Anda di halaman 1dari 7

Page |

MODUL 1HAKIKAT PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR

1.

DEFINISI PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan sesuatu fenomena manusia yang sangat komplek, karena sifatnya yangkomplek
itu maka pendidikan dapat dilihat dan dijelaskan dari berbagai sudut pandang, seperti darisudut
pandang psikologi, sosiologi dan antropologi, ekonomi, politik, komunikasi dan sebagainya.Walaupun
definisi pendidikan yang dikemukakan para ahli sangat beragam namun untukkeperluan aplikasi, anda
tetap perlu memiliki pegangan tertentu yang cukup mantap tentangpendidikan hinga sekarang adalah
pandangan perkembanga.Proses pendidikan adalah proses kebudayaan dan proses adalah proses
pendidikan oleh karenasetiap pendidikan (guru) selalu berhadapan dengan individu yang tengah
berkembang makapendidikan dapat dipandang sebagai proses membantu peserta didik untuk mencapai
tingkatperkembangan yang optimal dalam seluruh aspek keperibadiannya sesuai dengan potrnsi yang
dimilikidan sistem nilai yang berlaku dilingkungan sosial budaya dimana dia hidup.Pendidikan bukanlah
proses memaksakan kehendak orang dewasa (guru) kepada peserta didik,melainkan upaya menciptakan
kondisi yang kondusif bagi optimalisasi perkembangan anak.Pendidikan di sd dapat didefinisikan sebagai
proses perkembangan kemampuan yang palingmendasar setiap siswa, dimana riap siswa belajar secara
aktif karena adanya suasana yangmemberikan kemudahan (kondusif) bagi perkembangan dirinya secara
optimal.

2.

TUJUAN PENDIDIKAN DI SD

Tujuan pendidikan merupakan gambaran kondisi akhir atau nilai-nilai yang ingin dicapai dari suatuproses
pendidikan setiap tujuan pendidikan memiliki dua fungsi1.

Mengambarkan tentang kondisi akhir yang ingin dicapai2.

Memberkan arah dan cara bagi semua usaha atau proses yang dilakukanTujuan pendidikan sd harus
selalu mengacu pada tujuan pendidikan nasional dan tujuanpendidikan dasar serta memperhatikan
kesesuaiannnya dengan lingkungan dan kebutuhan nasionalserta memperhatikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan kehidupan umat manusiasecara global.Tujuan pendidikan di sd
mencakup pembentukan dasar keperibadian siswa sebagai manusiaindonesia seutuhnya sesuai dengan
tingkat perkembangan dirinya.Secara operasional pendidikan sd, dinyatakan dislam kurikulum
pendidikan dasar, yaitu memberibekal kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung,
pengetahuan dan keterampilan dasaryang bermanfaat bagi siswanya sesuai dengan tingkat
perkembangannya serta mempersiapkanmereka untuk mengetahui pendidikan di sltp/mts.

3.

FUNGSI PENDIDIKAN DI SD

Fungsi pendidikan pada umumnya adalah meliputi1.

Fungsi individuasi2.

Fungsi sosialisasi3.

Fungsi nasionalisasi4.

Fungsi humanisasiPendidikan dasar berfungsi sebagai jenjang awal dari pendidikan disekolah
untukmengembangkan dasar pribadinya manusia sebagai warga masyarakat dan warga negara
yangberbudi luhur, beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa, serta sebagai bekal
untukpendidikan selanjutnya dan untuk bekal hidup di masyarakat.Sekurang-kurangnya pendidikan di sd
memiliki empat fungsi utama yaitu:1.

Fungsi yang sangat mendasar dari pendidikan di sd adalah fungsi pembentukan danpengembangan
dasar keperibadiananak.2.

Fungsi pendidikan di sd adalah penyiapan warga masyarakat dan warga negara republikindonesia yang
baik.3.

Tranformasi budaya menjadikan anak agar mengenal dan berbudaya indonesia.4.

Pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar untuk melanjutkan pendidikan disltp/mts

4. PRINSIP– PRINSIP PENDIDIKAN DI SD


Salah satu titik lemah budaya pendidikan di sekolah kita selama ini bahwa titik sentralpendidikan adalah
bukan siswa, melainkan guru, bahkan selama 32 tahun titik sentralnya adalahpemerintah dengan
berbagai aturan. Titik lemah ini secara konsepsional dapat diubah bilamanaperkembangan siswa
dijadikan sebagai tujuan pembelajaranPerkembangan anak dan pendidikan memiliki prinsip yang paralel
yaitu merupakan suatuproses yang terpadu dan berlangsung sepanjang hayat, oleh sebab itu proses
pembelajaran di sd harusmemperhatikan keterpaduan perkembangan anak dalam aspek perkembangan
fisik, kogniticf, sosial,moral, spiritual dan emosional dan mendorong anak untuk belajar sepanjang
masa.Dari aspek keterpaduan perkembangan dan belajar ada 2 prinsip pendidikan yaitu:

1. Guru sekolah dasar harus selalu peuli dan memahami anak sebagai keseluruhan.

2. Kurikulu dan proses pembelajaran di sd harus bersifat terpadu.Aspek keterpaduan diatas meliputi tiga
sub aspek yaitu:

1. Aspek perkembangan fisik

2. Aspek perkembangan kognitik

3. Aspek perkembangan sosio – emosional dan moral .

Setiap aspek itu memiliki prinsip operasional yang terdiri.

Prinsip – prinsip pendidikan di sd paralel dengan prinsip perkembangan individu yaitu:

1.Bahwa perkembangan adalah proses yang tak pernah berakir oleh karena itu pendidikan ataubelajar di
sd harus memotivasi anak untuk belajar secara terus menerus sepanjang hayat.

2. Bahwa setiap anak bersifat individual dan perkembangan dalam percepatan individual, makaguru sd
harus memahami dan memegang norma atau patokan atau target tertentu namun diaharus tetap
memperhatikan keragaman siswa secara individual dalam aspek fisik, psikis dansosial.

3. Bahwa semua aspek perkembangan saling berkaitan , oleh sebab itu pendidikan jasmani
harusmenjadi wahana bagi perkembangan aspek lainnya, begitu pula proses pembelajaran bidangstudi
lainnya harus selalu dikaitkan dengan berbagai aspek perkembangan anaknya

4. Bahwa perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan maka perkembangan individumemiliki
sekuensi tertentu dan dapat menjadi arah pendidikan.

5. Program dan strategi pembelajaran di sd harus dikembangkan dan diorganisasikan agarmerangsang,


mempercepat dan menghindari ekses memperlambat laju perkembanganpeserta didik.

Mataheru dalam bukunya Success Through Character Building (2018) menyebutkan kalau
character building adalah sebuah upaya untuk membangun karakter yang berupa sifat, moral, dan
budi pekerti siswa menjadi baik.
Karakter yang baik meliputi motivasi dari dalam diri untuk melakukan hal yang benar,
bersumber dari hati, dan tidak dipandang dari sisi umur, ras, jabatan, atau ekonomi karena
sebenarnya semua orang bisa memilikinya.

Dalam pendidikan, character building berfungsi untuk menunjukkan jati diri siswa sebenarnya,
menentukan cara mereka mengambil keputusan, serta menentukan sikap, perkataan, dan tindakan
siswa dalam kehidupannya.

Jadi, character building sangat penting untuk membangun generasi yang tidak hanya cerdas tapi
juga bermoral, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti yang baik. Terus, apa langkah yang bisa
diambil untuk membangun karakter siswa?

Bagaimana Guru Membangun Karakter Siswanya?


Setiap interaksi yang terjadi di dalam kelas berpotensi mempengaruhi nilai dan karakter siswa.
Pendekatan yang bisa dilakukan guru dalam character building antara lain:

Berperan sebagai pengasuh, model, dan mentor yang memperlakukan siswanya dengan kasih
sayang dan hormat, memberi teladan, mendukung perilaku siswa yang seimbang, serta
memperbaiki tindakan yang salah.
Menciptakan komunitas moral di kelas dengan membantu siswa untuk mengenal satu sama lain,
menghormati dan peduli satu sama lain, serta merasa dihargai sebagai anggota kelompok.
Melatih siswa untuk disiplin moral, mengembangkan penalaran moral, pengendalian diri, dan
rasa hormat dalam kelompok.
Membangun lingkungan kelas demokratis yang melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan
dan tanggung jawab bersama untuk membuat kelas menjadi tempat yang baik untuk belajar.
Mengajarkan nilai melalui kurikulum menggunakan mata pelajaran akademik sebagai sarana
untuk mengkaji masalah etika.
Menggunakan pembelajaran kooperatif untuk mengajari anak-anak keterampilan bekerja sama.
Mengembangkan rasa tanggungjawab dan perhatian siswa terhadap nilai belajar dan bekerja.
Mendorong kegiatan berefleksi diri melalui membaca, menulis, diskusi, latihan pengambilan
keputusan, dan debat.
Mengajarkan cara penyelesaian masalah agar siswa memiliki kapasitas dan komitmen untuk
menyelesaikan konflik dengan cara yang adil dan tanpa kekerasan.
Apakah Bapak dan Ibu Guru sudah melakukan pendekatan di atas?

Kalau masih mengalami kesulitan untuk memahami penjelasan sebelumnya, mari kita bahas
langsung contoh kegiatan untuk character building di kelas.

Baca Juga: Penerapan Teori Belajar Kognitif di Kelas

Contoh Character Building


Salah satu cara dalam character building adalah melalui pembelajaran kooperatif. Lickona dalam
Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility (2009)
merekomendasikan guru untuk membentuk kelompok belajar kooperatif dengan mengumpulkan
anak-anak yang kesulitan bersosialisasi dengan temannya.

Pembelajaran kooperatif mengajarkan nilai-nilai dan ilmu akademik dalam satu waktu. Mereka
yang bekerja secara kooperatif akan belajar menghargai nilai orang lain, mengembangkan kasih
sayang, dan penerimaan.

Untuk lebih lengkapnya, manfaat dari pembelajaran kooperatif dalam character building bisa
Bapak dan Ibu Guru lihat di gambar.
pembelajaran kooperatif

Secara sederhana, kita bisa mulai meminta siswa bekerja sama dalam
kelompok yang terdiri dari tiga atau empat orang. Contohnya
berkelompok untuk memecahkan masalah Matematika, meneliti
pertanyaan IPS, dan berlatih membaca satu sama lain.

Untuk memaksimalkan pembelajaran kooperatif bagi character building


dan prestasi akademik siswa, kita perlu memanfaatkan berbagai format
kooperatif, salah satunya teman belajar yang merupakan cara paling
sederhana untuk memulai pembelajaran kooperatif.

Teman belajar akan saling bekerja sama dalam dua kali sehari untuk
mengerjakan tugas. Tugasnya mungkin bisa melakukan lembar kerja
masalah Matematika di mana awalnya mereka mengerjakan secara
individu, lalu mendiskusikan jawabannya bersama.

Jika tugas melibatkan latihan memori seperti belajar kosakata atau tabel
perkalian, teman belajar bisa saling membantu dengan flashcard.
Supaya pembagian teman belajar merata, kita bisa mengganti pasangan
teman belajar secara berkala. Sehingga, siswa bisa merasakan menjadi
pasangan teman belajar setiap temannya di kelas.

Kegiatan teman belajar seperti di atas menjadi cara yang efektif untuk
mendorong interaksi siswa yang positif, memungkinkan siswa untuk
saling membantu dalam belajar, dan meningkatkan kepedulian mereka
untuk sesama.

Apakah Bapak dan Ibu Guru punya contoh kegiatan character building
yang lainnya? Coba bagikan pengalamannya membangun karakter
siswa di kolom komentar ya!

Nah, selain character building, penting juga untuk menciptakan proses


belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa. Bapak dan Ibu Guru
bisa memanfaatkan beragam fitur yang ada di LMS (Learning
Management System) Zenius untuk Guru untuk memudahkan
pembelajaran. Ada ribuan video materi dan latihan soal yang bisa
dibagikan dalam kelas virtual, dan sistem penilaian yang dilengkapi
dengan laporannya.

Referensi

TINI AGUSTIANI
NPM 0072822007

Anda mungkin juga menyukai