• SOSILO YOBEL
• Prodi S1 Keperawatan
• 2020
• Pendahuluan..
• Peradaban membuat kita hidup dalam kondisi stres psikologis dan fisiologik.
• Hans Selye tahun 1930: stress adalah kondisi yang merupakan konsekwensi psikobiologik dari
kegagalan organisme hidup untuk merespon secara berhasil guna setiap ancaman fisik ataupun
emosional, baik yang merupakan ancaman aktual maupun imajinasi, yang berperan sebagai
stresor
• Konsep Psikoneuroiminologi
• Pendekatan PNI
• Pendekatan ini melibatkan mekanisme interaksi antara perilaku, sistem saraf, sistem endokrin,
dan fungsi imun.
• Respon stress terjadi bila seseorang menghadapi stimulus yang dianggapnya merupakan
ancaman bahaya sebagai stresor. Karena itu respon stress selalu terjadi dalam tiga etape yaitu:
• Substrat biologiknya ialah korteks prefrontalis (KPF), nukleus amigdala, dan hipocampus, serta
sistem reward mesolimbik yang terdiri dari area tegmental ventralis (ATV), nukleus akumben
(NAk). Sedangkan neurotransmiter yang berperan ialah GABA (gamma-aminobutiric acid),
hormon katekolamin yaitu dopamin (DA), adrenalin (A), dan noradrenalin (NA), serotonin (5-HT)
serta neuropeptida S.
• Substrat biologiknya ialah sistem lokus Sereleus (LS)Noradrenalin (NA), aksis hypothalamic-
pituitary-adrenal (HPA) yang juga disebut lengkung imun-otak, dan kelenjar pineal yang
berkaitan dengan ritme Sirkadian. Sedangkan neurotransmiter yang berperan ialah A, NA,
glucocorticoid dengan cortisol sebagai hormon stress utama, serta melatonin yang berkaitan
dengan ritme Sirkadian. Etape ini disebut juga Sindroma Adaptasi Umum (SAU) pada fase initial
brief alarm reaction.
• Substrat biologiknya ialah korteks prefrontalis (KPF), dan sistem reward mesolimbik. Sedangkan
neurotransmiter yang paling berperan ialah DA sebagai neurotransmiter kenikmatan.
• Bila perilaku melawan atau lari segera menyelesaikan masalah (hanya terjadi pada tingkat
peradaban pemburu pengembara), maka kita masuk ke respon relaksasi. timbul perasaan
nyaman, adrenalin dan noradrenalin menurun, glucocorticoid menurun, semua fungsi
homeostasis turun kembali ketingkat basal
• Initial brief alarm reaction sebagai respon terhadap stress akut
• Stres
• Berawal dari fakta bahwa stres dapat mempermudah terjadinya infeksi dan metastasis kanker.
• Mengapa ?
• Stres menyebabkan
• Pada tahun 1975 mulai dikenal suatu kajian yang mencoba menghubungkan antara kesadaran
dengan fungsi otak atau syaraf perifer dan fungsi imun (psikoneuroimunologi)
• Stres
• Menurut ilmu jiwa hidup perlu stress ,agar menjadi lebih dewasa atau lebih mampu menghadapi
terjadinya perubahan.( beradaptasi).
• Stresor pertama kali ditampung oleh pancaindera dan diteruskan ke pusat emosi yang terletak
di sistem saraf pusat. Dari sini, stres akan dialirkan ke organ tubuh melalui saraf otonom. Organ
yang antara lain dialiri stres adalah kelenjar hormon dan terjadilah perubahan keseimbangan
hormon, yang selanjutnya akan menimbulkan perubahan fungsional berbagai organ target.
Beberapa peneliti membuktikan stres telah menyebabkan perubahan neurotransmitter
neurohormonal melalui berbagai aksis seperti HPA (Hypothalamic-Pituitary Adrenal Axis), HPT
(Hypothalamic-Pituitary-Thyroid Axis) dan HPO (Hypothalamic-Pituitary-Ovarial Axis).
• PNI adalah….
• Ilmu yang mempelajari Modulasi sistem imun / modulasi Respon Imun pada kondisi stress.
• Oligter 1988 memberikan batasan tentang PNI (Psikoneuroimunologi) adalah kajian terhadap
interaksi kesadaran, fungsi otak dan syaraf perifer serta ketahanan tubuh terutama imunologi.
1. Psikologi
2. Neurologi
3. Imunologi
• HPA AXIS
• HPA axis
• HPA axis adalah sistem neuroendokrin (syaraf-hormon) tubuh yang melibatkan hypothalamus
(bagian dari otak kecil, red.), kelenjar hormon pituitary, dan kelenjar adrenal (kelenjar yang
terletak melekat pada bagian atas ginjal).
• Sistem komunikasi kompleks ini bertanggungjawab untuk menangani reaksi stress dengan
mengatur produksi kortisol, sejenis hormon dan merupakan mediator rangsang syaraf.
• HPA axis
• HPA-axis merupakan sebuah jalur kompleks interaksi antara tiga sistem yang terjadi dalam
tubuh yang mengatur reaksi terhadap stress dan banyak proses dalam tubuh, termasuk
didalamnya proses pencernaan, sistem ketahanan tubuh, mood dan tingkat emosi, gairah
seksual, penyimpanan energi dan penggunaannya.
