Anda di halaman 1dari 49

Paradigma Keperawatan

Dec

11
11 December 2008, admin @ 5:43 am

Paradigma dan Paradigma Keperawatan Paradigma menurut Adam Smith adalah cara bagaimana kita memandang dunia. Menurut Ferguson paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan. Menurut Poerwanto paradigma adalah satu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunannya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai sesuatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia. Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi keperawatan untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara langsung dengan aktifitas yang terjadi dalam suatu profesi tersebut. Paradigma memiliki fungsi antara lain : 1. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan kperawatan, praktik dan organisasi profesi. 2. membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita. A. Keperawatan Keperawatan menurut American Nurse Association (ANA) adalah diagnosis dan perlakuan pada respon manusia terhadap masalah kesehatan baik yang sifatnya aktual maupun potensial. Keperawatan menurut ICN adalah rumusan yang dibuat berdasarkan keputusan terhadap fenomena yang merupakan fokus dari intervensi keperawatan. Keperawatan adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan, dituntut untuk lebih meningkatkan profesionalisme sehingga dapat mengimbangi kemajuan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang semakin maju pesat, dengan mengembangkan potensi yang sudah dimiliki untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang semakain tinggi terhadap pelayanan keperawatan. B. Teori yang Mendasari Paradigma keperawatan. Middle Range Nursing Theory Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor yang meemnuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan berada di tatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24jam perhari dan 7hari perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapatamemberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu

memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan cultural. Dalam keperawatan kita mengenal empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori teori keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi : manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Parse Manusia terus menerus berinteraksi dengan lingkungannya dalam upaya mempertahankan kesehatannya. Konsep Manusia Manusia sebagai bio,psiko,sosio,spiritual dan kultur mempunyai sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi bila gagal terjadi ketidakseimbangan maka muncul masalah kesehatan. Komponen biologi manusia mencakup keadaan jasmani, terpadu dalam system organ yang mempunyai fungsi masing masing yang mengalami proses tumbuh kembang. Komponen psikologis manusia mempunyai unsur kepribadian: Id ( aspek bio ) Ego ( aspek psikologi ) Super ego ( aspek social ) Komponen social manusia berhubungan alam lingkungan sekitar, berhubungan dengan masyarakat yang mempunyai system dan nilai-nilai tertentu yang dapat mempengaruhi tingkah laku. Komponen spiritual manusia memiliki keyakinan terhadap kepercayan Tuhan YME dimana manusia menyembah dan sembahyang kepada Tuhan melalui agamanya masing-masing, dapat memberi rasa aman, bahagia, dan rasa berharga. Komponen kultur manusia meliputi adat istiadat dari setiap daerah. Karakteristik Manusia - Intelektual ( kecerdasan atau kemampuan adaptasi manusia terhadap hal hal yang baru atau pengalaman baru) - Emosi - Spiritual - Social budaya - Lingkungan - Fisik Cara Perawat Memandang Klien Individu sebagai klien Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social, spiritual dan kultur. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi KMD ( kebutuhan dasar manusia ). Adapun kebutuhan dasar manusia adalah segala sesuatu yang diperlukan anusia untuk kelangsungan hidupnya. Karakteristik umum kebutuhan dasar manusia: 1. Semua individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama namun dipengaruhi oleh social budaya dimana dia hidup. Persepsi tentang kebutuhan berbeda beda dipengaruh oleh pemngalaman belajar dan standar budaya.

2. Pemenuhan kebutuhan relative sangat tergantung pada prioritas tiap individu. 3. Kebutuhan dasar pada umumnya harus dipenuhi, beberapa kebutuhan dapat ditunda 4. bila individu gagal memenuhi kebutuhan maka akan terjadi ketidakseimbangan homeostatis dan dapat menyebabkan sakit. 5. Suatu kebutuhan dapat muncul oleh stimulasi internal dan eksternal 6. respon individu terhadap kebutuhan dan tak terpenuhinya keutuhan dapat berbeda. 7. Beberapa kebutuhan sebagian berhubungan jika beberapa kebutuhan tidak terpenuhi kebutuhan lain juga tidak terpenuhi. Dalam cara memilih kebutuhan dan prioritas kebutuhan dipengaruhi pengalaman dan nilai budaya. Katagori Kebutuhan Dasar Manusia A. Maslow Hirarki Maslow

Keluarga sebagai klien Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara trus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain, baik secara perorangan maupun secara bersama sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Ada beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu focus pelayanan keperawatan yaitu : Pertama, keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga menyangkut kehidupan masyarakat. Kedua , keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki atau mengabaikan masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Ketiga, masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan penyakit pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut. Keempat, dalam merawat pasien sebagaiindividu, keluarga tetap berperan

sebagai pengambil keputusan dalam perawatannya. Kelima, keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha usaha kesehatan masyarakat. Masyarakat sebagai klien Masyarakat adalah suatu pranata yang terbentuk karena interaksi anatara anusia dan budaya dalam lingkungannya, bersifat dinamis dan terdiri dari individu, keluarga,kelompo dan komunitas yang mempunyai tujuan dan norma sebagai system niai. Konsep Holism Manusia Suatu bentuk pendekatan yang digunakan perawat untuk memecahan masalah masalah kesehatan dengan cara memerhatikan dan mempertimbangkan unsur unsur biologis, psikologis, dan sosial 2.3 Konsep Keperawatan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanana profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial, spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia. Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan meuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio psiko sosial spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan. 2.4 Kosep kesehatan Sehat menurut WHO adalah keadaan utuh secara fisik, jasmni, mental, dan sosial dan bukan hanya satu keadaan yang bebas penyakit cacat dan kelemahan. Menurut UU No. 23/1992 sehat adalah keadaan sejahtera badan (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Jadi sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor faktor lingkungan eksternal adalah faktor faktor yang berada diluar individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain

variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi. Ciri ciri orang yang sehat adalah memiliki faktor internal dan eksternal yang seimbang. Faktor faktor yang memepengaruhi status kesehatan antara lain : 1. Politik yang mencakup keamanan, penekanan, dan penindasan. 2. Perilaku manusia mencakup kebutuhan, kebiasaan, dan adat istiadat. 3. Keturunan mencakup genetik, kecacatan, etnis, faktor resiko, dan ras. 4. Pelayanan kesehatan yang meliputi upaya promotif, preventif dan rehabilitatif. 5. Lingkungan yang meliputi tanah, udara dan air. 6. Sosial dan ekonomi meliputi pendidikan dan pekerjaan. Sakit menurut Zaidin Ali adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani), psikologi (mental), sosial dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktifitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan maupun sebagian. Menurut kozie, kesakitan adalah perasaan tidak nyaman pada seseorang akibat penyakit sehingga mendorongnya untuk mencari bantuan. Faktor faktor yang dapat meningkatkan angka sesakitan adalah : 1. keturunan misal orang yang mempunyai riwayat keluarga pengidap Diabetes Melitus, mempunyai resiko tinggi terkena diabetes pula. 2. Usia 3. Kelahiran cacat atau kelainan kontenital resikonya meningkat pada wanita yang melahirkan diatas usia 35 tahun. 4. Fisiologis 5. Kehamilan meningkatkan resiko tinggi terkena penyakit pada ibu dan janin. Obesitas meningkatkan resiko penyakit jantung. 6. Gaya hidup 7. Merokok meningkatkan resiko kanker paru dsb. 8. Lingkungan Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesaehatan adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area). 2.5 Konsep Lingkungan Pengertian lingkungan Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan

spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu : a. Lingkungan dalam terdiri dari: - Lingkungan fisik (physical enviroment) Merupakan lingkungan dasar/alami yan gberhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi. -Lingkungan psikologi (psychologi enviroment) F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan p[asien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputusputus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman. -.Lingkungan sosial (social environment) Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus b. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara, pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )

Hubungan Lingkungan dengan Kesehatan Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien. Hubungan Lingkungan dengan Timbulnya Penyakit Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit penyakit. 2.5 Hubungan Keempat Komponen Paradigma Keperawatan Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain.keperawatan dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.

FALSAFAH dan PARADIGMA KEPERAWATAN dalam PRAKTIK KEPERAWATAN


DISUSUN OLEH: 1. 2. 3. 4. CHOFRIANA K.W (08.006) MOCH. EKO S .(08.0) PUTRI AYU D.P (08.033) RAFIKA DEWI E.P (08.034)

PEMBIMBING: ERFANDI.S.Kep,Ns

A. PENDAHULUAN Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang undangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000).Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan hubungan perawat dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya. Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan dengan perawat professional sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan

eksternal dan internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh sungguh dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan. B. FALSAFAH KEPERAWATAN

1.

Pengertian falsafah

Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan denga akal budi mengenai sebab-sebab, azas-azas, hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta.

Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentamg hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.

Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.. Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta, menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi. Keperawatan adalaFalsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris. Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) : Roy memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity. falsafah humanisme/ kemanusiaan mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu : 1. saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi, mencari solusi 2. bertingkahlaku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksi-reaksi 3. memiliki holism intrinsik 4. berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain veritivity. Berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini. Individu dipandang dalam konteks 1. tujuan eksistensi manusia 2. gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia 3. aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum 4. nilai dan arti kehidupan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap klien sebagai pertner aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan keperawatan.

C. PARADIGMA KEPERAWATAN 1. Pengertian Paradigma

Paradigma keperawatan sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan(Masterman,1970).

Paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tanggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar kas dalam memikirkan,memyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.

Ritzer dalam zamroni, membuat pengertian tentang paradigma yaitu pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut. (ahmad sihabudin dalam Jurnal Kampus Tercinta, 1996 : 43). Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih tindakanterhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional.

Penjelasan paradigma fakta sosial berasal dari pendapat Durkheim. Fakta sosial dianggap sebagai barang sesuatu yang berbeda dengan ide yang menjadi obyek penyelidikan seluruh ilmu pengetahuan dan tidak dapat dipahami melalui kegiatan mental murni. Tetapi untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil di luar pemikiran manusia. Fakta sosial ini terdiri atas dua jenis, yaitu : 1. Bentuk material, berupa barang sesuatu yang dapat dilihat, ditangkap dan diobservasi, 2. Dalam bentuk non material, merupakan fenomena yang terkandung dalam diri manusia hanya muncul dalam kesadaran manusia (zamroni, 1992:24) penjelasan paradigma definisi sosial bersumber dari karya Weber yang konsepsinya tentang fakta sosial sangat berbeda dengan konsep Durkheim. Weber tidak memisahkan antara struktur sosial dengan pranata sosial karena keduanya sama-sama membantu untuk membentuk tindakan manusia yang penuh makna (Zamroni, 1992 : 53) KOMPONEN PARADIGMA KEPERAWATAN 1. Konsep manusia Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan keperawatan.manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini bersifat individu,kelompok dan masyarakat daam suatu sistem.sistem tersebut dapat meliputi:

a.sistem terbuka,manusia dapat mempengaruhi dan di paengaruhi oleh lingkungan baik fisik,psikologis,sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar. b.sistem adaptif,manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif. c.sistem personal,interpersonal dan social,manusia memiliki persepsi,pola kepribadian dan tumbuh kembang yang berbeda. 2. Konsep keperawatan Konsep ini adalah suatu bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu,keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat sakit.dengan demikian konsep ini memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak

mampu,tidak mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar.

3. Konsep sehat sakit Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu bahwa bentuk pelayanan yang diberikan pada manusia dalam rentang sehat sakit.

Konsep Sehat (Travis and Ryan, 1998) 1. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan

2. Sehat merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi untuk sehat

3. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus, kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, here and now.

4. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.

5. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan, rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.

6. Sehat adalah penerimaan terhadap diri.

a. Rentang sehat Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera.dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek fisik,emosi,sosial dan spiritual.maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah: pertama, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia;kedua, memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; dan ketiga, memiliki hidup yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah pendapat, keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan terhadap kesehatan didasarkan informasi yang faktual/kesalahan informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan atau harapan yang salah. Karena keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku sehat, maka keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap tingkat kesehatan klien.

Keyakinan klien terhadap kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara lain persepsi tentang tingkat sehat, faktor-faktor yang dapat di modifikasi seperti demografi(misal jenis dan tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap keuntungan yang dapat diperoleh dari perilaku sehat yang positif. Faktor pengaruh stasus kesehatan, antara lain:

1.Perkembagan

Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia.

2.Sosial dan Kultural

Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.

3.Pengalama Masa Lalu

Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya.

4.Harapan seseorang tentang dirinya

Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status kesehatan kearah yang optimal.

5.Keturunan

Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.

6.Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik.

7.Pelayanan

Pelayanandapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan

b.Rentang sakit Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan kematian.

Tahapan proses sakit

1.Tahap gejala

Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.

2.Tahap asumsi terhadap sakit

Pada tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada tubuhnya.

3.Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan

Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan.

5.Tahap penyembuhan

Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.

4. Konsep lingkungan Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau pengaruh yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.

1.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,Aziz Alimul. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Salemba medika:Jakarta. Potter and Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC:Jakarta. http://www.inna-ppni.or.id/html http://www.nursepoint.blogspot.com http://www.perawattegal.wordpress.com http://www.ridwanaz.com

paradigma keperawatan
Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang sesuatu. Paradigma menjelaskan sesuatu dalam memahami suatu tingkah laku. Paradigma memberikan dasar dalam melihat, memandang, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. (Adam Smith, 1975, cit Gaffar, 1997)

2.2

Paradigma Keperawatan

Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan

pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan cultural. Paradigma memiliki fungsi antara lain : 1. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan kperawatan, praktik dan organisasi profesi. 2. Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita. Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori teori keperawatan atau paradigma keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi : manusia, keperawatan, lingkungan, dan kesehatan.

1. Konsep Manusia Manusia adalah makhluk bio psiko sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992). Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000) Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40). Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh. Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif . Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat yang menerima asuhan keperawatan.

Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien. Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi adanya masalah kesehatan, memberi asuhan kepada anggota keluarga yang sakit, koordinator pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga dalam masalah masalah kesehatan. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu memperhatikan sifat sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai reaksi dan cara yang unik dalam menghadapi masalahnya, pola komunikasi yang dianut, cara pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita cita keluarga dan gaya hidup keluarga yang berbeda beda. Individu dalam keluarga mempunyai siklus tumbuh kembang . Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat umum dan kelompok kelompok masyarakat tertentu (balita dan lansia).

2. Konsep Keperawatan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanana profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial, spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia. Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan meuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio psiko sosial spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.

3. Kosep kesehatan

Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor faktor lingkungan eksternal adalah faktor faktor yang berada diluar individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi. Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area).

4. Konsep Lingkungan Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu : a. Lingkungan dalam terdiri dari: - Lingkungan fisik (physical enviroment) Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi. - Lingkungan psikologi (psychologi enviroment) F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan

dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman. -.Lingkungan sosial (social environment) Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus. b. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara, pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya ) Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien. Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit penyakit. 2.3 Hubungan Keempat Komponen Paradigma Keperawatan

Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain. Keperawatan dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.

PARADIGMA KEPERAWATAN
05FEB

OLEH: WIKA RISPUDYANI R,S.Kep, Ns Paradigma adalah pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan (Mesterman, 1970) Paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar, khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia. Empat Komponen Paradigma Keperawatan Konsep Manusia Konsep Keperawatan Konsep Sehat-Sakit (Kesehatan) Konsep Lingkungan Skema Komponen Paradigma Keperawatan

1. KONSEP MANUSIA Manusia : -Klien -Makhluk bio-psiko-sosio-spiritual -Kesatuan dari aspek jasmani dan rohani -Sifat unik -Kebutuhan berbeda-beda -Tingkat perkembangan (Konkorsium Ilmu Kesehatan, 1992) 1. MANUSIA SEBAGAI KLIEN Klien yang Bersifat Individu Pemenuhan kebutuhan dasar Kemandirian Kebutuhan Dasar Maslow: 1. Fisiologis 2. Keamanan dan kenyamanan 3. Cinta mencintai 4. Harga diri 5. Aktualisasi diri Klien yang Bersifat Keluarga Sebagai sekelompok individu atau kumpulan dari individu yang saling berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain dalam lingkungan sendiri atau masyarakat Perawatan selalu memandang aspek keluarga

Diketahui faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan Tugas kesehatan secara mandiri Klien yang Bersifat Masyarakat Melalui masyarakat => kemampuan individu dapat mudah dipengaruhi dengan adanya: 1. Fasilitas kesehatan 2. Pendidikan 3. Tempat rekreasi 4. Transportasi 5. Komunikasi 6. Sosial (keyakinan, pandangan, proses berubah) 2. MANUSIA SEBAGAI SISTEM Manusia terdiri dari komponen subsistem yang telah membentuk suatu sistem 1. Sistem terbuka 2. Sistem adaptif 3. Sistem personal, interpersonal dan sosial a. Sebagai Sistem Terbuka Manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan => fisik, psikologi, sosial, spiritual => proses perubahan => pemenuhan kebutuhan dasar manusia b. Sebagai Sistem Adaptif Manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungan Menunjukkan perilaku adaftif dan mal-adaptif Kemampuan merespon baik => perilaku adaftif Kemampuan merespon tidak baik => perilaku mal-adaptif c. Sistem Personal, Interpersonal dan Sosial Manusia memiliki persepsi, pola kepribadian dan tumbuh kembang yang tidak sama Kemampuan interaksi, peran dan komunikasi yang berbeda Kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, mengambil keputusan dan otoritas dalam masalah atau tugas kesehatan

paradigma keperawatan

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

Kelompok 3 : 1. 2. 3. 4. 5. Syarif H Agus B Eva Novi N.R Suci K

Kelas 1A

AKPER RUMAH SAKIT TK II DUSTIRA 2011-2012

Kata Pengantar

Segala puji kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala rahmat, hidayat & inayah-Nya lah, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Falsafah dan Paradigma Keperwatan. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan, yang isinya telah disesuaikan dengan buku sumber yang sesuai dengan perkembangan kurikulum yang terbaru. Makalah ini berisi tentang konsep manusia, konsep keperawatan, konsep sehat sakit, faktor pengaruh kesehatan, tahapan proses sakit, dampak sakit, perilaku pada orang sakit, konsep lingkungan, komponen & perkembangan paradigma keperawatan. Walaupun kami telah bersusah payah menyelesaikan makalah ini, namun kami tahu bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mohon kritik saran yang membangun agar dapan menjadi pembelajaran bagi kami.

Cimahi, Oktober 2011

Penyusun,

Definisi paradigma menurut para ahli 1. Masterman (1970) paradigma sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pangetahuan. 2. Poerwanto (1997) mengartikan paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi panggunannya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia. 3. Ritzer dalam zamroni, membuat pengertian tentang paradigma yaitu pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut. (ahmad sihabudin dalam Jurnal Kampus Tercinta, 1996 : 43). 4. Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih tindakanterhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional. Keperawatan sebagai ilmu memeiliki paradigma tersendiri dan sampai saat ini paradigma keperawatan masih berdasarkan 4 komponen yang diantaranya manusia, keperawatan, kesehatan dalam rentan sehat-sakit dan lingkungan.

Konsep Manusia Komponen paradigma keperawatan ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dalam layanan keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien, merupakan biopsikososial dan spiritual yang terjadi marupakan kesatuan dari aspek jasmani dan rohani.yan memiliki sifat unik dengan kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat paerkembangannya masing-masing (konsorsium kesehatan, 1992). Sebagai klien yang bersifat individu, sasaran pemenuhan kebutuhan dasarnya adalah biopsikososial dan spiritual yang berbeda dengan individu lainnya. Oleh karena itu diharapkan terjadi proses pemenuhan kebutuhan dasar ke arah kemandirian. Sebagai klien yang bersifat keluarga, diartikan sebagai sekelompok individu atau kumpulan dari individu yang saling berhubungan dan ber interaksi satu dengan yang lain dalam lingkungan sendiri atau masyarakat. Sebagai klien yang bersifat masyarakat, diartikan bahwa melalui masyarakat kemampuan individu dapat udah dipengaruhi dengan adanya fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan, tempat rekreasi, transportasi, komunikasi dan sosial juaga, dengan adanya keyakinan yangkuat dari masyarakat sehungga pandangan masyarakat sangat diperlukan dalam proses perubahan untuk pemenuhan kebutuhan dasar. Lalu konsep manusia yanglain dalam paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem, dimana manusia terdiri dari komponen subsistem yang telah membentuk suatu sistem. Sistem tersebut dapat meliputi sistem terbeka, sistem adaptif dan sistem personal, inter personal dan sosial secara umum dapat dikatakan sebagai makhluk holistik(utuh). Sebagai sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan fisik, psikologis, sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Sebagai sistem adaptif, manusia akan merespons terhadap perubahan yang ada di lingkungannya yang akan selalu menunjukan perilaku adaptif dan malaadaptif. Sebagai sistem personan, interpersonal dan sosial, manusia memiliki persepsi, pola kepribadian dan tumbuh kembang yang tidak sama, juga tidak memeiliki lemampuan interaksi, peran komunikasi yang berbeda, serta memiliki kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam pengambilan keputusan otoritas dalam masalah atau tugas kesehatan.

Konsep Keperawatan Komponen kedua dalam paradigma keperawatan adalah konsep keperawatan. Konsep keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat-sakit atau dengan katalain berarti asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan tersbut berbentuk antara lain: Pertama, bentuk asuhan keperawatan terhadap manusia sebagai klien yang memiliki ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, lalu diberikan suatu pelayanan untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar, khususnya kebutuhan psiologis. Kedua,bentuk asuhan keperawatan terhadap manusia sebagai klien, yangtidak memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, lalu diberikan suatu motivasi agar klien termotivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar nya. Ketiga, suatu bentuk asuhan keperawatan, dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar. Kemudian bentuk pelayanannya adalah pemberian pengetahuan terhadap klien . Konsep Sehat-Sakit Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera.dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek fisik,emosi,sosial dan spiritual.maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah: pertama, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia;kedua, memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; dan ketiga, memiliki hidup yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah pendapat, keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan terhadap kesehatan didasarkan informasi yang faktual/kesalahan informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan atau harapan yang salah. Karena keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku sehat, maka keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap tingkat kesehatan klien. Keyakinan klien terhadap kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara lain persepsi tentang tingkat sehat, faktor-faktor yang dapat di modifikasi seperti demografi(misal jenis dan tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap

keuntungan yang dapat diperoleh dari perilaku sehat yang positif. Faktor pengaruh stasus kesehatan, antara lain: 1. Perkembagan Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia. 2. Sosial dan Kultural Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan. 3. Pengalama Masa Lalu Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya. 4. Harapan seseorang tentang dirinya Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status kesehatan kearah yang optimal. 5. Keturunan Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik. 6. Lingkungan Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik. 7. Pelayanan Pelayanan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan.

E. Tahapan Proses Sakit 1. Tahap gejala

Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala. 2. Tahap asumsi terhadap sakit Pada tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada tubuhnya. 3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan. 4. Tahap penyembuhan Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.

Dampak Sakit 1. Terjadi perubahan terjadi pada keluarga 2. Terjadinya gangguan psikologis 3. Masalah keuangan 4. Kesepian akibat perpisahan 5. Terjadi perubahan pola kesehatan 6. Tergantungnya privasi seseorang 7. Otonomi 8. Terjadi perubahan gaya hidup

Perilaku Pada Orang yang sakit 1. Adanya perasaan ketakutan Perilaku ini dapat terjadi pada semua orangdengan ditandai adanya perasaan takut sebagai dampak dari sakit.

2.

Menarik diri Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan. Tingkat kecemasan yang dialamiseseorang pun akan berbeda. Untuk mengurangi kecemasan, maka seseorang akan berperilaku menarik diri seperti diam jika tidak diberi pertanyaan.hal tersebut sebagai bentuk upaya menghindari cemas.

3. Egosentris Perilaku ini dapat terjadi pada orang sakit yang ditunjukan dengan banyak mempersoalkan diri sendiri dan tidak mau mendengarkan perasaan orang lainatau memikirkan orang lain. Perilaku ini juga ditunjukkan dengan selalu ingin bercerita tentang penyakitnya. 4. Sensitif teradap persoalan kecil Pada orang sakit perubahan perilaku ini biasaanya selalu ditimbulkan dengan selalu mempersoalkan hal-hal yang kecil sebagai dampak terganggunya psikologis seperti selalu mengomel jika keadaan tersebut tidak sesuain dengan dirinya.

5.

Reaksi emosional tinggi Perilaku ini dapt ditunjukan dari sseorang yang mengalami sakit dengan mudah menangis, marah serta tuntutan perhatian yang lebih dari sekitarnya. Perubahan persepsi Terjadi perubahan persepsi selama sakit ini dapat ditunjukkan dengan timbulnya persepsi bahwa dokter dan perawat adalah orang yang dapt membantu menyembuhkannya sehingga menaruh harapan sanga besar pada dokter dan perawat tersebut. Berkurangnya minat Perubahan perilaku yang ditunjukkan pada seseorang yang mengalami sakit adalah berkurangnya minat karena terjadi stres (ketegangan) yang diakibatkan penyakit yang dirasakan serta menurunnya kemampuan dalam melakuka aktifitas sehari-hari.

6.

7.

H.

Konsep Lingkungan

Komponen yang keempat adalah konsep lingkungan. Paradigma dalam konsep linkungan ini adalah memandang bahwa lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia selama pemberian asuhan keperawatan gengan meminimalkan dampak atau pengaruh yang ditimbulkannya sehungga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.

Komponen Dan Perkembangan Paradigma Keperawatan

Di bawah ini adalah pendapat para ahli mengenai perkembangan paradigma keperawatan. Pertama,jhonson memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari dua sistem mayor yaitu biologi dan perilaku yang merupakan fokus pelayanan keperawatan dengan tujuan primernya adalah membantu keseimbangan individu khususnya pada sistem perilaku ketika ia sakit. Kedua, King memandang manusia sebagai sistem terbuka yang sosial, rasional, perasa, pengontrol, bertujuan bereaksi dan berorientasa pada waktu. Ketiga,Leininger memandang manusia sebagai kepedulian akan kemampuan dalam mempengaruhi minat atau rasa hormat terhadap kebutuhan orang lain, kesehatan dan mempertahankan hidup. Keempat, Levine memandang kehidupan manusia lingkungan nyadan menyesuaikan diri terhadap perubahan selalu berinteraksi dengan

Kelima, Newman memandang manusia sebagai total person seperti sistem klien yang terdiri dari biopsikososial, kultural, dan selalu berkembang. Keenam, Orem memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik, psikologis, interpersonal, dan sosial dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri melalui belajar dari perilaku.

Daftar Pustaka Hidayat,Aziz Alimul. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Salemba medika:Jakarta. Potter and Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC:Jakarta. http://mitra-ilmukesehatanperawat.blogspot.com/2009/11/falsafah-dan-paradigmakeperawatan.html

PARADIGMA KEPERAWATAN
Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Humaniora

DISUSUN OLEH :
NAMA : PUSPITA AMIRIZKI NIM : 2010.01.076

PRODI S1 KEPERAWATAN Stikes Karya Husada Pare-Kediri 2010/2011

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul Makalah Paradigma

Keperawatan. Maksud penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Humaniora.

Dalam menyelesaikan tugas ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan pemikiran atau dalam bentuk apapun, terutama kepada: 1. Bpk. Ns.M.Maftuchul Huda,SKp.,M.Kep.,Sp.Kom. selaku pengajar yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan saran sehingga makalah ini dapat tersusun. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar kami bisa meningkatkan dalam membuat makalah selanjutnya. Semoga apa yang ada didalamnya bermanfaat bagi semua. Amin. Wassalamualaikum Wr.Wb.

Pare, 08 November 2010

Puspita Amirizki

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i KATA PENGANTAR............................................................................................. ii DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang..................................................................................... 1 1.2 Perumusan masalah.......................................................................... .. 3 1.3 Tujuan pembahasan............................................................................. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Paradigma Manusia........................................................................... 4

2.2 2.3 2.4

Paradigma Kesehatan..................................................................... .. 5 Paradigma Lingkungan................................................................... .. 6 Paradigma Keperawatan................................................................. .. 7 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan........................................................................................ .. 8 3.2 Saran dan Kritik................................................................................ 10 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 11

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Banyak ahli yang mendefinisikan paradigma, diantaranya paradigma adalah cara bagaimana kita memandang dunia, (Adam Smith, 1975) atau menurut Ferguson bahwa paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan. Mengapa paradigma ini begitu penting ? dalam hal ini paradigma akan sangat membantu seseorang ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia kepada kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita. Fenomena dalam keperawatan adalah prilaku klien dalam menghadapi ketidakpastian kondisinya atau menghadapi ketidaknyamanan dari sebagian atau seluruh anggota tubuhnya atau masalah masalah yang yang muncul dalam bidang keilmuan tertentu. ( Karen , 1999 : 74) Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya membantu orang sakit atas instruksi instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun kadang kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang profesional. Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi.

Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan, (La Ode Jumadi, 1999 : 38). Paradigma keperawatan adalah interaksi antara manusia yang menerima perawatan, lingkungan tempat menusia berada, kesehatan yang selalu menjadi bagian dari bidang garapan keperawatan serta tindakan keperawatan (Kozier, 2000) Rumusan Masalah
1. 2. 3. 4.

Bagaimana paradigma manusia? Bagaimana paradigma kesehatan? Bagaimana paradigma lingkungan? Bagaimana paradigma keperawatan?

Tujuan pembahasan
1. 2. 3. 4.

Untuk mengetahui paradigma manusia Untuk mengetahui paradigma kesehatan Untuk mengetahui paradigma lingkungan Untuk mengetahui paradigma keperawatan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Paradigma Manusia Adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik dan mempunyai kebutuhan biopsiko-sosio-spiritual. Dalam hal ini manusia dipandang secara menyeluruh dan holistik. Mempunyai siklus kehidupan meliputi kembang, memberi keturunan, memiliki kemampuan untuk mengatasi perubahan dengan menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun yang didapat bersifat biologis, psikologis dan sosial.

Manusia cenderung untuk selalu mempertahankan keseimbangan kondisi internal yang disebut hemostatis. Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa yang mencakup belajar, menggali, serta menggunakan sumber-sumber yang diperlukan berdasarkan potensi dan keterbatasannya. Manusia mempunyai kemampuan berpikir, belajar merasionalisasi, berkomunikasi serta mengembangkan budidaya dan nilai-nilai. Oleh karena itu manusia adalah faktor penting dalam keperawatan:

Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusiaKeperawatan dilaksanakan secara universal terjadi pada semua tingkatan manusia

Tingkah laku dalam keperawatan meliputi rasa simpati, empati, menghargai orang lain, tenggang rasa

Keperawatan menghargai kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut manusiaKeperawatan membantu klien mengenal dirinya, sebagai makhluk yang memiliki kebutuhan yang unik

2.2 Paradigma Kesehatan Merupakan suatu keadaan yang bukan hanya bebas dari penyakit dan dapat mempertahankan fungsi pada tingkat minimal yang adekuat, tetapi merupakan suatu keadaan

sehat purna secara fisik, mental dan sosial spiritual yang merupakan fungsi manusia secara utuh, terintegrasi dan bersifat dinamis sehingga mampu hidup produktif secara ekonomi dan sosial. Sehat dipandang sebagai suatu keadaan seimbang bio-psiko-sosio-spiritual yang dinamis dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya dan memungkinkan manusia melakukan asuhan mandiri dan berfungsi secara optimal untuk berperan dalam keluarga, kelompok dan komunitas. Perawat juga meyakini bahwa keadaan sehat dan sakit merupakan suatu rentang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor individual yang meliputi genetik dan keturunan, kemampuan, pengalaman hidup dan interaksi dengan faktor-faktor sosial, lingkungan serta perubahan. Sehat ditentukan oleh kemampuan individu, keluarga, kelompok atau komunitas untuk membuat tujuan yang realistik dan berarti, serta kemampuan untuk menggerakkan energi dan sumber untuk mencapai tujuan tersebut secara efisien. Sehat harus dilihat dari berbagai tingkat, individu, keluarga, komunitas dan masyarakat.

Sehat yang optimum adalah suatu keadaan dimana individu dapat meningkatkan kemampuan dan potensinya untuk mencapai keadaan sejahtera bio-psiko-sosio dan spiritual.

2.3 Paradigma Lingkungan Mencakup benda hidup dan benda mati yang terdapat di sekitar manusia. Komponen internal seperti : faktor genetik, struktur anatomis, fisiologis, psikologis, nilai, keyakinan serta faktor internal lain yang potensial mempengaruhi perubahan sistem manusia. Faktor eksternal terdiri dari : keadaan fisik, demografis, ekologis, hubungan interpersonal dan nilai sosial budaya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, serta faktor eksternal lain yang potensial mempengaruhi perubahan pada sistem manusia. Perawat memberikan perhatian khusus pada hubungan interpersonal manusia, karena memandang manusia sebagai makhluk sosial. Unit sosial terdiri dari keluarga, kelompok dan

komunitas. Pada tiap unit sosial individu membawa sifatnya yang unit dan secara bersamaan juga berbagi tujuan, nilai dan budaya dalam tiap interaksi yang dilakukan.

2.4 Paradigma Keperawatan Merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsiko-sosiokultural-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup seluruh siklus hidup manusia. Keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan atau mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Bantuan juga ditujukan kepada penyediaan pelayanan kesehatan utama dalam upaya mengadakan perbaikan sistem pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan setiap orang mencapai hidup sehat dan produktif.

