Anda di halaman 1dari 27

Infeksi Maternal

Ns. Rafidaini Sazarni Ratiyun, S.Kep., M.Kep.


Infeksi yang didapat selama kehamilan,
persalinan, dan kelahiran

 Infeksi Menular seksual


 Infeksi TORCH
 Human Papilomavirus
 Infeksi traktus genetalis
 Infeksi pasca partum

Contoso
S u i t e s
INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Contoso
S u i t e s
INFEKSI MENULAR SEKSUAL

 Angka morbiditas yang signifikan pada kehamilan


 Konsekuensi: ketidaksuburan, kemandulan
seumur hidup
 Gejalapsikososial: perubahan hubungan ersonal
dan harga diri
 Kongenital: kualitas dan panjang hidup anak.

Contoso
S u i t e s
DEFINISI  Infeksi atau sindrom penyakit infeksius
yang ditularkan terutama melalui hubungan seksual
Bakteria Virus
 Klamidia  Human Papiloma Virus
 Gonore  Virus herpes simpleks
 Sifilis  Sitomegalovirus
 Charchoid  Virus Hepatitis A dan B
 Limfogranuloma venerum  Human Immunideficiency
 Mikroplasma Genital Virus

 Sterptokokus grup-B

Contoso
S u i t e s
Lanjutan..

Protozoa Parasit
 Trikomoniasis  Pedikulisisi
 Skabies
Dapat ditularkan melalui hubungan
seksual atau tidak

Contoso
S u i t e s
Penatalaksanaan
Faktor pengembangan dan pengelolaan IMS:
 Riwayat radang panggul
 Jumlah pasangan seksual
 Frekuensi hubungan
 Aktivitas seksual
 Gaya hidup  efek supresi pada imun: merokok,
penggunaan alkohol, nutrisi yang tidak memadai
atau miskin, tingkat kelelahan dan sters yang
tinggi
7

Contoso
S u i t e s
EFEK IMS PADA IBU DAN JANIN
INFEKSI EFEK PADA IBU EFEK PADA JANIN

Klamidia KPD BBLR


Persalian Prematur
Endometritis post partum
Gonore Keguguran Kelahiran prematur
Persalinan premature Pertumbuhan janin terhambat
KPD
Sindrom Infeksi amniotik
Korioamnionitis
Endometriosis post partum
Sepsis postpartum
Sterptocus Grup-B ISK Kelahiran premature
Korioamninitis
Endometriosis post partum
Sepsis
Meningitis (jarang) 8

Contoso
S u i t e s
EFEK IMS PADA IBU DAN JANIN
INFEKSI EFEK PADA IBU EFEK PADA JANIN

Herpes simples Infeksi intrauterine (jarang) Infeksi kongenital (jarang)

HPV Distosia akibat lesi yang luas Infeksi kongenital (jarang)


Perdarahan berlebihan dari lesi
setelah trauma kelahiran
Sifilis Keguguran Pertumbuhan janini terhambat
Persalinan premature Kelahiran premature
Lahir mati
Infeksi kongenital

Contoso
S u i t e s
INFEKSI TORCH

10

Contoso
S u i t e s
INFEKSI TORCH

Toksoplasmosis, infeksi lain (hepatitis), Rubella


virus, cytomegalovirus, dan virus herpes simpleks.
Kelompok organisme yang mampu melintasi
plasenta dan mempengaruhi perekembangan janin

11

Contoso
S u i t e s
Toksoplasmosis (Protozoa)
Pengaruh pada ibu:
 Infeksi asimtomatik
 Infeksi akut
Pengaruh pada janin:
 Infeksi kongenital  1/3 trimester
 Cedera janin  jika infeksi terjadi di TM awal
Konseling:
 Teknik Cuci tangan yang baik
 Hindari daging mentah atau langka, paparan sampah yang digunakan oleh
kucing
 Jika titer meningkat selama awal kehamilan  pilihan aborsi
12

Contoso
S u i t e s
Infeksi lain
Hepatitis A (hepatitis menular virus) Konseling:
Pengaruh pada ibu:  Disebarkan oleh fekal-oral 
pekerja kuliner
 Kegagalan hati
 Gamma globulin dapat diberikan
 Demam, malaise, nafsu makan
sebagai profilaksi
menurun, nyeri tekan kuadran
kanan atas, jaundice, tinja warna  Vaksin hepatitis A
pucat
Pengaruh pada janin:
 Transmisi perinatal jarang
terjadi/hampir tidak pernah

