Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERKEMBANGAN ANAK USIA REMAJA DENGAN SEGALA


PROBLEMATIKANYA DI SMP KRISTEN YBPK SURABAYA

DISUSUN OLEH:

KRISTIANTO JOHANNES
NIM : 23.3.1.1.2301

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENGAJARAN


PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

SEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DUTA

HARAPAN MALANG

2023

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masa remaja merupakan masa peralihan dari fase anak-anak menuju fase
dewasa. Masa remaja merupakan periode penting dalam sejarah
perkembangan manusia. Dimana di fase ini , seorang remaja akan
mengalami berbagai macam perubahan baik secara fisik, kognitif dan sosial
emosional. Perubahan fisik dapat dilihat dari perubahan bentuk fisik remaja
yang semakin bertambah besar. Menurut Piaget, perubahan secara kognitif
dapat dilihat dari kemampuan remaja dalam memahami hal-hal yang
bersifat abstrak, hipotesis, deduktif dan induktif serta logis dan probabilitas.
Yang dimaksud dengan perubahan sosio emosional adalah suatu proses
dimana remaja mulai mengeksplorasi identitas diri, sikap kemandirian dan
hubungannya dengan orang lain . Perasaan remaja juga labil mudah untuk
berubah – ubah, cepat bosan , moody ( melakukan sesuatu cenderung
mengikuti mood / suasana hati dari dalam dirinya )
Seorang anak remaja akan menemukan hal-hal baru dalam dirinya yang
berkaitan dengan bakat minat dan potensi dirinya atau kekuatan dan
kemampuan yang dimiliki. Di samping itu remaja juga menghadapi
berbagai macam tantangan dan batasan - batasan yang berasal dari dalam
dirinya maupun di luar dirinya yaitu lingkungan dan pengaruh teman
sebaya. Remaja juga dituntut untuk menyelesaikan tugas – tugas
perkembangan (Falentini, Taufik, & Mudjiran, 2013).

1.2. Rumusan Masalah


Mengapa seorang remaja di masa perkembangannya menghadapi berbagai
macam problematika ( persoalan . masalah ) ?

Bagaimana seorang remaja dapat mengatasi segala problematika yang


dihadapi di masa perkembangannya ?

2
1.3. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan alasan yang tepat


mengapa seorang remaja mengalami berbagai macam persoalan (
problematika ) di masa perkembangannya . Disamping itu melalui
makalah ini , kita dapat menemukan berbagai macam alternatif
pemecahan masalah ( solusi ) bagi problematika yang dialami seorang
remaja di masa perkembangannya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pertumbuhan dan perkembangan individu


Bagi orang awam pertumbuhan dan perkembangan individu dipandang
merupakan dua hal yang sama , namun sebenarnya keduanya memiliki
persamaan dan perbedaan . Pertumbuhan adalah proses bertambahnya
ukuran, baik volume, bobot dan jumlah sel yang bersifat irreversible ( tidak
dapat kembali ke asal ). Sedangkan perkembangan adalah perubahan atau
diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa. 1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pertumbuhan berasal dari kata
tumbuh yang berarti bertambah besar atau sempurna. Dapat diartikan
pertumbuhan itu merupakan perubahan secara kuantitatif pada suatu
individu sebagai akibat pengaruh lingkungan.
Sedangkan perkembangan berasal dari kata kembang yang berarti maju,
menjadi lebih baik. Menurut Crow , perkembangan merupakan perubahan
secara kualitatif cenderung kearah yang lebih baik dari segi pemikiran,
rohani, moral dan sosial .2

Dapat disimpulkan bahwa ada persamaan antara pertumbuhan dan


perkembangan yaitu : keduanya adalah proses perubahan yang bersifat
progresif ( berjalan maju ) , berjalan bersama – sama, semakin meningkat
dan menjadi lebih baik. Perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan
yaitu :
a. Pertumbuhan , perubahan bersifat kuantitatif sedangkan
perkembangan bersifat kualitatif.
b. Pertumbuhan yang mengalami perubahan aspek fisik saja
sedangkan perkembangan yang mengalami perubahan fisik dan
psikis.

1
Syamssusabri, Muhammad, Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik,
Jurnal Perkembangan Peserta Didik , Volume 1, Nomor 1, Mei 2013: 1-8
2
__________, hlm 3

4
2.2. Pengertian remaja menurut para ahli
Kata remaja berasal dari kata “ adolensence “ dalam bahasa latin yang
mengandung arti : tumbuh atau menjadi dewasa.3 Arti yang lain masa
adolensence mencakup kematangan mental , emosional sosial dan fisik
( Hurlock, 1992 ). Beberapa ahli berusaha untuk mendefiniskan dan
menafsirkan masa remaja diantaranya yaitu :
2.2.1. Masa remaja merupakan suatu masa mencari hidup seksual yang
mempunyai bentuk yang definitif. Pendapat ini dikemukakan oleh
Sigmund Freud yang berfokus pada perkembangan remaja dari sisi
biologis atau perkembangan organ seksual dan keinginannya.
2.2.2. Masa remaja sebagai suatu masa pembentukan sikap – sikap
terhadap segala sesuatu yang dialami individu , dikemukakan oleh
Charlotte Buhler . Bahwa di masa remaja sedang mengalami proses
pembentukan sikap terutama remaja mulai dapat berpikir secara
logis, melakukan hipotesis terhadap situasi atau segala hal yang
dialami individu (dirinya atau orang lain )
2.2.3. Sementara Spranger berpendapat masa remaja sebagai masa
pertumbuhan dengan perubahan struktur kejiwaan yang
fundamental. Di masa remaja ini , ia sedang mengalami perubahan
– perubahan dalam jiwanya ( perasaan , pikiran dan
kehendak/kemauan ) secara mendasar . Karena di usia remaja,
sebagian besar karakter seseorang sudah mulai terbentuk secara
permanen ( fundamental )
2.2.4. Erikson berpendapat bahwa masa remaja adalah masa terjadinya
krisis identitas atau pencarian identitas diri. Kondisi inilah yang
seringkali menimbulkan berbagai konflik dalam diri remaja secara
personal maupun komunal.
2.2.5. Conger mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa yang
amat kritis yang mungkin dapat merupakan the best of time and the
worst of time . Situasi amat kritis menunjukkan situasi yang rawan

3
Ahyani, Latifah Nur , Astuti, Dwi, Buku Ajar Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,
Universitas Muria Kudus, 2018, hlm 81

5
dan berbahaya apabila seorang remaja memperoleh pola asuh yang
salah dari orang tua atau lingkungan tempat dia bertumbuh.
Sebaliknya remaja akan menjadi pribadi unggul apabila berada
ditangan orang yang tepat , lingkungan bertumbuh yang baik .

Di masa remaja akan mengalami masa pubertas / masa puber, yang


memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
a. mengalami perubahan emosional yang cepat ( emosi yang labil ) ,
moody ( sesuai dengan selera hatinya) , gampang terpancing emosi,
emosi yang cenderung meledak-ledak
b. mengalami perubahan fisik yang cepat
Perubahan fisik sangat nampak dalam diri seorang remaja,
perubahan fisik primer bagi remaja putra ditandai dengan mulai
memproduksi sperma oleh testis, sedangkan bagi remaja putri
ovarium mulai menghasilkan sel telur.
c. perubahan dalam keterkaitan terhadap sesuatu
Remaja mulai tertarik dengan hal – hal tertentu di sekitarnya yang
dapat memenuhi kebutuhan jiwa nya . Seperti mulai menemukan
komunitas teman sebaya yang bisa menerima dirinya dengan baik.

Pembagian periode masa remaja menurut para ahli sangat bervariasi ,


misalnya : Hurlock ( 1981 ) mengatakan usia remaja berkisar antara 12 –
18 tahun. Sedangkan Monks, dkk ( 2000 ) membatasi masa remaja rentang
usianya antara 12 – 21 tahun selisih sedikit dengan pendapat Stanley Hall (
Santrock,2003) rentang usia remaja antara 12 – 23 tahun. Kesimpulan yang
dapat diperoleh dari pendapat para ahli tersebut adalah : masa remaja
dimulai di usia yang relatif sama tetapi berakhirnya sangat bervariasi.
Badan Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) menetapkan rentang usia
remaja antara 10 – 19 tahun. 4

4
https://www.sehatq.com/artikel/batasan-usia-remaja-dan-perubahannya-secara-fisik-dan-mental

6
2.3. Problematika yang dihadapi remaja di masa perkembangannya
Seorang remaja tidak bisa dimasukan dalam golongan anak tetapi juga
tidak bisa dimasukan dalam golongan dewasa atau tua. Kondisi inilah yang
seringkali menjadi problem tersendiri bagi orang dewasa yaitu orang tua
dan guru , karena mengalami kesulitan dalam memahami anak remaja
dengan problematika yang dihadapi.
Selain itu posisi remaja berada pada masa transisi ( peralihan ) antara anak-
anak dan dewasa dapat menyebabkan timbulnya berbagai problem dan
konflik yang terjadi dalam diri anak remaja. Di fase ini remaja mengalami
krisis identitas dan krisis jati diri ( Erikson ) di sisi yang lain berada
dalam kondisi yang amat kritis ( Conger ).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , kata “ krisis” mengandung arti
keadaan , gawat, genting, kejadian atau dugaan yang mengancam secara
tidak terduga yang dapat mengganggu keberlangsungan individu. Krisis
identitas dan jati diri yang dialami remaja jika hal ini dibiarkan akan
berdampak buruk bagi masa depan remaja / keberlangsungan hidupnya di
masa depan. Seperti meningkatnya angka remaja putus sekolah , kenakalan
remaja : narkoba, free seks, kriminalitas remaja, perilaku vandalisme :
gangster, bullying. Keadaan ini akan mengganggu kesejahteraan
masyarakat dan kestabilan suatu bangsa.
Kata “ kritis “ berarti keadaan yang paling menentukan berhasil atau
gagalnya suatu usaha. Remaja bisa berada dalam keadaan the best time atau
the worst time (Conger ) apabila remaja tidak mendapatkan pendampingan
dan dibantu dalam mengatasi problematika hidupnya maka remaja akan
berada dalam kondisi yang terburuk dan makin terpuruk. Tetapi jika
seorang remaja mendapatkan pendampingan , asuhan , arahan yang tepat
dan terbaik maka ia akan bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan
dapat mengatasi persoalan hidupnya dengan bijaksana. Selaras dengan
bunyi nats Alkitab :
Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak
pada masa muda. (Mazmur 127:4). Siapakah para pahlawan yang
dimaksud dalam nats Alkitab ini ? Mereka adalah orang – orang dewasa

7
yaitu orang tua, guru , rohaniwan yang berperan untuk mengasuh,
mendidik, mengarahkan anak muda ( remaja ) pada tujuan hidup yang
benar.

2.4. Problematika dan alternatif pemecahan masalah remaja


Latifah dan Dwi Astuti ( 2018 ) mengelompokkan problematika yang
dialami remaja di masa perkembanganya meliputi :
2.4.1. Problem yang berkaitan dengan perubahan fisik dan motorik
Perubahan fisik yang cepat dialami remaja di masa
perkembangannya menyebabkan timbulnya problem yaitu ketika
seorang remaja bertumbuh secara fisik dan tidak sesuai dengan
harapan, menimbulkan rasa tidak puas diri dan kurang percaya diri
( minder ). Misalnya , fisik remaja yang terlalu gemuk atau kurus
seringkali dapat menjadi bahan ejekan / olokan dari teman
sebayanya, membuat remaja semakin minder. Perubahan fisik juga
mencakup kematangan organ reproduksi yang memerlukan
penyaluran / pemuasan , jika tidak diarahkan dan dibimbing sesuai
dengan norma masyarakan dan agama maka dapat menimbulkan
penyimpangan perilaku seksual remaja.
2.4.2. Problem yang berkaitan dengan perkembangan kognitif dan Bahasa
Remaja mengalami perkembangan kognitif mulai dapat berpikir
logis, melakukan hipotesis, rasa ingin tahu yang tinggi , melakukan
analisis. Remaja perlu mengembangkan kemampuan kognitifnya
melalui pendidikan yang dapat memberikan ruang yang cukup bagi
perkembangan kognitif remaja. Selain itu ,kemampuan remaja
dalam berbahasa asing juga perlu untuk diperhatikan . Karena di era
globalisasi saat ini , kemampuan berbahasa asing menjadi hal yang
penting sebagai penunjang kesuksesan hidup remaja masa kini.
Terhambarnya kemampuan kognitif dan bahasa dapat berdampak
bagi perkembangan emosional, sosial dan kepribadian remaja.

8
2.4.3. Problem yang berkaitan dengan perilaku sosial, moralitas dan
keagamaan .
Rasa kehausan sosial ( social hunger ) dalam diri remaja nampak
dari keinginannya untuk dapat diterima di lingkungan sosial
pergaulan teman sebayanya ( peer group). Sering terjadi remaja
menjadi frustasi bahkan depresi karena merasa tidak diterima /
mengalami penolakan dari teman sebaya. Akibatnya seorang remaja
menjadi minder/ rendah diri , merasa dirinya tidak berharga.
Karena remaja ingin dapat diterima oleh lingkungan teman
sebayanya , sekelompok remaja yang tidak memiliki bekal moralitas
yang baik dari keluarga serta tidak memiliki fondasi keagamaan
yang kuat akhirnya terjerumus dalam pergaulan buruk yang
merugikan dirinya dan masa depannya. Disinilah pentingnya peran
orang tua , guru bahkan rohaniwan untuk membekali anak remaja
dengan standar moralitas yang benar sesuai dengan keyakinan yang
dianutnya. Dalam iman Kristen , gereja memiliki peran penting
untuk mendidik, membentuk remaja Kristen sebagai remaja tampil
berbeda , tidak menjadi sama /serupa dengan dunia ini yaitu remaja
yang melakukan kehendak Allah , apa yang baik, yang berkenan
pada Allah dan yang sempurna ( Roma 12 : 2 )

2.4.4. Problem yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan


emosional.
Remaja berada dalam fase pencarian identitas diri / jati diri
ditunjukkan melalui perilaku ingin coba-coba, dengan dalih rasa
ingin tahu yang besar, perilaku imitasi ( meniru ) . Remaja yang
gagal menemukan identitas diri akan mengalami krisis identitas
(identity confusion). Yang nampak dari diri seorang remaja
bukanlah kepribadian dirinya yang asli (otentik ) melainkan hasil
imitasi dari kepribadian orang lain. Remaja bukan menjadi dirinya
sendiri melainkan menjadi orang lain yang belum tentu tepat atau
sesuai. Remaja akan membandingkan dirinya dengan figur

9
kepribadian yang di tiru (idola ) sehingga remaja makin minder ,
tidak percaya akan kemampuan dirinya karena melihat dirinya tidak
sebaik dengan figur tokoh yang diidam-idamkan.
Solusi bagi remaja yang sedang mengalami krisis identitas adalah:
Remaja perlu ditunjukkan contoh nyata dari kisah orang - orang (
tokoh inspirasional ) yang semula mereka bukanlah apa-apa ( zero)
namun berkat ketekunan, kerja keras , cara memandang dan menilai
dirinya yang benar maka mereka menjadi orang - orang yang sukses
dalam kehidupannya ( hero ) . Remaja perlu disadarkan siapakah
dirinya yang sebenarnya dihadapan Tuhan sang Pencipta. Allah
tidak pernah menciptakan manusia tanpa potensi /kemampuan
dalam dirinya. Tidak perlu minder dengan kondisi dirinya saat ini,
selama remaja mau untuk berjuang lebih keras, tidak mudah
menyerah dan tekun pasti akan membuahkan hasil yang nyata.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari makalah yang telah dikemukakan penulis disampaikan kesimpulan
sebagai berikut :
a. Remaja mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan menuju
kedewasaan menjadi pribadi yang lebih baik , matang secara fisik ,
kognitif, kepribadian, sosial emosional .
b. Di fase transisi ( peralihan ) dari anak-anak menuju kedewasaan seringkali
menimbulkan berbagai macam problematika. Yang dapat bersumber dari
dirinya sendiri maupun lingkungan tempat bertumbuh.
c. Di fase perkembangan remaja yang sedang mengalami krisis (darurat )
dan kritis ( menentukan hasil ) diperlukan peran dari orang dewasa yaitu
orang tua , guru bahkan rohaniwan untuk memberikan pola asuh, pola didik
, pendampingan yang tepat terhadap remaja yang masih labil .

3.2. Saran
Janganlah kita cenderung untuk menyalahkan remaja yang sedang
menjalani fase perubahan ( transisi ) dengan dengan segala
problematikanya . Kita harus bijaksana dalam menyingkapi dan
memahami problematika yang terjadi dalam diri seorang remaja. Orang
tua dan para pendidik seharusnya memahami problematika dalam diri
seorang remaja dan mengetahui alternatif pemecahan permasalahan dalam
diri remaja sesuai dengan masa perkembangan diri remaja.

11
DAFTAR RUJUKAN

Arifin, H. Z. (2017). Perubahan Perkembangan Perilaku Manusia Karena Belajar. Jurnal


Pendidikan Dan Ilmu Kependidikan, 2(1), 53–79.

Astuti. (2018). Buku Ajar Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. In Universitas muria
Kudus. January 2019.

Diananda, A. (2019). Psikologi Remaja Dan Permasalahannya. Journal ISTIGHNA, 1(1),


116–133. https://doi.org/10.33853/istighna.v1i1.20

Falentini, F. Y., Taufik, T., & Mudjiran, M. (2013). Usaha Yang Dilakukan Siswa Dalam
Menentukan Arah Pilihan Karir Dan Hambatan-Hambatan Yang Ditemui.
Konselor, 2(1), 310–316. https://doi.org/10.24036/02013211266-0-00

Kemampuan, P., Melalui, K., & Menggambar, K. (2018). 2350-Article Text-5548-1-10-


20190402. 3, 205–218.

Khotimah, K., Doriza, S., & Devi Artanti, G. (2015). Perbedaan Kemandirian Remaja
Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu. Jurnal FamilyEdu, 1(2), 100–120.

Lestari, I. (2018). Konsep Dasar Perkembangan Manusia. In Jurnal Penelitian Pendidikan


Guru Sekolah Dasar (Vol. 6, Issue August).

Lestarina, E., Karimah, H., Febrianti, N., Ranny, R., & Herlina, D. (2017). Perilaku
Konsumtif di Kalangan Remaja. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia), 2(2), 1–
6. https://doi.org/10.29210/3003210000

Mokalu, V. R., & Boangmanalu, C. V. J. (2021). Teori Psikososial Erik Erikson:


Implikasinya Bagi Pendidikan Agama Kristen Di Sekolah. VOX EDUKASI: Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan, 12(2), 180–192. https://doi.org/10.31932/ve.v12i2.1314

Nurhazlina Mohd. Ariffin, M. J. S. R. K. (2021). Perkembangan Usia Dewasa : Tugas Dan


Hambatan Pada Korban Konflik Pasca Damai. Bunayya : Jurnal Pendidikan
Anak, 7(2), 114. https://doi.org/10.22373/bunayya.v7i2.10430

Sumantri, M. (2014). Perkembangan Peseta Didik. Jurnal Pertumbuhan Dan Perkembangan


Anak, 1(1), 1–52. https://bit.ly/2VT9PWh

12
Wibowo, S. (2021). Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan. Jurnal Perkembangan

Peserta Didik, 1(1), 1–12.

https://www.sehatq.com/artikel/batasan-usia-remaja-dan-perubahannya-secara-fisik-dan-
mental, diakses pada 21 Desember 2023, jam 21.00 WIB

13

Anda mungkin juga menyukai