Disusun Oleh :
P07220216027
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur hanya milik Allah SWT, Karena berkat rahmat, karunia
serta hidayah-Nya Tim Penulis dapat menyelesaikan makalah mata ajar Konsep
Dasar Kegawatdaruratam ini.
Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari beberapa pihak yang
ikhlas bersedia meluangkan waktunya untuk membantu Penulis. Maka pada
kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dosen pengajar
2. Orangtua tercinta yang selalu memberikan dorongan dan bantuan baik berupa
materil maupun moril yang tidak ternilai harganya.
3. Teman-teman Tingkat III D4 Keperawatan yang senantiasa memberikan
semangat dan dorongan selama penulisan Makalah ini.
4. Semua pihak yang telah ikut membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan Makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan Makalah ini.Semoga Makalah ini dapat berguna bagi Penulis,
pihak-pihak yang telah membantu dan kepada siapa saja yang ingin
memanfaatkannya sebagai referensi keilmuanya. Amiin.
Samarinda, 19
Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
i
menyebabkan asuhan keperawatan menjadi terfragmentasi dan terisolasi pada
masalah fisik dan mekanik dan 2 terabaikannya nilai-nilai filosofis keperawatan
yang lebih menekankan pada aspek holistik dan humanistik. Disamping itu,
perawatan menjadi lebih terbatas pada pasien secara individu ketimbang melihat
pasien sebagai satu kesatuan atau bagian yang tak terpisahkan dari keluarga, yang
juga memiliki kebutuhan akan keperawatan.
ii
disembuhkan, namun klien dan keluarganya merasakan kepuasan akan layanan
keperawatan yang diberikan. Makalah ini bertujuan menyajikan kajian-kajian
tentang konsep dan nilai-nilai keperawatan holistik, serta upaya-upaya yang bisa
dilakukan dalam menerapkan nilai-nilai tersebut ke tatanan praktik keperawatan
khususnya di area keperawatan kritis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian holistik care?
2. Bagaimana sejarah holistik care?
3. Bagaimana perawatan holistik care itu?
4. Bagaimana karakteristik pasien di unit perawatan kritis?
5. Bagaimana perawatan holistik dan model sinergi di unit perawatan kritis?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian holistik care
2. Untuk memahami sejarah holistik care
3. Untuk memahami perawatan holistik care
4. Untuk mengetahui karakteristik pasien di unit perawatan kritis
5. Untuk mengetahui perawatan holistik dan model sinergi di unit perawatan
kritis
iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. HOLISTIC CARE
1. Pengertian Holistic Care
Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and
healthy. Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat,
dan seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual,
moral, imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang
dimaksud bukan hanya phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually.
Pengobatan Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan Konsep
Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah
yang ilmiah, serta ilahia yang mana.
Tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat Kompleks,
dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis
terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi
fungsi yang lainnya.
Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak terpisahkan, sebagaimana dikenal
bahwa : Didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan juga sebaliknya
jiwa yang sehat dapat membentuk raga yang sehat.., Dan Pembentukan Jiwa yang
sehat adalah dengan berserah diri secara penuh dan ikhlas kepada Sang Pencipta
dan Penguasa Jagat Raya, yang memiliki segala sesuatu, dan penentu segala
sesuatu, Allah SWT. Pengobatan Holistic terpadu, memiliki perbedaan konsep
yang sangat nyata dengan Konsep Kedokteran (Konvensional), Konsep
Konvensional lebih lebih menekankan kepada tindakan seperti pemberian obat-
obat kimiawi, dan tindakan rekayasa fisik dengan pembedahan/ operasi, dll,
sementara pengobatan holistic lebih menekankan membangkitkan system imun
pasien, dan memperbaiki secara menyeluruh dari factor pencetus penyakit (akar
permasalahan penyakit), sehingga definisi kesembuhan cenderung Permanen
(tidak kambuh lagi), sedangkan yang konnvensional pada umumnya bersifat
1
tindakan sementara (kambuhan) sehinnga sampai ada istilah Pasien Langgangan
Dokter.
3. Perawatan Holistic
Semua bentuk praktik keperawatan yang tujuannya adalah membantu
kesembuhan seseorang secara menyeluruh. Perawat melihat pasien sebagai
manusia secara total dimana ada keterkaitan antara tubuh, pikiran, emosi,
sosial/budaya, spirit, relasi, konteks lingkungan.
Asuhan keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien secara
total yang mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan
spiritual seseorang. Perawat perlu mempertimbangkan respon pasien terhadap
penyakitnya dan mengkaji tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan dirinya. Perawat harus menjadi teman yang mendukung dan
memotivasi pasien, mendorong pasien agar pasien memahami arti kehidupan.
Dimensi hubungan antara bio- psiko- sosial dan spiritual seseorang.
2
Dimensi pemahaman bahwa seseorang merupakan satu kesatuan secara utuh tanpa
bisa dipisahkan.
