Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

Program studi : Bimbingan dan Konseling


Mata Ujian : Psikologi Pendidikan
Semester, Kelas : 2C
Dosen Pengampu : Daryana, M.Pd, Kons

NAMA : AJENG SRI HANDAYANI


NPM : 19110111
Petunjuk !
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
2. Jawablah menurut urutan kemampuan saudara!
3. Jawaban di kirim melalui email daryanadiwar14@gmail.com paling lambat tanggal
25 April 2020.
Soal !
1. Jelaskan hubungan antara psikologi pendidikan dengan UUD N0. 20 Tahun 2003
Ayat 1 tentang Sistim Pendidikan Nasional !
2. Jelaskan tujuan dan manfaat psikologi pendidikan bagi calon pendidik!
3. Jelaskan saudara sebagai calon pendidik tentang “patrap guru” menurut Kihajar
Dewantara!
4. Jelaskan karakteristik perkembangan fisik dan emosoi menurut Piaget!
5. Jelaskan karakteristik perkembangan emosi, perkembanagn moral dan perkembangan
sosial anak dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan!
6. Jelaskan bahwa perkembangan bahasa, perkembangan komunikasi berimplikasi dalam
pendidikan!
7. Jelaskan tentang pengertian belajar, unsur-unsur belajar, hasil belajar, dan prinsip-
proinsip belajar!
8. Jelakan dan berikan contoh 4 kompetensi guru yang harus dimiliki!

Jawaban :

1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Jadi psikologi pendidikan adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada persoalan-
persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
tindakan belajar. psikologi pendidikan merupakan alat yang penting untuk memahami
tingkah laku belajar anak. Psikologi pendidikan ini sebagai alat bagi guru untuk
mengendalikan dirinya, dan juga memberi bantuan belajar kepada peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran guna untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri.

2. Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada pendidik dancalon


pendidik untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisiyang
berbeda-beda seperti di bawah ini:
a. Memahami Perbedaan Individu (Peserta Didik);
 Seorang pendidik harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalamkelas dengan
hati-hati karena karakteristik masing-masing siswa
berbeda- beda. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami perbedaankarakterist
ik siswa tersebut pada berbagai tingkat pertumbuhan
dan perkembangan guna menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Psikologi pendidikan dapat membantu pendidik dan calon pendidik dalam memahami
perbedaan karakteristik siswa tersebut. 

b. Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas;


 Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam
proses pembelajaran sangat membantu pendidik untuk menyampaikan materikepada
siswa secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisadiciptakan oleh
pendidik sehingga proses belajar mengajar bisa berjalanefektif. Seorang pendidik
harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepatdalam proses belajar mengajar,
pendekatan yang berbeda dalam mengajaruntuk hasil proses belajar mengajar yang
lebih baik. Psikologi
pendidikan berperan dalam membantu pendidik agar dapat menciptakan iklim sosio-
emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran didalam kelas
bisa berjalan efektif.

c. Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran;


 Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa.Psikologi
pendidikan dapat membantu pendidik dalam menentukanstrategi atau metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampumengaitkannya dengan karakteristik
dan keunikan individu, jenis belajardan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang
sedang dialami pesertadidik.

d. Memberikan Bimbingan kepada Peserta Didik;


 Seorang pendidik harus memainkan peran yang berbeda di sekolah, tidakhanya dalam
pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan
sebagai pembimbing bagi peserta didik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepadasiswa
untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuantentang psikologi
pendidikan memungkinkan pendidik untuk
memberikan bimbingan pendidikan dan kejuruan yang diperlukan untuk siswa padatin
gkat usia yang berbeda-beda.

e. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran;


