Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK B

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“ Peran Pendidikan Pancasila dalam Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas”

Guna memenuhi tugas yang disampaikan


oleh Dosen Handri Raharjo, SH.MH

Disusun oleh :

Ardhito Faza A (19320254) Ketua M Alamsyah (19320224)

Anthony H (18320169) Ezza Azkiya Y (19320227)

Bilqis Rona H (19320215) Rafiq Safwatullah (19320234)

Dyaztiana Yuanita (19320220) Nady Gulis R A (19320239)

Ari Prasetyo W (19320221) Nisrina Nabilah A (19320247)

Himatul Mustafidah (19320222)

Kelas D

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2019
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tercurah
kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang dengan ilmu seperti saat ini. Kami bersyukur dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pancasila dengan judul “Pancasila Sebagai Solusi
Atas Pergaulan Bebas Generasi Muda Indonesia”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata
kuliah Pancasila. Kedepannya kami berharap makalah kami dapat dibaca oleh banyak orang
sehingga membawa kebermanfaatan dan menambah pengetahuan bagi para pembacanya.
Khususnya agar nilai-nilai Pancasila dapat dijadikan sebagai rujukan bagi generasi penerus
bangsa dalam melakukan suatu tindakan.
Terima kasih sebesar-besarnya kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Pancasila,
Bapak Handri Raharjo, S.H, M.H. yang telah membimbing kami dalam proses pengerjaan
makalah. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman semua yang telah
berkontribusi dalam pengerjaan makalah ini dengan memberikan ide-idenya dan meluangkan
waktu sehinga makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Mudah-mudahan makalah ini dapat dipahami oleh banyak orang khususnya para
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi. Kami juga memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kata-kata
yang kurang berkenan.

Yogyakarta, 19 November 2019

Penyusun

1
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
A. Pengertian Masa Remaja........................................................................................................5
B. Pergaulan Bebas Pada Remaja...............................................................................................6
C. Penanggulagan Pergaulan Bebas pada remaja....................................................................7
D. Peran Pancasila dalam menangani masalah kenakalan remaja.........................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................10
A. KESIMPULAN......................................................................................................................10
B. SARAN...................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa di mana seseorang sedang berada dalam proses
pencarian jati diri. Di masa ini lah seseorang akan mengalami pubertas. Ketika pubertas
biasanya seseorang ingin mencoba banyak hal baru sehingga muncul berbagai gejolak
emosi. Banyak timbul berbagai macam masalah baik secara internal maupun eksternal.
Gejolak emosi yang tidak terkendali dapat membuat remaja melakukan hal-hal yang
dianggap tidak sesuai dengan norma. Bermula dari hal-hal biasa akibat rasa penasaran
yang tinggi kemudian berbuntut pada perbuatan yang melenceng dari norma-norma yang
berlaku di lingkungannya.
Namun di lain hal masa remaja merupakan masa di mana seseorang memiliki
banyak kesempatan untuk mengembangkan potensi diri. Mereka mampu mengembangkan
banyak potensi positif dalam dirinya seperti bakal, kemampuan diri, dan minat. Di
samping itu remaja juga memerlukan bimbingan religius agar tidak terjebak dalam
lingkaran pergaulan yang salah.
Perkembangan remaja yang sangat riskan terhadap pengaruh negatif menuntut
perhatian banyak orang khususnya kaum pendidik untuk memberikan dukungan juga
pendekatan psikologis bagi remaja. Peranan orang tua juga sangat dibutuhkan karena dari
orang tua lah lingkungan pertama, yaitu lingkungan keluarga, seorang anak terbentuk.
Nilai-nilai yang ditanamkan dalam lingkungan keluarga sangat memengaruhi proses
perkembangan anak dari kecil hingga menuju masa kedewasaan. Peran sekolah atau
lembaga pendidikan juga sangat penting.
Remaja dewasa ini belum siap untuk bermasyarakat. Agar remaja tidak salah arah,
maka peranan orang tua dan guru sangat dibutuhkan untuk mencegah pengaruh negatif
yang banyak di masyarakat agar tidak menyengsarakan remaja untuk menuju masa depan
yang baik. Pendidikan formal di sekolah tidaklah cukup apabila tidak dibarengi oleh
pendidikan moral yang baik. Pendidikan moral siswa didapatkan melalui mata pelajaran
keagamaan dan kenegaraan seperti PPKn dan Pancasila.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud masa remaja?
2. Apa yang dimaksud pergaulan bebas pada remaja?
3. Apa sajakah penanggulan pergaulan bebas pada remaja?
4. Bagaimana peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Indonesia
dalam mengatasi pergaulan bebas pada generasi muda?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Remaja


Dewasa ini, nasib generasi muda menjadi hal yang sangat diperhitungkan. Bahkan
tidak sedikit kasus yang terjadi di kalangan pelajar menjadi perbincangan khalayak luas.
Dari banyaknya kasus tersebut maka dapat diangkat sebuah pernyataan bahwasannya
masa remaja merupakan siklus dalam kehidupan seseorang yang rentan akan pengaruh
negatif. Remaja sebagai generasi penerus bangsa dapat didefinisikan sebagai fase tumbuh
atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala
memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam
rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan
reproduksi (Ali & Asrori, 2006). 1
Sedangkan masa remaja sendiri ialah masa peralihan, ketika individu tumbuh dari
masa anak-anak menjadi individu yang memiliki kematangan. Pada masa tersebut, ada
dua hal penting menyebabkan remaja melakukan pengendalian diri. Pertama, hal yang
bersifat eksternal, yaitu adanya perubahan lingkungan dan kedua adalah hal yang bersifat
internal, yaitu karakteristik di dalam diri remaja yang membuat remaja relative lebih
bergejolak dibandingkan dengan masa perkembangan lainnya (storm and stress period).
Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum
dan sesudahnya. Adapun ciri-ciri tersebut sebagai berikut :
1. Masa remaja sebagai periode yang penting ada periode yang penting karena akibat
fisik dan psikologis.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan pada periode ini status remaja menjadi
tidak jelas karena terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan. Tingkat perubahan dalam sikap dan
perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal
masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan
sikap juga berlangsung pesat.
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah Setiap periode mempunyai masalahnya
sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit
diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan.

1
https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-remaja-dilihat-dari-sudut-pandang-psikologi/8819/2
5
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Identitas diri yang dicari remaja
adalah suatu upaya untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya di
masyarakat.

B. Pergaulan Bebas Pada Remaja


Keadaan generasi muda bangsa kini kian memprihatinkan disebabkan oleh
banyaknya kasus yang terjadi. Kenakalan remaja atau juvenile deliquency yang paling
dominan diketahui khalayak umum adalah pergaulan bebas. Secara umum pergaulan
bebas dapat diidentifikasikan sebagai perilaku menyimpang yang elewati batas-batas
kewajiban, tuntutan, aturan, syarat, dan perasaan malu. Singkatnya dapat dikatakan
bahwa pergaulan bebas merupakan bentuk interaksi antara individu dengan individua tau
individu dengan kelompok yang menyalahi norma-norma yang berlaku. Salah satu bentuk
pergaulan bebas yaitu seks bebas. Seks menurut Kartono (2009) merupakan energi psikis
yang ikut mendorong manusia untuk bertingkah laku. 2Tidak Cuma bertingkah laku di
bidang seks saja yaitu melakukan relasi seksual atau bersenggama, akan tetapi juga
melakukan kegiatan-kegiatan abnormal.

Beberapa sebab yang dapat menjadikan seorang remaja melakukan pergaulan bebas
yaitu sebagai berikut:
1. Sikap mental yang tidak sehat
Tidak memiliki pemikiran yang panjang remaja lebih memilih melampiaskan
hasratnya ketimbang memikirkan dampak negatifnya. Padahal akibat dari kenikmatan
sesaat itu menyebabkan dirinya menderita selama-lamanya.
2. Broken home
Kategorinya meliputi salah satu atau kedua orangtuanya meninggal dunia,
perceraian orang tua, salah satu atau kedua orang tuanya “tidak hadir” secara kontinyu
dalam waktu yang cukup lama, anak yatim piatu, anak yang lahir dari perkawinan
yang tidak sah, dan anak yang sering ditinggalkan orang tuanya karena mencari
nafkah.
3. Pengaruh negatif yang timbul di lingkungan sekolahnya.
Saat ini sering terjadi perlakuan guru yang tidak adil seperti pemberian sanksi yang
tidak atau kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Pengaruh dari lingkup

2
https://www.coursehero.com/file/p42fiadj/remaja-yangcenderung-melakukan-perilaku-seksual-pranikah-
karena-mereka-memiliki/
6
pertemannya yang mereka hadir dari berbagai macam lingkungan keluarga dan
masyarakat yang berbeda-beda sehingga pola pertemanan yang buruk dapat
mempengaruhi tindakan temannya.
4. Pengaruh negatif dalam lingkungan masyarakat
Anak remaja sebagai bagian dari masyarakat selalu mendapat pengaruh dari
keadaan masyarakat dan lingkungannya baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Lemahnya pemahaman agama dan norma-norma Pancasila

Bentuk-bentuk pergaulan bebas di kalangan remaja yang sering dijumpai yaitu:


1. Mabuk-mabukan
2. Penyalahgunaan obat-obatan terlarang (narkoba)
3. Seks bebas
4. Menggunakan pakaianyang menyalahi aturan yang berlaku di masyarakat
5. Pornografi

C. Penanggulagan Pergaulan Bebas pada remaja


Upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi pergaulan bebas dalam
generasi muda menurut seorang kriminolog Soedjono Dirdjosisworo mengemukakan du
acara yaitu;
Satu: Cara moralitas, dilaksanakan dengan penyebarluasan ajaran-ajaran agama
dan moral. Perundang-undangan yang baik dan sarana-sarana lain yang dapat menekan
nafsu untuk berbuat kejahatan
Dua: Cara abolisionistis, berusaha memberantas, menanggulangi kejahatan
dengan sebab-sebabnya, umpamanya kita mengetahui faktor tekanan ekonomi merupakan
salah satu penyebab kejahatan. Maka, usaha untuk mencapai tujuan dalam mengurangi
kejahatan yang disebabkan oleh faktor ekonomi merupakan cara abolisinositis.
Cara moralitas menekankan pada pembinaan moral anak dan mendidik kekuatan
mental. sedangkan abolisionistis adalah cara untuk mengurangi bahkan menghilangkan
sebab-sebab penyebab seorang anak melakukan perbuatan yang menentang norma dengan
motif apa saja. Beberapa cara dapat dilakukan untuk mencegah perilaku seks bebas antara
lain membangun karakter dan pendidikan seksual
Membangun karakter Menurut Amiruddin & Handayani (2008 : 44) hal penting
lain yang dapat dilakukan dalam membantu membangun karakter yang baik antara lain:
(1) Secara konsisten menunjukan sikap dan perilaku yang lain diteladani anak. (2) Tidak
7
segan untuk meminta maaf jika anda melakukan kesalahan, selanjutnya tunjukan
perbaikan yang positif dalam diri anda. (3) Jika anak melakukan kesalahan jadikan
momen tersebut untuk mengajarinya. Berilah kepercayaan dan kesempatan kepada dia
untuk memperbaikinya, bukan malah menghukumnya. Cermati apa yang harus diperbaiki
dari dirinya kemudian bimbinglah dia. (4) Focus pada hal positif dari diri anak, berilah
pujian ketika dia menunjukan perkataan atau perilaku yang mencerminkan karakter yang
diinginkan. (5) Carilah figure atau model karakter dikoran, Tv, majalah, atau bukubuku
yang mencerminkan sikap dan perilaku yang baik yang dapat menjadi teladan anak-anak.3
Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara pendidikan seksual. Pada saat
sekarang ini pendidikan seksual diberikan berdasarkan pada dua pendekatan yang sangat
berbeda (Irianto, 2010: 157) yaitu: (1) Pendekatan psikoanalitis hanya mengakui bahwa
perkembangan psikoseksual ditentukan oleh pembawaan yang sebagai besar sifatnya
otonom. (2) Pendekatan sosiologik yang mengakui adanya pengaruh dari lingkungan.
Pendidikan seksual sebaiknya sudah dimulai sedini mungkin yaitu dalam masa kanak-
kanak dengan peranan utama dipegang oleh para orang tua, karena dalam pendidikan
seksual peranan utama diharapkan bias diperoleh dari para orang tua dan para guru.4

D. Peran Pancasila dalam menangani masalah kenakalan remaja


Peran Pancasila dalam hal menangani masalah kenakalan remaja yaitu:
 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Dengan adanya sila ketuhanan yang Maha Esa semua orang memiliki
kebebasan memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai agama masing-masing tak
terkecuali untuk para remaja yang seharusnya memiliki bekal pengetahuan dasar-
dasar agama dan juga mempunyai iman kuat. Dengan pemahaman yang kuat terkait
dasar agama para remaja calon penerus bangsa dapat membentengi diri dari hal-hal
negatif terkait kenakalan remaja.

 Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Sila ini menjamin adanya kebebasan mendapatkan dan mengikuti
perkembangan teknologi secara adil dan bebas. Namun kebebasan itu memiliki suatu
batasan batasan tertentu. Seperti diperbolehkannya penggunaan internet untuk semua

3
Handayani, Alva dan Aam Amiruddin. 2008. Anak Anda Bertanya Seks?. Bandung: Khazanah Intelektual.
4
Irianto, Koes. 2010. Memahami Seksologi. Bandung: Sinar Baru Algensindo Bandung.
8
usia, namun tentu saja penggunaannya harus sesuai dan bermanfaat. Remaja dilarang
untuk membuka situs-situs yang tidak bermanfaat dan melanggar batasan umur yang
pada awalnya laman yang sekarang dilarang itu dulunya diperbolehkan, tetapi karena
kurangnya kesadaran masyarakat maka dari itu pemerintah mengambil tindakan tegas
yaitu memblokir situs tersebut. Dalam sila ini juga terkandung makna lainnya yaitu
lebih ditekankan terhadap etitud kita yang memegang identitas diri sebagai seorang
remaja untuk menjaga norma-norma yang ada dalam lingkungan baik di masyarakat
maupun sekolah seperti memakai pakaian yang sopan dan berkata dengan tidak
mengeluarkan kalimat-kalimat sara, serta kotor.

 Sila Persatuan Indonesia


Sila ini menuntun masyarakat untuk dapat bersatu membangun Indonesia agar
bangkit dari keterpurukannya selama ini. Bentuk implementasi dari sila ini terhadap
kenakalan remaja yakni, sila ini menuntut kepada para remaja untuk sadar akan
tugasnya sebagai penerus bangsa agar dapat bersatu untuk melakukan suatu usaha
mewujudkan negara menjadi makmur dan sejahtera. Akan tetapi masih banyak remaja
belum menjiwai sila ini sehingga mereka mengaplikasikan sila ini dengan cara yang
salah seperti kerjasama dalam meyontek dan bahkan kerjasama dalam bentuk
kekerasan seperti tawuran. Rasa nasionalisme perlu dikembangkan sebagai bukti cinta
dan bakti seorang generasi muda terhadap bangsanya. Setidaknya dalam sila ini
seorang remaja ditunut untuk sibuk membangun negerinya dengan bersatu bagaimana
caranya membangun diri sebagai warga negara yang baik, sehingga waktu untuk hal-
hal negative pun tidak akan sempat dilakukan.

 Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan
Saat remaja memutuskan untuk mengikuti berbagai kegiatan dan organisasi
maka peran dari sila ini sangat terlihat. Contohnya dalam sebuah rapat organisasi
yang membutuhkan aspirasi anggotanya untuk mengeluarkan gagasannya masing-
masing. Dalam penentuan sebuah hasil rapat seperti ini juga menggunakan prinsip
demokrasi. Pada forum-forum seperti ini para remaja juga dilatih untuk menghargai
pendapat orang lain, dan juga dilatih untuk berani mengungkapkan pendapatnya di
9
depan orang banyak. Belajar dari sila ini bahwa segala permasalahan dapat
diselesaikan dengan cara mufakat. Sila ini berperan dalam mencegah kenakalan
remaja dengan memberikan ruang kepada generasi muda untuk berdiskusi dan saling
menyebarkan hal-hal baik dalam lingkungannya.

 Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Sila ini menjamin kesejahteraan ini mengarahkan kepada para pemuda
generasi penerus untuk mampu mengolah berbagai sumber daya alam kekayaan
Indonesia yang sangat melimpah. Sila ini menuntut remaja untuk aktif dalam bidang
sosial dan pengetahuan agar mempermudah mereka melestarikan dan juga mengolah
sumber daya yang ada. Dengan kemauan, kesadaran, dan.Uusaha seperti itu kita tidak
perlu lagi bergantung pada tehnologi tenaga asing juga dapat memaksimalkan
pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masa remaja merupakan masa dimana seseorang sedang berada dalam proses
pencarian jati diri. Ketika pubertas biasanya seseorang ingin mencoba banyak hal baru
sehingga muncul berbagai gejolak emosi.Gejolak emosi yang tidak terkendali dapat
membuat remaja melakukan hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan norma.
Keadaan generasi muda bangsa kini kian memprihatinkan disebabkan oleh banyaknya
kasus yang terjadi. Kenakalan remaja atau juvenile deliquency yang paling dominan
diketahui khalayak umum adalah pergaulan bebas.
Salah satu bentuk pergaulan bebas yaitu seks bebas.Bertingkah laku di bidang
seks yaitu melakukan relasi seksual atau bersenggama, akan tetapi juga melakukan
kegiatan-kegiatan abnormal. Apabila hal ini terjadi maka akan ada banyak sekali
keburukan pada remaja. Seks bebas menyebabkan remaja kehilangan bangku
sekolahnya, sama halnya dengan mahasiswa yang kehilangan bangku kuliahnya
karena hamil diluar nikah. Tidak hanya seks bebas saja yang ada dalam kenakalan
remaja, diantaranya memakai narkoba / obat-obatan terlarang, menggunakan pakaian
tidak senonoh, pornografi, dan lain sebagainya.
Remaja perlu untuk menempatkan dirinya di lingkungan yang baik dan bisa
membawa dirinya ke arah kebaikan. Penerapan nilai-nilai luhur di setiap sila
Pancasila merupakan salah satu solusi ampuh untuk setiap individu muda agar dapat
jauh dari pengaruh-pengaruh negatif kehidupan khususnya dalam maraknya pergaulan
bebas. Itulah mengapa Pancasila dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai
prinsip dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. SARAN
Pergaulan bebas di kalangan generasi muda Indonesia merupakan masalah
yang perlu diselesaikan bersama. Peran nilai-nilai luhur Pancasila sangat penting di
sini. Hendaknya bagi para orangtua dan guru memberi bekal ajaran dan pemahaman
mengenai setiap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila untuk diterapkan di
kehidupan sehari-hari, sehingga diharapkan setiap generasi muda dapat tumbuh
sebagai generasi bermoral dan intelektual

11
DAFTAR PUSTAKA

Dwiyanto, D. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila. Yogyakarta: Ampera Utama.

Handayani, A. (2008). Anak Anda Bertanya Seks? Bandung: Khazanah Intelektual.

Irianto, K. (2010). Memahami Seksologi. Bandung: Sinar Baru Algensindo Bandung.

Sudarsono. (1990). Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumadi, A. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Yudhistira.

Willis, S. (2005). REMAJA & MASALAHNYA. Bandung: CV. ALFABETA.

https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-remaja-dilihat-dari-sudut-pandang-
psikologi/8819/2

https://www.coursehero.com/file/p42fiadj/remaja-yangcenderung-melakukan-perilaku-
seksual-pranikah-karena-mereka-memiliki/

12

Anda mungkin juga menyukai