- NILAI UTAMA PERAWATAN HOLISTIK
1. Filosofi dan Pendidikan.
Menekankan bahwa asuhan yang holistik didasarkan pada suatu kerangka
filosofi dan pengetahuan.
2. Holistik Etik, Teori Keperawatan dan Riset.
Menekankan bahwa asuhan yang professional didasarkan pada teori,
diinformasikan oleh penelitian dan didasarkan oleh prinsip etik sebagai petunjuk
praktik yang kompeten.
3. Holistik Nurse Save Care.
Keyakinan bahwa perawat harus terlibat dalam perawatan diri untuk
meningkatkan kesehatan dan kesadaran pribadi sehingga perawat dapat melayani
orang lain sebagai suatu alat sebagai proses penyembuhan seseorang.
4. Holistic Communication, Therapeutic Environment and Cultural Competency.
Menekankan pada perkembangan untuk memanfaatkan penkajian dan asuhan
terapeutik yang mengacu pada pola, masalah dan kebutuhan klien dan suatu
lingkungan yang mendukung proses penyembuhan pasien
3
Perubahan-perubahan fungsi normal akibat dari perkembangan penyakit,
obat-obat sedatif, alat-alat bantu termasuk ventilator mekanik, dapat berkontribusi
terhadap kemungkinan perubahan status mental pasien (Urden, Stacy, & Lough,
2006). Gangguan tidur dan rangsangan yang berlebihan dari lingkungan dapat
juga memperberat kemampuan kognitif pasien untuk memahami informasi,
belajar, membuat keputusan, dan beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Hal
ini berdampak pada ketentuan pengambilan keputusan, misalnya “informed
consent”, yang tidak mungkin dilakukan oleh pasien sendiri, dan biasanya
diwakili oleh keluarga terdekat.
- Ancaman kematian
- Ancaman bisa bertahan hidup namun dengan masalah sisa atau keterbatasan
akibat penyakit
- Kurang tidur
4
- Kecemasan
- Distress spiritual
Berat ringannya efek stressor tersebut dan respon pasien yang dimunculkan,
akan sangat tergantung pada faktor-faktor:
5
Nilai “presence” atau menghadirkan diri secara utuh untuk membantu pasien,
merefleksikan salah satu aspek dari caring dalam keperawatan. Caring juga dapat
meliputi mengidentifikasi masalah pasien secara dini, memutuskan dan
melaksanakan intervensi yang tepat yang didasarkan pada pemahaman terhadap
pengalaman pasien sebelumnya, aspek keyakinan dan budaya pasien, pola
perilaku, perasaan, dan kecenderungan pasien. Penelitian yang dilakukan Jenny
dan Logan (1996) mengungkap perilaku caring perawat menurut pasien adalah
diantaranya mengurangi ketidaknyamanan, pembelaan (advocacy), member
dukungan (encouragement), dan menghormati pasien sebagai individu yang unik.
Seni dari caring memerlukan keterampilan dalam komunikasi dan hubungan
interpersonal, komitment peribadi, dan kemampuan untuk menjalin hubungan
saling percaya.
- Percaya diri
- Mencintai pekerjaan
- Berjiwa humor
- Terorganisir
6
- Baik dalam bertutur/menggunakan bahasa
- Menyenangkan/memberikan kenyamanan
- Kontak emosional
Disamping atribut skill interpersonal, ada atribut berpikir kritis yang menurut
pasien penting dimilki oleh seorang perawat kritis, diantaranya:
7
Meskipun setiap pasien dan keluarga memiliki keunikan, namun. mereka
memiliki kesamaan kebutuhan dan pengalaman dalam suatu rentang continuum
dari rendah ke tinggi. Semakin berat gangguan pasien, semakin kompleks
permasalahan yang dialami pasien. Praktik keperawatan ditentukan oleh
kebutuhan pasien dan keluarga. Asuhan keperawatan merupakan refleksi
perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga. Model sinergi berfokus pada
kontribusi unik dari keperawatan terhadap asuhan pasien dengan menekankan
pada peran professional perawat. Ada 8 karakteristik pasien dan 8 kompetensi
perawat yang bersinergi dalam suatu rentang continuum dari competent ke ahli,
serta mencerminkan hubungan yang harmonis antara pasien dan keluarga, dan
pasien dan perawat. Model
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
Bell, L.,(2008). AACN Scope and Standards for Acute and Critical Care
Nursing Practice. American Association of Critical-Care Nurses
Frisch, N.C. (2009). Standard for holistic nursing practice: A way to think
about our care that includes complementary and alternative modalities.
Hess, D., Bark, L.A., & Southard, M.E. (2007). White Paper: Holistic Nurse
Coaching. AHNA Holistic Nurse Coach Task Force Members
Hudak, C.M, & Gallo, B.M (1994). Critical care Nursing: A Holistic
Approach. Philadelphia: JB Lippincott Company
10