BAB II ISI
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .Berdasarkan uraian di atas, maka dapat kami simpulkan bahwa: Manusia sebagai paradigma keperawatan: Memiliki karakteristik biokimiawi, fisiologis, interpersonal, dan kebutuhan dasar hidup yang selalu berkembang. Perkembangan tersebut terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang mampu memenuhi kebutuhan dirinya atau berbagi pengalamannya. Memiliki kehidupan seimbang sebagai sarana pertahanan dan pengekalan diri dan selalu berupaya untuk mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Kesehatan sebagai paradigma keperawatan: Sehat adalah simbol perkembangan kepribadian dan proses kehidupan manusia yang berlangsung secara terus menerus menuju kehidupan yang kreatif dan konstruktif. Prilaku sehat adalah prilaku yang memfasilitasi pemenuhan kebutuhan, kepuasan, kesadaran diri dan integrasi pengalaman yang berarti, misalnya pengalaman sakit. Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina dan mempertahankan hubungan saling percaya guna memenuhi kebutuhan klien. Lingkungan sebagai paradigma keperawatan:

Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan Terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit dan meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.

Keperawatan sebagai paradigma: Keperawatan merupakan suatu instrumen pendidikan yang memfasilitasi kedisiplinan. Tujuan keperawatan adalah memfasilitasi kesehatan individu berdasarkan prinsip prinsip keilmuan. Aktivitas keperawatan diarahkan untuk membantu klien mencapai kompetensi intelektual dan interpersonal Asuhan keperawatan untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan memulihkan penyakitnya. Keperawatan sebagai ilmu dan kiat yang memiliki dimensi pengetahuan dasar dan terapan Fokus aktifitas keperawatan adalah masalah yang berhubungan dengan respon manusia terhadap kesehatan aktual ataupun potensial, yang mencerminkan ruang lingkup aktivitas keperawatan dan kemandirian dalam proses diagnosis, tindakan, pendidikan dan riset.

3.2 Kritik dan Saran Makalah ini jauhlah dari kesempurnaan, maka dari itu penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan sarannya yang sekiranya membangun, agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa jadi lebih baik. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.paradigma keperawatan/tigabelas www.paradigma manusia/tokoh.html

Paradigma Keperawatan
BAB PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu dan profesi yang memiliki ciri khas yang berbeda dari cabang ilmu dan profesi lainnya. Dalam menjalankan tugas profesi dan praktik keilmuannya, praktisi keperawatan mempunyai pandangan dasar tersendiri dalam menghadapi berbagai macam permasalahan yang ada. Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya membantu orang sakit atas instruksi instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun kadang kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang profesional. Berdasarkan latar belakang masalah diatas serta untuk membantu masyarakat secara umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi maka penulis mengambil judul Paradigma Keperawatan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan diatas, maka penulis membatasi masalah yaitu : 1) Pengertian Peradigma Keperawatan 2) Tujuan dan Fungsi Paradigma Keperawatan 3) Manfaat Paradigma Keperawatan 4) Komponen Dasar Paradigma dan Penjabarannya C. Tujuan Penulisan Makalah 1. Sebagai tugas untuk Mata Kuliah Humaniora 2. Agar mahasiswa memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai Paradigma Keperawatan sehingga lebih memahami akan pentingnya Paradigma Keperawatan.

BAB PARADIGMA

II KEPERAWATAN

Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu dan profesi yang memiliki ciri khas yang berbeda dari cabang ilmu dan profesi lainnya. Dalam menjalankan tugas profesi dan praktik keilmuannya, praktisi keperawatan mempunyai pandangan dasar tersendiri dalam menghadapi berbagai macam permasalahan yang ada. Cara pandang dasar dalam melihat suatu permasalahan dalam suatu disiplin ilmu disebut dengan paradigma. Paradigma juga sering diartikan sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar dalam melihat, memikirkan, menentukan makna serta menyikapi dan memilih tindakan dalam menyelesaikan masalah kehidupan manusia (Poerwanto, 1997). Banyak ahli yang mendefinisikan paradigma, diantaranya paradigma adalah cara bagaimana kita

memandang dunia, (Adam Smith, 1975) atau menurut Ferguson bahwa paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan. Mengapa paradigma ini begitu penting ? dalam hal ini paradigma akan sangat membantu seseorang ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia kepada kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita. Fenomena dalam keperawatan adalah prilaku klien dalam menghadapi ketidakpastian kondisinya atau menghadapi ketidaknyamanan dari sebagian atau seluruh anggota tubuhnya atau masalah masalah yang yang muncul dalam bidang keilmuan tertentu. ( Karen , 1999 : 74) Paradigma memiliki fungsi antara lain : 1. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan kperawatan, praktik dan organisasi profesi. 2. Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita. Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya membantu orang sakit atas instruksi instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun kadang kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang profesional. Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi. Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan, (La Ode Jumadi, 1999 : 38). Paradigma keperawatan adalah interaksi antara manusia yang menerima perawatan, lingkungan tempat menusia berada, kesehatan yang selalu menjadi bagian dari bidang garapan keperawatan serta tindakan keperawatan (Kozier, 2000) Empat komponen dasar paradigma keperawatan yaitu : Manusia Kesehatan Lingkungan Keperawatan Manusia Manusia adalah makhluk bio psiko sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992). Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000) Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40). Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh. Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan

lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif . Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat yang menerima asuhan keperawatan. Manusia sebagai individu artinya seseorang yang memiliki karakter total sehingga menjadikannya berbeda dari orang lain (Karen, 2000). Manusia sebagai individu disebut juga orang yang memiliki kepribadian meliputi tingkah laku dan emosi meliputi sikap, kebiasaan, keyakinan, nilai nilai, motivasi, kemampuan, penampilan dan struktur fisik yang berbeda satu dengan lainnya. Gabungan semua ini akan mempengaruhi seseorang dalam cara berfikir, merasa dan bertindak dalam berbagai situasi yang di hadapinya. Individu merupakan gabungan interaksi genetik dengan pengalaman hidupnya dipengaruhi oleh identitas diri, konsep diri, persepsi, kebutuhan dasar, mekanisme pertahanan diri dan tumbuh kembang. Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien. Kebutuhan induvidu berdasarkan hierarki Maslow : Aktualisasi Diri Harga Diri Mencintai dan Dicintai Keamanan dan Kenyamanan Fisiologi Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain, baik secara perorangan maupun bersama sama, di dalam lingkungannya sendiri maupun masyarakat secara keseluruhan. Ada beberapa alasan mengapa keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu : 1. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. 2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan ataupun mencegah, memperbaiki atau mengabaikan masalah- masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah kesehatan mulai dari awal sampai penyelesaiannya akan dipengaruhi oleh keluarga. 3. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit dalam salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut. 4. Dalam merawat klien sebagai individu, keluarga tetap sebagai pengambil keputusan dalam perawatannya. 5. Keluarga sebagai perantara efektif dalam berbagai upaya kesehatan masyarakat. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu memperhatikan sifat sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai reaksi dan cara yang unik dalam menghadapi masalahnya, pola komunikasi yang dianut, cara pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita cita keluarga dan gaya hidup keluarga yang berbeda beda. Individu dalam keluarga mempunyai siklus tumbuh kembang . Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi adanya masalah kesehatan, memberi asuhan kepada anggota keluarga yang sakit, koordinator pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga dalam masalah masalah kesehatan. Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada keluarga, perlu diperhatikan sifat dari keluarga : Keluarga mempunyai cara yang unik, reaksi yang unik dalam menghadapi masalah Keluarga sebagai satu kesatuan yang fungsinya sangat dipengaruhi zaman dan tempat Keluarga mempunyai siklus tumbuh kembang Masyarakat adalah sekumpulan manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Kamus besar Bhs. Indonesia, 1989) Masyarakat berpengaruh terhadap peningkatan dan pencegahan suatu penyakit. Ada enam faktor

pengaruh masyarakat atau komunitas terhadap kesehatan anggota masyarakat yaitu tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan, faslitas pendidikan dan rekreasi, transportasi dan fasilitas komunikasi, fasilitas sosial seperti polisi dan pemadam kebakaran serta nilai dan keyakinan masyarakat. Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat umum dan kelompok kelompok masyarakat tertentu (balita dan lansia). Pelayanan perawatan tersebut diberikan setelah melalui proses berikut ini : 1. Pertemuan penjajakan kepada pemuka masyarakat agar dicapai kesepakatan tentang ide yang dikemukakan. 2. Pengumpulan data pada masyarakat melalui survey atau sensus dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuosioner 3. Analisis data dan perumusan masalah 4. Pembahasan hasil analisis dalam forum lokakarya mini dengan masyarakat untuk kemudian ditetapkan prioritas masalah beserta penyelesaiannya. 5. Perumusan rencana tindakan penyelesaian masalah bersama dengan wakil masyarakat. 6. Pelaksanaan tindakan pemecahan masalah. Pelaksanaan ini dilakukan bersama dengan masyarakat melalui sumber daya ayang ada di masyarakat tersebut. 7. Evaluasi 8. Dilakukan untuk menilai proses dan hasil program tindakan, dalam sebuah lokakarya. 9. Tindak lanjut Kesehatan Sehat menurut WHO (1947) Sehat adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan Sehat menurut UU no 23/1992 tentang kesehatan Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Konsep Sehat (Travis and Ryan, 1998) Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan Sehat merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi untuk sehat Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus, kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, here and now. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan, rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan. Sehat adalah penerimaan terhadap diri. Faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan : Perawatan diri yang baik Pencegahan terhadap penyakit/cedera Menggunakan potensial intelektual Manajemen stress dan mengekspresikan emosi secara baik Hubungan interpersonal yang baik Peduli terhadap lingkungan dan kondisi sekitarnya

Sakit menurut Zaidin Ali, 1998 Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial, dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktifitas dan

kemandirian individu baik secara keseluruhan atau sebagian. Kesakitan adalah perasaan tidak nyaman pada seseorang akibat penyakit sehingga mendorongnya untuk mencari bantuan. (Kozier, 2000) Merupakan keadaan terganggunya fungsi tubuh yang normal, baik fungsi fisiologis maupun fungsi sosialnya. Kategori penyimpangan normal : Penyakit organik dan fungsional Penyakit keturunan Penyakit kongenital Penyakit infeksi penyakit defisiensi Penyakit metabolik Neoplastik Traumatik Penyakit okupasional Faktor faktor yang dapat meningkatkan angka kesakitan adalah : 1. Keturunan misal orang yang mempunyai riwayat keluarga pengidap Diabetes Melitus, punya resiko tinggi terkena diabetes pula. 2. Usia 3. Kelahiran cacat atau kelainan kongenital resikonya meningkat pada wanita yang melahirkan diatas 35 tahun. 4. Fisiologis 5. Kehamilan meningkatkan resiko tinggi terkena penyakit pada ibu dan janin. Obesitas meningkatkan resiko penyakit jantung. 6. Gaya hidup 7. Merokok meningkatkan resiko kanker paru dsb. 8. Lingkungan Status kesehatan seseorang terletak antara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area). Pola rentang ini bersifat dinamis berubah seiring waktu dan kondisi sosial. Sesuai dengan rentang sehat sakit maka status kesehatan dapat dibagi dalam keadaan optimal sehat atau kurang sehat, sakit ringan atau berat sampai meninggal dunia. Apabila individu berada dalam area sehat maka dilakukan upaya pencegahan primer (primary prevention) yaitu perlindungan kesehatan (health protection) dan perlindungan khusus (spesific protection) agar terhindar dari penyakit. Apabila individu berada dalam area sakit maka dilakukan upaya pencegahan sekunder dan tertier yaitu dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, pencegahan perburukan dan rehabilitasi. Status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh : 1. Politik, yang mencakup keamanan, penekanan, penindasan 2. Prilaku manusia, mencakup kebutuhan, kebiasaan dan adat istiadat 3. Keturunan, genetik, kecacatan, etnis, faktor risiko dan ras 4. Pelayanan kesehatan, upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif 5. Lingkungan, tanah, udara, dan air 6. Sosial dan ekonomi meliputi pendidikan dan pekerjaan Persepsi sakit atau merasa sakit dipengaruhi oleh persepsi seseorang tentang sakit itu sendiri seperti seseorang merasa sakit (kesakitan) setelah diperiksa dan dinyatakan menderita sakit, seseorang merasa sakit, tetapi setelah diperiksa ternyata individu tersebut tidak menderita sakit atau mengalami suatu penyakit, seseorang tidak merasa sakit akan tetapi sebenarnya individu tersebut mengidap penyakit, seseorang tidak merasa sakit dalam tubuhnya.

Keperawatan memberikan bantuan kepada individu, keluarga dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari hari, adaptasi terhadap keadaan sehat atau sakit serta mencapai derajat kesehatan yang optimal. Lingkungan Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual. Menurut Leavell (1965), ada tiga faktor yang saling mempengaruhi kesehatan dalam lingkungan yaitu agen (penyebab), hospes (manusia) dan lingkungan. Agen adalah suatu faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit, seperti faktor biologi, kimiawi, fisik, mekanik atau psikologis misalnya virus, bakteri, jamur atau cacing., senyawa kimia bahkan stress. Hospes adalah makhluk hidup yaitu manusia atau hewan yang dapat terinfeksi oleh agen, sedangkan lingkungan adalah faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan yang kumuh, lingkungan kerja yang tidak nyaman, tingkat sosial ekonomi yang rendah, fasilitas pelayanan kesehatan. Keperawatan Komponen yang terakhir dalam paradigma keperawatan ini adalah konsep keperawatan. Ada beberapa definisi keperawatan menurut tokoh tokoh dibawah ini : Florence Nightingale 1895 Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk beraktivitas. Faye Abdellah (Twenty one nursing problems,1960) Keperawatan adalah bentuk pelayanan kepada individu dan keluarga, serta masyarakat dengan ilmu dan seni yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dimilki seorang perawat untuk membantu manusia baik dalam keadaan sehat atau sakit sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Virginia Henderson (Fourteen Basic needs, 1960) Fungsi yang unik dari perawat adalah memabntu individu sehat ataupun sakit untuk menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya sehingga individu tersebut mampu melaksanakan aktivitas sehari harinya, sembuh dari penyakit atau meninggal dengan tenang. Dorothy E. Johnson (Behavioral System Theory, 1981) Keperawatan adalah seperangkat tindakan tindakan yang memiliki kekuatan untuk melindungi kesatuan atau integritas prilaku klien berada pada level yang optimal untuk kesehatannya. Imogene King (Goal Attainment Theory, 1971, 1981) Keperawatan adalah proses aksi dan interaksi, untuk membantu individu dari berbagai kelompok umur dalam memenuhi kebutuhannya dan menangani status kesehatannya pada saat tertentu dalam suatu siklus kehidupan. Madeleine Leininger (Transcultural Care Theory, 1984) Mempelajari seni humanistic dan ilmu yang berfokus pada manusia sebagai individu atau kelompok, kepekaan terhadap kebiasaan, fungsi dan proses yang mengarah pada pencegahan ataupun prilaku memelihara kesehatan atau penyembuhan dari penyakit. Martha Roger (Unitary Human Beings, an energy field, 1970) Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan dan rehabilitasi penderita sakit dan penyandang cacat. Dorothea Orem (Self care theory, 1985) Pelayanan yang bersifat manusiawi yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan manusia untuk merawat diri, kesembuhan dari penyakit atau cedera dan penanggulangan komplikasinya sehingga dapat meningkat derajat kesehatannya. Callista Roy (Adaptation Theory, 1976, 1984) Tujuan keperawatan adalah meningkatkan respon adaptasi dalam menghadapi permasalahan

kesehatannya.

Respon

adaptif

mempunyai

pengaruh

positif

terhadap

kesehatannya.

Kesepakatan Nasional, 1983 Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh daur kehidupan manusia. Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal. Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien. Kiat kiat itu adalah : 1. Caring , menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur unsur karatif yaitu : nilai nilai humanistic altruistik, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain, mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan menerima pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam pengambilan keputusan, prinsip belajar mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr manusia, dan tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi. 2. Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan kliennya. 3. Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa nyaman klien. 4. Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya. 5. Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994) 6. Helping artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya 7. Believing in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya. 8. Learning artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya. 9. Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya. 10. Listening artinya mau mendengar keluhan kliennya 11. Doing artinya melakukan pengkajian dan intervensi keperawatan serta mendokumentasikannya 12. Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas klien. 13. Accepting artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain Sebagai suatu profesi , keperawatan memiliki unsur unsur penting yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon manusia sebagai fokus telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan kurang perawatan diri merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat tuntutan akan kemandirian atau kurangnya kemampuan. Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik atau kegiatan praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan (Susan, 1994 : 80). Falsafah dalam keperawatan : Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan Keperawatan memandang manusia secara holistic Pelayanan keperawatan diberikan secara humanistic, menghargai dan menghormati martabat manusia,

memberi perhatian pada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi setiap manusia Universal Pelayanan memandang klien sebagai partner aktif Pelayanan keperawatan ditujukan untuk : Mempertahankan kesehatan Meningkatkan kesehatan Menolong klien untuk mengatasi secara tepat masalah yang dihadapinya. Tujuan pelayanan keperawatan adalah untuk : Mencapai kemandirian klien dalam meningkatkan status kesehatan secara optimal dengan pencegahan sakit dan peningkatan keadaan sehat. Pelayanan keperawatan diberikan kepada pasien/klien : Adanya kelemahan fisik dan mental, Adanya keterbatasan pengetahuan Kurangnya kemampuan Kurangnya kemauan dalam melaksanakan kegiatan secara mandiri. Pelayanan keperawatan juga ditujukan kepada penyediaan pelayanan kesehatan utama dalam usaha mengadakan perbaikan system pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan setiap orang mencapai hidup sehat dan produktif Keperawatan mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia serta mempelajari berbagai upaya untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut. Hubungan konsep teori paradigma dengan falsafah keperawatan : Falsafah keperawatan adalah filosofi atau dasar yang masih bersifat abstrak dalam menjelaskan suatu konsep dalamkeilmuan termasuk dalam keperawatan. Sedangkan paradigma sudah mulai merupakan suatu penjabaran terhadap apa yang terkandung didalam filosofi keperawatan, sehingga paradigma keperawatan dapat dijadikan suatu cara perawat memandang permasalahan yang ada dalam disiplin keperawatan. Pelayanan keperawatan berpedoman pada : Etika keperawatan Standar keperawatan Proses keperawatan Berfokus pada klien Berada dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab keperawatan Dikelola secara professional BAB III PENUTUP Kesimpulan Manusia sebagai paradigma keperawatan : Memiliki karakteristik biokimiawi, fisiologis, interpersonal, dan kebutuhan dasar hidup yang selalu berkembang. Perkembangan tersebut terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang mampu memenuhi kebutuhan dirinya atau berbagi pengalamannya. Memiliki kehidupan seimbang sebagai sarana pertahanan dan pengekalan diri dan selalu berupaya untuk mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Keperawatan sebagai paradigma : Keperawatan merupakan suatu instrumen pendidikan yang memfasilitasi kedisiplinan. Tujuan keperawatan adalah memfasilitasi kesehatan individu berdasarkan prinsip prinsip keilmuan. Aktivitas keperawatan diarahkan untuk membantu klien mencapai kompetensi intelektual dan interpersonal Asuhan keperawatan untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan memulihkan

penyakitnya. Keperawatan sebagai ilmu dan kiat yang memiliki dimensi pengetahuan dasar dan terapan Fokus aktifitas keperawatan adalah masalah yang berhubungan dengan respon manusia terhadap kesehatan aktual ataupun potensial, yang mencerminkan ruang lingkup aktivitas keperawatan dan kemandirian dalam proses diagnosis, tindakan, pendidikan dan riset. Kesehatan sebagai paradigma keperawatan : Sehat adalah simbol perkembangan kepribadian dan proses kehidupan manusia yang berlangsung secara terus menerus menuju kehidupan yang kreatif dan konstruktif. Prilaku sehat adalah prilaku yang memfasilitasi pemenuhan kebutuhan, kepuasan, kesadaran diri dan integrasi pengalaman yang berarti, misalnya pengalaman sakit. Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina dan mempertahankan hubungan saling percaya guna memenuhi kebutuhan klien. Lingkungan sebagai paradigma keperawatan : Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan Terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit dan meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien. Saran Seseorang yang sudah memiliki komitmen menekuni profesi keperawatan seyogyanya memahami dengan benar paradigma keperawatan sebagai acuan dalam bertindak , berfikir dan bersikap. Pemaparan paradigma keperawatan dalam tulisan ini amatlah terbatas untuk itu dianjurkan bagi pembaca untuk mengkaji lebih jauh mengenai paradigma keperawatan ini dari buku sumbernya
DIPOSKAN OLEH APRILI A PADA 02:00

LABEL: DWI APRILIANTI / 32 / S1 KEPERAWAT AN / STIKES KARYA HU SADA PARE KEDIRI / 2 010-2011

Anda mungkin juga menyukai