Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

“MASA PERKEMBANGAN PADA REMAJA”

Dosen Pengampu: Eva Yulina, S.Psi., M.Psi

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Cut Fatimah (228600144)


Fina Fawwazah (228600346)
Regina Harban Barus (228600176)
M. Defri Alfin Adha (208600344)
Bayu Setiawan (228600018)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah dari mata
kuliah Psikologi Perkembangan yang berjudul: “Masa Perkembangan Pada
Remaja” yang dibimbing oleh Ibu Eva Yulina, S.PSI., M.PSI sebagai
dosen mata kuliah, dapat kami selesaikan.

Dalam proses penyajiannya, makalah ini berusaha disusun dengan


baik., sejumlah sumber kami gunakan untuk membantu kami dalam
memahami materi yang akan di sampaikan. Terima kasih kepada pihak
pihak yang turut membantu dalam menyukseskan penyusunan masalah ini.
Dan kami mengharapkan kritik dan saran yang mampu membangun pola
pikir yang baik dan benar.

Demikianlah makalah ini kami susun, kami mohon maaf atas


segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Medan, November 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3

BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................5

BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................6
2.1 Pengertian Remaja......................................................................................................6
2.2 Tahapan Perkembangan Remaja................................................................................6
2.3 Perkembangan Fisik Pada Remaja.............................................................................8
2.4 Perkembangan Psikologis Pada Remaja....................................................................9
2.5 Sifat Dan Sikap Remaja...........................................................................................12
2.6 Isu-isu Mengenai Kesehatan Remaja.......................................................................13
2.7 Pakar Teori Terkait Perkembangan Remaja.............................................................15
2.8 Jurnal Terkait........................................................................................................................16
2.9 Vidio kasus...............................................................................................................17

BAB III...............................................................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan periode transisi yang penuh dengan perubahan dan
perkembangan signifikan dalam kehidupan individu. Perkembangan fisik, psikologis, dan
sosial yang pesat selama masa ini memiliki dampak yang besar pada kehidupan sehari-
hari, hubungan sosial, dan kesiapan menghadapi masa dewasa. Masa remaja merupakan
masa yang kritis dalam pembentukan identitas diri, penentuan tujuan hidup, serta
pengembangan kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi
tantangan masa depan.

Periode remaja umumnya dimulai pada awal pubertas dan berlanjut


hingga awal dewasa. Proses pubertas memunculkan perubahan fisik yang
dramatis pada remaja, seperti pertumbuhan tubuh, perkembangan organ
reproduksi, dan munculnya karakteristik seksual sekunder. Di samping itu,
perkembangan kognitif dan emosional juga menjadi fokus utama selama masa
ini. Remaja mulai mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, memahami
konsep moral, serta membentuk pandangan dunia dan nilai-nilai pribadi.

Selain itu, perkembangan sosial juga sangat penting selama masa remaja.
Remaja mulai membangun identitas sosialnya melalui interaksi dengan teman
sebaya, anggota keluarga, dan masyarakat di sekitarnya. Pengalaman ini
membentuk nilai-nilai, norma, dan orientasi sosial yang menjadi landasan bagi
kepribadian mereka di masa mendatang.

Tantangan yang dihadapi remaja tidak selalu mudah. Perubahan-


perubahan yang terjadi dalam tubuh dan pikiran, ditambah dengan tekanan sosial,
ekspektasi, dan tuntutan dalam berbagai aspek kehidupan, dapat menyebabkan
stres, kebingungan, dan konflik emosional. Oleh karena itu, memahami dengan
baik masa perkembangan pada remaja menjadi sangat penting bagi para
orangtua, pendidik, ahli kesehatan, dan masyarakat secara keseluruhan guna
memberikan
4
dukungan dan panduan yang tepat selama periode yang krusial ini.
Dalam makalah ini, akan diulas secara mendalam mengenai aspek-aspek
penting dalam masa perkembangan pada remaja, mencakup aspek fisik,
psikologis, sosial, serta strategi untuk mendukung perkembangan positif pada
remaja selama periode ini. Melalui pemahaman yang mendalam tentang masa
perkembangan ini, diharapkan dapat membantu mengoptimalkan pembinaan dan
pendampingan bagi remaja guna mempersiapkan mereka menghadapi masa
dewasa dengan lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu remaja?


