Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERGEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK USIA SD

Disusun untuk Memenuhi Tugas Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Kadek Hengki Primayana, S.E., M.Pd

Disusun oleh :

Kadek Dwik Semadiyani 2011031005

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DHARMA ACARYA

SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI

MPU KUTURAN SINGARAJA

2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada beberapa karakteristik / psikologi anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para
guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar (SD).
Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya,
maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui perkembangan psikologi siswanya.Selain
perkembangan psikologi yang perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan peserta
didik.Pemahaman terhadap perkembangan psikologi peserta didik dan tugas-tugas
perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD,
dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan
kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan
diri siswa, sekolah dan guru seyogyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan
siswanya dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa.

Di samping memperhatikan karakteristik anak, implikasi pendidikan dapat juga bertolak dari
kebutuhan peserta didik.Pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas
perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau
suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa
bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara
kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh
masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, adapun rumusan masalah yang diangkat adalah
sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana psikologi / karakteristik anak usia SD dalam psikologi pendidikan?


1.2.2 Bagaimana proses perkembangan anak usia SD dalam psikologi pendidikan?
1.2.3 Bagaimana manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi anak usia SD?
1.2.4 Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak usia SD dalam psikologi
pendidikan?
1.2.5 Apa saja masalah perkembangan psikologi anak usia SD dalam psikologi pendidikan ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Memahami psikologi / karakteristik anak usia SD dalam psikologi pendidikan


1.3.2 Memahami proses perkembangan anak usia SD dalam psikologi pendidikan
1.3.3 Memahami manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi anak usia SD
1.3.4 Memahami faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak usia SD dalam
psikologi pendidikan
1.3.5 Memahami apa saja masalah perkembangan psikologi anak usia SD

1.4 Manfaat

Manfaat penulisan makalah Psikologi Pendidikan tentang Perkembangan Psikologi Anak Usia
SD ini adalah agar dapat dipergunakan sebagai bahan pengajaran dan pedoman bagi mahasiswa
sebagai calon pendidik di bangku Sekolah Dasar.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Psikologi / Karakteristik Anak Usia SD

Psikologi / karakter menurut Puerwadarminta adalah watak, tabiat atau sifat-sifat


kejiwaansedang menurut IR Pedjawijatna mengemukakan karakter atau watak adalah seluruh
aku yang ternyata dalam tindakannya (insani). Dengan beberapa pengertian tersebut dapat
penulis katakan bahwa karakteristik siswa adalah merupakan semua watak yang nyata dan timbul
dalam suatu tindakan siswa dalah kehidupannya setiap saat. Sehingga dengan demikian, karena
watak dan perbuatan manusia yang tidak akan lepas dari kondrat, dan sifat, serta bentuknya yang
berbeda-beda, maka tidak heran jika bentuk dan karakter siswa juga berbeda-beda. Adapun
bentuk dan karakter siswa SD khususnya dapat diuaraikan sebagi berikut.

2.1.1 Bentuk –Bentuk karakteristik / Psikologi siswa SD

 Senang bermain

Karakteristik / Psikologi ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang


bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru sd seyogiyanya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya
mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran
hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti ipa, matematika, dengan pelajaran
yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau seni budaya dan
keterampilan

 Senang bergerak

Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling
lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka
waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.

 Anak senang bekerja dalam kelompok.

Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses
sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak
tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar
bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa
implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk
bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini
membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan
anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk
kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas
secara kelompok.

 Senang merasakan atau melakukan / memperagakan sesuatu secara langsung.

Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari
apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-
konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang,
waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan
guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya
dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai
contoh anak akan lebih memahami tentang solat jikalangsung dengan prakteknya.

2.2 Proses Perkembangan Anak Usia SD

Perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada aspek psikis setiap individu untuk menuju
kearah yang lebih sempurna dalam kurun waktu tertentu secara kontinyu untuk mendapatkan
sesuatu hal yang baru sepanjang hayat.Perkembangan tidaklah terbatas pada semakin sempurna
tetapi juga terkandung serangkaian perubahan secara terus menerus secara pasti, melalui suatu
tahap yang sederhana ke tahap berikutnya yang semakin tinggi dan maju walaupun sulit diukur
dengan alat ukur.

Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal,seperti pengembangan kurikulum,


Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan
beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya membutuhkan psikologi.
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya
peserta didik, pendidik administrator, masyarakat dan orang tua peserta didik.

Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien,maka setiap
orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku
individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif. Tidak bisa dipungkiri lagi
bahwa sudah sejak lama bidang psikologi pendidikan telah digunakan sebagai landasan dalam
pengembangan teori dan praktek pendidikan dan telah memberikan kontribusi yang besar
terhadap pendidikan, diantaranya terhadap pengembangan kurikulum, sistem pembelajaran dan
sistem penilaian.

Menurut Whiterington (1982:10) bahwa pendidikan adalah proses pertumbuhan yang


berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Itu artinya bahwa tindakan-tindakan belajar yang
berlangsung secara terus menerus akan menghasilkan pertumbuhan pengetahuan dan perilaku
sesuai dengan tingkatan pembelajaran yang dilalui oleh individu sendiri melalui proses belajar-
mengajar, karena itu untuk mencapai hasil yang diharapkan, metode dan pendekatan yang benar
dalam proses pendidikan sangat diperlukan.

Sebagai calon pendidik, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan
peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik atau jasmani, perkembangan sosioemosional,
dan bermuara pada perkembangan intelektual, perkembangan bahasa, perkembangan
moral,social,dan sikap. Perkembangan fisik dan perkembangan sosio sosial mempunyai
kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau
perkembangan kognitif siswa.

2.2.1 Pertumbuhan Fisik atau Jasmani

a)Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak
tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan
pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara
lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup
dan lain-lain.

b)Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi dapat
menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya
anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua
serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.

c)Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang
berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita kegemukan atau kelebihan berat badan yang
dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak.

d)Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam penyakit yang sering kali diderita
anak, misalnya bertalian dengan kesehatan penglihatan (mata), gigi, panas, dan lain-lain. Oleh
karena itu orang tua selalu memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lain kebutuhan gizi,
kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari sekalipun sederhana.

2.2.2 Perkembangan Intelektual dan Emosional

a)Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain
kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya
perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki
kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan
teman-temannya.

b)Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia,
lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan
perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa.
c)Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut
dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang
tumbuh. Namun sering kali juga adanya tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat
mempengaruhi perkembangan emosional anak.Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak
larangan karena terlalu mencintai anaknya.Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka
menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga dapat
mempengaruhi keseimbangan emosional anak.

d)Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul juga
memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak.

e)Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak,
biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan
sebagainya. Dengan berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak
dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat merugikan bahkan
memperlambat perkembangan mental dan emosional anak.

f) Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang tua, keadaan
ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul. Sedangkan dari pihak
orang tua yang menyebabkan stres pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali
mendapat marah bahkan sampai menderita siksaan jasmani, anak disuruh melakukan sesuatu di
luar kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta
berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas dalam
masyarakat.

2.2.3  Perkembangan Bahasa

Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 – 5 bulan.Orang tua yang bijak selalu
membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari yang sederhana sampai anak memiliki
keterampilan berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa.Oleh karena itu bahasa
berkembang setahap demi setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan
orang tua membimbing anaknya.

Fungsi dan tujuan berbicara antara lain: (a) sebagai pemuas kebutuhan, (b) sebagai alat untuk
menarik orang lain, (c) sebagai alat untuk membina hubungan sosial, (d) sebagai alat untuk
mengevaluasi diri sendiri, (e) untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain, (f)
untuk mempengaruhi perilaku orang lain.

Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal. Yaitu: (a) kematangan alat berbicara, (b)
kesiapan mental, (c) adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak, (d) kesempatan berlatih,
(e) motivasi untuk belajar dan berlatih dan (f) bimbingan dari orang tua.Di samping adanya
berbagai dukungan tersebut juga terdapat gangguan perkembangan berbicara bagi anak, yaitu: (a)
anak cengeng, (b) anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.
2.2.4 Perkembangan Moral, Sosial, dan Sikap

a) Kepada orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan bimbingan juga harus
mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan tepat, dan dituntut menjadi
teladan yang baik bagi anak, mengembangkan keterampilan anak dalam bergaul dan memberikan
penguatan melalui pemberian hadiah kepada ajak apabila berbuat atau berperilaku yang positif.

b)Terdapat bermacam hadiah yang sering kali diberikan kepada anak, yaitu yang berupa materiil
dan non materiil. Hadiah tersebut diberikan dengan maksud agar pada kemudian hari anak
berperilaku lebih positif dan dapat diterima dalam masyarakat luas.

c)Fungsi hadiah bagi anak, antara lain: (a) memiliki nilai pendidikan, (b) memberikan motivasi
kepada anak, (c) memperkuat perilaku dan (d) memberikan dorongan agar anak berbuat lebih
baik lagi.

d) Fungsi hukuman yang diberikan kepada anak adalah: (a) fungsi restruktif, (b) fungsi
pendidikan, (c) sebagai penguat motivasi.

e) Syarat pemberian hukuman adalah: (a) segera diberikan, (b) konsisten, (c) konstruktif, (d)
impresional artinya tidak ditujukan kepada pribadi anak melainkan kepada perbuatannya, (e)
harus disertai alasan, (f) sebagai alat kontrol diri, (g) diberikan pada tempat dan waktu yang
tepat.

2.3 Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan Bagi Anak Usia SD

Pendidikan menjadi sebuah proses yang tidak akan pernah berhenti bagi setiap manusia selama
hidup. Bahkan banyak yang berpendapat jika proses pendidikan juga sudah terjadi pada anak
usia dini antara 2 hingga 5 tahun yang menjadi salah satu fase pendidikan semua manusia.

Masa tersebut akan lebih fokus pada psikomotor anak, penanaman akhlak dan sikap hidup dari
anak. Psikologi pendidikan sendiri merupakan cabang cabang psikologi yang mempelajari
tentang bagaimana manusia belajar dalam dan setting keefektifan sebuah pengajaran.
Hal serupa juga diungkapkan Muhibbin Syah jika psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu
psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang ada dalam dunia pendidikan. Sedangkan
manfaat psikologi pendidikan bagi anak usia dini sangat dibutuhkan agar anak bisa
mempersiapkan masa depan yang dimiliki, mempersiapkan masa sekolah dan berbagai manfaat
lainnya seperti yang akan kami berikan dalam ulasan berikut.

2.3.1 Membentuk Dasar Kepribadian Anak


Manfaat mempelajari psikologi pendidikan yang diajarkan untuk anak usia dini memiliki tujuan
untuk menanamkan berbagai nilai positif seperti contohnya toleransi, kejujuran, saling berbagi
dan berbagai nilai positif dalam kehidupan lainnya.
Saat memasuki usia pra sekolah, seorang anak nantinya akan belajar bagaimana cara untuk
bermain sehingga kegiatan yang dirancang juga secara khusus sudah disesuaikan dengan
kegiatan pada playgroup atau TK. Meski wujudnya adalah bermain, namun didalamnya juga
mengandung pembelajaran tertentu yang berarti.Dengan menanamkan nilai nilai pendidikan
dalam permainan, nantinya seorang anak bisa belajar bagaimana untuk menghormati orang lain,
sopan santun, bersikap jujur dan berbagai hal positif lainnya

2.3.2 Membentuk Dasar Kepribadian


Dalam fase tahun keemasan, otak anak nantinya akan mengalami perkembangan pesat.
Pengalaman yang anak dapatkan dalam periode tersebut juga nantinya akan membentuk
kepribadian anak sekaligus mempengaruhi sosoknya ketika ia tumbuh menjadi manusia dewasa.
Untuk itulah lewat psikologi pendidikan usia dini, anak akan mendapatkan banyak contoh dan
juga kegiatan positif yang bisa ia ingat dan nantinya akan dipraktekkan dalam kehidupan mereka.
2.3.3 Menumbuhkan Kreativitas dan Imajinasi
Seorang anak yang mendapatkan psikologi pendidikan sedini mungkin nantinya juga akan
memberikan fasilitas bagi anak sehingga akan lebih mudah untuk menyerap segala bimbingan
yang diberikan. Selain belajar tentang banyak keterampilan dasar untuk membaca dan menulis,
anak nantinya juga bisa mendapatkan rangsangan banyak hal yang bisa memancing kreativitas
dan imajinasi yang dimiliki anak.

2.3.4 Mengajarkan Disiplin dan Mengikuti Aturan


Saat ada di rumah, semua anak tentunya bisa bermain dengan leluasa sesuka hatinya dan
mungkin sudah terbiasa dengan aturan yang diterapkan orang tua dan umumnya masih bisa
dikatakan fleksibel dibandingkan dengan aturan tetap yang didapatkan dari luar
rumah.Manfaat macam macam riset dalam psikologi pendidikan ini nantinya akan melatih anak
agar bisa beradaptasi dengan lingkungan dan peraturan yang baru.Seorang anak akan belajar
banyak hal dan memahami jika semua yang ia inginkan tidak bisa didapatkan hanya begitu saja
sehingga nantinya akan membentuk anak semakin disiplin dan bisa mengikuti berbagai aturan
yang berlaku.
2.3.5 Membiasakan Kegiatan Terstruktur
Cara kerja psikologi pendidikan untuk anak usia dini juga memiliki tujuan untuk melatih anak
agar bisa terbiasa dengan rutinitas dan juga berbagai kegiatan yang terstruktur. Sebagai contoh,
kegiatan seperti menyusun puzzle, berbaris atau berolahraga sudah cukup melatih anak agar bisa
terbiasa dengan banyak kegiatan yang terstruktur dan nantinya bisa digunakan dalam kehidupan
sehari hari seiring bertambahnya usia anak.

2.3.6 Mengajarkan Tentang Cara Menyelesaikan Masalah


Psikologi bidang pendidikan juga nantinya akan berguna untuk membantu anak dalam
memecahkan setiap masalah yang akan ia hadapi ketika beranjak dewasa.Dengan memberikan
psikologi pendidikan sejak dini, maka seorang anak bisa belajar untuk berpikir dengan efektif
sekaligus mencari solusi terbaik dalam menghadapi setiap masalah yang akan terjadi.Peran dari
psikologi pendidikan ini adalah untuk melatih anak agar bisa lebih peka pada setiap masalah
sekaligus bisa berpikir kreatif untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut.

2.3.7 Membentuk Keterampilan


Manfaat lain yang bisa didapatkan dengan memberikan pelajaran tentang metode psikologi
pendidikan usia dini adalah untuk membentuk keterampilan anak.Psikologi pendidikan bisa
memberikan pemahaman tentang apa pengertian sebenarnya tentang keterampilan, bagaimana
cara membentuk keterampilan tersebut dan hal apa saja yang bisa menjadi penghambat dari
keterampilan dalam diri anak.Seorang anak yang sudah mendapatkan pemahaman tentang
psikologi pendidikan nantinya akan lebih paham tentang cara untuk berpikir kreatif sekaligus
menerapkan dari proses berpikir kreatif tersebut dalam segala bidang dan di kehidupan sehari
hari.

2.3.8 Mengembangkan Metode Belajar


Psikologi pendidikan yang diterapkan untuk anak usia dini merupakan pengembangan dari
metode belajar yang saat ini sudah lebih dikembangkan kembali dari mulai belajar formal hingga
metode belajar non formal. Dengan psikologi pendidikan, maka nantinya anak bisa belajar
berbagai macam eksperimen tentang metode belajar yang paling efektif, baik untuk anak normal
dan bahkan yang terbaik untuk anak abnormal.

2.3.9 Mengatasi Kesulitan Belajar


Ketika anak nantinya mulai sekolah, maka anak anak akan berjuang pada banyak faktor seperti
menghadapi masalah mendasar dengan keterampilan pemrosesan yang dibutuhkan untuk
pembelajaran efektif, tantangan emosional yang berpengaruh pada macam macam teori belajar
dalam psikologi atau bahkan keduanya.
Penilaian pembelajaran kemungkinan juga akan dibutuhkan untuk mengungkap masalah
mendasar dan informasi dari penilaian yang nantinya akan menentukan cara terbaik apa yang
bisa membantu sekaligus mendukung setiap anak berdasarkan kekuatan dan juga kelemahan
belajar khusus mereka sehingga akhirnya bisa mendapatkan potensi penuh ketika bersekolah dan
pada kehidupan sehari hari.

2.4 Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak usia SD

Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu:

2.4.1 Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak-
anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak-anaknya. Orang tua
mempunyai tanggung jawab yang paling besar terhadap perkembangan anak. Orang tua
harus menciptakan suasana yang kondusif untuk mewujudkan pola asuh yang baik.

2.4.2 Lingkungan

Lingkungan  dapat  diartikan  secara  fisiologis,  psikologis  dan sosio kultural.

a).Lingkungan Secara Fisiologis

Faktor  lingkungan  yang  mempengaruhi  secara  fisiologis mencakup  segala  kondisi  dan
material  jasmaniah  di  dalam  tubuh seperti  gizi,  vitamin,  air,  zat  asam,  suhu,  sitem  saraf,
peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indokrin, sel-sel
pertumbuhan dan kesehatan jasmani.

b). Lingkungan Secara Psikologis

Secara  psikologis,  lingkungan  mencakup  segenap  stimulasi yang diterima oleh individu mulai
sejak dalam konsesi, kelahiran . stimulasi itu diantaranya berupa : sifat-sifat gen,selera,
keinginan, perasaan,  tujuan-tujuan,  minat,  kebutuhan,  kemauan, emosi,  dan kapasitas
intelektual.

c). Lingkungan Secara Sosio-Kultural

Secara  sosio-kultural  lingkungan  meliputi  segenap  stimulasi, interaksi  dan  kondisi  eksternal
dalam  hubungannya  dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga,
pergaulan kelompok,  pola  hidup  masyarakat, latihan,  belajar,  pendidikan pengajaran  baik
dirumah  ataupun  di sekolah, dan  bimbingan penyuluhan.

2.4.3 Secara Keturunan

Faktor  lain  yang  mempengaruhi  perkembangan  anak  adalah keturunan,  menurut  Monks
yaitu  perkembangan  anak  dilihat  sebagai pertumbuhan dan  pemasakan  organisme.
Perkembangan  bersifat endogen, artinya perkembangan tidak hanya berlangsung spontan saja,
melainkan  juga  harus dimengerti  sebagai  pemekaran   yang  telah ditentukan secara biologis
dan tidak dapat berubah lagi

2.4.4 Gizi dan Kesehatan Anak

Yang memperoleh gizi cukup biasanya lebih tinggi tubuhnya dan relatif lebih cepat mencapai
masa puber dibandingkan dengan anak yang bergizi kurang. Anak yang sehat dan jarang sakit
biasanya mempunyai tubuh sehat dan lebih berat dibanding dengan anak yang sering sakit.

2.4.5 Gangguan Emosional Anak

yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenalin
yang berlebihan. Hal ini menyebabkan berkurangnya hormon pertumbuhan pada kelenjar
pituitary, akibatnya anak mengalami keterlambatan perkembangan memasuki masa puber. Bagi
anak usia SD atau MI, reaksi yang diperlihatkan orang lain terutama oleh teman-teman
sebayanya terhadap ukuran dan proporsi tubuhnya mempunyai makna penting. Apabila
ukuranukuran dan proporsi tubuh anak berbeda jauh dengan teman sebayanya anak akan merasa
kelainan, tidak mampu dan rendah diri.
2.5 Masalah Perkembangan Psikologi Anak Usia SD

2.5.1 Hipraktif
Hiperaktif ini merupakan sebuah ganguan psikologi anak yang cukup sering terjadi.
Anak-anak yang hiperaktif bias membahayakan teman-temannya akibat perilaku yang terjadi
secara sepontan dan tanpa fikir panjang, seorang anak denfan maslah psikilgi hiperaktif
memerlukan penangannan yang begitu cepat
2.5.2      Sulit berkonsentrasi
Anak dengan konsentrasi yang bukur bias membuatnya kesulitan apabila harus belajar
dalam waktu lama dan mengerti mengenai beberapa materi pembelajaran. Mereka cenderung
mudah terpengaruh terhadap hal  yang ada disekitarnya sehinga tidak mampu berkonnsentrasi
secara maksimal
2.5.3     Penmurung dan penyendiri
Anak yang berprilaku pemurung dan penyendiri mereka sangat sulit bergaul dan
cenderung merasa malu dengan keadaan mereka sendiri. Anak-anak seperti ini juga tidak boleh
dibiarkan berlarut karena jiwa sosial mereka tidak bias berkembang jiika selalu dibiarkan
2.5.4.      Masalah bicara
Seorang anak yang mempunyai masalah bicara juga banyak terjadi.  Rata-rata mereka
mempunyai masalah mengenai artikulasi dimana pembicara mereka lakukan kurang jelas dan
sulit di terima oleh lawan bicara. Salah satu cara yang baik dilakukan untuk memcahkan masalah
ini adalah dengan terapi bicara.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

karakteristik siswa adalah merupakan semua watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan
siswa dalah kehidupannya setiap saat. Watak dan perbuatan manusia yang tidak akan lepas dari
kondrat, dan sifat, serta bentuknya yang berbeda-beda, maka tidak heran jika bentuk dan karakter
siswa juga berbeda-beda. Adapun bentuk dan karakter siswa SD yaitu senang bergerak, senang
bermain, anak sengaja bekerja dalam kelompok, senang merasakan atau melakukan sesusatu
secara langsung. Proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Itu
artinya bahwa tindakan-tindakan belajar yang berlangsung secara terus menerus akan
menghasilkan pertumbuhan pengetahuan dan perilaku sesuai dengan tingkatan pembelajaran
yang dilalui oleh individu sendiri melalui proses belajar-mengajar, karena itu untuk mencapai
hasil yang diharapkan, metode dan pendekatan yang benar dalam proses pendidikan sangat
diperlukan. Beberapa pertumbuhan meliputi pertumbuhan fisi, perkembangan social-emosional,
perkembangan bahasa, perkembangan sikap, social, dan moral.

manfaat psikologi pendidikan bagi anak usia dini sangat dibutuhkan agar anak bisa
mempersiapkan masa depan yang dimiliki, mempersiapkan masa sekolah dan berbagai manfaat
lainnya seperti yang akan kami berikan dalam ulasan yaitu membentuk Dasar Kepribadian Anak,
Membentuk Dasar Kepribadian, Menumbuhkan Kreativitas dan Imajinasi, Mengajarkan Disiplin
dan Mengikuti Aturan, Membiasakan Kegiatan Terstruktur, Mengajarkan Tentang Cara
Menyelesaikan Masalah, Membentuk Keterampilan, Mengembangkan Metode Belajar, dan
Mengatasi Kesulitan Belajarfaktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu, Pola Asuh
Orang Tua,Lingkungan  dapat  diartikan  secara  fisiologis,  psikologis  dan sosio cultural, Secara
KeturunanGizi dan Kesehatan Anak ,Gangguan Emosional Anak. Masalah-masalah dalam
perkembangan psikologi pendidikan meliputi kurang berkonsentrasi, masalah berbicara,
penyendiri, dan hipraftif

3.2 Saran

Sebagai calon pendidik anak kita harus mengembangkan kemampuan dasar anak, diantaranya
adalah kemampuan fisik, intelegensi, emosi, supaya anak bisa mengekspresikan ide-idenya dan
supaya menjadi anak yang terampil.Karena setiap anak berbeda-beda jadi kita sbagai calon guru
harus memahami kemampuan fisik,emosi dll.

DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung. Rosda

http://id.wikipedia.org

http://weningistriyani.wordpress.com/2011/11/11/aspek-aspek-perkembangan-anak/

http://arinnie.blogspot.com/p/perkembangan-anak.html

http://gilatugas.blogspot.com/p/aspek-perkembangan.html

li, M. dan Asrori, M. (2005). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai