Anda di halaman 1dari 24

Pengaruh Pola Pergaulan Terhadap Kepribadian Siswa di SMAN 1 Muara

Telang
Proposal Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodologi dan Praktek Penelitian

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Siti Aisyah 1830202298

Turni Wandari 1830202313

Widya Faradisyah 1830202320

Dosen Pengampu:

Dr. Ismail Sukardi, M.Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada perkembangan zaman modernisasi saat ini pergaulan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Pada saat itu
seseorang mulai merubah pola pikir mereka dan mengikuti perkembangan
zaman modernisasi pada saat kebudayaan barat mulai tersebar dikalangan
remaja. Pada dewasa ini, kebudayaan barat sangat jelas berpengaruh terhadap
perkembangan para remaja khususnya terhadap kepribadian remaja itu sendiri.
Pergaulan memiliki artian yang mencakup luas, dari pergaulan dilingkungan
keluarga, dilingkungan sekolah, bahkan hingga dilingkungan masyarakat
sekitar. Sekolah pun mempunyai peran penting untuk membentuk suatu
kepribadian seseorang dalam bertingkah laku, dan dalam berpola pikir.
Pergaulan itu sendiri terbagi menjadi dua macam, pergaulan yang negatif dan
pergaulan yang positif.1
Pada perkembangan zaman saat ini yang tampak jelas memang pergaulan
negatif yang lebih mengarah kepada para remaja dalam bertingkah laku
didalam kehidupan sosial. Sedangkan pergaulan yang bersifat positif jarang
sekali diperlihatkan para remaja didalam kehidupan sosialnya, karena remaja
banyak terpengaruh didalam lingkungan khususnya. Dimana para remaja harus
bisa memilih dan mengikuti suatu pergaulan yang mana menurutnya adalah
suatu yang baik atau positif. Para remaja memang seharusnya malakukan
adaptasi didalam kehidupan sosialnya dalam berinteraksi maupun dalam
pergaulan sehari-harinya, karena adaptasi dimana remaja dapat menyesuaikan
diri dalam bertingkah laku dan cara berpikir didalam lingkungannya. 2
Survei literatur yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penelitan atau
tulisan tentang pola pergaulan terhadap kepribadian siswa kelas XI di SMAN 1
Muara Telang berikisar pada dua hal, yaitu:
1
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 1981), hlm. 9
2
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1984), hlm.
85
Pertama, tulisan tentang pengaruh pola pergaulan siswa, pada zaman
sekarang ini pergaulan siswa itu sangat luas baik itu dilingkungan sekolah,
masyarakat dan sebagainya dan ragam pola pergaulan ada dua yaitu pola
pergaulan terarah dan pola pergaulan tidak terarah. Pola pergaulan terarah
merupakan pola pergaulan yang menuju kea rah lingkungan yang positif dan
tidak melanggar norma-norma yang berlaku. Sedangkan pola pergaulan yang
tidak terarah yaitu pola pergaulan yang menuju kearah lingkungan bebas tanpa
adanya aturan dan kebanyakan pergaulan ini melanggar norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
Dampak pergaulan tergantung pada pola pergaulan yang terjadi pada
individu. Pola pergaulan terarah bisa merujuk siswa pada prestasi yang cukup
baik karena dalam pola pergaulan ini siswa tidak melanggar norma-norma yang
berlaku dimasyarakat. Contoh seorang siswa yang rajin belajar kelompok akan
ikut berdampak positif pada prestasi akademiknya. Sedangkan pola pergaulan
tidak terarah bisa merujuk siswa pada prestasi yang kurang baik karena dalam
pergaulan ini siswa cenderung mempunyai pikiran dan tingkah laku yang
negatif. Contoh seorang siswa yang bergaul dengan orang yang tidak
berpendidikan akan mengakibatkan siswa tersebut ikut pada teman
sepergaulannya.3
Kedua, tulisan tentang kepribadian siswa, kepribadian merupakan hal yang
penting bagi setiap orang dimana setiap orang memiliki kepribadian yang
berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Kepribadian yang dimiliki
oleh siswa pada umumnya berbeda-beda, kepribadian yang dimiliki oleh setiap
siswa akan mempengaruhi hasil belajar yang akan diperoleh oleh siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung.4
Kepribadian manusia pada kenyataannya memiliki perubahan, perubahan
yang dimiliki itu terjadi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berupa faktor

3
Ahmadi, Abu. Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 67
4
Syamsul Yusuf, Teori Kepribadian, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offest, 2008),
hlm. 11
fisik, faktor lingkungan social budaya, dan faktor dari diri sendiri individu
tersebut.5
Siswa sebagai peserta didik harus memiliki kepribadian yang menyangkut
banyak aspek seperti, karakter dan watak. 6 Kepribadian juga memiliki istilah
pola yang bermakna desain. Kepribadian juga terdapat dua komponen utama,
yaitu:
1. Konsep diri, merupakan sikap siswa dan cara siswa dalam berinteraksi
dengan orang lain.
2. Sifat-sifat, merupakan kualitas perilaku atau pola penyesuaian spesifik,
misalnya reaksi terhadap frustasi, cara menghadapi masalah dan
sebagainya.7
Kepribadian siswa sangat mempengaruhi hasil yang didapat siswa pada saat
proses pembelajaran yang akan berlangsung. Ketika proses pembelajaran siswa
yang memiliki kepribadian berbeda misalkan siswa yang cenderung tertutup
akan sulit untuk menyesuaikan dirinya terhadap siswa lain yang memiliki
kepribadian aktif pada saat proses pembelajaran.
Dari kedua penelitan ini belum ada yang secara khusus meneliti tentang pola
pergaulan terhadap kepribadian yang dialami siswa di tingkat SMAN,
khususnya di kelas XI. Setidaknya sampai penelitan ini dilakukan belum ada
penelitian seperti ini yang meneliti di SMAN 1 Muara Telang, peneliti akan
berusaha membantu membahas masalah tentang pengaruh pola pergaulan
terhadap kepribadian siswa.

5Ibid.,hlm. 12
6
Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), hlm. 199
7Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1978), hlm. 237
Penelitian ini secara spesifik akan menjelaskan tentang pengaruh pola
pergaulan yang ada pada diri siswa kelas XI di SMAN 1 Muara Telang. Oleh
sebab itu, penelitan ini mengambil judul “Pengaruh Pola Pergaulan Terhadap
Kepribadian Siswa di SMAN 1 Muara Telang”. Variabel “pola pergaulan”
menjadi perhatian utama yang hendak dicarikan datanya dan dianalisis sehingga
menjadi temuan utama penelitian ini.
Observasi awal yang dilakukan dengan terjun langsung kelapangan dengan
menggunakan metode wawancara kepada pihak yang bersangkutan dan analisis
dari peneliti, tentang pengaruh pola pergaulan terhadap kepribadian siswa kelas
XI di SMAN 1 Muara Telang. Adapun hasil dari observasi tersebut menunjukkan
bahwa, bentuk pergaulan mereka bermacam-macam, sehingga perlu secara
signifikan dalam memahami Kepribadian yang ada dalam diri siswa SMAN 1
Muara Telang terutama kelas XI. Adapun bentuk pola pergaulan siswa kelas XI
pada saat di dalam kelas maupun dilingkungan sekolah mereka lebih dominan
untuk membentuk kelompok atau geng dengan teman akrab saja, sehingga mereka
hanya bisa terbuka dengan teman se-gengnya tersebut. Namun disisi lain dalam
hal pembelajaran dan kegiatan diluar kelas kebanyakan mereka begitu sangat
antusias dalam menjalaninya dan bahkan begitu semangat untuk ikut serta dalam
setiap kegiatan yang guru berikan, serta saling support satu sama lain demi
mengindahkan proses pembelajaran dan kegiatan diluar kelas.
Dalam situasi seperti ini, nyatanya tidak semua siswa kelas XI ikut
berpartisipasi dalam pembelajaran didalam kelas. Ada saja siswa yang bolos,
sehingga tidak menutup kemungkinan akan diberikan tindakan yang lebih dari
wali kelas. Pola pergaulan seperti inilah yang kurang baik, karena mampu
menimbulkan kemalasan dalam dirinya untuk belajar dan bisa menularkan kepada
temannya yang lain. Siswa yang bisa mengendalikan dan bisa mengontrol diri
untuk tetap bisa bertahan dan mengikuti pelajaran dikelas lah yang benar-benar
memiliki kepribadian yang baik, begitupun sebaliknya siswa yang tidak hadir atau
sering bolos kepribadiannya perlu diperhatikan lagi dan diperbaiki Serta perlu
adanya bimbingan lebih dari guru agar siswa tersebut mampu merubah dirinya
untuk menjadi siswa yang memiliki jiwa semangat belajar. (Observasi tanggal 10
Desember 2020)
Penelitian ini didasari oleh asumsi bahwa pengaruh pola pergaulan terhadap
kepribadian siswa di SMAN 1 Muara Telang kemungkinan sangat beragam
bentuknya. Berbagai pola pergaulan siswa ini penting sekali untuk diidentifikasi
dengan baik. Pola pergaulan yang sudah teridentifikasi selanjutnya dapat menjadi
bahan masukan yang berguna bagi siswa dalam memperbaiki tingkah laku atau
perbuatannya didalam lingkungan sekolah maupun diluar.
Dalam lingkungan sekolah yang sehat dan baik serta memiliki semua fasilitas
yang dibutuhkan oleh anak, membuat anak lebih dapat membangun aktivitas,
kreativitas, inventivitas anak sehingga terbentuklah kepribadian anak yang baik
dalam prestasi disekolahnya. Begitupun sebaliknya, kondisi buruk pada
lingkungan sekolah seperti kurangnya fasilitas ruang belajar, jumlah murid yang
terlalu banyak dalam satu kelas, ventilasi dan sanitasi yang buruk, dan sebagainya.
Selanjutnya, berjam-jam lamanya setiap hari anak-anak harus melakukan kegiatan
yang tertekan, duduk, dan pasif mendengarkan, sehingga mereka menjadi jemu,
jengkel, dan apatis. Anak merasa sangat dibatasi gerak-geriknya, dan merasa
tertekan batinnya (dilarang bertanya kalau tidak perlu). Kurang sekali kesempatan
yang diberikan oleh sekolah untuk melakukan ekspresi bebas, baik yang bersifat
fisik maupun psikis. Ada pula guru yang kurang simpatik, sedikit memiliki
dedikasipada profesi, dan tidak menguasai didaktik-metodik mengajar.
Perkembangan kepribadian anak sama sekali tidak diperhatikan oleh guru, sebab
mereka lebih berkepentingan dengan masalah mengajar atau mengoperkan
informasi belaka dan pola pergaulan teman sebaya yang kurang baik juga akan
mempengaruhi tingkah laku siswa dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang penelitian di atas, dirumuskan masalah-masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pola pergaulan remaja di SMAN 1 Muara Telang?
2. Bagaimanakah kepribadian siswa remaja Kelas XI SMAN 1 Muara Telang?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Menjelaskan bagaimana pola pergaulan remaja di SMAN 1 Muara
Telang.
b. Mendeskripsikan kepribadian siswa remaja Kelas XI SMAN 1 Muara
Telang.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan berguna secara teoritis untuk:
1) Penelitian ini secara teoritis bermanfaat sebagai bahan rujukan secara
ilmiah tentang pengaruh pola pergaulan terhadap kepribadian siswa
remaja.
2) Penelitian bermanfaat sebagai bahan rujukan tentang seberapa besar
pengaruh pola pergaulan terhadap kepribadian siswa remaja.
b. Kegunaan Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk guru, siswa,
dan sekolah.
1) Bagi Guru
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan guru sebagai
pedoman untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam
pembelajaran, khususnya pada pembelajaran tentang nilai, moral dan
norma.
2) Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan menjadi pedoman bagi siswa dalam
memilih teman pergaulannya yang mengarahkan perilaku belajarnya
yang baik.
3) Bagi Sekolah
Penelitian ini memberikan informasi kepada sekolah sebagai
pertimbangan dalam mengawasi lingkungan pergaulan siswa
disekolah dan diluar sekolah yang mendorong perilaku belajarnya.

D. Tinjauan Pustaka
Penelitian-penelitian terdahulu yang membahas fenomena pengaruh pola
pergaulan terhadap kepribadian siswa yang ada selama ini di kategorikan
menjadi dua kelompok:
Pertama, penelitan tentang pengaruh terhadap kepribadian siswa,
diantaranya adalah penelitian Marsya Sukma Ardini berjudul “pengaruh
pergaulan terhadap kepribadian”. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif, Instrument penelitian ini menggunakan angket yang dibagikan
kepada siswa-siswi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, keluarga telah
menjadi peran penting dalam pembentukan kepribadian yang baik bagi mereka.
Di mana keluarga sudah memberikan bimbingan dan pendidikan yang
mendasar sehingga mereka bukan remaja yang mudah terpengaruh dalam
lingkungan luar yang bebas seperti ikut-ikutan trend masa kini, pergaulan
budaya barat, maupun ajakan teman. Mereka juga tidak pernah melakukan
tindakan kriminal pada lingkungan masyarakat, karena menurut mereka
dampak negative yang akan terjadi adalah mudahnya terjerumus dalam
pergaulan bebas. Selain itu sekolah juga telah membentuk kepribadian mereka
karena dilingkungan sekolah menjadikan pribadi yang kreatif, sehingga
menurut mereka pergaulan yang positif adalah memiliki banyak teman yang
baik disekolah maupun diluar sekolah.8
Kedua, penelitan dari Nia Kurniasih tentang “pengaruh pola pergaulan
siswa terhadap prestasi belajar siswa”. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan teknik analisis korelasi product moment. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku
atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,

8
Marsya Sukma Ardini, Skripsi: Pengaruh Pergaulan Terhadap Kepribadian, (Jakarta:
Universitas Persada Indonesia Y.A.I, 2020)
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan
lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak
bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan
rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan.
Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang
individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan. Pada
waktu anak mulai anak mulai belajar di sekolah, ia mulai belajar menerima
pandangan, nilai dan norma social. Menginjak masa remaja, ia mampu
berinteraksi sisal dengan teman sebayanya, terutama lawan jenisnya. Pada
akhirnya, pergaulan sesama manusia menjadi suatu kebutuhan dalam
hidupnya.9
Dari kedua penelitian diatas dapat dilihat bahwa jenis dan objek penelitian
berbeda dengan apa yang penulis teliti. Penelitian tersebut secara spesifik
belum ada yang membahas tentang dampak dari pola pergaulan remaja
terhadap kepribadian siswa. Adapun yang menjadi pembahasan dalam
penelitian penulis adalah pengaruh pola pergaulan remaja terhadap kepribadian
siswa di SMAN 1 Muara Telang.

E. Sistematika Laporan
Dalam menyusun laporan penelitian diperlukan suatu sistematika dalam
penulisannya atau perlu adanya struktur organisasi dalam penulisan sebuah
penelitian, agar penelitian tersebut sistematis dan dapat dipahami dengan
mudah oleh pembaca. Untuk mempermudah dalam pembahasan dan
penyusunan penelitian ini, berikut akan dijelaskan bagian-bagian yang menjadi
pokok bahasan dalam penelitian, yaitu:
Bab 1 membahas tentang Pendahuluan yang terdiri atas: latar Belakang
Masalah penelitian yang akan dilakukan, latar belakang dari penelitian ini
adalah pengaruh pola pergaulan remaja terhadap siswa di SMAN 1 Muara
Telang yang terjadi didalam maupun luar sekolah. Selain membahas tentang

9
Nia Kurniasih, Skripsi: pengaruh pola pergaulan siswa terhadap prestasi belajar siswa,
(Cirebon: IAIN Syekh NurJati, 2012)
latar belakang masalah, dalam Bab I fokus penelitian agar peneliti ini tidak
menjelaskan hal yang tidak perlu. Rumusan Masalah, bagian ini memuat
identifikasi spesifik mengenai permasalahn yang akn diteliti. Tujuan dan
Kegunaan Penelitian, untuk mengidentifikasi dengan jelas tujuan umum dan
khusus dari penelitian maka harus dilaksanakan dengan teliti agar hasilnya
terlihat jelas. Sedangkan manfaat/kegunaan penelitian untuk memberikan
gambaran mengenai nilai lebih atau kontribusi yang dapat diberikan oleh hasil
penelitian yang dilakukan. Tinjauan Pustaka dan Sistematika Laporan,
yang memuat struktur penulisan penelitian.
Bab II memuat Landasan Teori. Bagian ini memberikan konteks yang
jelas terhadap topic atau permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
Landasan teori dalam penelitian ini membahas tentang pola pergaulan remaja
dan faktor-faktor penyebab pergaulan remaja terhadap kepribadian. Dalam
bagian ini, peneliti membandingkan, mengkontraskan, dan memosisikan
kedudukn msing-msing penelitian yang dikaji melalui pengaitan dengan
masalah yang sedang diteliti.
Bab III membahas tentang Metodologi Penelitian. Bagian ini merupakan
bagian yang bersifat procedural, yakni bagian yang mengarahkan pembaca
untuk mengetahui bagaimana peneliti merancang alur penelitiannya. Dalam
penelitian ini digunakan metodologi dengan pendekatan kualitatif. Waktu dan
Tempat Penelitian, dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 desember
2020 dan bertempat di sekolah SMAN 1 Muara Telang serta dilingkungan
tempat peneliti tinggal. Instrumen Penelitian, dalam memperoleh data-data
penelititian instrument penelitan yang digunakan peneliti berupa wawancara
terhadap berbagai pihak yang bersangkutan. Teknik Penelitian, dalam
penelitian ini adalah mencari sumber-sumber dari buku, internet, wawancara
dari pihak yang bersangkutan dan melakukan analisis.
Bab IV membahas tentang Pembahasan atau Temuan. Dalam pemaparan
pembahasan atau temuan penelitian kualitatif. Peneliti menyampaikan hasil
analisis data dan mengevaluasi apakah temuan utama yang dihasilkan dari
analisis data tersebut menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan
(bagaimana pengaruh pola pergaulan remaja di SMAN 1 Muara Telang dan
bagaimanakah kepribadian siswa remaja Kelas XI SMAN 1 Muara Telang).
Adapun pembahasan yang terdapat dalam pembahasan di bab ini,
merupakan analisis yang mengaitkan dan memperbndingkan antara temuan-
temuan penelitian dengan teori-teori yag terdapat pada landasan teori di Bab II.
Bab V memuat Kesimpulan dan Saran. Yang berisi tentang kesimpulan
yang telah dirumuskan dari penelitian ini, keterbatasan penelitian, serta saran-
saran atau rekomendasi terkait kesimpulan penelitian.
Daftar Pustaka
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pola Pergaulan Remaja
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu
dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Seperti yang
dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-
politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari
kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh yang
besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia
lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif
maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa
kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal–hal yang positif.
Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal
itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati
dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah
terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang
baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.10
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas
lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik.11 Menurut
Sri Rumini & Siti Sundari, masa remaja adalah peralihan dari masa anak
dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi
untuk memasuki masa dewasa.12 Sedangkan menurut Zakiah Darajat, remaja
adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.13 Hal senada
diungkapkan oleh Santrock, bahwa remaja (adolesence) diartikan sebagai

10
M.J Langeveld, Menuju ke Pemikiran Filsafat, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1955),
hlm. 54
11
Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,
(Jakarta: Erlangga Khatimah, 1992), hlm. 26
12
Sri Rumini & Siti Sundari, Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2004), hlm. 53
13
Zakiah Darajat, Pendekatan Psikologi dan Fungsi Keluarga Dalam Menanggulangi
Kenakalan Remaja, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 23
masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.14
Perlu dipahami bahwasannya pola pergaulan remaja sendiri memiliki
banyak hal yang terjadi dan biasanya bersifat menggairahkan. Berawal dari
mencoba hal-hal baru, rasa ingin tahu, dan mulai tertarik dengan lawan jenis
merupakan wajar untuk kalangan remaja. Tetapi, remaja zaman sekarang
lebih mementingkan kebebasan, dibandingkan dengan zaman dahulu yang
masih cenderung sopan, dan menghormati aturan yang ada. Dalam hal ini
mereka lebih mementingkan kesenagan pribadi daripada memikirkan dampak
yang akan terjadi.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pergaulan Remaja Terhadap
Kepribadian
Kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri
individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian
pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan
kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut
“tidak punya kepribadian. Sedangkan berdasarkan psikologi, Gordon Allport
menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek
psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi,
kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport
menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.15
Sebagai makhluk social, individu di tuntut untuk mampu mengatasi segala
permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan
social dan mampu menampilkan diri sesuaii dengan aturan dan norma yang
berlaku. Begitu juga dengan pergaulan pada remaja, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya pergaulan terhadap kepribadian dari kalangan
remaja, yakni:16

14
Santrock, Perkembagan Remaja Edisi Ke-6, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 26
15
Allport, Gordon W. A Psychological Interpretation, (New York: Henry Holt and
Company, 1961), hlm. 45
16
S. W, Sarwono, Psikologi Remaja Edisi Revisi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010), hlm.
7
1. Kondisi Fisik
Penampilan fisik merupakan aspek penting bagi remaja dalam menjalani
aktivitas sehari-hari. Mereka biasanya mempunyai standar-standar tertentu
tentang sosok fisik ideal yang mereka dambakan. Misalnya, standar cantik
adalah postur tinggi, tubuh langsing dan berkulit putih. Namun tentu saja
tidak semua remaja memiliki kondisi fisik seideal itu. Karenanya, remaja
harus bias belajar menerima dan memanfaatkan bagaimanapun kondisi fisik
seefektif mungkin. Remaja harus menanampak keyakinan bahwa keindahan
lahiriah bukannya makna kecantikan yang sesungguhnya. Kecantikan sejati
justru bersumber dari hati nurani, akhlak, serta berkebribadian yang baik.
2. Kebebasan Emosional
Pada umumnya, remaja ingin memperoleh kebebasan emosional.
Mereka ingin bebas melakukan apa saja yang mereka sukai. Dalam masa
peralihan dari anak-anak menuju dewasa, seorang remaja senantiasa
berusaha agar pendapat atau pikiran-pikirannya, diakui dan disejajarkan
dengan orang dewasa.
Dengan demikian, jika terjadi perbedaan pendapat antara anak dan orang
tua, maka pendekatan yang bersifat demokratis dan terbuka akan terasa
lebih bijaksana. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membangun
rasa saling pengertian dimana masing-masing pihak berusaha memahami
sudut pandang pihak lain. Saling pengertian juga dapat dibangkitkan dengan
bertukar pengalaman atau dengan melakukan beberapa aktivitas tertentu
bersama-sama dimana orang tua dapat menempatkan diri pada situasi
remaja dan sebaliknya. Inti dari metode pemecahan konflik yang aman
antara orang tua dan anak adalah menjadi pendengar yang aktif.
3. Interaksi Sosial
Kemampuan untuk melakukan interaksi social juga sangat penting dalam
membentuk konsep diri yang positif, sehingga seseorang mampu melihat
dirinya sebagi orang yang kompeten dan disenangi oleh lingkungan. Dia
memiliki gambaran yng wajar tentang dirinya sesuai dengan kenyataan yang
ada.17
4. Faktor Orang Tua
Orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah. System
komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di
berbagai bidang dengan cepat mempengaruhi remaja. Budaya hidup kaum
muda masa kini, berbeda dengan jaman para orang tua masih remaja dulu.
Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tua dalam era ini, dapat
disebutkan antara lain:
a. Faktor kesenjangan pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak-
anak yang merasa bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman dalam
urusan orang muda. Anak-anak muda cenderung meninggalkan orang
tua, termasuk dalam menentukan bagaimana mereka akan bergaul.
Sementara orang tua tidak menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada
usaha mengatasinya.
b. Faktor kekurang pedulian Orang tua kurang perduli terhadap pergaulan
muda-mudi. Mereka cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan
adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan campur tangan
ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi,
segala sesuatu sudah terlambat.
c. Faktor ketidak mengertian kasus ini banyak terjadi pada para orang tua
yang kurang menyadari kondisi jaman sekarang. Mereka merasa sudah
melakukan kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan pergaulan
anak-anaknya, ternyata tidak banyak yang mereka lakukan. Bukannya
mereka tidak perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang harus
mereka perbuat.
5. Faktor agama dan iman.
Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu.
Tanpa agama hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai
pandangan hidup. Agama dan keimanan juga dapat membentuk kepribadian

17
Ibid., hlm. 8-9
individu. Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut kedalam pergaulan bebas ini
biasanya tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak.
6. Perubahan zaman
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang
atau yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih
tertarik untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan
kita, sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih
bebas.18

18
Mark, Durland V dan Barlow H. David, Intisari Psikologi Abnormal Edisi Keempat,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 42-43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Desember 2020 dan
tempat penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Muara Telang serta dilingkungan
tempat kami tinggal.
2. Instrumen Penelitian
Dalam memperoleh data-data penelitian instrument penelitian yang kami
gunakan berupa wawancara terhadap berbagai pihak yang bersangkutan..
3. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah mencari
sumber-sumber dari buku, internet, wawancara dari pihak yang bersangkutan
dan melakukan analisis.
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Pengaruh Pola Pergaulan Remaja di SMAN 1 Muara Telang


Begitu banyak pengaruh pola pergaulan remaja di SMAN 1 Muara Telang,
salah satunya teman sebaya, dimana seorang teman mampu merubah tingkah
laku seseorang didalam maupun diluar sekolah. Hal ini selaras dengan
penelitian Sinaga (2012) setiap interaksi pergaulan yang intens kepada seorang
teman akan membawa pengaruh. Karena sifat, sikap, tingkah laku jika
bersentuhan dengan pribadi seseorang maka akan memberikan dampak bagi
orang tersebut. Perilaku yang buruk biasanya akan lebih cepat menular kepada
pembentukan kepribadian seseorang. Ibarat penyakit menular yang akan
menjangkiti siapapun yang berada didekatnya. Sebagai contoh, bila kita
bergaul dengan anak-anak punk maka kita bisa ikut-ikutan menjadi anak punk,
bila kita bergaul dengan para motivator maka hidup kita akan berubah menjadi
semangat motivasi, jika kita bergaul dengan orang shalih maka kita bisa
menjadi anak yang shalih, jika kita bergaul dengan para penulis maka
kemungkinan besar kita pun bisa menjadi seorang penulis, jika kita bergaul
dengan orang yang suka mencuri maka perilaku kita bisa menjadi seperti
seorang pencuri dan lain-lain.
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam bergaul. Terutama pada masa
remaja, di mana kondisi masa remaja ada peningkatan rasa ingin tahu terhadap
sesuatu hal. Remaja sangat mudah tertarik pada “bagaimana sesuatu bekerja”.
Bila kurangnya informasi, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman, maka
akan menimbulkan banyak masalah. Di sinilah seorang yang kreatif
diperlukan. Karena seorang yang kreatif mempunyai rasa ingin tahu tahu yang
besar. Kita semua berpotensi untuk menjadi orang yang kreatif. Jika kita yakin
pada diri sendiri bahwa kita adalah orang yang kreatif maka kita akan
menemukan cara yang kreatif untuk mengatasi setiap masalah yang kita
hadapi. Sehingga kita menjadi manusia yang bijak dalam menyikapinya.
Kreatif kita dalam bergaul juga harus kita perhatikan sehingga kita bisa
memilih-milih teman yang layak menjadi teman kita.
Akan tetapi bila kreativitas kita yang tinggi digunakan untuk hal-hal yang
tidak baik maka akan terjadi suatu tindakan keburukan. Oleh karena itu setiap
orang perlu dibekali pembelajaran agama, pembinaan dari orangtua di rumah
agar mendekatkan anak-anaknya dalam kebaikan, dalam mengingat kepada
Allah dan setiap remaja harus berperilaku akhlak yang mulia dan terpuji.
Sehingga selalu memilih pikiran yang positif, kreatif dan bijak agar
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Ingatlah bahwa setiap apa yang kita perbuat, Allah selalu melihat perbuatan
kita itu. Oleh karena itu berhati-hatilah dalam bergaul. Jika teman kita
mempunyai sifat atau kebiasaan yang umumnya tidak disukai orang lain dan
bisa menghambat pergaulannya maka menjadi kewajiban kita untuk segera
mengingatinya. Namun dalam memberi nasehat juga harus pake etika dengan
memilih situasi dan waktu yang tepat. Sehingga teman kita tidak salah paham
terhadap kita. Hal ini selaras dengan penelitian Sulistiowati (2015)
Berdasarkan hasil penelitian ini dan dari beberapa teori diatas maka peneliti
menyimpulkan bahwa teman sebaya memiliki hubungan dengan pola pergaulan
remaja di SMAN 1 Muara Telang, dimana adanya pengaruh yang sangat
signifikan apabila hal tersebut terjadi. Untuk itu perlu adanya bimbingan dari
pihak sekolah, guru, dan orang tua dalam upaya membimbing dan terus
mengarahkan siswa atau anak dalam melakukan kegiatan kesehariannya
dimanapun berada.
2. Kepribadian Siswa Remaja Kelas XI SMAN 1 Muara Telang
Dalam lingkungan sekolah yang sehat dan baik serta memiliki semua
fasilitas yang dibutuhkan oleh anak, membuat anak lebih dapat membangun
aktivitas, kreativitas, inventivitas anak sehingga terbentuklah kepribadian anak
yang baik dalam prestasi disekolahnya. Begitupun sebaliknya, kondisi buruk
pada lingkungan sekolah seperti kurangnya fasilitas ruang belajar, jumlah
murid yang terlalu banyak dalam satu kelas, ventilasi dan sanitasi yang buruk,
dan sebagainya. Selanjutnya, berjam-jam lamanya setiap hari anak-anak harus
melakukan kegiatan yang tertekan, duduk, dan pasif mendengarkan, sehingga
mereka menjadi jemu, jengkel, dan apatis. Anak merasa sangat dibatasi gerak-
geriknya, dan merasa tertekan batinnya (dilarang bertanya kalau tidak perlu).
Kurang sekali kesempatan yang diberikan oleh sekolah untuk melakukan
ekspresi bebas, baik yang bersifat fisik maupun psikis. Ada pula guru yang
kurang simpatik, sedikit memiliki dedikasipada profesi, dan tidak menguasai
didaktik-metodik mengajar. Perkembangan kepribadian anak sama sekali tidak
diperhatikan oleh guru, sebab mereka lebih berkepentingan dengan masalah
mengajar atau mengoperkan informasi belaka.
Baik buruknya prilaku sesorang dilingkungan keluarga, sekolah maupun
lingkungan masyarakat turut ditentukan oleh latar pendidikan yang pernah
dialaminya. Di samping tentunya pengaruh lingkungan tidak dapat kita abaikan
begitu saja, karena lingkungan memiliki peranan penting dalam memberi
pengaruh terhadap kepribadian seseorang. Pendidikan seseorang yang
sedemikian baik dan tinggi dapat goyah diterpa pengaruh lingkungan dan
pergaulan disekitar mereka, bekal pendidikan yang diterima seseorang wajib
hukumnya dipelihara dan dilindungi dengan tidak bergaul kepada sembarang
orang. Karena pengaruh pergaulan dapat menempa seseorang menjadi sosok
yang menakutkan dan merugikan semua pihak. Bukan hanya memberikan
kerugian kepada keluarga, masyarakat, bangsa dan negara tetapi juga
menimbulkan kerugian kepada dirinya di masa depan termasuk kerugian di
alam akhirat. Perampokan semakin merajalela, baik dalam bentuk perampokan
toko mas, perampokan disertai kekerasan dan pembunuhan,
perampokan gang motor hampir dipastikan dalam titik kulminasi 85 persen
akibat pengaruh buruk pergaulan dengan sembarang orang. Meskipun
sebenarnya seseorang tersebut memiliki bekal ilmu pendidikan yang memadai
tetapi karena membiarkan dirinya ikut larut dalam pergaulan yang bebas tak
terbatas, maka kepribadiannya menjadi rapuh dan ikut-ikutan. Apalagi kalau
sampai sudah terpengaruh menjadi penikmat narkoba maka semuanya akan
menjadi rusak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan mengenai pengaruh
pola pergaulan remaja terhadap kepribadian siswa di SMAN 1 Muara Telang
khususnya kelas XI , maka penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan
sebagai berikut, yakni:
1. Pergaulan teman yang cukup besar dapat memiliki pengaruh bagi siswa
dalam tingkatan naik turunnya perilaku kepribadiandalam kehidupnnya.
2. Pergaulan sehari-hari dengan teman adalah aktivitas siswa yang menjadi
sebab dan yang menjadi pendorong atau daya penggerak seseorang untuk
melakukan pola pergaulan remaja dalam keidupannya yang selalu
melakukan tindakan yang terkadang negative yang didapat dari pengaruh-
pengaruh yang kurang baik dalam pergaulan, dengan pengharapan dan
tujuan mendapatkan pengakuan yang baik dari kelompok temannya tersebut
yang sama-sama bergaul sehingga tidak menutup kemungkinan kepribadian
juga akan tepengaruhi.
3. Bahwasannya pengaruh pola asuh orang tua terhadap pergaulan remaja itu
juga akan sangat berpengaruh dalam terjadinya perubahan ke arah yang
diinginkan. Semakin baik dan berkualitas pola pergaulan yang dilakukan,
maka kepribadian mereka akan bisa bagus. Selanjutnya pola pergaulan
remaja itu memberikan kontribusi besar bagi tingginya tingkat perilaku
positif maupun negative yang dilakukan oleh siswa dalam kehidupannya.
4. Dari analisis telah terbukti bahwasannya teman sebaya, lingkungan sekolah
dan pola asuh orang tua sangat perpengaruh terhadap pola pergaulan remaja
pada umumnya terutama di sekolah SMAN 1 Muara Telang. karena
kebanyakan dari mereka melakukan tindakan yang demikian, dimana suka
berkerumun hanya dengan teman dekatnya saja dan kurang perduli dengan
yang lain.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan maka
penulis memberikan saran-saran , yakni:
1. Bagi Siswa
Diharapkan bagi siswa dapat mengendalikan dirinya dalam melakukan
pergaulan dalam kegiatan sehari-hari dan mampu bersemangat dalam
menjalani setiap aktivitas dalam hidupnya dengan menghindari segala
bentuk perilaku yang negative agar perkembangan kepribadian terutama
nilai moral akan tetap berkembang dengan optimal, sehingga aktivitas baik
perilaku maupun ucapan dapat dipandang baik bagi orang lain dan memiliki
semangat beajar yang kuat untuk hasil belajar yang optimal.
2. Bagi Guru
Diharapkan bagi guru dapat memberikan pengarahan yang lebih kepada
peserta didik terutama memberikan bimbingan khusus baik secara kelompok
maupun secara individu kepada siswa, agar siswa memiliki semangat dalam
menghindari kehidupan yang dekat dengan perilaku yang negative sehingga
siswa bisa menempatkan posisinya menjadi peserta didik yang memiliki
kepribadian yang bak.
3. Bagi Orang Tua
Diharapkan kepada orang tua untuk dapat memotivasi dan terus
mengontrol perilaku anaknya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
memberikan perhatian yang cukup dan pola asuh yang berkualitas serta
memberikan contoh agar anak menjadi pribadi yang baik didalam
lingkungan keluarga, sekolah maupun dilingkungan masyarakat.
4. Pihak Sekolah
Diharapkan kepada pihak sekolah untuk bekerja sama dengan wali kelas,
guru bimbingan dan konseling, sehingga guru dapat membimbing dan
mengarahkan siswa dengan optimal. Karena kepedulian serta dukungan
yang diberikan pihak-pihak sekolah akan sangat membantu pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dalam menyelesaikan permasalahan yang dialami
oleh siswa khususnya meminimalisir perilaku pola pergaulan remaja
terhadap kepribadian siswa dan memberikan pengawasan yang lebih pada
cara bergaul yang dilakukan oleh siswa baik di dalam maupun di luar
sekolah.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dengan adanya penelitian ini saya dapat memperluas wawasan,
pengetahuan dan bahkan bekal di kemudian hari. Selanjutnya bagi peneliti
lain, dapat dijadikan sebagai dasar penelitian lanjutan dengan memperluas
variabel dan subjek penelitian serta penelitian pengembangan tentang
pengaruh pola pergaulan remaja terhadap kepribadian siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


Bimo Walgito. 1981. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Darajat, Zakiah. 1990 Pendekatan Psikologi dan Fungsi Keluarga Dalam
Menanggulangi Kenakalan Remaja. Jakarta: Balai Pustaka.
Durland Mark V dan Barlow H. David. 2007. Intisari Psikologi Abnormal Edisi
Keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Elizabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Marsya Sukma Ardini, Skripsi: Pengaruh Pergaulan Terhadap Kepribadian,
(Jakarta: Universitas Persada Indonesia Y.A.I, 2020)
Gordon W, Allport. 1961. A Psychological Interpretation. New York: Henry Holt
and Company.
Hurlock. 1992. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupa. Jakarta: Erlangga Khatimah.
Kurniasih, Skripsi: pengaruh pola pergaulan siswa terhadap prestasi belajar
siswa, (Cirebon: IAIN Syekh NurJati, 2012)
Langeveld M.J. 1955. Menuju ke Pemikiran Filsafat. Jakarta: Remaja
Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. 1984. Psikologi Pendidika. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nia Ramayulis. 2015. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Santrock. 2003. Perkembagan Remaja Edisi Ke-6. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S. W. 2010. Psikologi Remaja, Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sri Rumini & Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT
Asdi Mahasatya.
Yusuf, Syamsul. 2008. Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offest.

Anda mungkin juga menyukai