1.2.2 Apa saja tahapan perkembangan remaja?
1.2.3 Apa aspek psikologis yang berkembang pada remaja?
1.2.4 Faktor apa saja yang mempengaruhi masa perkembangan remaja?
1.2.5 Apa saja tugas perkembangan remaja?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui apa pengertian dari remaja.


1.3.2 Mengetahui tahapan perkembangan remaja.
1.3.3 Mengetahui apa saja aspek psikologis yang berkembang pada
remaja.
1.3.4 Mengetahui faktor yang mempengaruhi masa perkembangan remaja.
1.3.5 Mengetahui tugas perkembangan remaja

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Remaja

Masa remaja (adolescence) adalah merupakan masa yang sangat


penting dalam rentang kehidupan manusia, merupakan masa transisi atau
peralihan dari masa kanak-kanak menuju kemasa dewasa. Ada beberapa
pengertian menurut para tokoh-tokoh mengenai pengertian remaja
seperti:
Elizabeth B. Hurlock Istilah adolescence atau remaja berasal dari
kata latin (adolescene), kata bendanya adolescentia yang berarti remaja
yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa‟‟ bangsa orang-
orang zaman purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak
berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan anak
dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.
Istilah adolescence yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti
yang sangat luas, yakni mencangkup kematangan mental, sosial,
emosional, pandangan ini di ungkapkan oleh Piaget dengan mengatakan,
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintregasi
dengan masarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah
tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat yang
sama, sekurang-kurangnya dalam masalah integrasi dalam masyarakat
(dewasa) mempunyai aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan
masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok.
Transformasi. intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini
memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial
orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari
periode perkembangan ini.
Hal senada juga di kemukakan oleh Jhon W. Santrock, masa
remaja, Begitu juga pendapat dari (World Health Organization) WHO
1974 remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksualitas sampai saat ini
6
mencapai kematangan seksualitasnya, individu mengalami
perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi
dewasa, dan terjadi peralihan dari ketergantungan sosial yang penuh,
kepada keadaan yang relatife lebih mandiri

 Ciri-ciri pada masa Remaja:

Masa remaja adalah suatu masa perubahan, pada masa ini terjadi
perubahan-perubahan yang sangat pesat yakni baik secara fisik, maupun
psikologis, ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja ini
diantaranya:
a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada remaja
awal yang dikenal sebagai masa strong dan masa stress.
Peningkatan emosional ini merupaknan hasil dari perubahan fisik
terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi
kondisi sosial peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa
remaja berada dalam kondisi baru, yang berbeda dari masa
sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang
ditunjukan pada remaja misalnya mereka di harapkan untuk tidak
lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan
tanggung jawab.
b. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga di sertai kematangan
seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak
yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubhan fisik
yang terjadi secara cepat baik perubahan internal maupun
eksternal. Perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan,
dan sistem respirasi. Sedangkan perubahan eksternal seperti
tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh
terhadap konsep diri remaja.
c. Perubahan yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan
orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik
bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantiakan dengan
hal menarik yang baru dan lebih menantang. Hal ini juga
7
dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa
remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan
ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan
juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi
berhungan dengan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang
sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
d. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada
masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah
mendekati masa dewasa.
e. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi
perubahan yang terjadi, tetapi disisi lain mereka takut akan
tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta
meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung
jawab tersebut.
f.

2.2 Tahapan Perkembangan Remaja

Menurut (Monks & Haditono, 2002) ada 3 tahapan perkembangan pada


masa remaja, yaitu:

1. Remaja awal (usia 12-15 tahun)


Pada masa ini, anak akan mengalami tahap awal pubertas. Anak
mulai memerhatikan munculnya rambut ketiak dan kemaluan,
pertumbuhan payudara, keputihan, mulai menstruasi atau mimpi basah,

8
dan testis yang membesar.

Anak juga mulai sadar mengenai penampilannya sehingga lebih


memerhatikan hal tersebut. Ia juga akan mulai merasa memerlukan
privasi sehingga membuatnya senang menyendiri dari keluarga.
Biasanya, perubahan ini terjadi lebih dulu pada anak perempuan.
Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang
sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif
sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini
remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun sebelum bisa
meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini
remaja sering merasa sunyi, ragu- ragu, tidak stabil, tidak puas dan
merasa kecewa.

2. Remaja Pertengahan (usia 15-18 tahun)

Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi


pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan
kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.Remaja mulai menentukan
nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran
filosofis dan etis.

Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal
maka pada rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri.
Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya
untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya.
Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirnya.

Tahap ini dibedakan oleh munculnya kapasitas kognitif baru.


Remaja pada usia ini sangat membutuhkan teman. Teman sebaya terus
memainkan peran penting, tetapi telah mampu menjadi lebih mandiri.
Remaja mulai mendapatkan kematangan perilaku, belajar mengatur
impulsivitas, dan membuat penilaian awal tentang tujuan karir yang
akan

9
dicapai selama periode ini. Selain itu penerimaan dari lawan jenis
menjadi sangat penting bagi individu. (Ajhuri, 2019)

Dalam masa remaja ini, pertumbuhan remaja laki-laki mulai


berjalan cepat. Tubuhnya akan semakin tinggi dan berat, otot semakin
besar, dada dan bahu semakin lebar, alat vital semakin besar, suara
menjadi lebih pecah, muncul jerawat, kumis, hingga jambang.
Pada anak perempuan, pinggang, panggul, dan bokong akan
mulai membesar, alat reproduksi yang berkembang, bertambahnya
produksi keringat, hingga menstruasi yang teratur.

3. Remaja Akhir (usia 18-21 tahun)

Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah
mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan
sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya
dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian
tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.

Pada masa remaja akhir, fisik anak telah sepenuhnya berkembang.


Dalam masa ini, perubahan lebih banyak terjadi dalam dirinya. Ia mulai
bisa mengendalikan dorongan emosional yang muncul, merencanakan
masa depan, dan memikirkan konsekuensi yang akan ia hadapi jika
melakukan perbuatan yang tidak baik.

Ia juga mulai memahami apa yang diinginkannya dan bisa


mengatur diri sendiri, tanpa mengikuti kehendak orang lain. Kestabilan
emosi dan kemandirian ini umumnya didapatkan oleh anak pada masa
remaja akhir.

2.3 Perkembangan Fisik Pada Remaja

Pada usia remaja, seseorang akan mengalami perkembangan fisik (tinggi


dan berat) yang cepat, yang dikenal dengan growth spurt. Langkah awal dari
serangkaian perubahan yang mengarah pada kematangan fisik dan seksual adalah
growth spurt.(Thahir, 2018) Serangkaian perubahan yang tampak paling nyata

10
dialami oleh remaja adalah perubahan biologi dan fisiologis yang terjadi pada
masa remaja awal, terutama antara usia 11 dan 15 tahun untuk wanita dan 12-16
tahun untuk pria.(Ajhuri, 2019)
Pertumbuhan fisik remaja sangat pesat dibandingkan dengan generasi
sebelumnya. Pada awal masa remaja (usia Sekolah Menengah Pertama), anak-
anak ini tampak tinggi tetapi kurus, dengan kaki dan leher yang pajang, dan berat
badan mereka mengikuti. Anak laki-laki dan perempuan memiliki tinggi badan
yang hamper sama ketika mereka berusia 11-12 tahun. Anak perempuan
memperoleh tinggi badan lebih cepat daripada anak laki-laki antara usia 12 dan
13, tetapi anak laki-laki mengejarnya antara usia 14 dan 15. (Kemali Syarif dkk,
2017)
Kenaikan tinggi rata-rata masih mungkin untuk ditentukan. Ini karena efek
signifikasn dari komposisi makanan dan nutrisi. Pertumbuhan tinggi badan yang
drastic ini tidak sesuai dengan ketentuan atau bakatnya. Dari segi tinggi, keduanya
agak tertinggal. Anak-anak yang pandai olahraga di Sekolah Dasar mengalami
sedikit penurunan di Sekolah Menengah Pertama karena belum ada penyesuaian
terhadap perubahan fisik yang ditemui; gerakan mereka juga tampak tidak wajar.
Selain insiden perolehan tinggi yang sangat cepat, ada juga perkembangan
seksual yang cepat sepanjang masa remaja. Munculnya ciri-ciri seks utama dan
sekunder mencirikan tahap perkembangan ini. Ciri-ciri seks primer berkaitan
dengan perkembangan alat-alat produksi baik pada laki-laki maupun perempuan.
Anak-anak perempuan mulai menstruasi pada awal masa remaja, sedangkan laki-
laki mengalami mimpi basah. Ciri-ciri kelamin sekunder meliputi perkembangan
bulu di seluruh tubuh, suara yang lebih rendah-besar (lebih banyak pada lakilaki),
perluasan buah dada pada perempuan, dan pertumbuhan jakun pada laki-laki.
(Syaodih, 2003) Sejarah fisik, remaja mulai menunjukkan sifat-sifat dewasa
dengan berkembangnya ciri-ciri seks sekunder ini.

2.4 Perkembangan Psikologis Pada Remaja


Perkembangan psikologis pada remaja meliputi beberapa aspek, yaitu:
1. Perkembangan Kognitif

Merujuk kepada piaget pada tahap remaja adalah tahap formal


11
operation dimana tahap

12
terakhir dari Piaget yang muncul antara usia 11 dan 15 tahun dan
berlanjut masa dewasa.

Pada tahap ini, individu dapat berpikir secara abstrak, remaja


mengembangkan gambaran tentang keadaan ideal. Dalam memecahkan
masalah lebih sistematis, diamna mengembangkan hipotesis tenyang
mengapa sesuatu terjadi seperti itu dan kemudian menguji hipotesis
tersebut. Selain itu, perubahan kognitif yang terjadi selama masa
kanak- kanak ke remaja adalah berpikir lebih fleksibel dan kompleks.

Ciri perkembangan kognitif remaja lainnya adalah mampu


menalar secara abstrak dalam situasi yang menawarkan beberapa
kesempatan untuk melakukan penalaran deduktif hipotesis (hypotetico-
deductive-reasoning) dan berpikir proposisional (propositional
though), memahami kebutuhan logis dan pemikiran proposisioanal,
distorsi kognitif yaitu pendengar imajiner/khayal dan dogeng pribadi
yang secara bertahap akan menurun dan menghilang di usia dewasa.

Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12-20


tahun secara fungsional, perkemabnagan kognitif (kemampuan
berpikir) remaja dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang
gagasan abstrak.
b. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu
membuat rencana, strategi, membuat keputusan-keputusan,
serta memecahkan masalah.
c. Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi,
membedakan yang konkrit dengan yang abstrak.
d. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar
menguji hipotesis.
e. Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi
alternatif untuk mencapainya psikologi remaja.
f. Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar

13
berintrospeksi.
g. Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama,
keadilan, moralitas, dan identitas (jati diri).

2. Perkembangan sosial
Menurut Erikson (1968) remaja mulai membentuk berbagai jenis
hubungan sosial lebih mendalam dan intim dibandingkan masa kanak-
kanak dan jaringan sosial yang luas meliputi jumlah orang yang
semakin banyak dan jenis hubungan yang berbeda.
Perkembangan sosial pada fase remaja dibagi menjadi tiga yaitu
remaja awal, remaja tengah dan remaja akhir. Remaja awal ditandai
peran peer group sangat dominan, mereka berusaha membentuk
kelompok, bertingkah laku sama, berpenampilan sama, mempunyai
bahasa yang sama dan kode atau isyarat yang sama. Pada remaja
tengah perkembangan sosialnya adalah berusaha untyuk mendapat
teman baru dan sangat memperhatikan kelompok lain secara selektif
dan kompetitif. Remaja akhir lebih perkembangan sosial ditunjukkan
dengan bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan lebih
lama (teman dekat) dan terdapat kebergantungan
kepada kelompok sebaya berangsung
fleksibel, kecuali dengan teman dekat pilihannya yang
banyak memiliki kesamaan minat.

3. Perkembangan emosi
Remaja mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan
emosi tingkat tinggi. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan
sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatif dan
tempramental (mudah tersinggung, marah, sedih, dan murung).
Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya.
Remaja yang berkembang di lingkungan yang kurang kondusif,
kematangan emosionalnya terhambat. Sehingga sering mengalami
akibat negatif berupa tingkah laku “salah suai”
a. Agresif: melawan, keras kepala, berkelahi, suka mengganggu dan

14
lain-lainya.

b. Lari dari kenyataan (regresif): suka melamun, pendiam, senang


menyendiri, mengonsumsi obat penenang, minuman keras, atau
obat terlarang.

Sedangkan remaja yang tinggal di lingkungan yang kondusif


dan harmonis dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi:

a. Adekuasi (ketepatan) emosi: cinta, kasih sayang, simpati, altruis


(senang menolong), respek (sikap hormat dan menghormati orang
lain), ramah, dan lain-lainnya.
b. Mengendalikan emosi: tidak mudah tersinggung, tidak agresif,
wajar, optimistik, tidak meledak-ledak, menghadapi kegagalan
secara sehat dan bijak.

Beberapa ciri perkembangan emosi remaja awal, dan


pertengahan adalah :
a. Mampu menjalin hubungan jangka panjang, sehat, dan timbal
balik.
b. Memahami perasaan sendiri dan mampu mengevaluasai
mengapa perasaan seseorang seperti itu.
c. Gender berpengaruh signifikan terhadap perkembangan emosi
remaja.

2.5 Sifat Dan Sikap Remaja

Abu ahmadi dan Munawar Sholeh (1991:87) menambahkan bahwa, pada


masa prapubertas selain ditandai oleh kematangan jasmani secara primer dan
sekunder juga ditandai dengan kematangan tertier diantaranya timbulnya
perasaanperasaan negative, ingin lepas dari kekuasaan orang tua, menentang
lingkungan, gelisah dan pesimistis. Hal ini dimaksudkan anak sebagai bentuk
aktualnya dalam menyamakan statusnya dengan orang dewasa. Sedang pada
masa pubertas anak mulai aktif mencari keakuannya pedoman hidup dengan
penuh

15
semangant tetapi kadang masih belum memahami hakekat dari sesuatu yang
dicarinya (masa strumund drang). Abu ahmadi dan Munawar Sholeh (1991:88)
mengatakan bahwa, pada masa ini ditemui tiga tanda diantaranya sebagai
berikut:
1. Dalam penemuan akunya biasanya anak cenderung bersikap introvert
atau tetutup, penuh keanggungan dan senang termenung
2. Dalam kegiatan mencari pedoman hidup cenderung bersikap
menerima norma-norma susila dan agama, serta timbul perasaan
“Merindu Puja”
3. Pada kegiatan memasukkan diri pada masyarakat bersikap mulai
mengenal macam corak kehidupan meski belum sempurna
membedakan dan menyeleksinya.
Pada masa Adolesen seseorang sudah dapat mengetahui kondisi dirinya
dan tenang kejiwaannya serta mempunyai sifat tenang dan seimbang
kejiwaannya, menerima system tata nilai secara positif dan mulai bertangung
jawab, marah dan konstraktif terhadap masyarakat. Sifat dan sikap remaja
adolesen:
a) Menemukan pribadinya, menentukan cita-citanya, menggariskan jalan
hidupnya bertanggung jawab, memnghimpun normanorma sendiri
b) Mulai tampak garis-garis perkembangan yang diikutinya di kemudian hari
c) Erotik dan seksualitas yang pada masa pubernya dulu terpisah, kini
dilebur menjadi satu
d) Mulai menyadari bahwa mengecam itu memang mudah, tetapi ternyata
melaksanakan itu sukar. (Zulkifli,1995:72)

2.6 Isu-isu Mengenai Kesehatan Remaja

Beberapa ciri yang khas dari perkembangan remaja dapat dilihat


bahwa masa awal remaja adalah tahap dimana remaja mengalami krisis
karena adanya perubahan cepat yang memunculkan sesuatu yang dirasakan
baru dan berbeda pada aspek fisik Pertumbuhan organ seks primer
(menstruasi/mimpi basah) berimplikasi terhadap munculnya hasrat seksual
dan ketertarikan terhadap lawan jenis maupun psikososial mereka..
16
Pertumbuhan karakteristik seks sekunder seperti penonjolan payudara pada
remaja perempuan, pembesaran testis pada

17
remaja laki-laki, pertumbuhan rambut ketiak, atau rambut pubis yang
terlambat atau terlalu dini seringkali menimbulkan perasaan
malu/minder/kurang percaya diri karena merasa keadaan mereka berbeda
dengan sebayanya.
Keinginan untuk mencari nilai dan energi baru, meningkatnya
kecintaan terhadap diri sendiri serta banyaknya fantasi terhadap kehidupan
merupakan dunianya remaja. Keberadaan keluarga dan teman sebaya
menjadi kebutuhan yang penting bagi remaja untuk beradaptasi dengan
perubahan tersebut. Bila melihat kembali data masalah kesehatan remaja
pada bagian awal tulisan ini dapatlah ditarik benang merah bagaimana
keterkaitan antara pertumbuhan dan perkembangan remaja dengan masalah
kesehatan yang terjadi. Banyak data menunjukan bahwa masalah kesehatan
remaja berawal dari perilaku yang berisiko. Meningkatnya angka kejadian
seks pranikah pada remaja dapat dipahami sebagai suatu perilaku yang
timbul sebagai bentuk dorongan untuk melepaskan energi yang meningkat
seiring pertumbuhan seks sekunder. Perilaku merokok dan mengkonsumsi
alkohol dan menggunakan obat-obat terlarang lebih banyak terbentuk dari
standar perilaku yang dibentuk oleh kelompok sebaya dimana mereka terikat
di dalamnya. Kelompok sebaya memiliki pengaruh kuat bagi remaja dalam
proses mereka mencari nilai-nilai baru.
a. Masalah Kesehatan Mental Selama Masa Remaja
Selama masa remaja, insiden kelainan-kelainan mental sama untuk anak
laki-laki dan wanita. Depresi dan kelainan makan adalah yang paling
banyak pada anak wanita dan kelainan kebiasaan lebih sering pada anak
laki-laki.
• Depresi
Perasaan depresi umum terjadi selama masa remaja. Pada beberapa
penelitian satu di antara tiga anak wanita dan hampir 15% dari anak
laki-laki dilaporkan mempunyai gejala seperti itu. Insiden kelainan
depresi yang tampak kira-kira 5%. Risiko bunuh diri di antara
remaja yang depresi meningkat secara nyata.
• Kelainan Makan

18
Remaja wanita mempunyai risiko yang sangat besar untuk menderita

19
anoreksia nervosa dan bulimia. Hampir 0,5% dari anak wanita yang
berusia 12-15 tahun akan menjadi anoreksia nervosa dan 5-18%
mempunyai kecenderungan bulimia. Kelainan yang menyebabkan
berhentinya makan dipengaruhi oleh respons abnormal dalam
program perkembangan normal remaja karena adanya suatu
perkembangan bentuk tubuh, kebingungan menyeluruh dalam
identifikasi jenis kelamin, dan fungsi keluarga yang abnormal
misalnya terlalu terkekang, dalam keluarga kacau atau pisah total.
Efek langsung dari lingkungan sosial terhadap suatu kegemukan
atau kekurusan, tidak jelas. Mortalitas jangka panjang dari
anoreksia nervosa dan bulimia adalah 10-15%. Kegemukan terjadi
pada hampir 15% para remaja. Intervensi terhadap kegemukan yang
sangat efektif adalah dengan program kelompok dengan pendekatan
kebiasaan nutrisi dan kegiatan gaya hidup dari para remaja.

