Anda di halaman 1dari 16

PENELITIAN SOSIAL

PENYIMPANGAN SOSIAL ANTAR PELAJAR DI SMA NEGERI

2 SUNGAILIAT

DISUSUN OLEH:

1. M.RIZKY ADIWANGSA

2. SALMA ALZAIDA

3. ADITYA CHANDRA DWI PUTRA

4. ZAKILA ZAZKA RIYANDAH

KELAS: XI.4

GURU PENGAMPU: DOLA LOVYA, S. Sos

SMA NEGERI 2 SUNGAILIAT

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat, fenomena

penyimpangan sosial di kalangan pelajar menjadi sebuah isu yang semakin

mengemuka. SMA Negeri 2 Sungailiat tidak terkecuali dari realitas kompleks ini, di

mana interaksi antar pelajar dapat menciptakan berbagai bentuk penyimpangan sosial.

Penyimpangan tersebut tidak hanya memengaruhi perkembangan individu, tetapi juga

berpotensi merusak keharmonisan lingkungan pendidikan.

Melalui penelitian ini, kita akan menjelajahi fenomena penyimpangan sosial

yang terjadi di SMA Negeri 2 Sungailiat dengan harapan dapat memberikan

pemahaman mendalam tentang akar permasalahan, dampaknya, dan upaya mitigasi

yang dapat diambil. Dalam menggali pemahaman tersebut, kita perlu menyelami

berbagai aspek, mulai dari faktor internal individu hingga faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi perilaku sosial pelajar.

Pentingnya penelitian ini tidak hanya terletak pada pemahaman penyimpangan

sosial itu sendiri, tetapi juga pada upaya pembentukan karakter positif, pembinaan

mental, dan menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk pertumbuhan

dan perkembangan siswa. Dengan merinci dan menganalisis penyimpangan sosial

antar pelajar di SMA Negeri 2 Sungailiat, kita dapat mencari solusi yang relevan dan

berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial di lingkungan

pendidikan ini.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pijakan bagi pihak sekolah, dan

orang tua untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam mengatasi serta

mencegah penyimpangan sosial, sehingga SMA Negeri 2 Sungailiat dapat menjadi

tempat yang aman, nyaman, dan produktif bagi perkembangan integral setiap

pelajarnya.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian ini bertujuan untuk mendalami fenomena penyimpangan sosial yang

terjadi di kalangan pelajar SMA Negeri 2 Sungailiat. SMA Negeri 2 Sungailiat

merupakan sebuah institusi pendidikan menengah atas yang memiliki peran penting

dalam membentuk karakter dan perilaku siswa. Penyimpangan sosial di kalangan

pelajar dapat mencakup berbagai perilaku yang melanggar norma-norma sosial yang

berlaku di masyarakat, seperti penyalahgunaan narkoba, tindakan kekerasan,

perundungan, dan perilaku menyimpang lainnya.

Penyimpangan sosial di kalangan pelajar bukan hanya merupakan masalah

internal sekolah, tetapi juga menjadi perhatian masyarakat luas dan berpotensi

membawa dampak negatif terhadap perkembangan individu dan komunitas. Oleh

karena itu, penelitian ini menjadi relevan untuk menggali akar penyebab dan faktor-

faktor yang memicu penyimpangan sosial di SMA Negeri 2 Sungailiat guna

memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap fenomena tersebut.

Dalam konteks ini, faktor-faktor internal dan eksternal sekolah dapat menjadi

titik fokus penelitian. Faktor internal sekolah mencakup kebijakan pendidikan,

kualitas pengajaran, dan iklim sekolah, sedangkan faktor eksternal melibatkan

pengaruh lingkungan keluarga, teman sebaya, dan media sosial. Dengan memahami

keterkaitan antara berbagai faktor ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
kontribusi dalam mengembangkan strategi dan program intervensi yang efektif untuk

mengurangi tingkat penyimpangan sosial di SMA Negeri 2 Sungailiat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan wawancara

mendalam, observasi, dan analisis dokumen untuk mendapatkan data yang akurat dan

komprehensif. Selain itu, penelitian ini juga akan melibatkan partisipasi aktif dari

berbagai pihak terkait, termasuk siswa, guru, orang tua, dan pihak sekolah, guna

memperoleh sudut pandang yang beragam mengenai penyimpangan sosial di

kalangan pelajar.

