Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SIKLUS KEHIDUPAN MANUSIA

MATA KULIAH : PENGANTAR SOSIOLOGI

DOSEN PENGAJAR : Dr. SYAMSUDDIN AB. S.Ag, M.Pd

Di Susun Oleh:

1. Fira Agusti Hasan

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim....

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah
"Siklus Kehidupan Manusia, Keluarga, dan Masyarakat" ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam tetap tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa kemajuan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.

Namun, dalam menyusun makalah ini penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-
kekurangan. Hal ini di sebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan Makalah
ini lebih lanjut.

Tulisan ini dapat penulis selesaikan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak.oleh karena itu, sudah
sepantasnya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan Terima Kasih kepada semua pihak, terutama
kepada teman kelompok saya, dosen, dan orang tua.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak, baik penulis maupun pembacanya.

Makassar, September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan manusia lain.
Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah
kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.
Namun bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial. Untuk dikatakan
kelompok sosial terdapat persyaratan-persyaratan tertentu. Dalam kelompok social yang telah tersusun
susunan masyarakatnya akan terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut merupakan sebuah
keniscayaan. Karena perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun tempatnya.
Dalam siklus kehidupan manusia pastih mengalami proses perkembangan baik dari segi fisik maupun
psikologinya, manusia normal dimulai dari tahap bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga langsia, baik itu
laki-laki maupun perempuan. Dalam proses hidupnya perempuan akan mengalami banyak fase
pertumbuhan dan perkembangan, dimana ada satu fase yang akan dilalui oelh setiap perempuan secara
alamiah yaitu menopause. Manopause merupakan proses terhentinya ovulasi yang disebabkan tidak adanya
respon oosit indung telur (ovarium) di tandai dengan penurunan hormon estrogen dan progesterone. Proses
ini juga di tandai dengan berhentinya siklus menstruasi selama 1 tahun. Fase ini diperkirakan terjadi saat
perempuan berubur 45 tahun ke atas.
Pada perkembangan remaja transisi keluar dari masa kanak-kanak ke dewasa perkembangannya bukan
hanya dari dimensi fisik, tetapi juga kognitif, dan sosial, dalam perkembangannya sebagian anak kesulitan
menangani begitu banyak perubahan-perubahan yang terjadi dalam satu waktu, dan mungkin
membutuhkan bantuan untuk menghadapi pubertas yang dialaminya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Siklus Kehidupan Manusia
Dalam siklus kehidupannya, manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari segi fisik, maupun
psikologinya. Jika kita melihat potret diri kita semasa bayi, tahukah kita selama ini secara pasti kita semua
sudah banyak berubah. Misalnya, dari seorang yang tidak berdaya, sampai menjadi seorang mahasiswa
seperti saat ini. Dari semua perkembangan yang telah kita rasakan, maka terlihatlah bahwa manusia
mengalami perkembangan sejak bayi, masaa kanak-kanak, remaja, dewasa, sampai masa tua. Dalam proses
perkembangan, jelas adanya perubahan-perubahan yang meliputi aspek fisik, intellektual, sosial, moral,
bahasa, emosi dan perasaan. Selain itu, juga mempengaruhi kegemaran dalam hidup, motivasi, sikap atau
perilaku, kepribadian, kemampuan dan kreatifitas. Semua aspek yang telah disebutkan diatas pada dasarnya
membuat sebuah kombinasi atau hubungan baru yang nantinya akan membentuk spesialisasi fisik dan
psikologis yang berbeda antara manusia satu dan manusia lainnya.

Adanya beberapa aspek dalam kehidupan yang membentuk sebuah kombinasi dan perbedaan,
mengakibatkan terbentuknya persaingan dan rasa saling membutuhkan antara manusia yang satu dan
lainnya. Dengan demikian, dari beberapa pola perilaku manusia dapat memperlihatkan kesempatan yang
akan diperoleh untuk melebarkan kepopulerannya dalam sebuah kelompok terhadap manusia lainnya,
berdasarkan latar belakang ras, agama, sosial-ekonomi yang berbeda. Perjalanan siklus kehidupan manusia
tentu akan melewati masa dewasa, masa dewasa adalah fase pertama manusia untuk menyelaraskan diri
dengan corak kehidupan yang baru dan harapan-harapan kehidupan sosial yang baru. Pada fase ini, manusia
di haruskan untuk mengawali kehidupannya memeragakan peran ganda layaknya peran suami/istri. Masa
dewasa disebut juga sebagai fase tersusah untuk manusia di karenakan pada fase ini, seseorang akan
diharuskan untuk melampiaskan ketergantungannya dengan orang tua dan berusaha untuk mandiri.

