Anda di halaman 1dari 3

Contoh Argumentasi

Argumentasi tentang Pendidikan


Pendidikan di Indonesia dewasa ini masih tertinggal cukup jauh dengan pendidikan yang berada
di negara-negara lain yang ada di dunia.

Bahkan Indonesia sendiri masih kalah dengan negara jiran kita, yakni Malaysia dan Singapura
dalam bidang pendidikan.

Hal ini dapat disaksikan dari banyaknya penduduk mereka yang memperoleh pendidikan sampai
ke perguruan tinggi.

Sedangkan di Indonesia, jumlah penduduk yang mendapatkan pendidikan saja masih jauh
tertinggal dengan negara lain, apalagi di daerah-daerah tertinggal seperti NTB, NTT, Papua dan
masih banyak lagi daerah lainnya.

Ketertinggalan pendidikan di daerah-daerah tersebut disebabkan karena tidak meratanya


pendidikan di Negara Indonesia. Pemerintah hanya membangun fasilitas pendidikan di daerah
perkotaan, terkhusus pulau Jawa.

Tidak hanya itu, terbatasnya jumlah guru yang ada di daerah tersebut juga ikut menciptakan
semakin jauhnya akses pendidikan yang ada di daerah.

Akhirnya, pendidikan di Indonesia tidak merata serta cenderung tertinggal, sehingga belum
mampu untuk bersaing dengan negara lain yang ada di dunia.

Argumentasi Tentang Lingkungan


Musim kemarau pada tahun ini adalah kemarau terparah dalam kurun 10 tahun terakhir. Hujan
tidak turun selama 6 bulan mengakibatkan tanah dan sumber air menjadi kering. Menurut
BMKG, tahun ini hujan diprediksi akan turun pada bulan depan.

Jika hal itu terjadi, maka bisa dipastikan bahwa kemarau tahun ini bukanlah kemarau yang biasa,
dikarenakan terjadi selama 7 bulan. Sedangkan menurut data yang disampaikan oleh BMKG
tahun lalu, kemarau hanya terjadi selama 5 bulan.

Dengan demikian, petani banyak yang merugi karena gagal panen karena tidak ada air yang
mengairi sawah mereka.

Argumentasi Tentang Sosial Budaya


Perilaku remaja sekarang ini telah menyimpang jauh dari nilai-nilai moral yang berlaku di
masyarakat.

Hal ini karena beberapa faktor, seperti kurang tersaringnya budaya barat yang masuk ke
Indonesia. Budaya-budaya yang masuk tersebut dinilai contoh kehidupan yang baik dan dijadikan
suatu kebiasaan baru oleh kalangan remaja sekarang ini.

Yang patut disayangkan adalah perilaku yang ditiru adalah perilaku buruk dari budaya barat
tersebut, misalnya seks bebas, narkoba dan lain sebagainya.
Faktor kedua yakni kurangnya pengetahuan akan ilmu agama oleh para remaja. Padahal, ilmu
agama sangat penting dan bermanfaat, karena dapat mengontrol diri untuk menghindari suatu
perbuatan yang tercela.

Yang terakhir adalah kurangnya pengawasan dari orang tua. Orang tua sangat bertanggungjawab
terhadap perilaku dan pergaulan anak-anaknya.

Orangtua yang kurang peduli dengan anaknya bisa mengakibatkan mereka merasa tidak disayangi
sehingga mencari rasa sayang itu di luar keluarga yang cenderung mengarah ke dalam negatif dan
tentunya bersifat semu, seperti minum alkohol, club malam, narkoba dan bahkan seks bebas.

Akibatnya perilaku para remaja saat ini tidak mencerminkan budaya luhur bangsa kita dengan
nilai dan norma yang ada.

Argumentasi Tentang Ekonomi

Biaya pendidikan di Indonesia saat ini bisa dikatakan mahal. Walaupun pemerintah sudah
memberikan bantuan, tetapi tetap saja para siswa wajib membayar biaya untuk keperluan sekolah,
seperti seragam, baju, buku, dan lain sebagainya.

Mahalnya biaya pendidikan tersebut tidak hanya pada sekolah dasar saja, tetapi juga sampai di
perguruan tinggi.

Banyak anak yang telah lulus dari SMA lebih memilih untuk bekerja dibandingkan dengan
melanjutkan ke perguruan tinggi. Sehingga pendidikan di Indonesia tidak merata dan hanya
terkonsentrasi pada orang yang mampu.

Sedangkan bagi orang yang kurang mampu, pendidikan tinggi hanya sebuah impian belaka.

Jenis Paragraf Argumentasi


1. Paragraf Argumentasi Sebab-Akibat
Paragraf Argumentasi Sebab-Akibat diawali dengan pendapat yang berupa sebab-sebab dari suatu
permasalahan tertentu yang akhirnya diarahkan pada satu kesimpulan universal dan dinamakan
dengan akibat dari sebab-sebab tersebut.

2. Paragraf Argumentasi Akibat–Sebab


Diartikan sebagai kebalikan dari pengembangan paragraf argumentasi dan berpola sebab–akibat.
Untuk paragraf argumentasi akibat-sebab pengembangannya diawali dari menjabarkan suatu
kondisi dan merupakan efek dari sebuah permasalahan.
JENIS-JENIS KARANGAN ARGUMENTASI
Keraf (2010) membagi karangan argumentasi menjadi dua bentuk, yaitu: (1) karangan
argumentasi induksi, dan (2) karangan argumentasi deduksi. Penjabarannya sebagai berikut.
1)   Karangan Argumentasi Induksi
Karangan argumentasi induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari satu atau
sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi).
Pengertian fenomena-fenomena individual sebagai landasan penalaran induktif sebagai
data-data maupun pernyataan-pernyataan, yang tentunya bersifat faktual, sehingga
induksi dapat bertolak dari fenomena-fenomena yang berbentuk fakta-fakta atau
pernyataan-pernyataan. Simpulan dalam karangan argumentasi induksi mengandung
kemungkinan kebenaran.
2)   Karangan Argumentasi Deduksi
Karangan argumentasi deduksi merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang
bertolak dari suatu proposisi yang sudah ada, baik proposisi umum maupun khusus,
menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Dalam penalaran
deduksi mementingkan suatu proposisi umum dan suatu proposisi yang bersifat
mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan proposisi umum tadi.
Konklusi dalam karangan argumentasi deduksi dapat dipastikan sebagai konklusi yang
benar kalau proposisinya itu mengandung kebenaran. 

Anda mungkin juga menyukai