b. Rendah Hati (humility), adalah pemikir yang kritis akan merasa dan mengakui tidak tahu
apa-apa. Mereka akan berusaha mencari informasi baru dan berpikir ulang untuk mengambil
suatu kesimpulan.
c. Berani (courage), adalah menunjukan sikap berani dari seorang perawat karena ia tahu dan
ia melakukannya dengan benar.
f. Empati (empathy), keadaan mental yang membuat seseorang merasa dirinya dalam
keadaan perasaan atau pikiran yang samadengan orang atau kelompok lain.
h. Eksplorasi pikiran dan perasaan (exploring thought and feelings), meskipun antara
pemikiran dan perasaan berbeda, namun pada kenyataan keduanya tidak dapat dipisahkan.
Semua perasaan dapat didasari oleh beberapa pemikiran dan semua pemikiran dapat melibatkan
perasaan (emosi).
2. Standar/karakteristik berpikir kritis
a. Standar Intelektual :
1) Rasional dan memiliki alasan yang tepat. Berpikir kritis dilakukan oleh seseorang karena
ada alasan dan rasional yang tepat dari suatu keadaan, bukan berdasarkan dugaan.
2) Reflektif. Memfokuskan masalah dan mengumpulkan data serta fakta sesuai dengan
permasalahan secara lengkap sebelum mengambil keputusan.
3) Menyelidiki. Selalu mengkaji permasalahan lebih dalam lagi sampai permasalahan yang
ada terlihat secara jelas dengan banyak pertanyaan.
4) Otonomi berpikir. Dilakukan seseorang tanpa pengaruh dari orang lain, hanya
berdasarkan hasil analisis, dan pengambilan keputusan dilakukan oleh dirinya sendiri.
5) Kreatif. Harus memiliki kemampuan untuk menggunakan suatu konsep ataupun teori
pada suatu keadaan yang berbeda.
b. Standar Profesional :
Patokan yang dipakai pada suatu profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalaninya. Dalam hal ini, keperawatan memiliki kode etik keperawatan dan standar praktik
asuhan keperawatan.
Daftar pustaka :
Maryam, R.Siti, S.Kep.,Ns. Santun Setiawati, S.Kep,. Ns. Mia Fatma Ekasari,
S.Kep.,2008. Buku Ajar Berpikir Kritis dalam Proses Keperawatan. Jakarta ; EGC