PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah dari mata
kuliah Psikologi Perkembangan yang berjudul: “Masa Perkembangan Pada
Remaja” yang dibimbing oleh Ibu Eva Yulina, S.PSI., M.PSI sebagai
dosen mata kuliah, dapat kami selesaikan.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................6
2.1 Pengertian Remaja......................................................................................................6
2.2 Tahapan Perkembangan Remaja................................................................................6
2.3 Perkembangan Fisik Pada Remaja.............................................................................8
2.4 Perkembangan Psikologis Pada Remaja....................................................................9
2.5 Sifat Dan Sikap Remaja...........................................................................................12
2.6 Isu-isu Mengenai Kesehatan Remaja.......................................................................13
2.7 Pakar Teori Terkait Perkembangan Remaja.............................................................15
2.8 Jurnal Terkait........................................................................................................................16
2.9 Vidio kasus...............................................................................................................17
BAB III...............................................................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan periode transisi yang penuh dengan perubahan dan
perkembangan signifikan dalam kehidupan individu. Perkembangan fisik, psikologis, dan
sosial yang pesat selama masa ini memiliki dampak yang besar pada kehidupan sehari-
hari, hubungan sosial, dan kesiapan menghadapi masa dewasa. Masa remaja merupakan
masa yang kritis dalam pembentukan identitas diri, penentuan tujuan hidup, serta
pengembangan kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi
tantangan masa depan.
Selain itu, perkembangan sosial juga sangat penting selama masa remaja.
Remaja mulai membangun identitas sosialnya melalui interaksi dengan teman
sebaya, anggota keluarga, dan masyarakat di sekitarnya. Pengalaman ini
membentuk nilai-nilai, norma, dan orientasi sosial yang menjadi landasan bagi
kepribadian mereka di masa mendatang.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Masa remaja adalah suatu masa perubahan, pada masa ini terjadi
perubahan-perubahan yang sangat pesat yakni baik secara fisik, maupun
psikologis, ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja ini
diantaranya:
a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada remaja
awal yang dikenal sebagai masa strong dan masa stress.
Peningkatan emosional ini merupaknan hasil dari perubahan fisik
terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi
kondisi sosial peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa
remaja berada dalam kondisi baru, yang berbeda dari masa
sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang
ditunjukan pada remaja misalnya mereka di harapkan untuk tidak
lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan
tanggung jawab.
b. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga di sertai kematangan
seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak
yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubhan fisik
yang terjadi secara cepat baik perubahan internal maupun
eksternal. Perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan,
dan sistem respirasi. Sedangkan perubahan eksternal seperti
tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh
terhadap konsep diri remaja.
c. Perubahan yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan
orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik
bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantiakan dengan
hal menarik yang baru dan lebih menantang. Hal ini juga
7
dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa
remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan
ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan
juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi
berhungan dengan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang
sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
d. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada
masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah
mendekati masa dewasa.
e. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi
perubahan yang terjadi, tetapi disisi lain mereka takut akan
tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta
meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung
jawab tersebut.
f.
8
dan testis yang membesar.
Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal
maka pada rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri.
Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya
untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya.
Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirnya.
9
dicapai selama periode ini. Selain itu penerimaan dari lawan jenis
menjadi sangat penting bagi individu. (Ajhuri, 2019)
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah
mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan
sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya
dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian
tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.
10
dialami oleh remaja adalah perubahan biologi dan fisiologis yang terjadi pada
masa remaja awal, terutama antara usia 11 dan 15 tahun untuk wanita dan 12-16
tahun untuk pria.(Ajhuri, 2019)
Pertumbuhan fisik remaja sangat pesat dibandingkan dengan generasi
sebelumnya. Pada awal masa remaja (usia Sekolah Menengah Pertama), anak-
anak ini tampak tinggi tetapi kurus, dengan kaki dan leher yang pajang, dan berat
badan mereka mengikuti. Anak laki-laki dan perempuan memiliki tinggi badan
yang hamper sama ketika mereka berusia 11-12 tahun. Anak perempuan
memperoleh tinggi badan lebih cepat daripada anak laki-laki antara usia 12 dan
13, tetapi anak laki-laki mengejarnya antara usia 14 dan 15. (Kemali Syarif dkk,
2017)
Kenaikan tinggi rata-rata masih mungkin untuk ditentukan. Ini karena efek
signifikasn dari komposisi makanan dan nutrisi. Pertumbuhan tinggi badan yang
drastic ini tidak sesuai dengan ketentuan atau bakatnya. Dari segi tinggi, keduanya
agak tertinggal. Anak-anak yang pandai olahraga di Sekolah Dasar mengalami
sedikit penurunan di Sekolah Menengah Pertama karena belum ada penyesuaian
terhadap perubahan fisik yang ditemui; gerakan mereka juga tampak tidak wajar.
Selain insiden perolehan tinggi yang sangat cepat, ada juga perkembangan
seksual yang cepat sepanjang masa remaja. Munculnya ciri-ciri seks utama dan
sekunder mencirikan tahap perkembangan ini. Ciri-ciri seks primer berkaitan
dengan perkembangan alat-alat produksi baik pada laki-laki maupun perempuan.