• Stres
• Keadaan stress secara psikologis akan merangsang penurunan produksi hormon beta endorphin
yang meningkatkan tingkat ambang rangsang.
• Jika terjadi stress pada penderita penyakit menahun akan menyebabkan ia jatuh pada kondisi
yang lebih buruk
• HPA axis
• HPA axis
• HPA-Axis dirancang untuk memindahkan tubuh dari bahaya dengan tiba-tiba dan berkelanjutan
tenaga.
• Sebagai respon terhadap stres, sistem limbik mematikan bergegas pencernaan nutrisi darah ke
otot-otot panjang; merangsang hipofisis adrenal untuk melepaskan hormon melawan dan
penerbangan, amigdala.
• HPA axis
• Hipotalamus merupakan pusat kontrol untuk sebagian besar sistem hormon tubuh.
• ACTH ini kemudian diangkut ke targetnya kelenjar adrenal merangsang produksi hormon
adrenalin. Kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal lalu meningkatkan sekresi kortisol.
Pelepasan kortisol memulai serangkaian efek metabolik yang bertujuan untuk mengurangi efek
berbahaya dari stres melalui umpan balik negatif baik kepada hipotalamus dan hipofisis
anterior, yang mengurangi konsentrasi ATH dan kortisol di dalam darah setelah keadaan stres
reda.
1. Psiko psikologi
2. Neuro neurologi
3. Imunologi
Ini menjelas kan bahwa pola pikir dan sistem imun merupakan satu
sama lain yang keterkaitan yang lebih dapat diterang kan melalui
• HPA AXIS
• Adalah bagian utama dari sistem Neuroendokrin (Saraf pada hormon) yang mengontrol reaksi
terhadap Stres dan memiliki fungsi penting dalam mengatur berbagai proses tubuh seperti
pencernaan, sistem kekebalan tubuh ,suasana hati, emosi, seksualitas, dan penyimpanan
penggunaan energi.
• Sumbu HPA juga terlibat dalam gangguan kecemasan, gangguan bipolar, pasca-traumatic stress
disorder, depresi klinis, kelelahan dan sindrom iritasi usus besar.
• Anatomi
• Paraventrikular dari hipotalamus, yang berisi neuron neuroendokrin yang mensintesis dan
mengeluarkan vasopresin serta corticotropin-releasing hormon (CRH).
• Secara khusus, CRH dan vasopresin merangsang sekresi hormon adrenokortikotropik (ACTH).
ACTH pada gilirannya bekerja pada adrenal korteks yang menghasilkan hormon glukokortikoid
(terutama kortisol pada manusia) dengan stimulasi ACTH.
• CRH dan vasopresin yang dilepaskan dari terminal saraf neurosecretory di eminensia median.
Mereka diangkut ke hipofisis anterior melalui sistem pembuluh darah portal dari tangkai
hypophyseal.
• CRH dan vasopresin bertindak sinergis untuk merangsang sekresi ACTH yang tersimpan dari sel
corticotrope.
• ACTH diangkut oleh darah ke korteks adrenal kelenjar adrenal, di mana ia cepat merangsang
biosintesis kortikosteroid dari kolesterol.
• Kortisol
• Kortisol memiliki efek pada banyak jaringan dalam tubuh, termasuk pada otak. Di otak, kortisol
bekerja pada dua jenis reseptor – reseptor mineralokortikoid dan reseptor glukokortikoid, dan
ini diungkapkan oleh berbagai jenis neuron. Salah satu target penting dari glukokortikoid adalah
hippocampus, yang merupakan pusat pengendali utama dari sumbu HPA.
• Fungsi
• Pelepasan CRH dari hipotalamus dipengaruhi oleh stres, dengan tingkat kortisol darah dan oleh
siklus tidur / bangun.
• Pada individu sehat, kortisol meningkat pesat setelah bangun tidur yang hingga mencapai
puncaknya dalam waktu 30-45 menit. Ini kemudian secara bertahap mengurangi sepanjang hari,
naik lagi pada sore hari. Tingkat cortisol kemudian jatuh pada larut malam, mencapai palung
selama tengah malam. Sebuah siklus normal rata kortisol sirkadian telah dikaitkan dengan
sindrom kelelahan kronis, insomnia , dan kelelahan .
• Kortisol
• Peningkatan produksi kortisol menengahi reaksi alarm stres, memfasilitasi fase adaptif dari
sindrom adaptasi umum di mana reaksi alarm ditekan, memungkinkan tubuh untuk mencoba
penanggulangan.
• Glukokortikoid
• Memiliki fungsi penting, termasuk modulasi reaksi stres, tetapi bila berlebihan dapat merusak.
Atrofi dari hippocampus pada manusia dan hewan terkena stres berat diyakini disebabkan oleh
paparan yang terlalu lama untuk konsentrasi tinggi glukokortikoid. Kekurangan dari
hippocampus dapat mengurangi sumber daya memori yang tersedia untuk membantu tubuh
merumuskan reaksi yang tepat terhadap stres.
• Sumbu HPA
• Sumbu HPA terlibat dalam neurobiologi gangguan mood dan penyakit fungsional, termasuk
gangguan kecemasan, gangguan bipolar, pasca-traumatic stress disorder, depresi klinis,
kelelahan, sindrom kelelahan kronis dan sindrom iritasi usus besar.
• TERIMA KASIH