2.7 Pakar Teori Terkait Perkembangan Remaja

A. Tahap Psikososial Erik Erikson


Menurut teori Psikososial nya Erickson tahap perkembangan
remaja berada pada fase Identity VS Role Confusion. Remaja dihadapkan
dengan pencarian jati diri. Ia mulai merasakan perasaan akan dirinya
sendiri. Ia merasa bahwa ia dirinya yang paling unik. Ia juga mulai
menyadari sifat-sifat yang melekat pada dirinya (kesukaan atau
ketidaksukaannya).

Remaja juga mulai mengembangkan tujuan-tujuan yang ia ingin


capai di masa depan, adanya kekuatan dan hasrat untuk mengontrol
dirinya sendiri.

Oleh karena itu, salah satu tugas dari remaja adalah


menyelesaikan krisis identitas pada dirinya. Jika berhasil akan
mendapatkan gambaran jelas tentang dirinya, penuh percaya diri,
mengatasi berbagai situasi, dapat mengambil keputusan penting, serta
mengenal peran dalam masyarakat.
20
B. Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Menurut Piaget, remaja berada pada tahap operasional formal
dalam perkembangan kognitif. Pada tahap ini, remaja sudah mampu
berpikir abstrak, menalar secara logis, dan memecahkan masalah secara
sistematis. Masa remaja menurut teori perkembangan kognitif Piaget
adalah tahap transisi dari memanfaatkan pemikiran konkret secara
operasional menjadi menggunakan pemikiran formal secara operasional.
Remaja menjadi sadar akan keterbatasan kecerdasan mereka. Mereka
bergumul dengan gagasan yang asing bagi mereka. Baik Inhelder dan
Piaget mengakui bahwa perubahan otak terkait pubertas mungkin
diperlukan untuk kemanjuan kognitif remaja (Thahir, 2018).
Menurut Piaget, fase operasional formal adalah langkah terakhir
dari perkembangan kognitif. Periode ini dimulai untuk anak muda pada
usia sebelas tahun (pada masa pubertas) dan berlangsung hingga dewasa.
Kemampuan untuk berpikir secara abstrak, bernalar secara rasional, dan
membuat kesimpulan dari pengetahuan yang ada dari tahapan ini. Cinta,
bukti rasional, dan nilai semuanya dapat dipahami saat ini. Dia tidak
melihat hal-hal dalam warna hitam dan putih, melainkan dalam “gradasi
abu-abu”. Menurut penyebab biologis, tahap ini berkembang selama masa
pubertas (ketika perubahan penting lainnya terjadi), menunjukkan
fisiologis, kognitif, penalaran moral, pertumbuhan psikoseksual, dan
perkembangan social ke dunia orang dewasa (Thahir, 2018). Berdasarkan
fase-fase yang ditunjukkan di atas adalah mungkin untuk menyimpulkan
bahwa teori perkembangan kognitif Piaget adalah perubahan pada setiap
individu. Perubahan struktur kognitif yang muncul sebagai akibat dari
tekanan biologis untuk beradaptasi dengan lingkungan.

C. Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg

Kohlberg tertarik pada perkembangan moral remaja. Ia membagi

21
perkembangan moral menjadi tahap pra-konvensional, konvensional, dan
pasca-konvensional. Remaja umumnya berada pada tahap konvensional, di
mana mereka mulai memahami ekspektasi sosial dan aturan masyarakat.
Beberapa remaja kemudian beralih ke tahap pascakonvensional saat
memasuki usia dewasa.
Tahap Konvensional Pada tahap ini, moralitas didasarkan pada
konformitas terhadap ekspektasi sosial. Ada 2 sub-tahap:
• Tahap Orientasi Orang Baik - Ingin menjaga citra diri dan hubungan
baik dengan orang lain.
• Tahap Hukum dan Order - Peduli pada hukum, aturan, keadilan, dan
kewajiban.

2.8 Jurnal Terkait


Kesimpulan dari riview jurnal: Hubungan Antara Tingkat Kontrol Diri
Dengan Kecenderungan Perilaku Kenakalan Remaja

Seorang manusia selalu mencari jati dirinya, dan biasanya jati diri ini
dibangun saat manusia sudah mendapatkan peran dimasyarakat. Namun tidak
semua orang mampu menempatkan dirinya sesuai dengan posisinya.
Kegagalan pemoisisian diri ini menjadi cikal bakal dari kenakalan-kenakalan
yang dilakukan remaja. Manusia memiliki kecenderungan untuk melanggar
aturan, namun tidak semua orang yang melakukan penyimpangan. Hal ini
dikarenakan mereka mampu mengkontrol, membatasi diri, dan menahan diri
untuk melakukan hal yang tidak baik tersebut. Berdasarkan hasil penelitian
bahwa terdapat korelasi negative antara kontrol diri dengan perilaku
kenakalan remaja maka ini adalah sebuah alat dan ilmu bagi kita untuk
mengarahkan remaja disaat mereka baru mencoba menjalani peran mereka
dimasyarakat maka mereka diajarkan untuk bisa mengkontrol diri mereka.
Seseorang yang punya kontrol diri tinggi maka ia memiliki pertimbangan
sebelum melakukan sesuatu. Hal ini yang kita cari dan sebaiknya kita bagung
untuk terciptanya generasi muda yang peduli bukan yang egois dan mau enak
sendiri.

22
2.9 Vidio kasus

https://www.youtube.com/watch?v=RUFB5qMG-zw

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masa perkembangan pada remaja adalah periode penting yang


mempengaruhi seluruh kehidupan individu di masa mendatang. Memahami
dengan baik aspek-aspek fisik, psikologis, dan sosial pada masa ini membantu
kita memberikan dukungan yang tepat dan memastikan bahwa remaja dapat
mengatasi tantangan dengan baik. Dikarenakan pada masa ini pikiran mereka
akan berubah dengan artian mereka lebih dapat berpikir abstrak dan hipotesis.
Serta perkembangan emosionalnya juga sering kali tidak stabil dan penuh
gejolak. Dimana remaja cenderung lebih sensitif terhadap perasaan kecemasan,
kegembiraan dan depresi. Sehingga melalui pemahaman dan bimbingan yang
baik, diharapkan remaja dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang
sehat, bahagia, dan produktif.

3.2 Saran
Remaja merupakan tahap awal seseorang untuk tumbuh menjadi seorang
dewasa yang cerdas dan berpengetahuan luas. Oleh sebab itu, orang tua harus ikut
turut berperan dalam memperhatikan setiap perkembangan yang dialami oleh
anaknya dari mulai perkembangan fisik, emosi, intelektual, dan sosial. Agar tidak
terjerumus ke dalam hal-hal negatif yang akan merusak dirinya sendiri karena usia
remaja merupakan usia yang sangat rentan terhadap hal-hal tersebut.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta:


Rineka Cipta, 1991)

M. P Knoers, F. J Monks dan Siti Rahayu Haditomo, Psikologi


Perkembangan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1982)

Syambu, Yusuf. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2002)

Ajhuri, K. F. (2019). Psikologi Perkembangan Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Penebar Media Pustaka.

Fatmawaty Riryn. (2017, Desember 1). Memahami Psikologi Remaja.


Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran volume 6 (2) hal 55-65
https://doi.org/10.30736/rfma.v6i2.33

Putro Khamim. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa


Remaja. Jurnal keguruan. Volume 17 nomor 1 hal. 25-32.

Hurlock, E. B. (2003). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan


Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi Kelima. Erlangga

Wulandari. (2014, mei 1). Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan


Remaja Dan Implikasinya Terhadap Masalah Kesehatan Dan
Keperawatan. Jurnal Keperawatan Anak. Volume 2, No.1 Hal 39-
43

Suryana, Hasdikurniati, Harmayanti, Harto. (2022, 3 Agustus).


Perkembangan Remaja Awal, Menengah, Dan Implikasinya
terhadap Pendidikan. Jurnal Ilmiah Mandala Education. Volum 8
No. 3 Hal 2422-9511
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME
25

Anda mungkin juga menyukai