Dengan mendalaminya penyimpangan sosial di SMA Negeri 2 Sungailiat,

penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang signifikan

dalam konteks pendidikan dan pengembangan masyarakat. Temuan dari penelitian ini

dapat menjadi dasar bagi pihak sekolah, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk

mengambil langkah-langkah preventif dan intervensi yang lebih efektif dalam

mengatasi penyimpangan sosial di kalangan pelajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang,maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Mengapa Siswa SMA Negeri 2 Sungailat Sering Penyimpangan Sosial Antar

Pelajar?

2. Yang menyebabkan Siswa SMA Negeri 2 Sungailiat Sering Penyimpangan

Sosial Antar Pelajar?


C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan penelitian dari kajian

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Alasan Mengapa Siswa SMA Negeri 2 Sungailat Sering

Penyimpangan Sosial Antar Pelajar

2. Untuk mengetahui Yang menyebabkan Siswa SMA Negeri 2 Sungailiat Sering

Penyimpangan Sosial Antar Pelajar

D. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai penyimpangan sosial antar pelajar di SMA Negeri 2

Sungailiat diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam beberapa

aspek. Pertama, hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi pihak sekolah untuk

merancang dan mengimplementasikan program intervensi yang lebih tepat sasaran.

Dengan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang memicu penyimpangan

sosial, sekolah dapat mengembangkan strategi pencegahan yang lebih efektif,

termasuk peningkatan kualitas pengajaran, pembentukan lingkungan sekolah yang

kondusif, dan promosi nilai-nilai moral dan etika di kalangan siswa. Dengan

demikian, penelitian ini dapat memberikan kontribusi konkret dalam upaya

meningkatkan atmosfer sekolah yang aman dan mendukung pertumbuhan positif

siswa.

Selain itu, manfaat penelitian ini juga dapat meluas ke tingkat masyarakat.

Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi sumber wawasan bagi

orang tua, lembaga pendidikan, dan pihak terkait lainnya dalam upaya meningkatkan

pengawasan dan pendampingan terhadap anak-anak dan remaja. Dengan pemahaman


lebih baik mengenai faktor risiko penyimpangan sosial di kalangan pelajar,

masyarakat dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung

pertumbuhan positif anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan

dapat menjadi landasan bagi pengembangan kebijakan pendidikan dan sosial yang

lebih holistik dan berkelanjutan, dengan fokus pada pencegahan dan penanggulangan

penyimpangan sosial di tingkat sekolah dan masyarakat secara keseluruhan.

Manfaat untuk pembaca dan untuk peneliti selanjutnya :

 Manfaat yang dapat didapat untuk pembaca

Agar dapat dijadikan referensi dalam melakukan penelitian lanjutan mengenai

pengendalian internal khususnya terhadap siklus pendapatan. Selain itu, juga

dapat memberikan motivasi dan gambaran umum kepada pembaca dalam

menentukan topk penelitian

 Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Hasil dijadikan sebagai acuan bagi rekan peneliti lain dalam penelitian

selanjutnya yang mengambil topik faktor-faktor yang mempengaruhi siswa

yang suka nongkrong.

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor metode kualitatif adalah metode suatu penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif bersifat deskriftif dan lebih menggunakan

analisis dengan pendekatan induktif.


F. Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai penyimpangan sosial antar pelajar di SMA Negeri 2

Sungailiat memiliki sejumlah manfaat yang dapat dirasakan baik oleh pihak sekolah

maupun masyarakat luas. Pertama-tama, hasil penelitian ini dapat membantu pihak

sekolah untuk merancang program pembinaan dan intervensi yang lebih tepat sasaran.

Dengan pemahaman mendalam tentang pola penyimpangan sosial yang muncul,

sekolah dapat mengidentifikasi faktor-faktor pemicu dan mengembangkan strategi

pencegahan yang lebih efektif. Hal ini melibatkan perbaikan kebijakan internal

sekolah, peningkatan pengawasan, dan penguatan program pendidikan karakter yang

dapat membentuk moral dan etika siswa.

Manfaat kedua dari penelitian ini adalah memberikan wawasan kepada orang

tua tentang dinamika penyimpangan sosial yang mungkin dihadapi oleh anak-anak

mereka di lingkungan sekolah. Dengan informasi yang diperoleh dari penelitian ini,

orang tua dapat lebih proaktif dalam memberikan dukungan dan pengawasan terhadap

anak-anak mereka. Selain itu, mereka dapat bekerja sama dengan pihak sekolah dalam

upaya pencegahan dan penanggulangan penyimpangan sosial. Keterlibatan orang tua

yang lebih aktif ini dapat menciptakan sinergi antara pendidikan di sekolah dan di

rumah, memberikan lingkungan yang lebih positif bagi perkembangan anak.

Selanjutnya, hasil penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi pada

peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mendukung pembentukan

karakter dan moralitas siswa. Dengan publikasi temuan penelitian melalui berbagai

media, masyarakat dapat lebih memahami dampak penyimpangan sosial terhadap

individu dan masyarakat secara luas. Peningkatan kesadaran ini dapat memicu
dukungan masyarakat yang lebih besar terhadap kebijakan dan program-program

pendidikan yang bertujuan meminimalkan tingkat penyimpangan sosial di sekolah.

Terakhir, penelitian ini dapat memberikan dasar empiris bagi pembuat

kebijakan untuk mengembangkan program-program pendidikan yang lebih efektif

dalam mengatasi penyimpangan sosial. Dengan menggunakan temuan penelitian

sebagai landasan, pemerintah daerah dapat merancang kebijakan yang lebih relevan

dan mendukung, serta mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk

implementasi program-program tersebut. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya

memberikan solusi konkret bagi SMA Negeri 2 Sungailiat, tetapi juga dapat menjadi

model untuk pemecahan masalah serupa di berbagai sekolah di seluruh wilayah.

G. Landasan Teori

Untuk menjabarkan masalah dengan teori kebiasaan. Menurut kartini kartono,

Kebiasaan di artikan sebagai reaksi bersyarat yang kompleks dan bervariasi, dan

menjadi kanal yang tetap bisa dilalui oleh tingkah laku manusia. Tujuan dari

nongkrong adalah untuk saling menghibur dan memotivasi, melatih kemampuan

berkomunikasi, bertukar ide dan meminta saran terhadap suatu hal, menambah

informasi, memperluas jaringan pertemanan. Kebiasaan nongkrong juga akan

mempengaruhi orang untuk selalu atau sering nongkrong. Kebiasaan merupakan

produk dari dorongan dan memberikan stabilitas pada tingkah laku individu.

Kebiasaan diperoleh dengan aktivitas sehari hari yang dilakukan oleh seseorang.

Pada awalnya ketika sepulang sekolah, seseorang ikut dengan temannya

nongkrong agar dapat merefreshkan pikirannya dan secara sadar dan disengaja akan

memengaruhi pertimbangan akal. Lambat laun pertimbangan akal dan kesadaran


semakin menipis sehingga segalanya berlangsung secara otomatis dan tidak disadari.

Selanjutnya kebiasaan itu sifatnya menjadi netral, tanpa pengarahan tertentu pada

warna dan suasana hati yang posistif atau negative. Lingkungan dan sikap yang

menyetujui atau menolak mempengaruhi pembentukan kebiasaan, begitu juga disiplin

dan pendidikan sengat mempengaruhi pembentukan sikap.