Merujuk pada penjelasan di atas, bahwa manusia dapat berubah seiring dengan perkembangan yang akan
terjadi di tinjau dari beberapa aspek. Semua aspek tersebut dapat berubah seiring manusia mengalami fase-
fase dalam kehidupannya. Tentu fase yang dijalani antara manusia dan manusia lainnya akan sangat berbeda.
Dijelaskan pula bahwa masa sulit dalam siklus kehidupan manusia adalah fase dewasa. Yang mana kehidupan
pada fase dewasa akan terasa semakin kompleks dan beragam.Fase-fase yang dijalani manusia dalam siklus
kehidupan diantaranya:

1) Fase Kelahiran
Fase kelahiran adalah masa dari pembuahan hingga kelahiran. Periode ini merupakan masa
pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang sempurna dengan
kemampuan otak dan perilaku. Periode ini berlangsung kurang lebih sembilan bulan.

2) Masa Bayi (0-12 bulan)


Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan seseorang. .Dikatakan masa
kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan dikatakan masa keemasan
karena masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali (Departemen
Kesehatan, 2009). Usia perkembangan bayi terbagi 2 yaitu, neonatus sejak lahir sampai usia 28 hari
dan bayi dari usia 29 hari sampai 12 bulan ( WHO, 2013).Setiap bayi mengalami tahap pertumbuhan
dan perkembangan dalam masa hidupnya. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang
berkesinambungan, bersifat kontinyu dan pertumbuhan merupakan bagian dari proses
perkembangan (Wong, 2009). Pertumbuhan yang meliputi perubahan tinggi badan, berat badan, gigi,
struktur tulang,dan karakteristik seksual. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif. Sedangkan
perkembangan seperti perkembangan motorik, sensorik, koknitif dan psikososial bersifat kualitatif
(Potter & Perry 2005).

3) Masa Kanak-kanak
Masa kanak-kanak dimulai pada usia 2-12 tahun.Masa kanak-kanak ini dibagi menjadi dua periode
berbeda yaitu awal dan akhir. Periode awal berlangsung dari umur 2 – 6 tahun, sedangkan periode
akhir berkisar 6 – 12 tahun(Hurlock,1990).
 Masa Kanak-kanak Awal
Masa kanak kanak awal disebut PROBLEM AGE,karena orang tua dihadapkan pada masalah
seperti: tidak menurut dan keras kepala.Para ahli psikologi menyebut masa ini sebagai usia
bermain,usia prasekolah,usia menjelajah dan banyak bertanya,usia meniru dan
berkreativitas.
 Masa Kanak-kanak Akhir
Masa kanak-kanak Akhir dimulai saat anak masuk sekolah dasar sehingga sering dikatakan
masa anak sekolah.Para ahli psikologi menyebut masa ini sebagai usia keompok,usia
penyesuaian diri,usia kreatif,dan usia bermain.Masa ini juga disebut sebagai periode kritis
dalam membetuk dorongan berprestasi.

4) Masa Remaja
Remaja merupakan masa peralihan dari usia anak menjadi dewasa.Masa remaja adalah masa
peralihan dari usia kanak menjadi dewasa yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan
psikis. Masa remaja dimulai pada sekitar usia 12 tahun dan berakhir pada 18 tahun hingga 22
tahun.Masa ini adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering
disebut masa pubertas.Masa ini dibagi menjadi 3 bagian,yakni masa remaja awal yang dimulai dari
umur 12-15 tahun, masa remaja pertengahan dari umur 15-18 tahun dan masa remaja akhir dari
umur 18-21 tahun (Monks dan Haditono, 2002).

5) Masa Dewasa
Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan
baru dan harapan-harapan sosial baru.Elizabeth B. Hurlock membagi Masa ini menjadi 3 bagian,yakni
masa dewasa awal yang dimulai pada kisaran usia 18 hingga 40 tahun,masa dewasa madya yang
dimulai pada usia 40 hingga 60 tahun.dan masa dewasa lanjut pada usia 60 tahun hingga meningga
dunia.
B. Siklus Kehidupan Keluarga

a) Pengertian Keluarga
Keluarga adalah Satu kelompok individu yang dipersatukan oleh ikatan pernikahan, pertalian darah,
ataupun melalui adopsi; yang membangun satu kesatuan rumah tangga; yang saling berinteraksi dan
berkomukasi sesuai dengan peran sosialnya sebagai suami-istri, ibu dan bapak, anak, kakak dan adik;
serta menciptakan dan mempertahankan suatu budaya bersama (Burgess & Locke, 1953).Dalam
setiap kehidupan keluarga pasti mengalami siklus.Siklus Hidup Keluarga adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi keluarga
sepanjang hidupnya.
Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi
yang dialami kebanyakan keluarga.Fase-fase siklus kehidupan keluarga mencakup meninggalkan
rumah dan menjadi orang dewasa yang hidup sendiri, bergabungnya keluarga melalui pernikahan
(pasangan baru), menjadi orang tua dan sebuah keluarga dengan anak, keluarga dengan
remaja,keluarga dengan anak dewasa hingga keluarga pada kehidupan usia lanjut (Santrock, 2012).
Pasangan baru adalah fase kedua dari siklus kehidupan keluarga, dimana dua individu dari dua
keluarga yang berbeda bersatu untuk membentuk satu sistem keluarga yang baru (Santrock, 2012).
Diantara kebutuhan utama dan kuat mendorong individu untuk hidup berkeluarga2 secara umum
adalah kebutuhan material, kebutuhan seksual, dan kebutuhan psikologis (Sexton 1969). Kebutuhan
dari segi psikologis, kebutuhan yang utama dan terkuat untuk berkeluarga bagi dewasa awal agaknya
adalah cinta, rasa aman, pengakuan, dan persahabatan (Mappiare, 1989), maka para dewasa awal
tergerak untuk menjalin hubungan berkeluarga dalam suatu tali perkawinan.

1.) Tahap ‘Meninggalkan Rumah dan Menjadi Individu Dewasa Lajang’. Tahap ini tidak selalu terjadi
di budaya kita, karena banyak orang dewasa memilih tinggal di rumah orangtuanya. Yang pasti,
ketika sudah mulai kuliah, biasanya seseorang jadi jauh lebih mandiri dibandingkan usia
sebelumnya. Yang cukup banyak terjadi di budaya kita adalah beberapa individu dewasa yang
sudah memiliki penghasilan ikut membayar beberapa pengeluaran di rumah, sementara yang
belum punya penghasilan membantu mengurus rumah. Kemandirian ini (mulai melepas
pengaruh orangtua) penting lho dalam tahapan hidup berkeluarga. Justru mereka yang masih
terlalu tergantung pada orangtuanya di tahap ini (misalnya masih terus mengharap dibayari oleh
orangtua) seringkali mengalami masalah dalam kehidupan berkeluarganya kelak.
2.) Tahap ‘Pasangan Baru’. Tahap ini terjadi di bulan-bulan pertama pernikahan. Pada tahap ini
terjadi beberapa perubahan peran, mulai dari sepasang kekasih menjadi suami dan istri. Dalam
budaya kita, kebanyakan orang sudah menyadari bahwa ketika menikah, dia juga harus
menyesuaikan diri dengan keluarga besar pasangan. Pada tahap ini biasanya individu yang
menikah mengubah beberapa perilakunya sehingga sesuai dengan pasangannya. Contohnya
apabila biasanya ia pulang dari kantornya sesukanya, kini mungkin ia berusaha menyelesaikan
pekerjaannya lebih cepat agar bisa segera pulang.
Contoh lain adalah mereka yang kemudian jadi punya kebiasaan baru untuk memasak sarapan.
Beberapa pertengkaran besar mungkin terjadi pada tahap ini karena baik suami dan istri sedang
berusaha menyesuaikan diri dengan peran baru sebagai suami / istri, juga sebagai menantu, dan
bagian baru dari lingkungan pasangan. Berbagai pembelajaran juga terjadi pada saat ini,
terutama kalau pasangan bisa bertengkar dengan cara yang baik.
3.) Tahap ‘Menjadi Orangtua’. Banyak yang mengatakan bahwa tahap ini terjadi setelah anak lahir.
Kenyataannya tahap ini sudah terjadi sejak pasangan menyadari kehamilan sang istri. Bukankah
setelah sadar hamil, maka mulai ada beberapa perubahan perilaku, seperti usaha menjaga
asupan makanan, istirahat lebih banyak, pemeriksaan kehamilan, juga membeli barang yang akan
digunakan untuk anak kelak? Tahap ini terjadi setidaknya sampai anak memasuki masa
remajanya. Sampai pada tahap itu idealnya pasangan yang kini menjadi orangtua memiliki visi
dan misi yang sejalan dan dapat saling mendukung, karena inilah yang akan membuat anak
tumbuh dan berkembang optimal. Kenyataannya banyak pasangan yang justru mengalami
pertengkaran terhebatnya pada tahap ini, karena berbagai kelemahan personal dan
ketidaksiapannya menjadi orangtua. Pada budaya kita, keluarga besar seringkali punya peran
pula dalam tahap ini, dan tantangan ini harus disikapi secara tepat.
4.) Tahap ‘Keluarga dengan Remaja’. Ini merupakan salah satu tahap yang paling menantang dalam
kehidupan berkeluarga. Anak yang tadinya penurut cenderung jadi remaja tak penurut, dan ini
merupakan perkembangan normal. Anak yang sebelumnya sulit diatur, jadi remaja yang jauh
lebih sulit diatur. Orangtua yang sudah terbiasa mengatur dengan cara yang telah berhasil pada
tahap sebelumnya cenderung mengalami kesulitan, dan tentu saja ini jadi tantangan tersendiri
dalam hidup bersama pasangan. Apabila pasangan memang betul-betul siap dan trampil menjadi
pasangan dan menjadi orangtua, tantangan besar ini akan lebih mudah dihadapi.
5.) Tahap ‘Keluarga dengan Anak Dewasa’, artinya anak yang mereka besarkan saat ini sudah
menjadi dewasa mandiri. Anak dari pasangan ini mungkin sudah atau belum menikah, tapi belum
punya keturunan. Beberapa pasangan merasa lebih dekat satu sama lain di tahap ini, karena
masa-masa mengasuh anak telah mereka lewati bersama. Beberapa pasangan lain justru menjadi
asing satu sama lain, terutama mereka yang pada tahap-tahap sebelumnya kurang memahami
cara berkomunikasi yang hangat.
6.) Tahap keluarga pada usia lanjut. Masa usia lanjut mengubah cara hidup keluarga, biasanya
karena tanggung jawab untuk bekerja dan penghasilan menjadi sangat berkurang dibandingkan
sebelumnya. Selain itu terjadi pula perubahan fisik, beberapa orang mengalami sakit
berkepanjangan dan butuh beraneka perawatan. Cucu yang telah dilahirkan anak mereka juga
menjadikan pasangan sebagai nenek dan kakek, dan ini membedakan pula kondisi psikologis
mereka. Meninggalnya pasangan menjadikan individu sebagai janda / duda, dan ini adalah
tantangan tersendiri.

b) Mode Siklus Hidup Keluarga


Tahap-tahap siklus hidup keluarga digambarkan ke dalam 2 model, yaitu:
1.) Siklus Hidup Keluarga Model Tradisional
Siklus hidup keluarga model tradisional, yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga
lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan
keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional adalah:
 Tahap I: Bachelor
Pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
 Tahap II: Honeymooners
Pasangan muda yang baru menikah.
 Tahap III: Parenthood
Pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.
 Tahap IV: Postparenthood
Sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup
bersama.
 Tahap V: Dissolution
Salah satu pasangan sudah meninggal.

2.) Siklus Hidup Keluarga Model Non-Traditional


a.) Family Household
Childless Couples: pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak dikarenakan
oleh pasangan tersebut lebih memilih pada pekerjaan.
Pasangan yang menikah diumur diatas 30 tahun – menikah terlalu lama dikarenakan
karir dimana memutuskan untuk memiliki sedikit anak atau justru malah tidak
memiliki anak.
Pasangan yang memiliki anak di usia yang terlalu dewasa (diatas 30 tahun).
Single Parent I: single parent yang terjadi karena perceraian.
Single Parent II: pria dan wanita muda yang mempunyai satu atau lebih anak diluar
pernikahan.
Single Parent III: seseorang yang mengadopsi satu atau lebih anak.
Extended Family: seseorang yang kembali tinggal dengan orang tuanya untuk
menghindari biaya yang dikeluarkan sendiri sambil menjalankan karirnya. Misalnya
anak, atau cucu yang cerai kemudian kembali ke rumah orang tuanya.

b.) Non-Family Household


Non-family Household adalah rumah tangga bukan keluarga
Pasangan tidak menikah
Penceraian tanpa anak
Single Person: orang yang menunda pernikahan atau bahkan memutuskan untk tidak
menikah
Janda atau Duda

C. Siklus Kehidupan Masyarakat


Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Sebuah masyarakat
terdiri dari orang-orang yang berinteraksi dan berbagi budaya umum. “Masyarakat sangat diperlukan bagi
individu karena pada saat tertentu memiliki akumulasi nilai, rencana, dan materi yang tidak dapat
dikumpulkan oleh anak sendirian. . . Tetapi individu juga sangat diperlukan bagi masyarakat karena dengan
aktivitas dan kecerdikannya ia menciptakan semua nilai material, seluruh biaya untuk menciptakan
peradaban” (Thomas dan Thomas 1928, 233–234).
Dalam siklusnya,masyarakat terbentuk dari individu-individu yang kemudian membentuk suatu kelompok
yang terikat oleh rasa kesatuan dan kesamaan dan berbagi budaya dan membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka) melalui proses baik itu asimilasi,internalisasi,maupun difusi.
a.) Proses Asimilasi
Proses terbentuknya masyarakat akibat adanya pertemuan pendatang dengan penduduk setempat yang
kemudian menikah dan menetap ditempat tersebut, menurut teori dapat disebut dengan Proses
Asimilasi adalah Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan
yang berbedabeda. Kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga
kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-
unsurnya masingmasing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan yang campuran.
b.) Proses Internalisasi
Proses terbentuknya masyarakat akibat adanya kesadaran penduduk setempat untuk mengembang
biakkan keturunannya yang kemudian melakukan proses pernikahan dan tetap tinggal ditempat tersebut,
menurut teori dapat disebut dengan Proses Internalisasi. Yaitu bahwa manusia mempunyai bakat
tersendiri dalam gen-nya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi
kepribadiannya. Tetapi wujud dari kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimulasi
yang ada di sekitar alam dan lingkungan sosial dan budayanya. Maka proses internalisasi yang dimaksud
adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar
menanamkan dalam kepribadiannya segala hasrat.
c.) Proses Difusi
Proses terbentuknya masyarakat dengan cara mencari dan berpindah tempat akibat adanya kesadaran
untuk mengembang diri, keturunan dan kehidupannya melalui proses adaptasi fisik dan sosial budayanya
di tempat tersebut, menurut teori dapat disebut dengan Proses Difusi yaitu Penyebaran Manusia.
Menurut Ilmu Paleoantropologi dalam proses ini terjadi proses pembiakan dan gerak penyebaran atau
migrasi-migrasi yang disertai dengan proses adaptasi fisik dan sosial budaya.

Dalam siklusnya,masyarakat juga membentuk suatu golongan yang terdiri dari 3 golongan,yakni:
1.) Masyarakat Tradisional
Masyarakat tradisional masih dikuasai oleh adat istiadat lama. Dalam melangsungkan hidupnya, mereka
bergantung pada cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lama yang diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan
mereka belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya.
Masyarakat ini dapat juga disebut masyarakat pedesaan atau masyarakat desa.
2.) Masyarakat Modern
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya
yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Perubahan-Perubahan itu terjadi sebagai
akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan terutama dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.

3.) Masyarakat Transisi


Masyarakat transisi adalah masyarakat yang mengalami perubahan dari suatu masyarakat ke masyarakat
yang lainnya. Misalnya masyarakat pedesaan yang mengalami transisi ke arah kebiasaan kota, yaitu
pergeseran tenaga kerja dari pertanian dan mulai masuk ke sektor industri.

Dalam siklus hidup masyarakat terdapat unsur-unsur masyarakat yang membentuk kesatuannya.sejumlah
unsur masyarakat adalah sebagaimana perincian di bawah ini:
Beranggotakan paling sedikit dua orang atau lebih.
Seluruh anggota sadar sebagai satu kesatuan.
Berhubungan dalam waktu yang cukup lama, menghasilkan individu baru yang saling berkomunikasi
dan membuat aturan-aturan hubungan antaranggota masyarakat.
Menjadi sistem hidup bersama yang memunculkan kebudayaan dan keterkaitan satu sama lain sebagai
anggota masyarakat.

Berbagai pola tingkah laku yang khas menjadi pengikat satu kesatuan manusia yang kemudian disebut
masyarakat. Pola-pola tersebut harus bersifat tetap dan berkelanjutan agar menjadi kebudayaan. Kebudayaan
dilahirkan dari proses berpikir manusia, yang kemudian diyakini sebagai nilai-nilai hidup. Dengan demikian,
masyarakat dan kebudayaan tidak akan mungkin terpisahkan karena masyarakat adalah wadah kebudayaan itu
sendiri.
BAB III

Anda mungkin juga menyukai