Jawaban :
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Jadi psikologi pendidikan adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada persoalan-
persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
tindakan belajar. psikologi pendidikan merupakan alat yang penting untuk memahami
tingkah laku belajar anak. Psikologi pendidikan ini sebagai alat bagi guru untuk
mengendalikan dirinya, dan juga memberi bantuan belajar kepada peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran guna untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Karakteristik emosi pada anak berbeda dengan karakteristik yang terjadi pada orang
dewasa, dimana karakteristik emosi pada anak itu antara lain:
5. Perkembangan Emosi
Lalu perkembangan emosi peserta didik sengat erat kaitannya dengan faktor-
faktor: perubahan jasmani, perubahan dalam hubungannya dengan orang tua,
perubahan dalam hubungannya dengan teman-teman, perubahan pandangan luar
(dunia luar) dan perubahan dalam hubungannya dengan sekolah. Oleh karena itu
perbedaan individual dalam perkembangan emosi sangat dimungkinkan terjadi,
bahkan diramalkan pasti dapat terjadi.
Dalam rangka menghadapi luapan emosi remaja, sebaiknya ditangani dengan sikap
yang tenang dan santai. Orang tua dan pendidik harus bersikap tenang, bersuasana
hati baik dan penuh pengertian. Orang tua dan pendidik sedapat mungkin tidak
memperlihatkan kegelisahannya maupun ikut terbawa emosinya dalam menghadapi
emosi remaja.
Perkembangan sosial
Kemudian berkat perkembangan sosial, seorang anak dapat menyesuaikan diri dengan
kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitar. Dalam
proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan
oleh pendidik untuk menjalankan pembelajaran yuang berisi dengan interaksi sosial,
misalnya pemberian tugas-tugas kelompok, maupun yang membutuhkan tenaga fisik
maupun fikiran.
6. Apabila kegiatan belajar mengajar yang berjalan di kelas dilakukan dengan efektif,
maka akan berdampak baik pada perkembangan bahasa anak. Namun, apabila
kegiatan belajar mengajar yang berjalan tak efektif, maka hasil dalam perkembangan
belajar anak akan mengalami hambatan. Untuk dapat menghasilkan hasil belajar yang
optimal, seorang guru juga harus dapat menggunakan bahasa yang komunikatif untuk
menyampaikan pelajaran kepada anak didik. Bahasa yang komunikatif disini adalah
bahasa yang sesuai dengan anak didik, atau dengan kata lain bahasa yang digunakan
adalah bahasa anak bukan bahasa orang dewasa, karena anak didik masih usia anak-
anak. Pengaturan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan bahasa sangat
diperlukan, karena akan berdampak pada perkembangan bahasa anak secara positif.
Anak tidak hanya menjadi penggguna bahasa yang pasif, tetapi juga akan menjadi
penggguna bahasa yang aktif.
7. PENGERTIAN BELAJAR
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku dari kita yang tidak tahu apa-apa
menjadi tahu. Belajar bukan suatu penguasaan latihan melainkan perubahaan
kelakuan, kegiatan belajar dapat dialami oleh orang yang sedang belajar dan juga
diamati oleh orang lain. Dan untuk menghasilkan perubahan tingkah laku baik dalam
pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai sebagai hasil interaksinya dengan
lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu.
UNSUR-UNSUR BELAJAR
Suardi (2015, 14-15) menyatakan bahwa perilaku belajar merupakan perilaku yang
kompleks, karena banyak unsur belajar yang terlibat didalamnya, diantaranya:
- Tujuan
Dasar dari aktivitas belajar ialah untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan oleh
yang bersangkutan. Oleh karena itu perilaku belajar mempunyai tujuan untuk
memecahkan persoalan yang dihadapi dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Seorang akank yang merasa lapar akan belajar bagaimana caranya untuk mendapatkan
makanan.
Setiap individu memiliki pola respon yang dapat digunakan saat menghadapi situasi
belajar, dia mempunyai cara merespon tersendiri dan hal itu berkaitan erat dengan
kesiapannya. Kurangnya kesiapan yang bersangkutan menghadapi situasi yang
dihadapi dapat menyebabkan gagal dalam mencapai tujuan.
Dalam menghadapi situasi, individu harus menentukan tindakan, mana yang akan
diambil, mana yang harus dihindari dan mana yang paling aman. Mana yang akan
diambil tentu saja didasarkan pada penafsiran yang bersangkutan terhadap situasi
yang dihadapi. Andaikan dia salah dalam pernafsiran situasi yang dihadapi, dia akan
gagal mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
Terlihat dari uraian unsur-unsur belajar diatas bahwa unsur-unsur belajar diatas
haruslah terpenuhi dalam proses belajar. Jika terdapat salah satu unsur saja tidak
terpenuhi maka proses belajar tidak akan sempurna, atau bahkan tidak bisa disebut
dengan belajar.
Tidak adanya satu dari unsur-unsur belajar yang telah disebutkan diatas dapat
mengakibatkan pembelajar tidak mengalami perubahan dalam upayanya untuk
belajar. Maka sangat penting untuk memastikan bahwa unsur-unsur tersebut terpenuhi
dalam usaha untuk belajar sehingga tujuan belajar dapat tercapai.
HASIL BELAJAR
Hasil belajar merupakan tujuan yang akan dicapai dari suatu kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah peserta didik yang
berhasil menguasai kompetensi yang diharapkan. Parta (2011) berpendapat sama
bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didik dapat dikelompokkan dalam tiga
katagori, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Secara lebih terperinci dapat
dijelaskan sebagai berikut.
PRINSIP BELAJAR
Prinsip Belajar adalah suatu hubungan yang terjadi antara peserta didik dengan
pendidik agar siswa mendapat motivasi belajar yang berguna bagi dirinya sendiri. Dan
juga, prinsip belajar dapat digunakan sebagai landasan berfikir, landasan berpijak, dan
sumber motivasi agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik
antara pendidik dan peserta didik.
Ada beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita \pakai sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran, yang baik bagi siswa untuk meningkatakan upaya
belajarnya maupun bagi guru yang digunakan untuk meningkatkan upaya
mengajarnya. Berikut ini adalah contoh prinsip-prinspnya:
a. Prinsip Kesiapan
Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang dipengaruhi kesiapan
siswa atau kondisi siswa yang memungkinkan ia dapat belajar.
b. Prinsip Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik untuk mengatur arah
kegiatan dan memelihara kondisi tersebut.
c. Prinsip Persepsi
Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan dipengaruhi oleh
perilaku individu itu sendiri. Setiap individu dapat melihat dunia dengan caranya
sendiri yang berbeda dari yang lain.
d. Prinsip Tujuan
Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap individu. Tujuan ini
harus lebiah jelas tergambar dalam pikiran dan dapat diterima oleh setiap peserta
didik dalam proses pembelajaran itu terjadi.
8. Kopetensi Pedagogik
Kopetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasiakan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.
Berkenan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu
mengembangkan kurikulum berdasarkan tingkat satuan pendidikannya masing-
masing dan disesuaikan dengan kebutuhan local. Disampingitu, guru harus mampu
menetapkan menerapkan teknologi infromasi dan komunikasi (TIK) dalam
pembelajarannya yaitu menggunakan berbagai media dan sumbe rbelajar yang relevan
dan mampu menarik perhatian siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara
optimal.
Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
kemampuannya dikelas, dan guru juga harus mampu melakukan kegiatan penilaian
terhadap kekiatan pembelajara yang telah dilakukan, sehingga dapat dinyatakan
bahwa kriteria kompetensi pedagogik meliputi:
Kompetensi Kepribadian
Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan
tugas yang di percayakan kepadanya untuk mempersiapkan generasi kualitas masa
depanbangsa. Walaupun berat tantangan dan rintangan yang di hadapi dalam
pelaksananan tugasnya harus tetap tegar dalam melaksanakan tugas sebagai seorang
guru.
Pendidikan adalah proses yang direncanakan agar semua berkembang melalui proses
pembelajaran. Guru sebagai pendidik harus dapat memengaruhi kearah proses itu
sesuai dengan tata nilai yang di anggap baik dan berlaku dalam masyarakat.
Tata nilai termasuk norma, moral, estetika, dan ilmu pengetahuan, memengaruhi
perilaku etik siswa sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Penerapan
disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental,watak,
dan kepribadian siswa yang kuat.
Guru di tuntut harus mampu membelajarkan kepada siswanya tentang kedisiplinan
diri, belajar membaca, mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara
belajar, mematuhi aturan/tata tertib dan belajar bagaimana harus berbuat. Semuanya
itu akan berhasil apa bila guru juga disipli dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya. Kriteria kopetensi kepribadian meliputi:
d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan
rasa percaya diri.
e. Menjujung tinggikode etikprofesi guru.
Kompetensi Sosial
Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu di contoh dan
merupakan suri teladan dalam kehidupannya sehari-hari. Guru perlu memiliki
kemampuan sosial dengan masyarakat dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran
yang efektif.
Dikatakan demikian, karna dengan dimilikinya kemampuan tersebut , otomatis
hubungan sekolah dan masyarakat akan berjalan dengan lancar, sehingga ada
keperluan dengan orang tua siswa, para guru tidak akan mendapatkan kesulitan.
Dalam kemampuan sosial tersebut, meliputi kemampuan guru dalam berkomunikadsi,
bekerja sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan. Sehingga
dapat di simpulkan bahwa kriteria kopetensi sosisl meliputi:
Kompetensi Profesional
Kompetensi professional, yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses
pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan
bahan pelajaran.
Guru harus selalu meng-update dan menguasai materi pelajaran yang disajikan.
Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui
berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses internet, selalu
mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan.
Dalam penyampaian pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai
sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola Proses pembelajaran.
Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh siswa sebagai suatu seni pengelolaan
proses pembelajaran yang diperoleh melalui latihan, pengalaman, dan kemauan
belajar yang tidak pernah putus.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, keaktifan siswa harus diciptakan dan
berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat. Guru
menciptakan suasana yang dapat mendorong siswa untuk bertanya, mengamati,
mengadakan ekperimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar, oleh karena
itu guru harus melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia, sehingga
terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar, dan belajar sambil
bermain, sesuai konteks materinya.
Di dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru harus memerhatikan prinsip- prinsip
pembelajaran sebagai ilmu keguruan. Misalnya bagaimana menerapkan prinsip
apersepsi, perhatian, kerja kelompok, korelansi, dan prinsip-prinsip lainya.
Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat melaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula guru dapat menyusun item secara
benar, lebih jauh agar tes yang digunakan harus dapat memotivasi siswa belajar.
Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan
aspek:
Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai
sumber materi yang tidak pernak kering dalam mengelola proses pembelajaran.
Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh siswa sebagai suatu seni pengelolaan
proses pembelajaran yang diperoleh melalui latihan, pengalaman, dan kemauan
belajar yang tidak pernah putus.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran keaktifan siswa harus selalu diciptakan dan
berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat. Guru
menciptakan suasana yang dapat medorong siswa untuk bertanya, mengamati,
mengadakan eksperimen sehingga menemukan fakta dan konsep yang benar, oleh
karena itu guru harus melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia,
sehingga terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil
mendengar, dan belajar sambil bermain, sesuai dengan konteks materinya.