Disusun oleh :
DHARMA ACARYA
2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Ada beberapa karakteristik / psikologi anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para
guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar (SD).
Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya,
maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui perkembangan psikologi siswanya.Selain
perkembangan psikologi yang perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan peserta
didik.Pemahaman terhadap perkembangan psikologi peserta didik dan tugas-tugas
perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD,
dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan
kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan
diri siswa, sekolah dan guru seyogyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan
siswanya dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa.
Di samping memperhatikan karakteristik anak, implikasi pendidikan dapat juga bertolak dari
kebutuhan peserta didik.Pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas
perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau
suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa
bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara
kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh
masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, adapun rumusan masalah yang diangkat adalah
sebagai berikut :
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan makalah Psikologi Pendidikan tentang Perkembangan Psikologi Anak Usia
SD ini adalah agar dapat dipergunakan sebagai bahan pengajaran dan pedoman bagi mahasiswa
sebagai calon pendidik di bangku Sekolah Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
Senang bermain
Senang bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling
lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka
waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses
sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak
tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar
bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa
implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk
bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini
membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan
anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk
kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas
secara kelompok.
Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari
apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-
konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang,
waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan
guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya
dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai
contoh anak akan lebih memahami tentang solat jikalangsung dengan prakteknya.
Perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada aspek psikis setiap individu untuk menuju
kearah yang lebih sempurna dalam kurun waktu tertentu secara kontinyu untuk mendapatkan
sesuatu hal yang baru sepanjang hayat.Perkembangan tidaklah terbatas pada semakin sempurna
tetapi juga terkandung serangkaian perubahan secara terus menerus secara pasti, melalui suatu
tahap yang sederhana ke tahap berikutnya yang semakin tinggi dan maju walaupun sulit diukur
dengan alat ukur.
Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien,maka setiap
orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku
individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif. Tidak bisa dipungkiri lagi
bahwa sudah sejak lama bidang psikologi pendidikan telah digunakan sebagai landasan dalam
pengembangan teori dan praktek pendidikan dan telah memberikan kontribusi yang besar
terhadap pendidikan, diantaranya terhadap pengembangan kurikulum, sistem pembelajaran dan
sistem penilaian.
Sebagai calon pendidik, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan
peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik atau jasmani, perkembangan sosioemosional,
dan bermuara pada perkembangan intelektual, perkembangan bahasa, perkembangan
moral,social,dan sikap. Perkembangan fisik dan perkembangan sosio sosial mempunyai
kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau
perkembangan kognitif siswa.
a)Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak
tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan
pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara
lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup
dan lain-lain.
b)Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi dapat
menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya
anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua
serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.
c)Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang
berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita kegemukan atau kelebihan berat badan yang
dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak.
d)Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam penyakit yang sering kali diderita
anak, misalnya bertalian dengan kesehatan penglihatan (mata), gigi, panas, dan lain-lain. Oleh
karena itu orang tua selalu memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lain kebutuhan gizi,
kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari sekalipun sederhana.
a)Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain
kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya
perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki
kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan
teman-temannya.
b)Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia,
lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan
perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa.
c)Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut
dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang
tumbuh. Namun sering kali juga adanya tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat
mempengaruhi perkembangan emosional anak.Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak
larangan karena terlalu mencintai anaknya.Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka
menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga dapat
mempengaruhi keseimbangan emosional anak.
d)Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul juga
memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak.
e)Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak,
biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan
sebagainya. Dengan berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak
dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat merugikan bahkan
memperlambat perkembangan mental dan emosional anak.
f) Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang tua, keadaan
ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul. Sedangkan dari pihak
orang tua yang menyebabkan stres pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali
mendapat marah bahkan sampai menderita siksaan jasmani, anak disuruh melakukan sesuatu di
luar kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta
berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas dalam
masyarakat.
Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 – 5 bulan.Orang tua yang bijak selalu
membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari yang sederhana sampai anak memiliki
keterampilan berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa.Oleh karena itu bahasa
berkembang setahap demi setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan
orang tua membimbing anaknya.
Fungsi dan tujuan berbicara antara lain: (a) sebagai pemuas kebutuhan, (b) sebagai alat untuk
menarik orang lain, (c) sebagai alat untuk membina hubungan sosial, (d) sebagai alat untuk
mengevaluasi diri sendiri, (e) untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain, (f)
untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal. Yaitu: (a) kematangan alat berbicara, (b)
kesiapan mental, (c) adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak, (d) kesempatan berlatih,
(e) motivasi untuk belajar dan berlatih dan (f) bimbingan dari orang tua.Di samping adanya
berbagai dukungan tersebut juga terdapat gangguan perkembangan berbicara bagi anak, yaitu: (a)
anak cengeng, (b) anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.
2.2.4 Perkembangan Moral, Sosial, dan Sikap
a) Kepada orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan bimbingan juga harus
mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan tepat, dan dituntut menjadi
teladan yang baik bagi anak, mengembangkan keterampilan anak dalam bergaul dan memberikan
penguatan melalui pemberian hadiah kepada ajak apabila berbuat atau berperilaku yang positif.
b)Terdapat bermacam hadiah yang sering kali diberikan kepada anak, yaitu yang berupa materiil
dan non materiil. Hadiah tersebut diberikan dengan maksud agar pada kemudian hari anak
berperilaku lebih positif dan dapat diterima dalam masyarakat luas.
c)Fungsi hadiah bagi anak, antara lain: (a) memiliki nilai pendidikan, (b) memberikan motivasi
kepada anak, (c) memperkuat perilaku dan (d) memberikan dorongan agar anak berbuat lebih
baik lagi.
d) Fungsi hukuman yang diberikan kepada anak adalah: (a) fungsi restruktif, (b) fungsi
pendidikan, (c) sebagai penguat motivasi.
e) Syarat pemberian hukuman adalah: (a) segera diberikan, (b) konsisten, (c) konstruktif, (d)
impresional artinya tidak ditujukan kepada pribadi anak melainkan kepada perbuatannya, (e)
harus disertai alasan, (f) sebagai alat kontrol diri, (g) diberikan pada tempat dan waktu yang
tepat.
Pendidikan menjadi sebuah proses yang tidak akan pernah berhenti bagi setiap manusia selama
hidup. Bahkan banyak yang berpendapat jika proses pendidikan juga sudah terjadi pada anak
usia dini antara 2 hingga 5 tahun yang menjadi salah satu fase pendidikan semua manusia.
Masa tersebut akan lebih fokus pada psikomotor anak, penanaman akhlak dan sikap hidup dari
anak. Psikologi pendidikan sendiri merupakan cabang cabang psikologi yang mempelajari
tentang bagaimana manusia belajar dalam dan setting keefektifan sebuah pengajaran.
Hal serupa juga diungkapkan Muhibbin Syah jika psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu
psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang ada dalam dunia pendidikan. Sedangkan
manfaat psikologi pendidikan bagi anak usia dini sangat dibutuhkan agar anak bisa
mempersiapkan masa depan yang dimiliki, mempersiapkan masa sekolah dan berbagai manfaat
lainnya seperti yang akan kami berikan dalam ulasan berikut.
Pola asuh merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak-
anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak-anaknya. Orang tua
mempunyai tanggung jawab yang paling besar terhadap perkembangan anak. Orang tua
harus menciptakan suasana yang kondusif untuk mewujudkan pola asuh yang baik.
2.4.2 Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi secara fisiologis mencakup segala kondisi dan
material jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sitem saraf,
peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indokrin, sel-sel
pertumbuhan dan kesehatan jasmani.
Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai
sejak dalam konsesi, kelahiran . stimulasi itu diantaranya berupa : sifat-sifat gen,selera,
keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, dan kapasitas
intelektual.
Secara sosio-kultural lingkungan meliputi segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal
dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga,
pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan pengajaran baik
dirumah ataupun di sekolah, dan bimbingan penyuluhan.
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan anak adalah keturunan, menurut Monks
yaitu perkembangan anak dilihat sebagai pertumbuhan dan pemasakan organisme.
Perkembangan bersifat endogen, artinya perkembangan tidak hanya berlangsung spontan saja,
melainkan juga harus dimengerti sebagai pemekaran yang telah ditentukan secara biologis
dan tidak dapat berubah lagi
Yang memperoleh gizi cukup biasanya lebih tinggi tubuhnya dan relatif lebih cepat mencapai
masa puber dibandingkan dengan anak yang bergizi kurang. Anak yang sehat dan jarang sakit
biasanya mempunyai tubuh sehat dan lebih berat dibanding dengan anak yang sering sakit.
yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenalin
yang berlebihan. Hal ini menyebabkan berkurangnya hormon pertumbuhan pada kelenjar
pituitary, akibatnya anak mengalami keterlambatan perkembangan memasuki masa puber. Bagi
anak usia SD atau MI, reaksi yang diperlihatkan orang lain terutama oleh teman-teman
sebayanya terhadap ukuran dan proporsi tubuhnya mempunyai makna penting. Apabila
ukuranukuran dan proporsi tubuh anak berbeda jauh dengan teman sebayanya anak akan merasa
kelainan, tidak mampu dan rendah diri.
2.5 Masalah Perkembangan Psikologi Anak Usia SD
2.5.1 Hipraktif
Hiperaktif ini merupakan sebuah ganguan psikologi anak yang cukup sering terjadi.
Anak-anak yang hiperaktif bias membahayakan teman-temannya akibat perilaku yang terjadi
secara sepontan dan tanpa fikir panjang, seorang anak denfan maslah psikilgi hiperaktif
memerlukan penangannan yang begitu cepat
2.5.2 Sulit berkonsentrasi
Anak dengan konsentrasi yang bukur bias membuatnya kesulitan apabila harus belajar
dalam waktu lama dan mengerti mengenai beberapa materi pembelajaran. Mereka cenderung
mudah terpengaruh terhadap hal yang ada disekitarnya sehinga tidak mampu berkonnsentrasi
secara maksimal
2.5.3 Penmurung dan penyendiri
Anak yang berprilaku pemurung dan penyendiri mereka sangat sulit bergaul dan
cenderung merasa malu dengan keadaan mereka sendiri. Anak-anak seperti ini juga tidak boleh
dibiarkan berlarut karena jiwa sosial mereka tidak bias berkembang jiika selalu dibiarkan
2.5.4. Masalah bicara
Seorang anak yang mempunyai masalah bicara juga banyak terjadi. Rata-rata mereka
mempunyai masalah mengenai artikulasi dimana pembicara mereka lakukan kurang jelas dan
sulit di terima oleh lawan bicara. Salah satu cara yang baik dilakukan untuk memcahkan masalah
ini adalah dengan terapi bicara.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
karakteristik siswa adalah merupakan semua watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan
siswa dalah kehidupannya setiap saat. Watak dan perbuatan manusia yang tidak akan lepas dari
kondrat, dan sifat, serta bentuknya yang berbeda-beda, maka tidak heran jika bentuk dan karakter
siswa juga berbeda-beda. Adapun bentuk dan karakter siswa SD yaitu senang bergerak, senang
bermain, anak sengaja bekerja dalam kelompok, senang merasakan atau melakukan sesusatu
secara langsung. Proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Itu
artinya bahwa tindakan-tindakan belajar yang berlangsung secara terus menerus akan
menghasilkan pertumbuhan pengetahuan dan perilaku sesuai dengan tingkatan pembelajaran
yang dilalui oleh individu sendiri melalui proses belajar-mengajar, karena itu untuk mencapai
hasil yang diharapkan, metode dan pendekatan yang benar dalam proses pendidikan sangat
diperlukan. Beberapa pertumbuhan meliputi pertumbuhan fisi, perkembangan social-emosional,
perkembangan bahasa, perkembangan sikap, social, dan moral.
manfaat psikologi pendidikan bagi anak usia dini sangat dibutuhkan agar anak bisa
mempersiapkan masa depan yang dimiliki, mempersiapkan masa sekolah dan berbagai manfaat
lainnya seperti yang akan kami berikan dalam ulasan yaitu membentuk Dasar Kepribadian Anak,
Membentuk Dasar Kepribadian, Menumbuhkan Kreativitas dan Imajinasi, Mengajarkan Disiplin
dan Mengikuti Aturan, Membiasakan Kegiatan Terstruktur, Mengajarkan Tentang Cara
Menyelesaikan Masalah, Membentuk Keterampilan, Mengembangkan Metode Belajar, dan
Mengatasi Kesulitan Belajarfaktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu, Pola Asuh
Orang Tua,Lingkungan dapat diartikan secara fisiologis, psikologis dan sosio cultural, Secara
KeturunanGizi dan Kesehatan Anak ,Gangguan Emosional Anak. Masalah-masalah dalam
perkembangan psikologi pendidikan meliputi kurang berkonsentrasi, masalah berbicara,
penyendiri, dan hipraftif
3.2 Saran
Sebagai calon pendidik anak kita harus mengembangkan kemampuan dasar anak, diantaranya
adalah kemampuan fisik, intelegensi, emosi, supaya anak bisa mengekspresikan ide-idenya dan
supaya menjadi anak yang terampil.Karena setiap anak berbeda-beda jadi kita sbagai calon guru
harus memahami kemampuan fisik,emosi dll.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung. Rosda
http://id.wikipedia.org
http://weningistriyani.wordpress.com/2011/11/11/aspek-aspek-perkembangan-anak/
http://arinnie.blogspot.com/p/perkembangan-anak.html
http://gilatugas.blogspot.com/p/aspek-perkembangan.html
li, M. dan Asrori, M. (2005). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi
Aksara.