Anda di halaman 1dari 15

ANALISA JURNAL CARING

DENGAN TEORI SIMON ROACH

KELOMPOK IV :

1. ERNI KARYUNIATI (201912116)


2. JULIUS PINTO BARUS (201912121)
3. MARTINI DEWI (201912126)
4. RONITA H.L SIHOMBING (201912133)
5. YOSEFHA CHINTYANI (201912139)

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SINT CAROLUS


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN JALUR B
JAKARTA
2020/2021
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...................................................................................................1

BAB II. TINJAUAN TEORI


A. Defenisi Caring.....................................................................................................2
B. Kategori 6C Teori Caring Simon Roach...............................................................2
C. Hubungan Antara Keperawatan Dan Caring.........................................................4

BAB III. PEMBAHASAN


ANALISA JURNAL

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................................13
B. Saran......................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan dan caring merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Caring
menggambarkan inti dari praktik keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kepedulian dalam pencapaian pelayanan keperawatan yang lebih baik dan membangun
struktur sosial yang lebih baik (American Association of Colleges of Nursing, 2008;
Meidiana Dwidiyanti, 2007; Potter Patricia & Anne Perry, 2009).
Perawat mempunyai tugas untuk memberikan caring kepada pasien, yang dapat
terwujud dengan perawat memberikan empati, dukungan, simpati kepada pasien. Perilaku
caring dalam keperawatan sangat diperlukan, tetapi belum semua perawat melayani
pasien dengan caring. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik
yang di selenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk
melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan upaya kesehatan
penunjang. Perawat yang yang bekerja di ruang rawat inap sering kali mengalami stres
akan mengalami kehilangan motivasi, kejenuhan yang berat dan tidak masuk kerja lebih
sering, sehingga ini akan berdampak pada penurunan kualitas kerja terutama terhadap
perilaku caring yang ditunjukkan oleh perawat terhadap pasien, khususnya bagi perawat
yang berada di Instalasi rawat Inap yang menghadapi berbagai macam keluhan pasien.
Perilaku caring perawat sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan karena hal ini
dapat mempengaruhi kepuasan pasien.
Sehingga kami sebagai kelompok akan membahas 3 jurnal ,menganalisa isi jurnal
tersebut sudah masuk dalam kategori 6C teori caring Simon Roach. Dengan demikian
kita mampu menanamkan dalam hati dan perilaku untuk mampu mengaplikasikan saat
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengertian dari caring sbb:
1. Mengetahui kategori 6C Teori caring menurut Simon Roach
2. Mengetahui hubungan antara keperawatan dan caring
3. Menganalisa 3 sumber jurnal yang terkait dengan teori caring Simon Roach

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI CARING
Caring diartikan dalam bahasa indonesia yaitu peduli. Nilai caring (kepedulian)
dianggap banyak orang sebagai inti dalam keperawatan. Caring atau Kepedulian
didefinisikan sebagai memiliki kepedulian atau memperhatikan orang lain dan
dikonseptualisasikan sebagai sifat manusia,  suatu prinsip yang berasal dari dalam budi
seseorang yang mana mendorongnya untuk bertindak dalam hubungan interpersonal antar
perawat, dan intervensi terapeutik. (Creasia & Parker 2001).
Leininger (1991, dalam Blais dkk 2007) menyatakan bahwa caring penting untuk
tumbuh kembang dan kelangsungan hidup manusia. Caring berfungsi untuk memperbaiki
atau meningkatkan kondisi dan cara hidup manusia yang menekankan pada aktivitas yang
sehat dan memampukan individu dan kelompok berdasarkan budaya. Perilaku caring
mencakup memberi kenyamanan, kasih sayang, perhatian, memfasilitasi coping, empati,
memandirikan, perilaku membantu, cinta, pengasuhan, perilaku menstimulasi,
pertolongan, dukungan, pengawasan, kelembutan, tindakan konsultasi kesehatan,
tindakan intruksi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku caring juga meliputi
menghormati klien, memberikan sentuhan pada klien, kehadiran dan membina kedekatan
dengan klien
Caring menurut Simon Roach, peduli adalah cara hidup manusia. peduli dari hati
merupkan pendeketan baru untuk peran pengasuhan untuk merawat orang lain dan Tetap
pada spiritualitas sebagai sebuah pencarian personal untuk menjadi berarti, menyadari
keseluruhan jiwa, mencari tujuan, dan memahami spirit sebagai yang menghidupkan
esensi pada hidup.

B. KATEGORI 6C TEORI CARING SIMON ROACH

Simone roach mengemukakan bahwa kepedulian adalah pandangan terhadap aturan,


prinsip dan norma yang mengatur perilaku profesional dalam cara merawat yang terbaik
(1987).

2
Kategori caring 6C menurut Simone Roach :

1. Compassion (Kasih Sayang)


Perawat menujukan Kasih sayang, sikap peduli dan emphati terhadap orang lain yang
dirawat dan ikut berpartisipasi dalam pengalaman orang sehingga dapat menghayati
kondisi orang lain. Membatu menyemangati dan memberi dukungan kepada
seseorang ketika mengalami kesedihan,ketakutan,kecemasan, dan kebinguangan
untuk dapat bertahan menghadapinya.

2. Competence ( kompetensi)
Seorang Perawat profesioal harus memilikipengetahuan, keterampilan, energi,
motivasi , penilaian, dan pengalaman yang diprlukan untuk merespon dengan tepat
dan secara profesional kepada orang lain. Sehingga perawatan dan perhatian dapat
dipahami sebagai pola tindakan yan tepat. Hubungan antara perawat dan pasien sangat
erat dalam melakukan asuhan keperawatan.

3. Confidence (kepercayaan diri atau keyakinan)


Seorang perawat harus memliki kepercayaan diri dalam memberikan asuhan
keperwatan. Kepercayaan diri adalah bentuk tindakan integritas memberikan
kepecayaan, harapan dan keberanian. Dengan sikap peduli dan mempunyai
kompetensi akan menumbukan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien
tanpa ketergantungan. Mengkomunikasikan dan menghormati kebenaran tanpa
pelanggaran, ketidakberdayaan seseoarang

4. Conscience (suara hati / hati nurani)


Perilaku seorang perawat dilakukan sesuai hati urani yang memiliki nilai moral dari
dalam dirinya sehingga menanmkan sikap saling menghargai dan rendah hati . Dalam
menerapkan prinsip-prinsip moral harus bertaggung jawab atas apa yang dilakukan
sesuai kode etik dalam keperawatan.

5. Commitmen (komitmen)
Komitmen adalah tanggung jawab terhadap pemenuhan janji dan dalam mewujudkan
fungsi dan etika. Perawat berkomitmen pada dirinya sendiri dalam memberikan

3
layanan kepada masyarakat. Bersikap peduli terhadap orang lain dalam hubungan
keperawatan.
Melaksanakan kewajiban tanpa bebn dan bertanggung jawab.
6. Comportment (penampilan)
Mencerminkan sikap, cara bertindak , berkomunikasi yang baik dengan orang lain
dan Cara bepenampilan seperti berpakaian sehingga terjalin sikap saling
menghormati , penghargaan dan respek pada pasien.

C. HUBUNGAN ANTARA KEPERAWATAN DAN CARING


Menurut Griffin (1983), Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak
terpisahkan dan pada saat yang sama mengindikasikan bahwa beberapa aktivitas praktik
dilakukan dalam proses caring di lingkungan keperawatan yang membagi konsep caring
ke dalam dua domain utama yaitu:
1. konsep caring berkenaan dengan sikap dan emosi perawat
2. konsep caring yang terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat
melakukan fungsi keperawatannya.
Caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal yang mengharuskan
perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan
menyampaikan ekspresi emosi tertentu ke klien meliputi membantu , menolong, dan
melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi hubungan
antara perawat dan pasien.

Pemberian pelayanan keperawatan yang didasari oleh perilaku caring perawat mampu
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penerapan caring yang diintegrasikan
dengan pengetahuan biofisikal dan pengetahuan mengenai perilaku manusia akan dapat
meningkatkan kesehatan individu dan memfasilitasi pemberian pelayanan ke pada pasien.
Alligood (2006).

Caring yang dilakukan dengan efektif dapat mendorong kesehatan dan pertumbuhan
individu. Selain itu perilaku caring perawat memberi pengaruh dalam pelayanan yang
berkualitas pada pasien. (Prompahakul, Nilmanat& Kongsuwan, 2011).

4
BAB III
PEMBAHASAN

Analisa Jurnal

1. Upaya peningkatan caring perawat terhadap kepuasan pasien diruang rawat inap rs
permata medika semarang (niken sukesi,2013)
 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan caring perawat dengan
kepuasan pasien.
 Metode Penelitian
jurnal ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan
penelitian cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 52 pasien yang diambil
dengan total sampling pada periode April 2012.
 Populasi
Populasi penelitian adalah Hasil analisis hubungan antara lama hari rawat dengan
kepuasan pasien menunjukkan bahwa lama hari rawat > 3 hari lebih. hasil analisis
hubungan antara caring perawat dengan kepuasan pasien menurut persepsi pasien
diperoleh bahwa perawat yang caring memberikan kepuasan tinggi sebanyak 65,2%,
sedangkan perawat yang kurang caring diperoleh hasil kepuasan lebih rendah (27,6%).
Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kemampuan caring
perawat dengan kepuasan pasien
 Hasil
Hasil penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis bivariat menunjukkan adanya
hubungan antara caring perawat dengan kepuasan pasien (p= 0,015; α 0,05). Perawat yang
caring mempunyai peluang 4,92 kali untuk memberikan kepuasan pasien dibanding yang
kurang caring. Perilaku caring perawat dijadikan penilaian kinerja untuk memenuhi
kepuasan pasien.

Hubungan umur pasien dengan Kepuasan Pasien.


Hasil analisis hubungan antara umur dengan kepuasan pasien diperoleh bahwa paisen yang
umurnya kurang dari 30 tahun yang mempersepsikan puas 46,7% dan pasien yang
umurnya diatas 30 tahun yang mempersepsikan puas 40,9%. Hasil uji statistik

5
menunjukkan tidak ada hubungan antara umur pasien dengan kepuasan pasien (p=0,896; α
0,005).
Hubungan jenis kelamin pasien dengan Kepuasan Pasien.
Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin pasien dengan kepuasan pasien menunjukkan
bahwa pasien laki-laki yang mempersepsikan kepuasan lebih tinggi (46,2%) dibandingkan
wanita (42,3%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan jenis kelamin dengan
kepuasan pasien (p=1; α 0,05).

Hubungan pendidikan pasien dengan kepuasan pasien


Hasil analisis hubungan pendidikan pasien dengan kepuasan pasien menunjukkan bahwa
pasien berpendidikan rendah yang mempersepsikan kepuasan pasien lebih tinggi (47,2%)
dibandingkan pasien yang berpendidikan tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada
hubungan antara pendidikan dengan kepuasan pasien (p=0,727; α 0,05).

Hubungan lama dirawat dengan kepuasan pasien.


Hasil analisis hubungan antara lama hari rawat dengan kepuasan pasien menunjukkan
bahwa lama hari rawat > 3hari lebih mempersepsikan kepuasan (50%) dibandingkan
dengan lama hari rawat 1-3 hari (42,1%).

Hubungan caring dengan kepuasan pasien


Hasil analisis hubungan antara caring perawat dengan kepuasan pasien menurut persepsi
pasien diperoleh bahwa perawat yang caring memberikan kepuasan tinggi sebanyak
65,2%, sedangkan perawat yang kurang caring diperoleh hasil kepuasan lebih rendah
(27,6%). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kemampuan
caring perawat dengan kepuasan pasien (p=0,015; α 0,05). Berdasarkan nilai OR, dapat
disimpulkan bahwa perawat yang perilaku caring mempunyai peluang 5 kali untuk
memberikan kepuasan pasien dibanding perawat yang berperilaku kurang caring (CI 95%;
OR=4,922).

 Teori dan Pembahasan


Kepuasan pasien terhadap pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan kepuasan
akan mutu pelayanan yang diberikan tenaga perawat terhadap pasien selama dirawat
dirumah sakit. Pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien merupakan

6
bentuk pelayanan profesional yang bertujuan untuk membantu klien dalam pemulihan dan
peningkatan kemampuan dirinya memalui tindakan pemenuhan kebutuhan klien secara
komprehensif dan berkesinambungan sampai klien mampu untuk melakukan kegiatan
rutinitasnya tanpa bantuan (Nurachmah, 2001).
Perawat dalam meningkatkan asuhan keperawatan untuk kebutuhan rasa aman pasien
hendaknya menerapkan penggunaan caring. Caring merupakan inti atau fokus dalam
keperawatan sebagai bentuk praktik keperawatan profesional.caring menekankan pada
keteguhan hati, kemurahan hati, janji, tanggung jawab, yang mempunyai kekuatan atau
motivasi untuk melakukan upaya memberi perlindungan dan meningkatkan martabat
klien. Perilaku caring yang bersifat fisik atau kebiasaan saja tentunya tidak sesuai dengan
tuntutan paradigma dunia kesehatan terutama di RS Permata Medika Semarang. Rumah
Sakit ini bertekad menjadi institusi kesehatan masyarakat yang memberikan pelayanan
kesehatan secara profesional. Rumah Sakit ini berupaya menjadi mitra masyarakat di
dalam melayani kebutuhan dan pelayanan kesehatan.
Jika teori diatas dikaitkan dengan teori 6 C Simone Roach dimana kasih sayang serta
rasa peduli tersebut tercermin pada point Compassion (Kasih Sayang) yaitu pada teori
jurnal kemurahan hati. Pada point Competence ( kompetensi) yaitu pada teori jurnal
pelayanan kesehatan secara profesional. Pada point Confidence (kepercayaan diri atau
keyakinan) yaitu pada teori jurnal janji, rasa aman, dan tanggung jawab. Pada point
Conscience (suara hati / hati nurani) yaitu pada teori jurnal rasa aman, tanggung jawab,
keteguhan hati, kekuatan atau motivasi untuk melakukan upaya memberi perlindungan dan
meningkatkan martabat klien. Pada point Commitmen (komitmen) yaitu pada teori jurnal
tanggung jawab, kekuatan atau motivasi untuk melakukan upaya memberi perlindungan
dan meningkatkan martabat klien.
Pada point Comportment (penampilan) yaitu pada teori jurnalmemberikan pelayanan
kesehatan secara profesional dan meningkatkan martabat klien. Perilaku caring perawat
dijadikan penilaian kinerja untuk memenuhi kepuasan pasien.

2. Perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap (Diah Fitri Purwaningsih,
2018)
 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meengetahui perilaku caring perawat pelaksana di ruang
rawat inap.

7
 Metode Penelitian
Jurnal ini menggunakan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, Teknik sampling
dalam penelitian ini adalah non probalility sampling dengan teknik pengambilan sample
consecutive sampling yaitu suatu metoda pemilihan sampel yang dilakukan dengan
memilih semua individu yang ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan sampai jumlah
sampel yang diinginkan terpenuhi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
perilaku caring perawat Sampel dalam penelitian ini adalah 19 responden.
 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap.
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2014). Sampel dalam penelitian ini adalah 19 responden.
 Hasil
Penelitian ini menggunakan sampel dengan jumlah sampel 19 perawat diruang rawat
inap.frekuensi responden berdasarkan usia dengan jumlah 19 responden didapatkan usia
yang terendah yaitu 23 tahun dan yang tertinggi 50 tahun.Distribusi responden
berdasarkan Jenis Kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu 63,15%. Tingkat
Pendidikan dijelaskan bahwa tingkat pendidikan terbanyak adalah D3 yaitu 78,9%.
Perilaku caring perawat bahwa perilaku caring perawat mayoritas dalam kategori baik
yaitu 57,9%.(baik 11 perawat(57,9%) dan kurang 8 perawat (42,1%).
 Teori dan Pembahasan
Perilaku caring merupakan sikap peduli, menghormati, dan menghargai orang lain.
Caring sangat dibutuhkan dalam tatanan layanan keperawatan, karena caring merupakan
inti dari praktek keperawatanPemberian caring dalam keperawatan dapat meningkatkan
kesembuhan pasien karena pasien merasa terpenuhi kebutuhan fisik, emosi dan spiritual,
pasien merasa nyaman dengan pelayanan perawat. Caring merupakan dasar dari seluruh
proses keperawatan yang menggambarkan kesatuan dari nilai-nilai kemanusiaan yang
secara menyeluruh, caring dapat diwujudkan dengan memberikan perhatian, penghargaan,
tanggung jawab dan bantuan secara ikhlas yang diberikan kepada pasien sebagai manusia
secara utuh. Caring dapat meningkatkan perawat untuk berperilaku humanis terhadap
pasien, dimana mampu memperlakukan pasien sebagai manusia yang harus diperhatikan,
dijaga dan dilayani setulus hati (Muhlisin & Ichsan, 2008; Nursalam, 2011; Sitorus, 2007).
Perawat mempunyai tugas untuk memberikan caring kepada pasien, yang dapat terwujud
dengan perawat memberikan empati, dukungan, simpati kepada pasien

8
Jika teori diatas dikaitkan dengan teori 6 C Simone Roach dimana kasih sayang serta
rasa peduli tersebut tercermin pada point Compassion (Kasih Sayang) yaitu pada teori
jurnal memperlakukan pasien sebagai manusia yang harus diperhatikan, dijaga dan
dilayani setulus hati, perawat memberikan empati, dukungan, simpati kepada pasien, sikap
peduli.Pada point Competence (kompetensi) yaitu pada teori jurnal praktek
keperawatanPemberian caring dalam keperawatan, tatanan layanan keperawatan, tanggung
jawab dan bantuan secara ikhlas yang diberikan kepada pasien sebagai manusia secara
utuh, meningkatkan kesembuhan pasien karena pasien merasa terpenuhi kebutuhan fisik,
emosi dan spiritual,pasien merasa nyaman dengan pelayanan perawat.Pada point
Confidence (kepercayaan diri atau keyakinan) yaitu pada teori jurnal pasien merasa
nyaman dengan pelayanan perawat, tanggung jawab dan bantuan secara ikhlas yang
diberikan kepada pasien sebagai manusia secara utuh. Pada point Conscience (suara hati /
hati nurani) yaitu pada teori jurnal sikap peduli, tanggung jawab, dijaga dan dilayani
setulus hati.Pada point Comportment (penampilan) yaitu pada teori yang menggambarkan
kesatuan dari nilai-nilai kemanusiaan yang secara menyeluruh, dimana mampu
memperlakukan pasien sebagai manusia yang harus diperhatikan, dijaga dan dilayani
setulus hati.

3. Tingkat stres kerja perawat dengan perilaku caring perawat


 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perawat yang yang bekerja di ruang rawat
inap sering kali mengalami stres akan mengalami kehilangan motivasi, kejenuhan yang
berat dan tidak masuk kerja lebih sering, sehingga ini akan berdampak pada penurunan
kualitas kerja terutama terhadap perilaku caring yang ditunjukkan oleh perawat terhadap
pasien, khususnya bagi perawat yang berada di Instalasi Rawat Inap yang menghadapi
berbagai macam keluhan pasien.
 Metode Penelitian
Jurnal Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain Cross Sectional. Sempel
yang di gunakan sebanyak 42 perawat rawat inap dan 42 pasien di ruang rawat inap
dengan teknik pengambilan sampel Total Sampling, data di ambil dengan cara kuesioner.
 Populasi
Populasi penelitian ini adalah Sempel yang di gunakan sebanyak 42 perawat rawat
inap dan 42 pasien di ruang rawat inap

9
 Hasil
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan Terakhir
Perawat. Status Perawat jenis kelamin responden paling banyak adalah wanita yaitu 74%,
usia responden paling banyak adalah 20-30 tahun yaitu 83%, pendidikan responden
sebagian besar adalah AKPER (D3) yaitu 95%, pada RS Islam Malang status perawat
yang bekerja sebagian besar adalah Pegawai Tetap yaitu 76%, sedangkan rata – rata lama
kerja perawat sebanyak lebih dari 3 tahun yaitu 43 % dan jumlah perawat per unit ruangan
sebagian besar berada di rungan Irna Kelas I dan 2 yaitu 41%.
Karakteristik Responden berdasarkan Ringkat stress kerja perawat dan Perilaku
Caring Perawat hasil tenelitian terhadap variable stress kerja menunjukan 61,90% perawat
mengalami stress kerja sedang dan 38,10% perawat mengalami stres kerja sedang. standar
kuanlitatif menunjukan nilai minimum pada perilaku caring perawat yaitu 10, nilai
maksimum 27, mean (rata – rata) sebesar 16,48 median (nilai tengah) 16,00 sedangkan
Std.
Deviation 4,391. Sehingga (table 5) rata– rata perawat yang bekerja di ruangan Istalansi
rawat inap di Rumah sakit Islam Malang 71,43% mengalami perilaku Caring yang kurang
baik.
Karakteristik Responden menurut stress kerja perawat dan perilaku Caring Perawat
Berdasarkan Table 6 ruangan rawat Inap di dapatkan stress kerja sedang dengan perilaku
caring yang kurang baik sebanyak 13 orang pada Irna Kelas I dan II , dan pada Irma Kelas
IIIA responden dengan stress kerja sedang dengan perilaku caring kurang baik ada 6 orang
sehingga adapun dapat di simpulkan bawah perawat di ruang rawat inap rumah sakit islam
malang lebih banyak mengalami stres kerja sedang sebanyak 26 orang perawat, sedangkan
perawat yang mengalami stres kerja ringan hanya terdapat 16 orang Dan sebanyak 12
orang perawat lebih banyak melakukan perilaku caring yang baik sedangkan 30 perawat
melakukan perilaku caring kurang baik. Sedangkan tidak ada perawat yang mengalami
stres kerja berat.

 Teori dan Pembahasan


Kualitas pelayanan kesehatan ditentukan oleh mutu pelayanan keperawatan dengan
peran perawat berdasar Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor: 4/Kep/M.PAN/II/2001 BAB II pasal 4, bahwa tugas pokok perawat adalah
memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan atau kesehatan kepada

10
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam upaya kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam
rangka kemandirian dibidang keperawatan atau kesehatan, yang menjadi salah satu faktor
penentu citra institusi pelayanan kesehatan dimata masyarakat dan menunjukkan
pelayanan keperawatan profesional. Sedangkan dalam mewujudkan suatu perawat
profesional diperlukan kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang
bermutu. (Nurrachamah,2001).
Perilaku caring perawat lebih menekankan pada rasa peduli, hormat dan menghargai orang
lain yang dibantu Untuk meningkatkan pelayanan yang optimal dan berkualitas rumah
sakit melaksanakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Dalam pelayanan rawat inap
pasien di kelompokkan berdasarkan kondisi, status dan golongan yang disebut dengan
klasifikasi pasien.
Tiap klasifikasi pasien dirawat di ruang rawatan yang merupakan central dari kegiatan
pokok dalam proses penyembuhan pasien (Parry Potter, 2004) Setiap orang memiliki
tingkat penyusuaian diri terhadap stres yang berbedabeda. Hal itu disebabkan masing-
masing orang memilki perbedaan atau tuntutan hidupnya sehari-hari sehingga kemampuan
seseorang terhadap stres tergantung dari : Umur, Jenis kelamin, Pekerjaan, status sosial,
emosi, kepribadian dan intelegensi (Hakim, 2010).
Menurut National Safety Council (2003) Penyebab terpenting seseorang menjadi stres
dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu, penyebab organisasional, individual dan
lingkungan. Sedangkan menurut sumber stres kerja berasal dari adanya beban kerja yang
berlebihan, kesulitan berhubungan dengan staf lain, kesulitan terlibat dalam merawat
pasien kritis, berhubungan dengan perawatan dan merawat pasien yang gagal membaik.
Tingginya stres yang dialami perawat dalam bekerja menjadikan perawat jenuh dan bosan,
akhirnya berpengaruh terhadap produktivitas kerja dan penurunan kinerja perawat dan
juga caring dari perawat itu sendiri. Menurut survey PPNI tahun 2007, sekitar 50,9%
perawat yang bekerja di empat propinsi mengalami stres kerja, sering pusing, tidak bisa
istirahat karena beban kerja yang terlalu tinggi dan menyita waktu, serta gaji rendah tanpa
diikuti insentif yang memadai. Tetapi keadaan yang paling mempengaruhi stres perawat
adalah kehidupan kerja (PPNI,2008).
Dari hasil observasi pada Ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Malang Kepala
ruangan mengatakan bahwa adanya beban kerja yang tinggi bagi perawat. Dimana
beberapa perawat mengeluhkan seringnya terjadi keluhan di pasien. Hal ini di dukung
dengan data mengenai keluhan pasien yang ada di Rumah Sakit Islam Malang

11
menunjukan bahwa keramahan, kesabaran,perhatian perawat masih sering dikeluhkan oleh
pasien. Kepekaan, kecepatan dan ketepatan menanggapi permasalahan pasienjuga masih
kurang.
Jika teori diatas dikaitkan dengan teori 6 C Simone Roach dimana kasih sayang serta
rasa peduli tersebut tercermin pada point Compassion (Kasih Sayang) yaitu pada teori
jurnal rasa peduli, Kepekaan, kesabaran, dan perhatian. Pada point Competence
(kompetensi) yaitu pada teori jurnal ketepatan menanggapi permasalahan pasienjuga
masih kurang dan perawat profesional diperlukan kemampuan dalam memberikan asuhan
keperawatan yang bermutu. Pada point Confidence (kepercayaan diri atau keyakinan)
yaitu pada teori jurnal pasien merasa nyaman dengan pelayanan perawat. Pada point
Conscience (suara hati / hati nurani) yaitu pada teori jurnal sikap peduli. Pada point
Comportment (penampilan) yaitu pada teori mewujudkan suatu perawat profesional
diperlukan kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang bermutu, hormat
dan menghargai orang lain yang dibantu Untuk meningkatkan pelayanan yang optimal dan
berkualitas rumah sakit melaksanakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap

12
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari ketiga jurnal yang kami ambil dapat disimpulkan keperawatan dan caring
merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Caring menggambarkan inti dari
praktik keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dalam pencapaian
pelayanan keperawatan yang lebih baik dan membangun struktur sosial yang lebih baik.
Caring merupakan dasar dari seluruh proses keperawatan yang menggambarkan kesatuan
dari nilai-nilai kemanusiaan yang secara menyeluruh, caring dapat diwujudkan dengan
memberikan perhatian, penghargaan, tanggung jawab dan bantuan secara ikhlas yang
diberikan kepada pasien sebagai manusia secara utuh. Perilaku caring perawat sangat
diperlukan dalam pelayanan keperawatan karena hal ini dapat mempengaruhi kepuasan
pasien.

B. SARAN
Terkait dengan analisa jurnal caring dari 3 sumber kelompok kami menyarankan agar semua
perawat harus menanamkan perilaku caring dalam melakukan asuhan keperawatan. Dengan
melakukan Perilaku caring perawat sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan karena hal
ini dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan kenyamanan pasien.

13

Anda mungkin juga menyukai