13

Contoso
S u i t e s
Hepatitis B (serum hepatitis virus)
Pengaruh pada ibu Konseling
 Dapat ditulaskan secara seksual  Vaksin hepatitis
 10% menjadi karier kronis  Ig hepatitis B diberikan profilaksis
setelah terpapar
 Penyakit hari kronis berat 
sirosisi atau hepatoseluler  Penyebaran: jarum suntik,
karsinoma transfusi darah, secara oral atau
koitus
Pengaruh pada janin:
 Ibu yang beresiko: perugas
 Infeksi terjadi selama kelahiran
kesehatan, aktif seksual pada bbrp
 Vaksinasi ibu selama kehamilan pasangan
harus tanpa menimbulkan resiko
bagi janin

14

Contoso
S u i t e s
Rubella (campak jerman) virus

Pengaruh pada ibu: Konseling:


 Ruam, demam, sakit kepala,  Vaksinasi pada ibu hamil 
malaise, mialgia, artralgia; kontraindikasi
nodulpostaurikular bening dapat
 Pencegahan kehamilan pada 1
membengkak; konjungtivitis ringan
bulan pasca vaksin
Pengaruh pada janin:
 Ibu dapat menyusui setelah
 12 minggu setelah konsepsi  vaksinasi dan vaksin dapat
tanda-tanda infeksi kongenital diberikan dgn preparat Ig, sprti Ig
Rh
 Infksi > 18 mgu, resiko <<
 Anomali janin: tuli, kelainan mata
(retinopati, katarak), kelainan SSP,
kelainan jantung

15

Contoso
S u i t e s
Cytomegalovirus  virus herpes

Pengaruh pada ibu: Konseling:


 Asimptomatik  Penularan: transplantasi organ
yang terinfeksi, transfusi darah,
 Influenza ringan
kontak seksual, kontak dengan air
Pengaruh pada janin: liur, urine yang terkontaminasi
 Infeksi mll plasenta, infeksi primer  Pencegahan: penggunaan produk
ibu darah CVM-negatif jika transfusi
ibu hamil diperlukan, mencuci
 Hepatosplenomegali, kalsifikasi tangan dgn hati2 setelah
intrakranial, jaundice, hambatan memegang popok bayi dan mainan.
pertumbuhan, mikrosefali,
korioretinitis, kehilangan
pendengaran, trombositopenia,
hiperbilirubinemia, hepatitis

16

Contoso
S u i t e s
Herpes Genitalis  HSV 1 atau HSV 2
Pengaruh pada ibu: Konseling:
 Infeksi primer dengan lepuh  Sebanyak 2/3 ibu dengan HSV-2 
menyakitkan, kelenjar getah asimptomatik, tetapi ibu tanpa
bening inguinal nyeri saat gejala dapat melahirkan bayi
dipegang, demam, virus meningitis terinfeksi
(jarang)
 Resiko penularan >> kelahiran
 Infeksi berulang lebih ringan dan vagina jika ada lesi aktif 
singkat rekomendasi SC
Pengaruh pada janin:  Penggunaan Acyclovir  jika
penyakit berulang selama
 Infeksi intraplasenta
kehamilan atau sebagai terapi
 Infeksi kongenital jarang supresif akhir kehamilan untuk
 Resiko pada akhir kehamilan mencegah wabah selama
infeksi persalinan dan kelahiran

17

Contoso
S u i t e s
INFEKSI SALURAN KEMIH

18

Contoso
S u i t e s
ISK
 Komplikasi yang paling umum  20% kehamilan, 10% kasus
rawat inap
 ISK:
 Bakterimia asimptomatik
 Sistitis
 Pielonefritis
 Penyebab: organisme koliform  bagian normal pada flora
perineal. Paling umum:
 Escherichia coli, bakteri gram negatif  85% kasus
 Klesbsiella pneumoniae
 Streptokokus grup B, Enterokokus, Stafilokokus  10% kasus

19

Contoso
S u i t e s
Bakterimia Asimptomatik
 Terdapat kehadiran persisten bakteri dalam saluran kemih ibu 
tanpa gejala
 Jika tidak diobati 40% akan berlanjut menjadi asimptomatik selama
kehamilan
 REKOMENDASI ACOG: skrining thdp bakteriuria asimptomatik pada
kunjungan pertama kehamilan  prematur dan BBLR
 Penanganan: pemberian antibiotik
 Kultur urine ulang 1-2 minggu pemberian terapi selesai, krn 15% ibu
tidak berespon thdp terapi dan akan mengalami infeksi kembali

20

Contoso
S u i t e s
Sistitis (infeksi kandung kemih)

Tanda dan Gejala:


 Disuria, urgensi, dan frekuensi, nyeri abdomen bagian bawah (suprapubik)
 Ditemukan SDP dan bakteri dalam urine
 Hematuria gross atau mikroskopis
 Tidak berbahaya, tetapi menyebabkan ISK acendent yang tidak terobati
 40% ibu hamil, memiliki riwayat infeksi kanding kemih  pielonefritis
 Pengobatan: antibiotik 3 hari  efektif 90%

21

Contoso
S u i t e s
Pielonefritis (infeksi ginjal)
 Komplikasi medis serius pada kehamilan  rawat inap
 Komplikasi:
 anemia, septikemia, disfungsi ginjal transienm insufisiensi paru
 Urosepsis, sindrom sepsis, disfungsi ginjal
 Cedera paru dewasa, seperti ARDS kerusakan jaringan alveolus  plepasan
endotoksin dari bakteri gram negatif.
 Akibat: kematian janin, pertumbuhan janin terhambat, persalinan prematur
 Berkembang pada TM 2  bakteri E.Coli
 Penatalaksanaan: rawat inap, antibiotik IV
 Edukasi: cara imun obat (antibiotik), minum yogurt, keju, susu; pencegahan infeksi
dimasa depan.

22

Contoso
S u i t e s
INFEKSI POSTPARTUM

23

Contoso
S u i t e s
Definisi

 Infeksi puerperium  infeksi klinis pada saluran genital 28 hari setelah


abortus, aborsi yang diinduksi, dan kelahiran anak
 Amerika serikat: demam 38°C atau > selama 2 hari pada 10 hari pertama PP
(24 jam pertama setelah melahirkan tidak dihitung)
 Penyebab: Streptokokus, organisme ananerob, stafilokokus aureus,
gonokokus, bakteria coliform, klostridium.
 Resoko terjadi: ibu dengan imunosupresi, ibu PP dengan SC
 Faktor inpartu: pecahnya selaput ketuban memanjang, persalinan
memanjang, Invaginal touch

24

Contoso
S u i t e s
Faktor predisposisi
Faktor intrapartum
Faktor prekonsepsi atau
 Kelahiran SC
antepartum
 Kelahiran vagina secara operatif
 Riwayat trombosis vena  Pecah selaput ketuban memanjang
sebelumnya, ISK, mastitis,  Korioamnionitis
pneumonia  Persalinan memanjang
 Kateterisasi kandung kemih
 Diabetes melitus  Invaginal touch berulang
 Alkoholisme  Anastesi epidural
 Tertahannya fragmen plasenta
 Penyalahgunaan obat  HPP
 Imunosupresi  Episiotomi
 Laserasi
 Anemia  hematoma
 malnutrisi
25

Contoso
S u i t e s
Jenis Infeksi Post partum

 Endometritis  infeksi terlokalisasi pada tempat


penempelan plasenta
 Luka terinfeksi
 ISK
 Mastitis

26

Contoso
S u i t e s
MANAJEMEN KEPERAWATAN

 Pemeriksaan lab: H2TL, kultur darah, kultur jaringan uterus


 Tata laksana: pencegahanhygiene perineum, perawat: teknik asepsis
 Penatalaksanaan medis edometritis : terapi antibiotik spektrum luas IV
 Perawat: kaji lokhea, TTV, perubahan kondisi ibu. Kenyamanan: kompres
dingin, selimut hangat, perawatan perineum, berendam.

27

Contoso
S u i t e s

Anda mungkin juga menyukai