Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan terjadi secara cepat dan kompleks di era globalisasi saat ini.
Perubahan tidak hanya menyangkut tentang budaya, gaya hidup, tetapi juga
menyangkut nilai moral kehidupan manusia. Teknologi semakin canggih yang
mempermudah manusia dalam melakukan segala sesuatu, komunikasi antar
negara bisa dilakukan dengan mudah melalui media sosial. Dengan mudahnya
melakukan komunikasi sesama manusia di dunia akan saling mempengaruhi
pemikiran dan gaya hidup masyarakat, teruma remaja.

Pengaruh iptek dan globalisasi mengakibatkan terjadinya pergeseran


nilai-nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat. Menjadikan sebuah krisis
moral melanda di Indonesia . Nilai-nilai moralitas yang sangat dijunjung tinggi
oleh masyarakat dahulu, kini sudah bergeser seiring dengan pengaruh iptek dan
globalosasi. Di kalangan remaja sangat begitu terasa akan pengaruh iptek dan
globalisasi. Pengaruh hiburan baik cetak maupun elektronik yang menjurus pada
hal-hal negatif telah menjadikan remaja tergoda dengan kehidupan yang
menjurus pada pergaulan bebas.

Budaya dari luar yang bersifat negatif mudah terserap tanpa adanya filter
yang cukup kuat menjadikan remaja sebagai korban dari globalisasi yang selalu
menuntut kepraktisan, kesenangan belaka dan budaya instant. Konsumeristik-
kapitalistik dan hedonistic menjadi gaya hidup dikalangan anak muda sekarang
ini. Tanpa didasari akhlaq dan moral yang kuat, perilaku negatif seperti tawuran,
acuh tak acuh, ingin menang sendiri , cepat marah menjadi budaya baru sebagai
jati diri mereka. Hal itu menjadi pemandangan yang tidak asing lagi di era ini.

Fenomena dan kenyataan seperti di atas, tidak boleh dibiarkan begitu


saja, jika anak-anak dibiarkan dalam kondisi yang tidak bermoral tersebut. Jika
tidak segera diatasi, maka tidak mengejutkan lagi bangsa Indonesia akan
kehilangan generasi yang bermoral, yang ada hanyalah generasi yang rusak.

Apabila bangsa indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, salah


satu yang harus diperbaiki adalah moral, maka peran dunia pendidikan terutama
khususnya guru sangat penting dalam memperbaiki moral anak didiknya tidak
hanya berperan dalam memberikan pengetahuan saja tetapi juga berperan
sebagai pembentukan moral anak didiknya supaya menjadi generasi yang
berkualitas.

Sekolah merupakan salah satu tempat pendidikan pembentukan karakter


pribadi dan moral. Peserta didik mendapatkan pendidikan secara formal maupun
nonformal. Disini guru sebagai tenaga didik memiliki peran penting dalam
pembentukan karakter pribadi dan moral peserta didik. Oleh karena itu
diperlukan pendekatan pendidikan dan mata pelajaran yang membantu untuk
membentuk kepribadian peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik dan
bermoral. Ilmu Pengetahuan Sosial menjadikan mata pelajaran yang mengkaji
interaksi antara siswa dengan siswa yang lain maupun siswa dengan
lingkungannya.

Pada penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti, peneliti akan


mengambil objek penelitian siswa kelas VII SMPN 4 Batanghari Nuban.

Kondisi perilaku siswa dan siswi dapat diketahui setelah peneliti


melakukan wawancara dengan wali kelas VII SMPN 4 Batanghari Nuban. Hasil
dari wawancara tersebut adalah kondisi siswa-siswi di sini masih banyak yang
kurang disiplin, mereka sangat sulit untuk di atur, malas belajar, sering berkata
kasar antara satu sama lain, sering bolos dari sekolah di saat jam pelajaran juga
sering terlambat datangnya, mereka juga kurang disiplin seperti membuang
sampah sembarangan, dan ada juga yang berperilaku tidak sopan kepada yang
lebih tua.

Dari paparan data di atas, untuk mengatasi pergeseran moral dikalangan


remaja tersebut pendidikan moral dalam sekolah harus dioptimalkan supaya
dapat mencetak generasi yang tidak hanya unggul dalam bidang ilmu
pengetahuan saja tetapi juga unggul moralnya dalam hai itu peran gurulah yang
harusnya dioptimalisasi. Dalam penelitian ini peneliti berfokus pada peran guru
IPSnya karena peran guru IPS memiliki andil yang sangatlah berpengaruh
penting dalam penanaman moral siswa, di sekolah guru perlu memberikan
penanaman nilai-nilai moral pada setiap mata pelajaran yang akan disampaikan.
Guru mata pelajaran IPS diharapkan dapat memberikan penanaman nilai moral.

Peran guru IPS dapat peneliti ketahui dari hasil observasi di SMPN 4
Batanghari Nuban. Hasil observasi tersebuat yaitu Kondisi pembelajaran dalam
kelas VII SMPN 4 Batanghari Nuban ini bisa dilihat bahwasannya guru IPS
disana memiliki strategi yang berbeda yang mana guru tersebut ketika proses
pembelajaran tidak hanya menjelaskan materi saja akan tetapi dipadukan
dengan pesan-pesan moral. Dari sana guru bisa lebih dekat dengan siswa
sehingga kita sebagai siswa lebih bisa terbuka dengan guru. Apalagi mereka
yang baru menginjak SMP yang masih terbawa masa-masa SD masih perlu
bimbingan yang kuat, apalagi masalah moral karena masih banyak sekali teman-
teman yang kurang begitu baik dalam tingkah lakunya, moral, etika dan perilaku.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka penulis tertarik untuk


meneliti tentang “Peran Guru IPS dalam Meningkakan Moral Siswa Kelas VII
di SMPN 4 Batanghari Nuban.”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian


ini berfokus pada :

1. Bagaimana peran guru IPS dalam optimalisasi pendidikan moral siswa


Kelas 7 di SMPN 2 Dau Satu Atap Kabupaten Malang?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat bagi peran guru IPS dalam
meningkatkan moral siswa kelas VII di MTs Negeri Turen Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini


adalah:

1. Untuk mengetahui peran guru IPS dalam meningkatkan moral siswa kelas
VII di MTs Negeri Turen Malang

2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat peran guru
IPS dalam meningkakan moral siswa kelas VII di MTs Negeri Turen
Malang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pendidik
Penelitian ini diharapkan mempu menjadi bahan evaluasi atas
kekurangan yang terjadi selama membina dan mendidik para peserta didik
sehinga mampu melahirkan siswa- siswi yang tidak hanya pandai dalam
hal akademis, namun memiliki moral yang baik juga, sehingga menjadi
generasi yang berkualitas.

2. Bagi Peserta Didik

Dengan penelitian ini diharapkan menjadi tambahan dalam proses


pengembangan dan perbaikan pendidikan moral bagi generasi dalam
menghadapi era modern yang terus berkembang .

3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan pembelajaran dan menambah wawasan terkait


dengan peran guru dalam optimalisasi pendidikan moral di era modern,
sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sekaligus
sebagai modal dalam mebina dan mendidik generasi-generasi bangsa
kedepan yang dapat terjangkau.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut.

1. Jenis Peneitian adalah Penelitian Deskriptif.

2. Metode Penelitian adalah Metode Penelitian Kualitatif.

3. Objek Penelitian terdapat 2 variabel yaitu variable bebas dan variable


terikat. Variabel bebas Peranan Guru IPS dan variable terikat
Meningkatkan Moral siswa kelas VII SMPN 4 Batanghari Nuban.

4. Dalam penelitian ini, peneliti memilih SMPN 4 Batanghari Nuban sebagai


lokasi penelitian.

5. Waktu Penelitian dilakukan di semester genap 2022/2023

F. Kajian Literatur

Kajian Literatur ini menyajikan perbedan dan persamaan bidang kajian


yang diteliti antara peneliti dengan peneliti sebelumnya. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari adanya pengulangan kajian terhadap hal-hal yang sama.
Dengan demikian akan diketahui sisi-sisi apa saja yang membedakan antara
penelitian peneliti dengan penelitian-penelitian terdahulu.

Dalam hal ini peneliti akan menyajikan dalam bentuk paparan yang
bersifat uraian.

1. “PERAN GURU IPS DALAM OPTIMALISASI PENDIDIKAN MORAL SISWA


DI SMPN 2 DAU SATU ATAP KABUPATEN MALANG” penelitian ini ditulis
oleh Maya Choirun Ni’mah. Hasil penelitian ini yakni Guru IPS berperan
sebagai pendidik dengan cara memberikan keteladanan serta pembiasan.
Guru IPS berperan sebagai agen moral dengan cara mengintegrasikan
nilai moral ke dalam materi pembelajaran. Guru IPS berperan sebagai
motivator dengan cara memotivasi siswanya melalui reward dan
punishment.

2. “PERAN GURU IPS DALAM MENINGKATKAN MORAL SISWA KELAS VII


DI MTS NEGERI TUREN MALANG” ditulis oleh Aprilia Fauziyah. Hasil
penelitiannya yaitu Peran guru IPS dalam meningkatkan moral siswa
dikatakan berhasil apabila siswa dapat berperilaku santun serta mampu
menerapkan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Selain itu
guru juga mampu memberikan panutan yang baik bagi siswa dan
memberikan contoh sikap teladan dengan memberikan keteladanan
melalui cara bersikap guru dalam bergaul dan kedisiplinan, serta
memberikan pembiasaan agar siswa dapat berperilaku santun.

Faktor pendukung dan penghambat peran guru IPS dalam meningkatkan


moral siswa yakni: Faktor pendukung dalam meningkatkan moral siswa
yakni data pribadi siswa dari sana seorang guru dapat memahami karakter
siswa, serta faktor yang timbul dari lingkungan keluarga dan latar belakang
orang tua yang mana kehidupan keluarga merupakan fase pertama yang
membentuk moral bagi anak, dan juga watak karakter siswa itu sendiri
diantaranya adalah kesadaran akan pentingnya moral yang baik. Faktor
yang menghambat peran guru dalam meningkatkan moral siswa adalah
faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, selain itu faktor lingkungan
dan teknologi yang menjerumuskan siswa pada pergaulan bebas, serta
faktor lingkungan dan keluarga yang mengakibatkan dampak negatif
terhadap diri siswa.

3. “PERAN GURU IPS DALAM MENINGKATKAN MORAL KELAS VIII DI MTS


NEGERI KUNIR BLITAR” ditulis oleh Yusuf Ardi Wardana. Hasil penelitian
ini adalah : 1. Guru IPS untuk meningkatkan moral siswa kelas VIII di MTs
Negeri Kunir Blitar dengan Memberikan pembiasaan-pembiasaan positif
untuk membiasakan siswa berperilaku sesuai nilai dan norma yang diakui.
Memberikan motivasi untuk mengontrol siswa psikis, agar tetap
melaksanakan pembiasaan positif. Implementasi program guru IPS untuk
meningkatkan moral siswa dilakukan secara konsisten setiap hari. Guru
IPS dibantu dengan pihak sekolah melaksanakan pemantauan secara
langsung baik di dalam dan di luar kelas. Adapun Faktor pendukung
implementasi program guru IPS dalam meningkatkan moral siswa yaitu:
guru menguasai kemampuan pedagogis untuk memahami karakter siswa
secara utuh, latar belakang sosial siswa yang mempu berkontribusi untuk
peningkatan moral siswa. Adapun faktor penghambatnya ialah: faktor yang
berasal dari dalam diri siswa yang sedang berada di fase peralihan anak-
anak menuju dewasa (remaja), lingkungan pertemanan dan kemajuan
teknologi yang disalahgunakan sehingga membawa dampak negative, latar
belakang siswa yang berasal dari keluarga bermasalah, broken home,
dan orang tua yang kurang suportif.

Anda mungkin juga menyukai