu untuk pemahaman, penalaran,
pengetahuan, dan pengertian. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu
kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan
suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat
kecerdasan (inteligensi)yang menandai seseorang dengan berbagai minat
terutama ditujukan kepada ide-ide dan belajar .
Perkembangan kognitif remaja menggambarkan bagaimana pikiran remaja
berkembang dan berfungsi untuk dapat berpikir. Perkembangan kognitif remaja,
dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan
periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period
of formal operation). Idealnya, seorang remaja sudah punya pola pikir sendiri.
Diantaranya bisa digambarkan yaitu: mulai bisa berpikir logis tentang suatu
gagasan yang abstrak, mulai bisa membuat rencana, strategi, membuat
keputusan, memecahkan masalah, serta mulai memikirkan masa depan, muncul
kemampuan nalar secara ilmiah dan belajar menguji hipotesis atau
permasalahan, belajar instropeksi diri, wawasan berpikirnya semakin luas, bisa
meliputi agama, keadilan, moralitas, jati diri atau identitas. Para remaja tidak
lagi menerima informasi apa adanya, tapi juga akan mengadaptasi informasi
tersebut dengan pemikirannya sendiri (Santrock, 2003).
2. Karakteristik Perkembangan Kognitif Remaja
Karakteristik pemikiran remaja yaitu remaja dapat berpikir secara abstrak,
idealistis, dan logis karena ia telah masuk dalam tahap pemikiran operasional.
a. berpikir abstrak, yaitu remaja dapat memecahkan persamaan-persamaan
aljabar yang abstrak.
b. berpikir idealistis, yaitu remaja sering berpikir tentang apa yang mungkin,
mereka berpikir tentang ciri ideal mereka sendiri, orang lain, dan dunia.

13
c. berpikir logis, yaitu remaja mulai berpikir seperti ilmuwan yang menyusun
rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji secara sistematis
pemecahan-pemecahan masalah.
3. Tahap Perkembangan Kognitif Remaja
Tahap perkembangan kognitif pada remaja secara garis besar dapat ditinjau dari
dua segi perubahan perkembangan-perkembangan kognitif, diantaranya:
a. Pemikiran Operasional Formal
Pemikiran operasional formal (formal operational thought), yaitu suatu
tahap perkembangan kognitif yang dimulai pada usia kira-kira 11 atau 12
tahun dan terus berlanjut sampai remaja mencapai masa tenang atau dewasa.
Pada tahap ini anak sudah dapat berpikir secara abstrak atau hipotesis serta
mampu memikirkan sesuatu yang akan terjadi (sesuatu yang abstrak).
b. Perkembangan Pengambilan Keputusan
Remaja adalah masa dimana terjadi peningkatan pengambilan keputusan.
Dalam hal ini mereka mulai mengambil keputusan-keputusan tentang masa
depan, keputusan dalam memilih teman, keputusan tentang apakah
melanjutkan kuliah setelah tamat SMU atau mencari pekerjaan, keputusan
untuk mengikuti les bahasa Inggris atau komputer, dan sebagainya
4. Macam-macam Perkembangan Kognitif Remaja
Perkembangan Kognitif pada remaja dibagi menjadi dua bagian yang umum
yaitu perkembangan intelektual dan perkembangan bakat khusus atau minat.
a. Perkembangan Intelektual
Menurut kamus Webster New World Dictionary of the American Language,
istilah intellect, berarti :
1) Kecakapan untuk berpikir, mengamati atau mengerti; kecakapan untuk
mengamati hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan, dan
sebagainya;
2) Kecakapan mental yang besar, sangat intelligence;
3) Pikiran atau intelegensi

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa


intelegensi memiliki definisi yang sama dengan intelek yang berarti
kemampuan berpikir atau kemampuan dalam bertindak terhadap suatu hal.

14
Banyak para ahli psikologi yang telah mengembangkan berbaga alat ukur
untuk menyatakan tingkat intelegensi seseorang.

b. Perkembangan Bakat Khusus atau Minat


Terdapat perbedaan antar individu dalam tingkat kemampuan atau prestasi.
Hal ini karena terdapat perbedaan bakat yang dibawa sejak lahir dan hasil
dari latihan atau pengalaman. Bakat adalah kemampuan bawaan yang
merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan melalui latihan. Jadi,
bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau
keterampilan yang relatif bersifat umum atau khusus (talenta).
Sedangkan minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu
campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau
kecenderungan – kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada
suatu pilihan tertentu. Dalam masa remaja, minat yang dibawa pada masa
kanak-kanak cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang lebih
matang. Selain itu, tanggung jawab yang harus dipikul semakin besar serta
berkurangnya waktu yang dapat digunakan sesuka hati, maka remaja dari
waktu ke waktu harus membatasi minatnya, terutama dbidang rekreasi
Semua remaja sedikit banyak memiliki minat-minat khusus tertentu yang
terdiri dari berbagai kategori. Meskipun terdapat berbagai ragam minat,
namun terdapat minat tertentu yang hampir universal yaitu :
1) Minat Rekreasi
2) Minat Sosial
3) Minat Pendidikan
4) Minat Religius (Agama)
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Remaja
1) Pembawaan
Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.
“Batas kesanggupan kita”, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal,
pertama-tama ditentu-kan oleh pembawaan kita. Orang itu ada yang pintar
dan ada yang bodoh. Meskipun menerima latihan dan siswaan yang sama,
perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.

15
Arthur Jensen (Hetheringthone, 1999) mengklaim bahwa sebanyak 80%
perbedaan IQ dipengaruhi olah faktor pembawaan (keturunan), dan hanya
faktor lingkungan sosial yang memiliki proporsi yang kecil.
2) Faktor lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir,
ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang
berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan
otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-
rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga
memegang peranan yang amat penting.
3) Kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah
matang jika ia telah mencapai ke-sanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing. Anak--anak tak dapat memecahkan soal-soal tertentu,
karena soal--soal itu masih terlampau sukar baginya. Organ-organ
tubuh-nya dan fungsi-fungsi jiwanya masih belum matang untuk
me-lakukan mengenai soal itu. Kematangan berhubungan erat dengan umur.
4) Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan inteligensi. Dapat kita bedakan
pembentukan sengaja (seperti yang di-lakukan di sekolah-sekolah, dan
pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
5) Minat dan Pembawaan yang Khas
Minat mengarahkan per-buatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-
dorong-an (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar
(manipulate and exploring motives). Dan manipulasi dan eksplorasi yang
dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan timbullah minat terhadap
sesuatu. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat
lebih giat dan lebih baik.

16
6) Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat me-milih metode-metode yang
tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai
kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai
dengan kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa minat
itu tidak selamanya menjadi syarat dalam perbuatan Inteligensi.

D. Remaja Dalam Berbagai Pandangan

a. Remaja dalam pandangan psikologi


Dilihat dari bahasa Inggris “teenager” remaja artinya yakni manusia berusia
belasan tahun di mana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi
dewasa oleh sebab itu orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih
berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja
menuju kedewasaan remaja juga berasal dari kata latin “endolensence” yang berarti
tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa istilah Indonesia mempunyai arti yang lebih
luas lagi yang mencakup kematangan mental emosional ,sosial ,dan fisik remaja
memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk
golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua.
Menurut Sri rumini dan Siti Sundari 2004 sampai masa remaja adalah
peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan
semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa masa remaja berlangsung
antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai
dengan 22 tahun bagi pria sedangkan menurut Zakiah darajat remaja adalah masa
peralihan di antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dalam masa ini anak-anak
mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun
perkembangan psikisnya mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun
cara berpikir atau bertindak tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Hal senada yang diungkapkan oleh santrok bahwa remaja endolence
diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa
yang mencakup perubahan biologis kognitif dan sosial emosional batasan usia
remaja yang diumum yang di umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12
hingga 21 tahun.

17
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga yaitu:
 Masa remaja awal, 12-15 tahun
 Masa remaja pertengahan ,15 sampai 18 tahun
 Masa remaja akhir, 18 sampai 21 tahun

Definisi remaja menurut pandangan psikologi adalah manusia berusia


belasan tahun remaja berada memiliki tempat di antara anak-anak dan orang dewasa
batasan usia remaja yang umum digunakan adalah antara 12- 21 tahun yang rentang
usianya dibedakan menjadi tiga yaitu masa remaja awal (12-15 tahun ) yang kedua
masa remaja pertengahan (15-18 tahun ) dan masa remaja akhir (18-21 tahun)
perubahan fisik yang cepat pencapaiannya kemandirian dan identitas sangat
menonjol dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.

b. Remaja dalam pandangan pendidikan


Proses belajar akan berhasil apabila sesuai dengan minat dan kebutuhan bagi
seorang individu cita-cita tentang jenis pekerjaan di masa yang akan datang
merupakan faktor penting yang mempengaruhi minat dan kebutuhan bagi remaja
untuk belajar oleh karena itu remaja secara sadar telah mengetahui pula bahwa
untuk mencapai jenis pekerjaan yang diidamkan untuk memerlukan saran atau
pengetahuan dan keterampilan tertentu yang harus dimiliki hal inilah yang
membimbing remaja menentukan pilihan jenis pendidikan yang akan diikuti
Remaja pada usia 13 sampai 14 tahun atau pada usia awal remaja di mana
jenjang pendidikan berada pada sekolah lanjutan tingkat pertama SLTP mereka
mulai mengenal sistem baru dalam sekolah misalnya perkenalan dengan banyak
guru yang memiliki berbagai macam sifat dan kepribadian hal ini menunjukkan
perlunya kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang beragam
begitu pula anak mulai mengenal berbagai mata pelajaran yang harus dipelajari
dengan berbagai karakteristiknya di SLTP belum ada masalah pemilihan jurusan
tetapi untuk tingkat SLTA yaitu saat anak berusia sekitar 15 sampai 18 tahun
pemilihan jurusan itu telah diperkenalkan.
Definisi remaja menurut pandangan pendidikan bahwa masa remaja
merupakan masa yang sangat menentukan di mana anak banyak mengalami
perubahan fisik dan psikis mereka menuntut untuk diberi kesempatan
mengemukakan pendapatnya sendiri suatu mencetuskan perasaan dan pengakuan

18
terhadap kedewasaannya sehingga mengakibatkan kegelisahan di dalam dirinya
kurang tenang dengan keadaan lingkungan remaja juga sangat tertarik kepada
kelompok sebaya mencari perhatian di dalam lingkungannya emosi yang meluap
serta pertumbuhan fisik mengalami perubahan yang pesat.
Bahwa pendidikan harus diberikan dan difungsikan secara maksimal dalam
rangka memberikan keterampilan dan menitikberatkan pada pewaris budaya norma
dan nilai sekolah sebagai salah satu instrumen pendidikan yang harus sekurang-
kurangnya terdapat berbagai fungsi pada personal dan interpersonal di masa sekolah
adalah sebuah pendapat yang menggambarkan sebuah konteks interaksi sosial dan
mengembangkan kebersamaan ada tiga jenis lingkungan pendidikan yang
berpengaruh terhadap remaja yang harus dijalankan sesuai dengan fungsinya
masing-masing yang ini lingkungan pendidikan masyarakat lingkungan pendidikan
di sekolah dan lingkungan pendidikan keluarga.
c. Remaja dalam bimbingan dan konseling
Masa remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting,
dari pengertian ini banyak dari para ahli berpendapat dan mengemukakan
pemikirannya terhadap remaja. Menurut Harold Alberty (1957) berpendapat bahwa
masa remaja merupakan masa perkembangan yang dijalani seseorang yang sejak
berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa.
Sedangkan menurut Stanley Hall (Hurlock, 1973; 113) menyatakan bahwa
masa remaja adalalah masa new birth, strom and dress. Menurutnya pada masa
remaja inilah pekembangan tubuh remaja akan terlihat berbeda, jauh dari
perkembangan sebelumnya. Remaja ini juga akan dihadapakan pada tantangan-
tantangan, kekangan-kekangan yang dapat membuat remaja merasa bingung.
Pendapat lain yang sejalan adalah Hurlock (1999: 206) yang menyatakan
bahwa “Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi
dengan masyarakat dewasa.” Remaja ini merupakan peralihan dari masa kehidupan
anak ke masa kehidupan orang dewasa. Bila ditinjau dari segi tubuhnya, mereka
terlihat sudah dewasa tetapi jika mereka diperlakukan sebagai orang dewasa
ternyata mereka belum dapat menunjukkan sikap dewasa.
Di pihak lain yang pendapatnya hampir serupa yaitu Sugeng (1995: 11-12)
mengatakan bahwa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak
dan masa kehidupan dewasa, remaja sering menunjukkan kegelisahan,
pertentangan, dan keinginan mencoba segala sesuatu.

19
Hurlock mengungkakan bahwa Secara psikologis masa remaja adalah usia
dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa yang merupakan peralihan
dari masa kehidupan anak ke masa kehidupan orang dewasa. Bila ditinjau dari segi
tubuhnya, mereka terlihat sudah dewasa tetapi jika mereka diperlakukan sebagai
orang dewasa ternyata mereka belum dapat menunjukkan sikap dewasa karena
mereka merupakan peralihan dari masa kehidupan anak ke masa kehidupan orang
dewasa.
Melihat dari segi fisiknya remaja terlihat sudah dewasa namun ia masih
dalam tahap proses, dimana proses itu sangat terlihat dari segi fisik, seperti
bertumbuhnya otot-otot di bagian tertentu untuk anak laki-laki dan untuk anak
perempuan yaitu mulainya terjadi menstruasi, diantara masa-masa yang lainnya
baik masa anak-anak apalagi masa dewasa dan masa dimana ia sudah mempunyai
keluarga masing-masing, pertumbuhan ini lah yang akan membawa perbedaan di
mulai dari masa anak-anak, masa remaja dan masa dewasa. Pendapat yang telah
dikemukakan oleh Hurlock juga hampir sama dengan apa yang dikemukakan oleh
Sugeng yang menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan antara
masa kehidupan anak dan masa kehidupan dewasa dan remaja sering menunjukan
kegelisahan, pertentangan, dan keinginan mencoba segala sesuatu. Dalam hal ini
remaja dikatakan sebagai individu yang masih belum jelas identitas dirinya atau
juga disebut dengan individu yang masih mencari jati dirinya. Contohnya remaja
mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, sebab jarang sekali diantara remaja
yang memegang prisip atas dirinya. Dapat dikatakan juga remaja tidak mempunyai
tempat adalah masa transisi antara masa anak-anak menuju masa dewasa dalam
masa transisi inilah remaja cenderung untuk ingin disebut sebagai orang yang sudah
dewasa dan agar terkesan sebagai orang yang sudah dewasa masa remaja ini
ditandai dengan adanya berbagai perubahan baik secara fisik maupun psikis yang
mungkin saja akan menimbulkan problema tertentu bagi si remaja apabila tidak
disertai dengan upaya pemahaman diri dan pengangahan diri secara tepat bahkan
dapat menjurus pada berbagai tindakan kenakalan remaja dan kriminal salah satu
contohnya adalah bagi remaja laki-laki dengan merokok

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Psikologi remaja adalah bagian dari psikologi perkembangan yang secara


khusus mempelajari kehidupan remaja. Disini remaja atau generasi muda adalah
generasi penerus bangsa yang kelak menjadi penerus kehidupan untuk mewujudkan
kedamaian dan ketenteraman umat manusia dimukabumi ini.
Jika generasinya rusak maka secara otomatis bangsanya pun akan ikut rusak,
sehingga demi mewujudkan cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara, haruslah
mampu mencetak generasi yang berkualitas sesuai harapan bangsa dan Negara. Tetapi
pada kenyataanya banyak generasi muda atau remaja juga menjadi gudang
permasalahan.
Salah satu periode dalam rentang kchidupan ialah (fase) remaja. Masa ini
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan
merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa
yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus menjalankan
tugas-tugas perkembangan pada usinya dengan baik. Mencapai hubungan yang lebih
matang dengan teman sebaya dan lawan jenis, Menerima keadaan fisik diri sendiri
dalam menggunakan tubuhnya secara lebih efektif,Mencapai kemandirian emosional
dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya, Dapat menjalankan peran sosial
maskulin dan feminin, Berperilaku sosial yang bertanggung jawab,mempersiapkan diri
untuk berkarier atau pekerjaan yang mempunyai konsekuensi ekonomi dan finansial,
Mempersiapkan perkawinan dan membentuk keluarga.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ermis Suryana,Amrina Ika Hasdikurniati, Ayu Alawiya Harmayanti, Kasinyo Harto.


"Perkembangan Remaja Awal, Menengah Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan."
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) 8.3 (2022)

Gatot Marwoko C A. "Psikologi Perkembangan Masa Remaja." Dosen STAI Ihyaul Ulum
Gresik; Prodi Pendidikan Agama Islam

Saputro, Khamim Zarkasih. "Memahami ciri dan tugas perkembangan masa remaja."
Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama 17.1 (2018): 25-32.

Moh. Ali dan Moh. Asrori. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. PT. Bumi
Aksara.
Zakiah Daradjat. 1994. Remaja Harapan dan Tantangan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Syamsu Yusuf. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Agoes Dariyo. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung. PT Refika
Aditama.
Fauziah Nasution, Mutia Adella, Ichsani Walidaini, Mahyuni Harahap,Lisna Marselina.
“Pendidikan Remaja Dalam Perspektif Psikologi Pendidikan Dan Peran Guru Bimbingan
Konseling.” El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat 4.1

22

Anda mungkin juga menyukai