Anda di halaman 1dari 19

CARA PEMBERIAN OBAT

INTRACUTAN (IC)
NAMA KELOMPOK :

1. Agnes Ayu Agra Eni : E.0105.20.001


2. Alysha Okta Safa : E.0105.20.002
3. Hendryani Fiesta Widya : E.0105.20.019
4. Karsidin : E.0105.20.023
5. Moh Padilah Amin Pasya : E.0105.20.25
6. Muthia Salwa Syahiriah : E.0105.20.027
7. Revia Nurul Handayani : E.0105.20.035
8. Yoga Ariyanto : E.0105.20.046
9. Yuda Abdul Rohman : E.0105.20.047
Definisi injeksi IC (intracutan)
Memberikan obat melalui suntikan intracutan adalah suatu tindakan
membantu proses penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan
kulit atau indra dermis. Injeksi intracutan dimasukan langsung ke
lapisan epidermis tepat dibawah startumkorneum. Umumnya berupa
larutan atau suspensi dalam air volume yang disuntikan sedikitnya ( 0,1-
0,2ml) digunakan untuk tujuan diagnosa.
Tujuan injeksi IC (intracutan)

a. Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan


b. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter
c. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari pemberian obat
d. Membantu menentukan diagnosaterhadappenyakit tertentu
misalnya (tuberculin test)
e. Menghindarkan pasin dari efek alergi obat (dengan skin test)
f. Digunakan untuk test tuberculin atau test alergi terhadap obat-
obatan
g. Pemberian vaksinasi.
Lokasi Injeksi IC
a. Lengan bawah bagian atas
b. Dada bagian atas
c. Punggung bagian atas di bawah scapula
d. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam, dan pungguang
bagian atas.
Indikasi dan Kontraindikasi injeksi IC
(intracutan)
• Indikasi injeksi IC(intracutan)
a. Pasien yang membutuhkan test alergi ( mantoux test )
b. Pasien yang akan melakukan vaksinasi
c. Mengalihkan diagnosa penyakit
d. Sebelum memasukkan obat
e. pasien yang tidak sadar
• Kontraindikasi injeksi IC(intracutan)
a. Pasien yang mengalami infeksi pada kulit
b. Pasien dengan kulit terluka
c. Pasien yang sudah dilakukan skin test
d. Pasien yang alergi
Tindakan Injeksi IC

1. Persiapan Alat Dan Bahan


a. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat
b. Obat daam tempatnya
c. Spuit 1 cc/spuit insuin/sesuai kebutuhan
d. Kapas akohol dalam tempatnya
e. Cairan pelarut
f. Bak steril diapisi kasa steril (tempat spuit)
g. Jarum sesuai kebutuhan
h. Perlak dan alas dan nierbeken/bengkok
i. Handschoen
2. Pemberian obat/penyuntikkan melalui IC (Intracutan)
a. Prinsip :
1) Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui diagnosa
medis pasien, indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan
prinsip 10 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar
waktu pemberian, benar cara pemberian, benar pemberian keterangan
tentang obat pasien, benar tentang riwayat pemakaian obat oleh
pasien, benar tentang riwayat alergi obat pada pasien, benar tentang
reaksi pemberian beberapa obat yang berlainan bila diberikan bersama-
sama, dan benar dokumentasi pemakaian obat.
2) Untuk mantoux tes (pemberian PPD) diberikan 0,1 cc dibaca setelah
2-3 kali 24 jam dari saat penyuntikan obat.
3) Setelah dilakukan penyuntikan tidak dilakukan desinfektan.
4) Perawat harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obatnya, bila
ada penolakan pada suatu jenis obat, maka perawat dapat mengkaji
penyebab penolakan, dan dapat mengkolaborasikannya dengan dokter
yang menangani pasien, bila pasien atau keluarga tetap menolak
pengobatan setelah pemberian inform consent, maka pasien maupun
keluarga yang bertanggungjawab menandatangani surat penolakan
untuk pembuktian penolakan therapi.
5) Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis
antibiotik, dilakukan dengan cara melarutkan antibiotik sesuai
ketentuannya, lalu mengambil 0,1 cc dalam spuit dan menambahkan
aquabidest 0,9cc dalam spuit, yang disuntikkan pada pasien hanya 0,1cc.
6) Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, PPD di ambil
0,1 cc dalam spuit, untuk angsung disuntikan pada pasien.
b. Prosedur kerja
1) Persiapan :
a. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian obat
b. menjaga privasi pasien
c. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien.

2) Tindakan :
A. Cuci tangan
B. Berdiri di sebelah kanan pasien
C. Bebaskan daerah yang akan disuntik. Bila menggunakan baju lengan
panjang , buka dan naikan
D. Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang di suntik
E. Buka obat dengan cara :
F. Flakon/Vial : buka tutup metal, lakukan disinfeksi tutup karet dengan kapas
alkohol. Apabila sediaan obat dalam flakon masih berupa bubuk larutkan
dengan aquabidest sebanyak yang tercantum pada petunjuk penggunaan obat
G. Flakon/vial : isap udara sebanyak cairan yang diperlukan. Tusuk jarum dengan
posisi bavel tegak. Suntikkan udara kedalam flakon. Balik flakon, dengan tangan kiri
memegang flakon dengan ibu jari dan jari tengah. sedangkan tangan kanan memegang
ujung barrel dan plugger. Jaga ujung jarum dibawah cairan. Biarkan tekanan udara
membantu mengisi obat dalam keadaan spuit. Setelah selesai, tarik jarum dari flakon.
H. Ampul : ketuk obat yang ada di ujung ampul, patahkan leher ampul dengan tangan
menggunakan kain kasa.
I. Ampul : masukkan jarum kedalam ampul. Isap obat. Jaga ujung jarum berada di
bawah cairan setelah selesai tarik jarum dari ampul
J. Buang udara dalam spuit,tutup kembali kemudian masukkan ke dalam bak injeksi.
K. Desinfeksi dengan kapas akohol pada daerah yang akan disuntik
L. Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri
M. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap keatas yang sudutnya 15-20º
terhadap permukaan kulit
N. Semprotkan obat hingga menjadi gelembung
O. Tarik spuit dan tidak boleh dilakuan massage
P. Setelah penyuntikan area penyuntikan tidak boleh didesinfeksi.
Q. Rapikan pasien.
R. Rapikan alat.
S. Cuci tangan
T. Dokumentasikan tindakan. (Sigalingging, 2012)
U. Bila injeksi intrakutan dilakukan untuk test antibiotik, lakukan
penandaan pada area penyutikan dengan melingkari area penyuntikan
dengan diameter kira kira 1inchi atau diameter 2,5 cm. Penilaian reaksi
dilakukan 15 menit setelah penyuntikan. Nilai positif jika terdapat tanda
tanda rubor, dolor, kalor melebihi daerah yang sudah ditandai, artinya
pasien alergi dengan antibiotik tersebut.
V. Bila injeksi ditujukan untuk mantoux test tuberkulin test, dapat dinilai
hasilnya dalam 2 sampai 3 kali 24 jam, positif bila terdapat rubor dolor
kalor melebihi diameter 1 cm pada area penyuntikan.
W. Catat reaksi pemberian, hasil pemberian obat/tes obat, tanggal,
waktu, dan jenis obat.
X. Evaluasi respon klien terhadap obat (15 s.d 30 menit)
c. Evaluasi
1) Evaluasi respon klien terhadap zat uji. Berapa obat yang digunakan
dalam pengujian dapat menyebabkan alergi. Obat antidot (mis:
epinefrin) mungkin perlu diberikan.
2) Evaluasi keadaan lokasi injeksi dalam 24 atau 48 jam, bergantung
pada uji yang dilakukan. Ukur area kemerahan dan indurasi dalam
milimeter pada diameter terlebar dan dokumentasikan.
Keuntungan dan Kerugian injeksi IC
(intracutan)
• Keuntungan injeksi IC (intracutan)
a. Suplai darah sedikit, sehingga absorbsi lambat
b. Bisa mengetahui adanya alergi terhadap obat tertentu.
c. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam
pemberian obat
• Kerugian injeksi IC(intracutan)
a. Apabila obat sudah disuntikkan maka obat tersebut tidak dapat ditarik lagi
ini berarti pemusnahan obat yang mempunyai efek tidak baik atau toksit
maupun kelebihan dosis karena ketidak hati-hatian dan sukar dilakukan.
b. Tuntutan sterilitas sangat ketat.
c. Memerlukan petugas terlatih yang berwenang untuk melakukan injeksi.
d. Adanya resiko toksisitas jaringan dan akan terasa sakit saat penyuntikan.
Memberikan injeksi intracutan pada orang dewasa
dan anak
• Memberikan injeksi intracutan pada orang dewasa :
a. Pastikan klien mengerti perlunya kunjungan tindak lanjut untuk memeriksa lokasi
injeksi. Jadwalkan pertemuan selanjutnya.
b. Jelaskan kepada klien untuk tidak mencuci, menggosok, atau menggaruk lokasi
injeksi.
• Memberikan injeksi pada anak – anak :
a. Anak kecil atau bayi perlu sedikit direstrein selama prosedur. Hal ini untuk
mencegah cedera karena gerakan yang tiba – tiba.
b. Pastikan anak mengerti bahwa prosedur tersebut bukanlah suatu hukuman.
c. Minta anak untuk tidak menggosok atau menggaruk lokasi injeksi. Pasang stockinet
(pembalut dari bahan yang halus dan elastis) atau pembalut kasa untuk menutupi
lokasi injeksi dapat memengaruhi hasil pemeriksaan karena mengiritasi jaringan
dibawahnya.
Contoh Obat dengan Pemerian Intracutan
Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Video penyuntikan melalui intrakutan
• https://youtu.be/wo0jrQB5nx0
• https://youtu.be/c8KQC6Zehy8
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai