Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ismiatin

NIM : 858416387
Tugas 1

1. Pendidikan IPS di Indonesia terpilah dalam dua arah yaitu IPS untuk dunia sekolah
dan untuk perguruan tinggi. Apa yang membedakan arah tersebut dan bagaimana
penerapannya dalam pendidikan IPS
2. Uraikan tujuan pendidikan IPS di Indonesia saat ini pada kurikulum 2013 dan
kurikulum merdeka!
3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada semakin pesatnya
pertumbuhan ekonomi di berbagai negara yang mengakibatkan pemborosan sumber
daya alam. Hal tersebut akan menyebabkan berbagai implikasi terhadap sumberdaya
alam atau kualitas lingkungan. Sebutkan implikasi tersebut disertai contoh kasusnya!
4. Hubungan antara individu dan masyarakat dapat dikelompokkan menjadi 3 pendapat
yaitu masyarakat yang menentukan individu, individu yang menentukan masyarakat
serta individu dan masyarakat saling menguntungkan. Jelaskan 3 kelompok hubungan
individu dan masyarakat tersebut disertai contohnya!
5. Keberadaan lembaga sosial sangat penting dalam peri kehidupan masyarakat.
Lembaga sosial tersebut pada dasarnya merupakan suatu sistem nilai dan sistem
norma yang bertujuan untuk mengatur segala perilaku dan tindakan dari setiap
anggota dalam melangsungkan kehidupannya. Berikanlah contoh permasalahan
penyimpangan pelajar saat ini dan jelaskan peran lembaga keluarga, lembaga
pendidikan, lembaga agama, lembaga pemerintah dan lembaga hukum dalam
menyikapi permasalahan penyimpangan tersebut!

JAWABAN

1. Terdapat beberapa hal yang dapat membedakan IPS untuk dunia sekolah dan untuk
perguruan tinggi yaitu salah satunya adalah tujuan dari pendidikannya yang mana
pendidikan IPS di dunia sekolah menunjukkan tujuan pendidikan untuk memberikan
gambaran dasar kepada siswa tentang berbagai aspek sosial dalam kehidupan sehari-
hari sedangkan tujuan pendidikan IPS di perguruan tinggi memiliki tujuan untuk
mengembangan pengetahuan dasar yang telah dimiliki untuk dapat mengatasi
persamasalahan sosial di lingkungan. Penerapannya dalam pendidikan IPS menunjukan
adanya hubungan yang berkelanjutan anatar pendidikan IPS di dunia sekolah dan
pendidikan IPS di perguruan tinggi. IPS merupakan singkatan dari ilmu pengetahuan sosial
yang menunjukkan tentang ilmu yang mengkaji atau membahas mengenai tentang aspek sosial
di dalam kehidupan sehari-hari. IPS merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang dimiliki di
sekolah formal dalam pendidian Indonesia mulai dari sekolah dasar hingga jenjang perguruan
tinggi.
2. Pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dalam kurikulum merdeka digabungkan
menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS), dengan harapan
dapat memicu anak untuk dapat mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu
kesatuan.
3. Implikasi Teoritis atau Implikasi Keilmuan, Jenis implikasi yang pertama adalah
implikasi teoritis/keilmuan. Jenis ini bertujuan untuk mendukung dan menyakinkan
penguji mengenai konstribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam teori-teori yang
digunakan untuk memecahkan masalah dari sebuah penelitian. Implikasi Manajerial,
Jenis implikasi yang kedua adalah implikasi manajerial. Jenis ini berfungsi untuk
mengulas/membahas mengenai kesimpulan atau hasil akhir dari penelitian. Kesimpulan
tersebut harus diperoleh berdasarkan kebijakan yang diterapkan dalam metode penelitian.
Kebijakan diperoleh melalui pengambilan keputusan yang bersifat menyeluruh dan partisipatif
dari seluruh anggota peneliti dengan cara manajerial yang tepat. Implikasi Metodologi, Jenis
yang ketiga ini bersifat opsional dan menyajikan refleksi penulis mengenai metodologi yang
digunakan dalam penelitian. Implikasi metodologi menaruh perhatian terhadap metode
penelitian pada analisis dan hasil analisis. Situasi tersebut menjadi standar metode statistik.
contoh implikasi dalam kehidupan sehari-hari :

a. Keterlibatan masyarakat Jakarta dalam menyebabkan banjir, yaitu sering


membuang sampah ke sungai dan menyebabkan sungai meluap hingga banjir.
b. Seseorang yang usianya lebih mudah wajib menjunjung dan menghormati
orang yang lebih tua.
c. Sebagian mungkin sepakat bahwa aborsi itu salah, namun sebagian juga merasa
bahwa aborsi diperlukan. Tentu saja untuk menghadapi kasus ini diperlakukan
kebijakan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak bermoral.

4. Individu memiliki akal, pikiran, hasrat, dan keinginan, serta perasaan yang dapat
menentukan action dari luar diri dan dari dalam diri individu. Individu mempunyai naluri
bertahan hidup, mencapai kepuasan, dan lain sebagainya. Individu mempunyai jiwa raga yang
mampu membedakan antara individu satu dengan lainnya. Individu mempunyai tingkah laku
maupun perilaku yang unik atau khas yang dapat membedakan antara individu satu dengan
individu lainnya.

5. Contoh Penyimpangan Sosial di Sekolah:

 Membolos sekolah tanpa alasan yang jelas.


 Mencontek saat ujian atau tes sekolah.
 Datang terlambat ke sekolah dengan sengaja.
 Tidak mengerjakan PR dan tugas sekolah yang diberikan guru.
 Melakukan tindak bullying kepada siswa lain.
 Melakukan pemalsuan tanda tangan orang tua pada surat keterangan atau surat
izin.
 Tidak mengikuti upacara bendera saat hari Senin.
 Mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan standar aturan sekolah.
 Ribut atau membuat gaduh saat proses belajar mengajar di kelas.
 Permasalahan umum remaja di sekolah adalah kurangnya disiplin siswa yang
tercermin dari sering terlambatnya siswa masuk sekolah. Melanggar tata tertib
sekolah seperti merokok di lingkungan atau di luar sekolah dan sering
nongkrong di luar pagar sekolah sehingga terlambat masuk kelas. Kurangnya
motivasi siswa untuk belajar yang dicerminkan dari jarangnya siswa membaca
literatur, ketidakamanan siswa pada saat pulang dan pergi sekolah, dan
kesulitan siswa untuk mendapatkan angkutan umum untuk berangkat dan
pulang sekolah.
 Ada beberapa alasan yang menyebabkan remaja melakukan delikuensi
(penyimpangan/kenakalan) di lingkungan sekolah. Sebagaimana disebutkan
Syarifan dalam disertasinya antara lain kepribadian yang belum matang
(immature personality), keturunan (genetis), dan kondisi kehidupan keluarga
yang tidak stabil. Namun dikatakan Syarifan Nurjan gejala-gejala kenakalan
tersebut hampir sulit dijumpai pada lembaga pendidikan Islam, meski pada
kenyataannya pesantren hanya berperan kecil untuk mengurangi perilaku
delikuensi remaja di lingkungan sekolah.
 “Lembaga pendidikan Islam dalam hal ini adalah pesantren, lembaga
pendidikan di bawah organisasi Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama. Para
remaja yang tinggal di lembaga pendidikan Islam termasuk pesantren lebih
dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama dengan baik. Tapi
dalam kenyataannya kehidupan pesantren masih didapatkan pelanggaran santri
seperti merokok, kencan atau pacaran, menginap di luar asrama, pencurian,
dan membolos sekolah,” kata Syarifan dalam sidang disertasinya Sabtu, (15/9).
 Berdasarkan hal tersebut, langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi
delikuensi adalah bagaimana memberikan perlakuan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan. Jalinan hubungan positif dengan lingkungan keluarga, sekolah,
tetangga, taman sebaya, dan menguarangi bentuk-bentuk perilaku delikuensi.
Syarifan mendapat rangkuman itu seusai melakukan peneltian di lembaga
pendidikan Islam (sekolah Muhammadiyah, sekolah Ma’arif, Pesantren
Program Internasional, dan Pesantren Program Nasional) yang ada di
Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa timur.

Anda mungkin juga menyukai