Anda di halaman 1dari 12

Artikel Ilmiah

Analisis Kelebihan Dan Kekurangan Satuan Harian di TK Mutiara


Berkembang

Dosen Pengampuh :

Hasrat Aimang, S. Pd, M. Pd

Disususn Oleh :

Widianingsih (19075064)

Masria

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEAGAMAAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH LUWUK

2020

Analisi Kelebihan Dan Kekurangan Satuan Harian di TK Mutiara


Berkembang
Abstrak

Menanamkan budi pekerti pada anak usia dini dan apa faktor-faktor yang
mendukung guru dalam menanamkan budi pekerti dan faktor-faktor yang
menghambat guru dalam menanamkan budi pekerti pada anak usia dini. Dalam
melakukan suatu penelitian tentunya harus memiliki pendekatan yang matang
untuk itu diperlukan suatu metode penelitian, maka metode peneliti yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kualitatif
dimana informasi yang dibutuhkan didapat melalui observasi, wawancara,
dokumentasi, dianalisis kemudian disimpulkan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada peranan guru yang sangat menonjol dalam penanaman budi
pekerti.penanaman budi pekerti pada anak dilakukan dengan melatih dan
membiasakan anak untuk bersikap dan berprilaku hormat, kejujuran, kedisiplinan,
berani dan murah hati. menanamkan perilaku disiplin dengan cara menetapkan
peraturan yang harus di patuhi dan ditaati oleh setiap anak. Sedangkan cara guru
mengatasi pelanggaran perilaku disiplin yaitu dengan cara guru berkomunikasi
dengan anak untuk membicarakan tentang tata tertib yang telah disepakati
bersama.
Kata kunci : Penanaman budi pekerti,perilaku disiplin

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan proses tiada henti sejak manusia dilahirkan hingga


akhir hayat. Bahkan banyak pendapat mengatakan bahwa pendidikan sudah
dimulai sejak manusia masih berada dalam kandungan (pre-natal). Pastinya proses
pendidikan akan dan harus dialami dan dijalani oleh setiap manusia di setiap
waktu. Masa anak usia dini ialah salah satu fase yang dijalani oleh manusia. Masa
ini merupakan masa pendidikan yang terfokus pada psikomotorik anak serta
menanamkan ahklak dan sikap hidup anak didik. Dimasa kanak-kanak, anak
belum memiliki kemampuan untuk berfikir dan memilih mana yang baik dan
mana yang buruk. Untuk itu, peranan guru dengan memberikan teladan berupa
budi pekerti yang baik akan membantu proses belajar anak. Kesan-kesan yang
baik, yang diberikan guru kepada anak akan membantu mendorong
berkembangnya kepribadian anak ke arah yang baik.
Menurut Nurul Zuhriah (2007: 105-108) peran guru yang cukup berat dan perlu
dilaksanakan dalam mendukung pelaksanaan pendidikan budi pekerti di taman
kanak-kanak adalah:

1. Seorang pendidik atau guru haruslah menjadi model, sekaligus menjadi


mentor dari peserta didik dalam mewujudkan nilai-nilai moral pada
kehidupan disekolah. Tanpa guru atau pendidik sebagai model, sulit untuk
diwujudkan suatu pranata sosial (sekolah) yang dapat mewujudkan nilai-
nilai kebudayaan.
2. Masyarakat sekolah haruslah merupakan masyarakat bermoral. Budaya
sekolah bukan semata-mata untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
tetapi juga memupuk kejujuran, kebenaran dan pengabdian kepada
kemanusiaan. Dengan demikian, sekolah akan menjadi pusat kekuatan
moral yang berkesinabungan.
3. Praktikkan disiplin moral. Moralitas menuntut keseluruhan dari hidup
seseorang karena dia melaksanakan apa yang baik dan menolak apa yang
batil. Hal ini berarti tuntutan disiplin moral bukan hanya berlaku untuk
peserta didik,tetapi juga bagi para pendidik di dalam pranata sosial
sekolah.
4. Mewujudkan nilai-nilai melalui kurikulum. Nilai-nilai moral bukan hanya
disampaikan melalui mata pelajaran yang khusus, tetapi juga terkandung
dalam semua program kurikulum. Artinya, di dalam setiap mata pelajaran
dalam kurikulum tersirat pertimbngan-pertimbangan moral.
5. Budaya bekerja sama. Belajar bersama hanya mungkin berkembang
apabila para peserta didik tidak diarahkan kepada egoism dalam proses
belajar. Dalam hal ini peran guru bukan hanya membimbing 8 peseta didik
secara perorangan, tetapi mendorong mereka melalui penciptaan situasi
belajar untuk dapat belajar bersama.
6. Menumbuhkan kesadaran berkarya. Kesadaran berkarya menuntut peserta
didik untuk menghargai akan arti keterampilan di dalam kebudayaan. Oleh
karena itu, peserta didik yang di kembangkan kesadran berkaryanya akan
menjadi kreator-kreator kebudayaan
7. Mengembangkan refleksi moral. Refleksi moral dapat dilaksanakan
melalui pendidikan budi pekerti atau pendidikan moral. Karena pendidikan
moral merupakan suatu refleksi yang teruji di masyarakat.

Undang-undang sistem pendidikan nasional menegaskan bahwa pendidikan


yaitu tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Sekolah adalah fase kedua dari pendidikan pertama dalam keluarga, pada masa
inilah keletakkan pondasi belajar harus tepat dan benar. Dalam perkembangnya,
seorang anak selain membutuhkan perhatian dari kelurga dan sekolah juga
membutuhkan perhatian dari lingkungan masyarakat lingkungan ini nantinya akan
memberi pengaruh terhadap perkembangan jiwa anak. Seperti yang diungkapkan
oleh Suhartono (2008:50) bahwa lingkungan masyarakat adalah kegiatan
pendidikannya perpusat pada bimbingan potensi moral. Masyarakat secara kodrat
bertanggung jawab atas kecerdasan emosional.

Peran masyarakat terhadap pendidikan amat menetukan. Tanpa pelibatan


masyarakat, pendidikan sekolah tidak bisa berlangsung. Oleh sebab itu, agar peran
masyarakat terhadap pendidikan lebih efektif, setiap faksi sosial perlu
membangun kembali visisnya dengan menanamkan kependidikan sebagai dua
landasan dasar kemajuan. Bahwa kemajuan kehidupan masyarakat tanpa spirit
pendidikan tidaklah mungkin. Karena pendidikan pada hakikatnya adalah upaya
mempertumbuhkan nilai kemanusian. Jika nilai kemanusian tumbuh, maka tidak
mungkin terjadi kerusakan moral, kerusakan alam, dan kerusakan spritual
(Suhartono,2008:52). Hal penting lainnya dalam penanaman budi pekerti anak usia
dini. Para pendidik di tuntut dalam menjalankan kewajibannya, jika seorang pendidik
menjadikan dirinya sebagai teladan praktis dalam hal ini, maka hal ini akan 3
berdampak efektif bagi kebutuhan dalam menjalankan nilai budi pekerti dalam
hidupnya. Tantangan yang sedang di hadapi saat ini terutama pada bidang
pendidikan budi pekerti atau moral. Krisis penanaman budi pekerti yang terjadi
dari aspek, akhlak buruk anak didik. Meskipun akhir-akhir ini prestasi intelektual
anak didik mengalami peningkatan, namun kemunduran justru terjadi pada asfek
lain yang amat penting, yaitu moralitas, kemunduran pada asfek ini menyebabkan
krisis pendidikan budi pekerti atau akhlak anak didik dalam dunia pendidikan,
sehingga dalam duni pendidikan tidak dapat menahan laju kemerosotan akhlak
yang terus terjadi. Oleh karena itu menanamkan budi pekerti sangat penting
ditanamkan kepada anak usia dini, agar anak anak menjadi manusia yang sesuai di
harapkan.

Istilah budi pekerti yang pada dasarnya tidak berbeda dengan akhlak adalah
kata yang berasal dari bahasa sansekerta memiliki kedekatan dengan istilah “tata
krama”. Inti ajaran tata krama ini sama dengan inti ajaran budi pekerti. Menurut
kamus bahasa Indonesia, budi pekerti adalah tingkah laku, perangai akhlak
ataupun watak. Sikap dan tingkah laku seseorang tercermin dalam kegiatan hidup
kesehariannya seperti tampak dalam hubungan dengan tuhan, hubungan dengan
diri sendiri, hubungan dengan keluarga, hubungan dengan masyarakat, hubungan
dengan alam sekitar. Pendapat lain dikemukakan oleh Sjarkawi (2006:34) bahwa
pendidikan budi pekerti adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk
mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau
budi pekerti luhur. menurut Nurul Zuriah (2011:38), budi pekerti merupakan nilai
hidup manusia yang sungguh-sungguh dilaksanakan bukan hanya sekedar
kebiasaan, tetapi berdasarkan pemahaman dan kesadaran diri untuk menjadi lebih
baik. Pendidikan budi perkerti merupakan program pengajaran di sekolah yang
bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-
nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui
kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerjasama yang menekankan ranah
afektif (perasaan dan sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berfikir rasional)
dan ranah skill psikomotorik (Nurul Zuriah, 2011;19).

Dari uraian di atas, dapat kita pahami bahwa menanamkan budi pekerti pada
anak usia dini merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seorang guru agar anak
menjadi generasi yang berbudi pekerti luhur,dalam hal ini guru di sekolah untuk
mengembangkan dan mengoptimalkan seluruh potensi dasar yang dimiliki oleh
anak, ketika anak tumbuh dewasa mereka akan menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada allah subhanahu wata’ala, cerdas, unggul dalam ilmu
pengetahuan dan kepribadian mulia. Berdasarkan paparan latar belakang tersebut.
Artikel ini di teliti pada bulan maret tahun 2022 di TK Mutiara Berkembang
khususnya di kelas B Khusus Berjumlah sembilan orang. ada enam orang anak
yang memiliki budi pekerti tidak baik contohnya seperti anak yang kurang sopan,
berkata kotor ke pada guru dan teman-temannya. Maka dari itu penulis tertarik
untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai bagaimana peran guru dalam
menanamkan budi pekerti pada anak usia dini di TK Mutiara Berkembang Desa
Kampung Baru.

Perilaku disiplin merupakan salah satu nilai karakter yang sangat penting
untuk ditanamkan pada anak. Perilaku disiplin pada anak usia dini tidak muncul
secara tiba-tiba, tetapi dimulai melalui rutinitas yang dilakukan secara konsisten
setiap hari. Dimana pada usia ini, anak-anak menjadi lebih penurut dan bisa diajak
bekerja sama. Pentingnya penerapan perilaku disiplin pada anak karena
kedisiplinan dapat membentuk pribadi yang baik bagi anak. Jika anak dari kecil
sudah dididik dengan disiplin pasti ketika anak tumbuh besar, akan terbiasa
disiplin dalam keadaan apapun. terhadap perkembangan berikutnya. Sedari dini,
orang tua dan guru harus membentuk perilaku disiplin anak pada semua aspek.
Menurut Gunarsa (2004: 53),“Mengajarkan nilai disiplin sejak dini dimaksudkan
agar lebih mengakar pada anak sehingga akan menjadi suatu kebiasaan”.

METODE PENELITIAN

peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Suharsini Arikunto


(2002:291). Mengatakan baahwa penelitian deskriptif kualitatif merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status
suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan. Alasan digunakan pendekatan deskriptif kualitatif karena
peneliti tidak melakukan pengolesan atau pengujian, melainkan berusaha
menelusuri, memahami, menjelaskan gejala dan kaitan hubungan antara segala
yang diteliti, yaitu Analais Kelebihan dan Kekurangan Satuan Kegiatan Harian
Pada TK Mutiara Berkembang.

PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil observasi dan wawancara penulis
menemukan perilaku anak memiliki budi pekerti yang tidak baik di TK Mutiara
Berkembang. namun perilaku anak terhadap disiplin waktu di TK mutiara
berkembang sangat baik. Karena baik guru atau peserta didik di TK Mutiara
berkembang sangat disiplin terhadap waktu, disiplin buang sampah pada
tempatnya, disiplin merapikan kembali mainan/barang-barang yang telah
dipakainya ketempat asalnya, dan disiplin mengantri saat mencuci tangan.
Penelitian ini melibatkan beberapa responden yang terdiri enam anak dari
sembilan anak dalam kelas yang mengalami budi pekerti yang tidak baik, berupa
kurang sopan dan perilaku yang tidak baik lainnya. biasanya dalam kelas tidak
adanya perhatian pada guru dan mengeluarkan kata-kata yang kurang sopan. Dan
70 peserta didik dan 6 tenaga pendidik disiplin terhadap waktu. Setelah peneliti
melakukan wawancara dengan guru dan orang tua ternyata ada beberapa anak
yang juga memiliki budi pekerti kurang baik dirumah. Guru melakukan kerja
sama dengan orang tua dalam menanamkan budi pekerti yang baik pada anak
sejak dini.

peran guru dalam upaya penanganan anak yang berbudi pekerti tidak baik ini
tentu dengan sabar dan selalu memberikan contoh bagaimana bersikap sopan dan
berbicara yang baik, biasanya anak menirukan apa yang guru contohkan. Guru
juga melakukan pendekatan kepada anak dengan mengajak anak bermain bersama
dengan menceritakan cerita yang membangun anak dalam berbudi pekerti yang
baik. Setelah upaya guru yang dilakukan beberapa anak berubah dan mulai
menunjukan budi pekerti yang baik dan lebih semangat lagi dalam belajar dan
bermain. Anak mulai berkata tolong saat meminta bantuan, mengucapkan
terimakasih/ dan berperilaku sopan terhadap guru dan temannya. Adapun peran
guru untuk anak usia dini dalam menanamkan budi pekerti yang baik yaitu :

A. Peran guru dalam Menanamkan Budi Pekerti Pada Anak Usia Di TK


Mutiara Berkembang
1. Dalam upaya menanamkan budi pekerti yang baik pada anak usia dini
di TK Mutiara Berkembang guru membiasakan anak untuk memberi
salam dan salim kepada guru dan orang tua, agar anak dapat
menghormati orang yang lebih tua.
2. Guru mengajarkan pada anak untuk mengucapkan kata tolong dan
terimah kasih kepada orang lain agar anak terbiasa melakukan hal-hal
yang baik.
3. Guru mengajarkan pada anak untuk bertutur kata dan berperilaku yang
baik dan sopan kepada guru,orang tua dan teman sebayanya.
4. Guru juga menanamkan nilai agama pada anak dengan membaca do’a
dan menceritakan cerita yang membangun anak untuk berperilaku
yang baik.

B. Faktor-faktor Yang Menghambat Guru Dalam Menanamkan Budi Pekerti


Pada Anak Usia Dini Di Tk Mutiara Berkembang
1. Pola Asuh
Perbedaan pola asuh orang tua pada peserta didik dapat menghambat
guru dalam menanamkan budi pekerti, ada orang tua yang susah diajak
kerja sama dalam menanamkan budi pekrti pada anak, karena ada
beberapa anak yang perilakunya disekolah berbeda dengan dirumah.
Orang tua juga harus berperilaku yang baik dan mengucapkan kata
yang sopan dirumah karena apa yang mereka lihat dan dengar itu akan
terekam diotak mereka dan mereka akan meniru.

2. Faktor Lingkungan
lingkungan juga dapat menjadi hambatan guru dalam mananamkan
budi pekerti yang baik pada anak. Waktu pembelajaran yang terbatas,
sehingga anak lebih memiliki banyak waktu untuk bermain diluar
sekolah dan bergaul dengan orang yang lebih dewasa sehingga orang
tua harus membatasi anak dalam memilih teman bermain.

C. Tujuan Guru Menanamkan Budi Pekerti Pada Anak Usia Dini Di TK


Mutiara Berkembang
pendidikan budi pekerti adalah untuk mengembangkan nilai, sikap dan
perilaku siswa yang memancarkan akhlak mulia/budi luhur (H aidar,
2004:78). Hal ini mengandung arti bahwa dalam pendidikan budi pekerti,
nilai-nilai yang ingin dibentuk adalah nilai-nilai akhlak yang mulia, yaitu
tertanamnya nilai-nilai akhlak yang mulia kedalam diri peserta didik yang
kemudian terwujud dalam tingkah lakunya. Menyadari pendidikan budi
pekerti merupakan faktor utama dalam kesinambungan hubungan dalam
kehidupan, maka derajat seseorang tergantung pada budi pekertinya.
Membangun budi pekerti yang baik dalam kehidupan sehari-hari berarti
menegakkan fitrah manusia yang berkedudukan tinggi, jika tidak berupaya
menegakkan budi pekerti yang baik, berarti kita menentang fitrah manusia
itu sendiri. Sebagai seorang manusia secara fitrah berkecenderungan untuk
berbuat kebajikan dan mengakui adanya kekuasaan yang lebih tinggi dari
kita yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan berbudi pekerti yang baik dapat menciptakan manusia menjadi
makhluk yang mulia dan sempurna serta membedakan dari makhluk-
makhluk lainnya. Jadi, mempelajari pendidikan budi pekerti itu tidaklah
sekedar untuk mengetahui mana budi pekerti yang baik dan mana budi
pekerti yang buruk, akan tetapi yang terpenting adalah mengamalkan dan
mempraktikkan budi pekerti yang luhur yang sesuai dengan tuntunan
agama.(tabrani rusyan:7) Dengan demikian Pendidikan budi pekerti
bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan lapangan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan


sebagai berikut :
1. Peran guru dalam menanamkan budi pekerti pada anak usia dini di Ttk
Mutiara Berkembang Desa Kampung Baru Peranan yang dilakukan
guru dalam menanamkan budi pekerti pada anak usia dini terkait
dengan sifat-sifat yang terkandung dalam budi pekerti yaitu: guru
menanamkan sifat hormat dengan mengajarkan bahasa krama dan
membina kerukunan sesama anak.berkaitan dengan sifat jujur, anak
diwajibkan berkata jujur senantiasa menjaga ,memelihara dan
melaksanakan janjinya,baik janji terhadap allah ,janji terhadap sesama,
juga janji terhadap dirinya sendiri.
2. Faktor-faktor yang mendorong guru dalam menanamkan budi pekerti
pada anak usia dini terdiri dari: orang tua dan motivasi anak. Orang tua
menginginkan anaknya mendapat pendidikan moral agam supaya
menjadi generasi yang berakhlak baik, selain itu dorongan orang tua
terhadap penanaman budi pekerti di sekolah adalah orang tua bersedia
mengantarkan anaknya ke sekolah, sedangkan motivasi anak terlihat
dari kedesiplinan mereka mematuhi jadwal yang berlaku dan dari
semangat mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3. Faktor-faktor yang menghambat guru dalam menanamkan budi pekerti
pada anak usia dini sebagai berikut: Perbedaan pola asuh orang tua
pada peserta didik, kurangnya kerjasama dari orang tua murid, waktu
pembelajaran yang terbatas, perbedaan kemampuan anak dalam
mengikuti pembelajaran, Faktor lingkungan Hambatan yang muncul di
dalam faktor lingkungan adalah anak yang bergaul dengan orang yang
lebih dewasa, jadi ucapan mereka meniru perkataan orang dewasa dan
di tiru oleh teman-teman nya.
4. Pentingnya penerapan perilaku disiplin pada anak karena kedisiplinan
dapat membentuk pribadi yang baik bagi anak. Jika anak dari kecil
sudah dididik dengan disiplin pasti ketika anak tumbuh besar, akan
terbiasa disiplin dalam keadaan apapun.

B. Saran
Setelah melakukan penelitian maka penulis dapat memberikan beberapa saran
yaitu sebagai berikut:

1. Bagi guru di TK Mutiara Berkembang Desa Kampung Baru penanaman


budi pekerti yang dilakukan sudah cukup baik, namun ada hal-hal yang
perlu untuk diperbaiki, seperti guru hendaknya mengawasi dan memantau
perkembangan peserta didik baik di dalam kelas maupun diluar kelas, guru
harus membuat pembelajaran yang menyenangkan bagi anak dalam
menanamkan budi pekerti anak usia dini, dan guru harus memberikan
motivasi dan memiliki sifat sabar dalam menanamkan budi pekerti anak
usia dini.
2. Bagi Peserta Didik, hendaknya, mengikuti kegiatan belajar memgajar
khususnya penanaman budi pekerti dengan sungguh-sungguh dan rajin
serta berusaha untuk membantu kelancaran penanaman budi pekerti
dengan cara menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan yang
berlaku ditaman kanak-kanak Mutiara Berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Siti Dkk 2008, perkembangan dan konsep dasar pengembangan anak usia
dini. (Jakarta: universitas terbuka )
Amrindono, 2020. Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan
Kognitif Anak Usia Dini Melalui Metode Daring Di Taman Kanak-kanak
Dwi Tunggal Kota Jambi. SMART KIDS Jurnal Pendidikan Islam Anak
Usia Dini Volume 2, Nomor 2 (2020) Periode Juli-Desember
Arikunto, Suharsimi, 2002 prosedur penelirian ( suatu pendekatan praktik ),
(Jakarta: rineka cipta,) Haidar Putra Daulay 2004, pendidikan islam dalam
sistem pendidikan nasional di Indonesia, (Jakarta : pt prenada media)
HR. Ath. Thabrani dalam Mu’jam ash-shaghir (no.605) Nasrudin Al-Albani
dalam kitabnya dan silsilah hadist sahihah (no.751)
Suhartono, (2008). wawasan pendidikan: sebuah pengantar pendidikan
Yogyakarta: Ar ruzz media.

Anda mungkin juga menyukai