Anak-anak perempuan mulai menstruasi pada awal masa remaja, sedangkan laki-
laki mengalami mimpi basah. Ciri-ciri kelamin sekunder meliputi perkembangan
bulu di seluruh tubuh, suara yang lebih rendah-besar (lebih banyak pada lakilaki),
perluasan buah dada pada perempuan, dan pertumbuhan jakun pada laki-laki.
(Syaodih, 2003) Sejarah fisik, remaja mulai menunjukkan sifat-sifat dewasa
dengan berkembangnya ciri-ciri seks sekunder ini.
12
terakhir dari Piaget yang muncul antara usia 11 dan 15 tahun dan
berlanjut masa dewasa.
13
berintrospeksi.
g. Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama,
keadilan, moralitas, dan identitas (jati diri).
2. Perkembangan sosial
Menurut Erikson (1968) remaja mulai membentuk berbagai jenis
hubungan sosial lebih mendalam dan intim dibandingkan masa kanak-
kanak dan jaringan sosial yang luas meliputi jumlah orang yang
semakin banyak dan jenis hubungan yang berbeda.
Perkembangan sosial pada fase remaja dibagi menjadi tiga yaitu
remaja awal, remaja tengah dan remaja akhir. Remaja awal ditandai
peran peer group sangat dominan, mereka berusaha membentuk
kelompok, bertingkah laku sama, berpenampilan sama, mempunyai
bahasa yang sama dan kode atau isyarat yang sama. Pada remaja
tengah perkembangan sosialnya adalah berusaha untyuk mendapat
teman baru dan sangat memperhatikan kelompok lain secara selektif
dan kompetitif. Remaja akhir lebih perkembangan sosial ditunjukkan
dengan bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan lebih
lama (teman dekat) dan terdapat kebergantungan
kepada kelompok sebaya berangsung
fleksibel, kecuali dengan teman dekat pilihannya yang
banyak memiliki kesamaan minat.
3. Perkembangan emosi
Remaja mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan
emosi tingkat tinggi. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan
sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatif dan
tempramental (mudah tersinggung, marah, sedih, dan murung).
Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya.
Remaja yang berkembang di lingkungan yang kurang kondusif,
kematangan emosionalnya terhambat. Sehingga sering mengalami
akibat negatif berupa tingkah laku “salah suai”
a. Agresif: melawan, keras kepala, berkelahi, suka mengganggu dan
14
lain-lainya.
15
semangant tetapi kadang masih belum memahami hakekat dari sesuatu yang
dicarinya (masa strumund drang). Abu ahmadi dan Munawar Sholeh (1991:88)
mengatakan bahwa, pada masa ini ditemui tiga tanda diantaranya sebagai
berikut:
1. Dalam penemuan akunya biasanya anak cenderung bersikap introvert
atau tetutup, penuh keanggungan dan senang termenung
2. Dalam kegiatan mencari pedoman hidup cenderung bersikap
menerima norma-norma susila dan agama, serta timbul perasaan
“Merindu Puja”
3. Pada kegiatan memasukkan diri pada masyarakat bersikap mulai
mengenal macam corak kehidupan meski belum sempurna
membedakan dan menyeleksinya.
Pada masa Adolesen seseorang sudah dapat mengetahui kondisi dirinya
dan tenang kejiwaannya serta mempunyai sifat tenang dan seimbang
kejiwaannya, menerima system tata nilai secara positif dan mulai bertangung
jawab, marah dan konstraktif terhadap masyarakat. Sifat dan sikap remaja
adolesen:
a) Menemukan pribadinya, menentukan cita-citanya, menggariskan jalan
hidupnya bertanggung jawab, memnghimpun normanorma sendiri
b) Mulai tampak garis-garis perkembangan yang diikutinya di kemudian hari
c) Erotik dan seksualitas yang pada masa pubernya dulu terpisah, kini
dilebur menjadi satu
d) Mulai menyadari bahwa mengecam itu memang mudah, tetapi ternyata
melaksanakan itu sukar. (Zulkifli,1995:72)
17
remaja laki-laki, pertumbuhan rambut ketiak, atau rambut pubis yang
terlambat atau terlalu dini seringkali menimbulkan perasaan
malu/minder/kurang percaya diri karena merasa keadaan mereka berbeda
dengan sebayanya.
Keinginan untuk mencari nilai dan energi baru, meningkatnya
kecintaan terhadap diri sendiri serta banyaknya fantasi terhadap kehidupan
merupakan dunianya remaja. Keberadaan keluarga dan teman sebaya
menjadi kebutuhan yang penting bagi remaja untuk beradaptasi dengan
perubahan tersebut. Bila melihat kembali data masalah kesehatan remaja
pada bagian awal tulisan ini dapatlah ditarik benang merah bagaimana
keterkaitan antara pertumbuhan dan perkembangan remaja dengan masalah
kesehatan yang terjadi. Banyak data menunjukan bahwa masalah kesehatan
remaja berawal dari perilaku yang berisiko. Meningkatnya angka kejadian
seks pranikah pada remaja dapat dipahami sebagai suatu perilaku yang
timbul sebagai bentuk dorongan untuk melepaskan energi yang meningkat
seiring pertumbuhan seks sekunder. Perilaku merokok dan mengkonsumsi
alkohol dan menggunakan obat-obat terlarang lebih banyak terbentuk dari
standar perilaku yang dibentuk oleh kelompok sebaya dimana mereka terikat
di dalamnya. Kelompok sebaya memiliki pengaruh kuat bagi remaja dalam
proses mereka mencari nilai-nilai baru.
a. Masalah Kesehatan Mental Selama Masa Remaja
Selama masa remaja, insiden kelainan-kelainan mental sama untuk anak
laki-laki dan wanita. Depresi dan kelainan makan adalah yang paling
banyak pada anak wanita dan kelainan kebiasaan lebih sering pada anak
laki-laki.
• Depresi
Perasaan depresi umum terjadi selama masa remaja. Pada beberapa
penelitian satu di antara tiga anak wanita dan hampir 15% dari anak
laki-laki dilaporkan mempunyai gejala seperti itu. Insiden kelainan
depresi yang tampak kira-kira 5%. Risiko bunuh diri di antara
remaja yang depresi meningkat secara nyata.
• Kelainan Makan
18
Remaja wanita mempunyai risiko yang sangat besar untuk menderita
19
anoreksia nervosa dan bulimia. Hampir 0,5% dari anak wanita yang
berusia 12-15 tahun akan menjadi anoreksia nervosa dan 5-18%
mempunyai kecenderungan bulimia. Kelainan yang menyebabkan
berhentinya makan dipengaruhi oleh respons abnormal dalam
program perkembangan normal remaja karena adanya suatu
perkembangan bentuk tubuh, kebingungan menyeluruh dalam
identifikasi jenis kelamin, dan fungsi keluarga yang abnormal
misalnya terlalu terkekang, dalam keluarga kacau atau pisah total.
Efek langsung dari lingkungan sosial terhadap suatu kegemukan
atau kekurusan, tidak jelas. Mortalitas jangka panjang dari
anoreksia nervosa dan bulimia adalah 10-15%. Kegemukan terjadi
pada hampir 15% para remaja. Intervensi terhadap kegemukan yang
sangat efektif adalah dengan program kelompok dengan pendekatan
kebiasaan nutrisi dan kegiatan gaya hidup dari para remaja.
21
perkembangan moral menjadi tahap pra-konvensional, konvensional, dan
pasca-konvensional. Remaja umumnya berada pada tahap konvensional, di
mana mereka mulai memahami ekspektasi sosial dan aturan masyarakat.
Beberapa remaja kemudian beralih ke tahap pascakonvensional saat
memasuki usia dewasa.
Tahap Konvensional Pada tahap ini, moralitas didasarkan pada
konformitas terhadap ekspektasi sosial. Ada 2 sub-tahap:
• Tahap Orientasi Orang Baik - Ingin menjaga citra diri dan hubungan
baik dengan orang lain.
• Tahap Hukum dan Order - Peduli pada hukum, aturan, keadilan, dan
kewajiban.
Seorang manusia selalu mencari jati dirinya, dan biasanya jati diri ini
dibangun saat manusia sudah mendapatkan peran dimasyarakat. Namun tidak
semua orang mampu menempatkan dirinya sesuai dengan posisinya.
Kegagalan pemoisisian diri ini menjadi cikal bakal dari kenakalan-kenakalan
yang dilakukan remaja. Manusia memiliki kecenderungan untuk melanggar
aturan, namun tidak semua orang yang melakukan penyimpangan. Hal ini
dikarenakan mereka mampu mengkontrol, membatasi diri, dan menahan diri
untuk melakukan hal yang tidak baik tersebut. Berdasarkan hasil penelitian
bahwa terdapat korelasi negative antara kontrol diri dengan perilaku
kenakalan remaja maka ini adalah sebuah alat dan ilmu bagi kita untuk
mengarahkan remaja disaat mereka baru mencoba menjalani peran mereka
dimasyarakat maka mereka diajarkan untuk bisa mengkontrol diri mereka.
Seseorang yang punya kontrol diri tinggi maka ia memiliki pertimbangan
sebelum melakukan sesuatu. Hal ini yang kita cari dan sebaiknya kita bagung
untuk terciptanya generasi muda yang peduli bukan yang egois dan mau enak
sendiri.
22
2.9 Vidio kasus
https://www.youtube.com/watch?v=RUFB5qMG-zw
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Remaja merupakan tahap awal seseorang untuk tumbuh menjadi seorang
dewasa yang cerdas dan berpengetahuan luas. Oleh sebab itu, orang tua harus ikut
turut berperan dalam memperhatikan setiap perkembangan yang dialami oleh
anaknya dari mulai perkembangan fisik, emosi, intelektual, dan sosial. Agar tidak
terjerumus ke dalam hal-hal negatif yang akan merusak dirinya sendiri karena usia
remaja merupakan usia yang sangat rentan terhadap hal-hal tersebut.
24
DAFTAR PUSTAKA