Pendidik harus melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas sepertimengajar dan
mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalammengukur hasil belajar siswa.
Psikologi pendidikan dapat
membantu pendidik dan calon pendidik dalam mengembangkan evaluasi pembelajara
n siswa yang lebih adil, baik dalam teknis evaluasi, pemenuhan prinsip-prinsip evalua
si maupun menentukan hasil-hasil evaluasi.
3. Patrap guru artinya tingkah laku guru harus menjadi  panutan murid-murid dan
masyarakat (Ki Hajar Dewantara, 1952: 107-115)
Berkaitan dengan semboyan semboyan Tri Pusat Pendidikan yaitu “Tut wuri
handayani” dalam relasi guru dengan murid dalam sistem perguruan ini, hendaknya
seorang guru "ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani".
Artinya, guru di depan harus memberi teladan, di tengah guru harus bisa membangun
kehendak para murid untuk maju, dan di belakang harus memberi motivasi pada para
siswanya. 
4. Aspek Perkembangan Fisik
aspek perkembangan anak usia dini yang berfokus pada perkembangan fisik ini
meliputi pertambahan berat badan, tinggi badan, perkembangan otak, serta
keterampilan motorik kasar dan motorik  halus. Perkembangan motorik kasar ditandai
dengan aktifnya anak bergerak, melompat, dan berlarian, terutama di usia 4-5 tahun.
Semakin bertambah usia anak, maka semakin kuat pula tubuhnya. Bila perkembangan
fisik berjalan dengan baik, maka ia pun semakin  piawai menyelaraskan gerakan
tubuh dengan minat ataupun kebutuhannya. Sementara itu, motorik halus adalah
kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil
dan koordinasi mata-tangan. Contoh keterampilan  motorik halus yaitu memegang
krayon, menyusun puzzle, menyusun balok, dan lain-lain.

Karakteristik emosi pada anak berbeda dengan karakteristik yang terjadi pada orang
dewasa, dimana karakteristik emosi pada anak itu antara lain:

 Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba.

 Terlihat lebih hebat atau kuat.

 Bersifat sementara atau dangkal.

 Lebih sering terjadi.

 Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya.

 Reaksi mencerminkan individualitas.

5. Perkembangan Emosi

Lalu perkembangan emosi peserta didik sengat erat kaitannya dengan faktor-
faktor: perubahan jasmani, perubahan dalam hubungannya dengan orang tua,
perubahan dalam hubungannya dengan teman-teman, perubahan pandangan luar
(dunia luar) dan perubahan dalam hubungannya dengan sekolah. Oleh karena itu
perbedaan individual dalam perkembangan emosi sangat dimungkinkan terjadi,
bahkan diramalkan pasti dapat terjadi.

Dalam rangka menghadapi luapan emosi remaja, sebaiknya ditangani dengan sikap
yang tenang dan santai. Orang tua dan pendidik harus bersikap tenang, bersuasana
hati baik dan penuh pengertian. Orang tua dan pendidik sedapat mungkin tidak
memperlihatkan kegelisahannya maupun ikut terbawa emosinya dalam menghadapi
emosi remaja.

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa untuk mengurangi luapan emosi


peserta didik perlu dihindari larangan yang tidak terlalu penting. Mengurangi
pembatasan dan tuntutan terhadap remaja harus disesuaikan dengan kemampuan
mereka. Sebaiknya memberi tugas yang dapat diselesaikan dan jangan memberi tugas
dan peraturan yang tidak mungkin dilakukan.
Perkembangan moral
1. Menciptakan komunikasi : didahului dengan pemberian informasi tentang nilai-
nilai dan moral.

2. Menciptakan lingkungan yang serasi : seseorang yang mempelajari nilai hidup,


moral tertentu, kemudian berhasil memiliki sikap dan tingkah Iaku sebagai
pencerminan nilai hidup itu.

Perkembangan sosial

Kemudian berkat perkembangan sosial, seorang anak dapat menyesuaikan diri dengan
kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitar. Dalam
proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan
oleh pendidik untuk menjalankan pembelajaran yuang berisi dengan interaksi sosial,
misalnya pemberian tugas-tugas kelompok, maupun yang membutuhkan tenaga fisik
maupun fikiran.

Selain itu, dengan adanya perkembangan sosial anak, dalam pembelajaran


pendidik perlu mengetahui dan mengenali karakteristik perkembangan sosialnya.
Kemudian perlu diciptakan lingkungan yang kondusif dan sesuai dengan tuntutan
perkembangan sosial anak. Penting bagi pendidik untuk menghilangkan dan menekan
atau mengeliminasi faktor penyebab dan hal-hal negatif serta perusak perkembangan
sosial pada anak pra sekolah.

6. Apabila kegiatan belajar mengajar yang berjalan di kelas dilakukan dengan efektif,
maka akan berdampak baik pada perkembangan bahasa anak. Namun, apabila
kegiatan belajar mengajar yang berjalan tak efektif, maka hasil dalam perkembangan
belajar anak akan mengalami hambatan. Untuk dapat menghasilkan hasil belajar yang
optimal, seorang guru juga harus dapat menggunakan bahasa yang komunikatif untuk
menyampaikan pelajaran kepada anak didik. Bahasa yang komunikatif disini adalah
bahasa yang sesuai dengan anak didik, atau dengan kata lain bahasa yang digunakan
adalah bahasa anak bukan bahasa orang dewasa, karena anak didik masih usia anak-
anak. Pengaturan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan bahasa sangat
diperlukan, karena akan berdampak pada perkembangan bahasa anak secara positif.
Anak tidak hanya menjadi penggguna bahasa yang pasif, tetapi juga akan menjadi
penggguna bahasa yang aktif.
7. PENGERTIAN BELAJAR
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku dari kita yang tidak tahu apa-apa
menjadi tahu. Belajar bukan suatu penguasaan latihan melainkan perubahaan
kelakuan, kegiatan belajar dapat dialami oleh orang yang sedang belajar dan juga
diamati oleh orang lain. Dan untuk menghasilkan perubahan tingkah laku baik dalam
pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai sebagai hasil interaksinya dengan
lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu.

UNSUR-UNSUR BELAJAR

Suardi (2015, 14-15) menyatakan bahwa perilaku belajar merupakan perilaku yang
kompleks, karena banyak unsur belajar yang terlibat didalamnya, diantaranya:

- Tujuan

Dasar dari aktivitas belajar ialah untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan oleh
yang bersangkutan. Oleh karena itu perilaku belajar mempunyai tujuan untuk
memecahkan persoalan yang dihadapi dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Seorang akank yang merasa lapar akan belajar bagaimana caranya untuk mendapatkan
makanan.

- Pola Respon dan Kemampuan yang Dimiliki

Setiap individu memiliki pola respon yang dapat digunakan saat menghadapi situasi
belajar, dia mempunyai cara merespon tersendiri dan hal itu berkaitan erat dengan
kesiapannya. Kurangnya kesiapan yang bersangkutan menghadapi situasi yang
dihadapi dapat menyebabkan gagal dalam mencapai tujuan.

- Penafsiran terhadap Situasi

Dalam menghadapi situasi, individu harus menentukan tindakan, mana yang akan
diambil, mana yang harus dihindari dan mana yang paling aman. Mana yang akan
diambil tentu saja didasarkan pada penafsiran yang bersangkutan terhadap situasi
yang dihadapi. Andaikan dia salah dalam pernafsiran situasi yang dihadapi, dia akan
gagal mencapai tujuan yang ingin dicapainya.

- Reaksi atau Respon


Setelah pilihan dinyatakan, maka yang dapat dilakukan seseorang dalam mememnuhi
kebutuhannya yaitu melakukan reaksi atau merespon dengan melakukan sesuatu.
Setelah menentukan maka individu yang bersangkutan akan melakukan tindakan
tersebut sehingga apa yang dibutuhkan menjadi tercapai.

Terlihat dari uraian unsur-unsur belajar diatas bahwa unsur-unsur belajar diatas
haruslah terpenuhi dalam proses belajar. Jika terdapat salah satu unsur saja tidak
terpenuhi maka proses belajar tidak akan sempurna, atau bahkan tidak bisa disebut
dengan belajar.

Tidak adanya satu dari unsur-unsur belajar yang telah disebutkan diatas dapat
mengakibatkan pembelajar tidak mengalami perubahan dalam upayanya untuk
belajar. Maka sangat penting untuk memastikan bahwa unsur-unsur tersebut terpenuhi
dalam usaha untuk belajar sehingga tujuan belajar dapat tercapai.

HASIL BELAJAR

Hasil belajar merupakan tujuan yang akan dicapai dari suatu kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah peserta didik yang
berhasil menguasai kompetensi yang diharapkan. Parta (2011) berpendapat sama
bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didik dapat dikelompokkan dalam tiga
katagori, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Secara lebih terperinci dapat
dijelaskan sebagai berikut.

1. Domain kognitif terdiri dari: pengetahuan (knowledge), pemahaman


(comprehension), aplikasi atau penggunaan prinsip atau metode pada situasi yang
baru, analisis, sintesis dan evaluasi.

2. Domain kemampuan sikap (affective) terdiri dari menerima atau memperhatikan,


merespons, penghargaan, mengorganisasikan dan mempribadi (mewatak).

3. Domain Psikomotorik terdiri dari: menirukan, manipulasi, keseksamaan


(precision), artikulasi (articulation) dan naturalisasi.

PRINSIP BELAJAR
Prinsip Belajar adalah suatu hubungan yang terjadi antara peserta didik dengan
pendidik agar siswa mendapat motivasi belajar yang berguna bagi dirinya sendiri. Dan
juga, prinsip belajar dapat digunakan sebagai landasan berfikir, landasan berpijak, dan
sumber motivasi agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik
antara pendidik dan peserta didik.

Ada beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita \pakai sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran, yang baik bagi siswa untuk meningkatakan upaya
belajarnya maupun bagi guru yang digunakan untuk meningkatkan upaya
mengajarnya. Berikut ini adalah contoh prinsip-prinspnya:

a. Prinsip Kesiapan
Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang dipengaruhi kesiapan
siswa atau kondisi siswa yang memungkinkan ia dapat belajar.

b. Prinsip Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik untuk mengatur arah
kegiatan dan memelihara kondisi tersebut.

c. Prinsip Persepsi
Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan dipengaruhi oleh
perilaku individu itu sendiri. Setiap individu dapat melihat dunia dengan caranya
sendiri yang berbeda dari yang lain.

d. Prinsip Tujuan
Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap individu. Tujuan ini
harus lebiah jelas tergambar dalam pikiran dan dapat diterima oleh setiap peserta
didik dalam proses pembelajaran itu terjadi.

e. Prinsip Perbedaan Individual


Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas dan
dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya. Pengajaran
yang hanya memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan
seluruh siswa.
f. Prinsip Transfer dan Retensi
Belajar yang dapat dianggap bermanfaat bila seseorang itu dapat menyimpan dan
menerapkan hasil belajar dalam situasi baru dan pada akhirnya dapat digunakan
dalam situasi yang lain. Proses itulah yang disebut dengan Proses Transfer.
Sedangkan yang dimaksud dengan Retensi adalah kemampuan sesesorang untuk
menggunakan lagi hasil belajar.

g. Prinsip Belajar Kognitif


Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan
masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk
perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi. Dalam prinsi ini akan
melibatkan proses pengenalan dan penemuan.

h. Prinsip Belajar Afektif


Belajar Afektif akan mencakup beberapa unsur yaitu nilai emosi, dorongan, minat dan
sikap. Prinsip belajar afektif seseorang akan menemukan bagaimana ia
menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru.

i. Prinsip Belajar Evaluasi


Belajar evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya
pelaksanaan pelatihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan
dalam pencapaian tujuan.

8. Kopetensi Pedagogik
Kopetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasiakan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.
Berkenan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu
mengembangkan kurikulum berdasarkan tingkat satuan pendidikannya masing-
masing dan disesuaikan dengan kebutuhan local. Disampingitu, guru harus mampu
menetapkan menerapkan teknologi infromasi dan komunikasi (TIK) dalam
pembelajarannya yaitu menggunakan berbagai media dan sumbe rbelajar yang relevan
dan mampu menarik perhatian siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara
optimal.
Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
kemampuannya dikelas, dan guru juga harus mampu melakukan kegiatan penilaian
terhadap kekiatan pembelajara yang telah dilakukan, sehingga dapat dinyatakan
bahwa kriteria kompetensi pedagogik meliputi:

Kompetensi Pedagogik Guru dan Contoh Penerapannya


a. Penguasaan terhadap karateristik peserta didik dana spekfisik, moral, social,
kultural, emosional, dan intelektual.
b. Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik
c. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang yang diampuh

d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik


e. Memanfaatkan teknologi infrmasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggara kegiatan pengembangan yang mendidik.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik

Kompetensi Kepribadian
Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan
tugas yang di percayakan kepadanya untuk mempersiapkan generasi kualitas masa
depanbangsa. Walaupun berat tantangan dan rintangan yang di hadapi dalam
pelaksananan tugasnya harus tetap tegar dalam melaksanakan tugas sebagai seorang
guru.
Pendidikan adalah proses yang direncanakan agar semua berkembang melalui proses
pembelajaran. Guru sebagai pendidik harus dapat memengaruhi kearah proses itu
sesuai dengan tata nilai yang di anggap baik dan berlaku dalam masyarakat.
Tata nilai termasuk norma, moral, estetika, dan ilmu pengetahuan, memengaruhi
perilaku etik siswa sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Penerapan
disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental,watak,
dan kepribadian siswa yang kuat.
Guru di tuntut harus mampu membelajarkan kepada siswanya tentang kedisiplinan
diri, belajar membaca, mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara
belajar, mematuhi aturan/tata tertib dan belajar bagaimana harus berbuat. Semuanya
itu akan berhasil apa bila guru juga disipli dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya. Kriteria kopetensi kepribadian meliputi:

Kompetensi Kepribadian Guru dan Contoh Penerapannya


a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlakmulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil dewas, arif, dan berwibawa.

d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan
rasa percaya diri.
e. Menjujung tinggikode etikprofesi guru.

Kompetensi Sosial
Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu di contoh dan
merupakan suri teladan dalam kehidupannya sehari-hari. Guru perlu memiliki
kemampuan sosial dengan masyarakat dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran
yang efektif.
Dikatakan demikian, karna dengan dimilikinya kemampuan tersebut , otomatis
hubungan sekolah dan masyarakat akan berjalan dengan lancar, sehingga ada
keperluan dengan orang tua siswa, para guru tidak akan mendapatkan kesulitan.
Dalam kemampuan sosial tersebut, meliputi kemampuan guru dalam berkomunikadsi,
bekerja sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan. Sehingga
dapat di simpulkan bahwa kriteria kopetensi sosisl meliputi:

Kompetensi Sosial Guru dan Contoh Penerapannya


a. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,
agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, danstatus sosial ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, simpatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat.
c. Beradaptasi di tempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesiayang memiliki
keragaman sosial budaya,
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lainsecara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.

Kompetensi Profesional
Kompetensi professional, yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses
pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan
bahan pelajaran.
Guru harus selalu meng-update dan menguasai materi pelajaran yang disajikan.
Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui
berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses internet, selalu
mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan.
Dalam penyampaian pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai
sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola Proses pembelajaran.
Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh siswa sebagai suatu seni pengelolaan
proses pembelajaran yang diperoleh melalui latihan, pengalaman, dan kemauan
belajar yang tidak pernah putus.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, keaktifan siswa harus diciptakan dan
berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat. Guru
menciptakan suasana yang dapat mendorong siswa untuk bertanya, mengamati,
mengadakan ekperimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar, oleh karena
itu guru harus melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia, sehingga
terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar, dan belajar sambil
bermain, sesuai konteks materinya.
Di dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru harus memerhatikan prinsip- prinsip
pembelajaran sebagai ilmu keguruan. Misalnya bagaimana menerapkan prinsip
apersepsi, perhatian, kerja kelompok, korelansi, dan prinsip-prinsip lainya.
Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat melaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula guru dapat menyusun item secara
benar, lebih jauh agar tes yang digunakan harus dapat memotivasi siswa belajar.
Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan
aspek:
Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai
sumber materi yang tidak pernak kering dalam mengelola proses pembelajaran.
Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh siswa sebagai suatu seni pengelolaan
proses pembelajaran yang diperoleh melalui latihan, pengalaman, dan kemauan
belajar yang tidak pernah putus.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran keaktifan siswa harus selalu diciptakan dan
berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat. Guru
menciptakan suasana yang dapat medorong siswa untuk bertanya, mengamati,
mengadakan eksperimen sehingga menemukan fakta dan konsep yang benar, oleh
karena itu guru harus melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia,
sehingga terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil
mendengar, dan belajar sambil bermain, sesuai dengan konteks materinya.

Di dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru harus memerhatikan prinsip- prinsip


didaktik metodeik sebagai ilmu keguruan. Misalnya bagaimana menerapkan prinsip
apersepsi, perhatian, kerja kelompok, korelasi, dan prinsip-prinsip lainya.
Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat melaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula guru dapat menyusun item secara
benar, lebih jauh agar tes yang digunakan harus dapat memotivasi siswa belajar.

Kompetensi Guru profesional dan Contoh Penerapannya


Adapun kriteria kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut:
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu
b. Menguasai standar kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu
c. Mengembangkan matei pembelajaran yang diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesional secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Anda mungkin juga menyukai