Anda di halaman 1dari 4

PERAWAT SEBAGAI PROFESI BUKAN SEBAGAI PEMBANTU

DOKTER
Fitria Dwi Aidha
DIII Keperawatan Lawang
Kelas 1B
dfitria247@gmail.com

Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang


telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien.Perspektif
yang berbeda dalam memendang pasien,dalam prakteknya menyebabkan
munculnya hambatan-hambatan teknik dalam melakukan proses kolaborasi.
Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah
cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien.Perspektif yang
berbeda dalam memendang pasien,dalam prakteknya menyebabkan munculnya
hambatan-hambatan teknik dalam melakukan proses kolaborasi. Kendala
psikologi keilmuan dan individual, factor sosial, serta budaya menempatkan kedua
profesi ini memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborsi yang dapat menjadikan
keduanya lebih solid dengan semangat kepentingan pasien. Menurut American
Nursing Association (ANA) standart praktik keperawatan merefleksikan nilai-
nilai dan prioritas profesi perawat.
Keperawatan adalah pelayanan langsung, berorientasi pada tujuan, dapat
di adaptasi oleh kebutuhan individu, keluarga, masyarakat dalam keadaan sehat
dan sakit (Lokakarya Keperawatan,Januari,1983). Kontribusi perawat dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat didasarkan pada beberapa konsep
keperawatan.Aktivitas keperawatan meliputi peran dan fungsi pemberian asuhan/
pelayanan keperawatan, praktik keperawatan, pengelolaan institusi keperawatan,
pendidik klien (individu, keluarga dan masyarakat) serta kegiatan penelitian
dibidang keperawatan (Gaffar, 1999).
Praktik keperawatan baik secara perorangan (mandiri) maupun secara
berkelompok, berarti pemerintah telah mensejajarkan kedudukan perawat dengan
dokter. Dengan kata lain, pemerintah telah mengakui perawat sebagai suahr
profesi yang mandiri. Menurut Nurachma (2000) tenaga perawat di Indonesia
yang memberikan pelayanan keperawatan pada institusi resmi baik pemerintah
maupun swasta berjumlah 155.991 perawat belum memiliki kualifikasi yang
belum memadai sebagai perawat professional.
Perlu anda ketahui bahwa seorang perawat adalah seseorang yang merawat
baik yang sakit maupun yang sehat. Sedangkan menurut ahli Florence Nightingale
(1895) ”Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi
paling baik untuk beraktivitas”. Profesi seorang perawat juga setara dengan
profesi seorang dokter, seorang perawat memiliki kemampuan menjalankan dan
memberikan perawatan kepada seorang pasien yang mengalami masalah dalam
kesehatan. Menurut UU No 38 tahun 2014 tentang keperawatan yaitu “perawat
berkewajiban memenuhi kebutuhan pasien meliputi bio-psiko-sosio dan
spiritual”. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa seorang dokter lebih
mengarah kepada pengobatan dan peninjauan kepada pasien.
Secara lebih lengkap, masyarakat disarankan untuk lebih memahami definisi
lengkap tentang dunia keperwatan yakni “suatu bentuk pelayanan professional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko, social, spiritual yang
komprehensif, ditunjukkan pada individu keluarga, dan masyarakat, baik sakit
maupun sehat, yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia”.
Menurut ketua PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Harif
Fadhillah “tantangan terbesar profesi perawat sekarang ini adalah bagaimana
memberikan kesejahteraan yang layak bagi profesi bagi profesi bidang kesehatan
tersebut”. Menjadi seorang perawat tidaklah mudah terutama dalam mengubah
pola pikir masyarakat terhadap profesi ini. Untuk menjadi seorang perawat yang
ideal bukanlah suatu hal yang mudah, hal ini disebabkan karena citra perawat di
mata masyarakat identik dengan sikapnya yang sombong dan tidak sepintar dokter
dan lain-lain. Perawat profesional adalah perawat yang baik. Maksud baik di sini
yaitu seorang perawat haruslah lembut, sabar, penyayang, ramah, sopan dan
santun saat memberikan asuhan keperawatan. Seorang perawat professional harus
bisa menjalankan peran dan fungsinya sebagai perawat dengan baik. Adapun
peran perawat yaitu memberi perawatan, member keputusan klinis, member
kenyamanan, komunikator, penyuluh, dan peran karier. Dan lagi seorang perawat
harus bisa berkomunikasi dengan baik entah itu kepada pasien, keluarga pasien,
maupun dengan siapa saja yang membutuhkan informasi tentang keperawatan itu
sendiri.
Dalam menjalankan peran dan fungsinya, menurut Hidayat (2011),
“perawat mempunyai peran dan fungsi diantaranya sebagai pemberian perawatan
(Care Giver), sebagai advocate keluarga atau pemberi nasehat, pencegahan
penyakit, pendidik, konseling, kolaborasi, pengambilan keputusan etik dan
peneliti”.
Terlepas dari asumsi masyarakat tentang perawat, perawat merupakan
profesi yang patut dihargai dan menjadi seorang perawat merupakan suatu profesi
yang mulia. Hidup perawat Indonesia!!
Daftar rujukan :
1. Effendy, N. (1998). Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. EGC.
2. Asmadi, N., & Kep, S. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. EGC.
3. Asti, A. D. (2010). PERBEDAAN PERSEPSI TENTANG PROFESI
KEPERAWATAN PADA SISWA SMA KELAS XII DI KABUPATEN
KEBUMEN. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 6(1).
4. Asmara, G. (2006). TANGGUNG JAWAB (HUKUM) PERAWAT DALAM
MELAKSANAKAN PRAKTEK KEPERAWATAN MANDIRI DITINJAU
DARI ASPEK HUKUM ADMINISTRASI. Perspektif, 10(1), 24-34.
5. Pamuji, T., & Kamaluddin, R. (2008). Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang
Standar Prosedur Operasiona (SPO) dengan Kepatuhan Perawat terhadap
Pelaksanaan SPO Profesi Pelayanan Keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD
Purbalinggal. Jurnal Keperawatan Soedirman, 3(1), 1-9.
6. PERAWAT-DOKTER, K. O. L. A. B. O. R. A. S. I., & SAKIT, D. R. Hubungan
Perawat-Dokter.
7. Gunawan, J., & Sukarna, R. A. POTRET KEPERAWATAN DI BELITUNG
INDONESIA. YCAB Publisher.
8. PERAWAT-DOKTER, K. O. L. A. B. O. R. A. S. I., & SAKIT, D. R. DISUSUN
OLEH: NAMA: MOCHAMAD MAKIN NIM: 1511308231113 TEMPAT
KERJA: RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA PROGRAM S1
KEPERAWATAN TRANSFER STIKES MUHAMMADIYAH.
9. Proborani, T. I., Hartati, S., & Sawitri, D. R. HUBUNGAN ANTARA
KEMAMPUAN KOPING TERHADAP STRES DENGAN KEMAMPUAN
EMPATI PERAWAT DI RS. TELOGOREJO SEMARANG. Jurnal
Psikowacana.
10. Ali, H. Z., & SKM, M. (2010). Pengantar keperawatan keluarga. EGC.

Anda mungkin juga menyukai