Menurut Djali, kebiasaan didefinisikan sebagai “kebiasaan merupakan cara

bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang,yang pada akhirnya

menjadi menetap dan bersifat otomatis”. Kebiasaan bukanlah bakat alamiah atau

bawaan (hereditas) akan tetapi merupakan perilaku yang dipelajari secara sengaja ataupun

tanpa sadar dari waktu-waktu yang lalu. Karena selalu di ulang ulang maka perilaku

tersebut terbiasakan dan pada akhirnya terlaksana secara spontan. Jadi kebiasaan ini

mula-mula dibentuk sendiri oleh individu secara sadar atau tidak, dan kemudian

kebiasaan yang telah tertanam akan membentuk corak dari individu tersebut, yaitu

individu yang sukses dan individu yang gagal.


BAB II

PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah

Tempat penelitian yang dilakukan ini berada di kelas X SMP Negeri 2

Sungailiat, Kabupaten Bangka. SMA Negeri 2 Sungailiat merupakan salah satu

sekolah di Kecamatan Sungailiat. Lingkungan sekolah cukup mendukung walaupun

terbilang masih menumpang sementara di SMK El-Jhon. Disekolah tersebut memiliki

fasilitas yang cukup memadai untuk kegiatan belajar mengajar. Sekolah Menengah

Atas ini memiliki 5 Ruangan, 4 adalah ruang kelas, dan 1 ruang guru.

Personalia SMA Negeri 2 Sungailiat terdiri dari, 1 Kepala sekolah, 1 Guru

Agama, 1 Guru Bahasa Indonesia, 1 Guru Bahasa Inggris, 1 Guru Penjas, 1 Guru

Fisika, 1 Guru Sosiologi, 1 Guru PKN, 1 Guru Sejarah, 1 Guru Senibudaya, 1 Guru

Ekonomi, 1 Guru Biologi, 1 Guru Kimia, 1 Guru Matematika, 1 Guru Informatika, 1

Guru Ekonomi, 2 Guru BK, dan 1 Guru staff tata usaha. Dari seluruh guru

tersebut,terdapat 4 orang guru yang menjadi walikelas X1,X2,X3,X4.

B. Alasan Siswa SMA Negeri 2 Sungailat yang sering nongkrong pada saat

Pulang sekolah

Dari survei lapangan yang dilakukan,mereka menyebutkan alasan

nongkrong menurut diri sendiri :


1) “Ingin berkumpul bersama teman teman” ujar Asmiranda X2

2) “Ingin bermain game bersama teman teman tongkrongan” ujar Davvalian

X2

3) “bosan dirumah” ujar Alda X2

4) “Agar selalu update dan terus mendapatkan informasi terbaru ” ujar Daffa

Arkan X1

5) ”Agar terlihat gaul” ujar Alisa X1

6) “Ingin meningkatkan tali silaturahmi antar sesama teman” ujar Atia X3

7) “Agar dapat berbagi cerita antar sesama” ujar Firdani X3

8) “Agar mendapatkan ide menarik” ujar Ichsan X4

9) “Meningkatkan rasa sosial untuk saling membantu sesama” ujar Revaldi X4

10) “Untuk menjauhi dari pergalan bebas yang bersifat negative” ujar Erika

X4

C. Sebabkan Siswa SMA Negeri 2 Sungailiat suka nongkrong

Dari survei lapangan yang dilakukan,mereka menyebutkan sebab

nongkrong menurut diri sendiri :

1) “Ingin menghibur diri sendiri dengan cara nongrong bareng teman” ujar

Asmiranda X2

2) “Ingin meghilangkan stress” ujar Davvalian X2


3) “Ingin bermain dengan teman” ujar Alda X2

4) “Ingin menjauhi pergaulan bebas yang dapat menyebabkan efek buruk” ujar

Daffa Arkan X1

5) “Terbiasa karena diajak teman nongkrong” ujar Atia X3

6) “Ingin mengusir rasa bosan” ujar Alisa X1

7) “Agar dapat melegakan suasana pikiran sehingga menjadi lebih tenang”

ujar Firdani X3

8) “Supaya rasa kesepian hilang” ujar Ichsan X4

9) “Ingin mendapatkan info terkini” ujar Revaldi X4

10) “Ingin Menonton Film Secara Maraton” ujar Erika X4


BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

kegiatan nongkrong adalah kegiatan dimana sekelompok orang atau individu

melakukan diam disuatu tempat yang sering dikunjungi atau bisa disebut dengan

menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan orang-orang tertentu disuatu tempat,

atau merupakan kegiatan berkumpul, berbincang, bercanda dan bersantai di suatu

tempat yang dilakukan sendiri ataupun beramai-ramai. Siswa sering melakukan

nongkrong ketika waktu usai sekolah.

Nongkrong dikalangan remaja atau pelajar biasanya dilakukan di sekolah atau

diluar disekolah. Nongkrong yang dilakukan oleh remaja yaitu anak SMA terkadang

setelah pulang sekolah mereka tidak langsung pulang menuju rumah namun menuju

tempat nongkrong yang biasa mereka datangi hanya untuk sekedar berkumpul. Di

sekolah usai jam pelajar, tetapi tidak jarang pada saat jam belajar, para pelajar

nongkrong di kantin, parkiran, dan dibelakang sekolah hanya untuk sekedar duduk-

duduk. Diluar sekolah pun terkadang ada yang melakukan kegiatan ini seperti di

warung-warung, di pinggir jalan atau di cafe-cafe sekitar sekolah atau yang jauh dari

sekolah.
Orang nongkrong biasanya bersosialisasi, mengusir rasa bosan, mengusir

kesunyian, untuk bertemu /melihat teman, merasa lega dan tenang, juga merasakan

senang. Nongrong juga tidak hanya sekedar duduk duduk saja,tetapi dapat menambah

pengalaman,seperti Satu orang saja yang sudah punya wawasan dan pengalaman yang

banyak. Apalagi, kalau banyak orang disatukan dalam satu tempat. Pasti, semakin

banyak wawasan dan pengalaman yang bisa saling diceritakan. Dengan nongkrong

bareng teman, akan ada banyak hal yang bisa kalian bagikan.

Orang nongkrong dapat melakukan hal dengan berkumpul bersama teman-

teman di sebuah tempat tongkrongan yang umumnya rumah/warung/kafe untuk

sekedar ngobrol santai, nonton bareng pertandingan bola, balapan, maupun live

music.

B. Saran

Baik atau buruknya kembali ke diri masing-masing, tapi menurut saya,

nongkrong lebih ke sisi positif. Penting atau tidaknya hal-hal yang dibahas, itu semua

akan menambah wawasan kita tentang dunia luar pula, dengan nongkrong kita juga

dapat menambah link atau koneksi. Tetapi kita juga harus hati-hati untuk memilih

teman nongkrong, karena ada teman nongkrong yang mungkin saja bisa mengajak

kita ke arah yang negatif seperti miras dan narkoba. Dan menurut saya, kalau ada

teman nongkrong notabene adalah seorang perokok atau bahkan perokok berat, itu

bisa di toleransi tanpa harus menjauhi orang tersebut, karena jika kita menjauhi orang

tersebut, tindakan seperti itu juga akan memberikan kesan yang negatif.

mayoritas penduduk Indonesia selalu menganggap kata kata ‘nongkrong’

adalah sesuatu yang tidak baik, yang sebagian besar pelakunya adalah orang-orang

‘nakal’ yang hobi keluar malam, dll.


kembali lagi baik atau tidaknya tergantung dari individu masing-masing.

apakah mereka dapat memanfaatkan waktu luang agar dapat memperoleh sesuatu

yang bermanfaat ketimbang hanya duduk memesan secangkir kopi tanpa melakukan

sesuatu yang baik dan bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai