PENDAHULUAN
Anak adalah titipan tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia
menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum
Tak ada satu pun yang luput dari Pengawasan dan Kepedulian-Nya. Hal
ini merupakan tugas orang tua dan guru untuk dapat menemukan potensi tersebut.
sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia,
sosial.
membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi
adalah suatu usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, yang didapat
1
Pada dasarnya hakikat pendidikan sangatlah luas. Hakikat pendidikan
hakekat pendidikan banyak hal menarik untuk dipelajari contohnya saja seperti
inilah yang mendorong kami untuk mempelajari lebih dalam mengenai hakikat
Masa usia Sekolah Dasar merupakan periode emas (golden age) bagi
tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di
Untuk itu pendidikan anak untuk usia Sekolah Dasar dalam bentuk
psikososial dan moral serta proses pembelajaran yang efektif untuk siswa Sekolah
Dasar.
2
Dengan alasan-alasan tersebut akhirnya penulis mencoba mengulas masalah
berikut:
1.3 Tujuan
Dasar.
1.4 Manfaat
3
2. Membantu guru dalam meningkatkan profesionalisme dalam
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung
dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun.
Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kelas
rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga,
sedangkan kelas-kelas tinggi terdiri dari kelas empat, lima, dan enam
(Supandi, dalam Anitah, dkk., 2008). Di Indonesia, rentang usia siswa SD, yaitu
antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun. Usia siswa pada kelompok kelas rendah,
yaitu 6 atau 7 sampai 8 atau 9 tahun. Siswa yang berada pada kelompok ini
termasuk dalam rentangan anak usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa
yang pendek tetapi sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu,
pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan
5
2.2 Teori Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
tertentu yang bersifat khas dan spesifik. Pada dasarnya setiap siswa adalah
mulai dari kelahiran sampai akhir hayat, Dalam hal ini pendidikan maupun
siswa memiliki irama dan kecepatan perkembangan yang berbeda – beda dan
bersifat individual.
dalam proses belajar. Seluruh aktifitas proses belajar harus berpusat pada
kebutuhan siswa (child centered) dan pada aspek tuntutan masyarakat (society
centered). Fase – fase perkembangan yang dialami siswa harus dipahami oleh
Perkembangan siswa sekolah dasar usia 6-12 tahun yang termasuk pada
yang bersangkutan. Tahap perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek Kognitif,
6
J. Piaget, Advance organizer oleh Ausubel, Pemahaman konsep oleh Bruner,
Hirarki belajar oleh Gagne, Webteaching oleh Norman, dan sebagainya. Berikut
utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia :
persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan
psikososial.
7
Ericson memaparkan teorinya melalui konsep polaritas yang
Manusia dapat naik ketingkat berikutnya walau ia tidak tuntas pada tingkat
orang itu akan merasa pandai. Jika tingkatan itu tidak tertangani dengan baik,
atau kegagalan untuk mengembangkan kualitas itu. Selama masa ini, potensi
moral anak seturut kerangka pemikiran Dewey: (1) tahap “pramoral”, anak belum
ketaatan pada kekuasaan; (3) tahap “otonom”, bersifat keterikatan pada aturan
pertimbangan moral anak dan orang muda. Keenam tipe ideal itu diperoleh
8
dengan mengubah tiga tahap Piaget/Dewey dan menjadikannya tiga “tingkat”
yang masing-masing dibagi lagi atas dua “tahap”. ketiga “tingkat” itu adalah
semua label ini dari segi fisiknya (hukuman, ganjaran kebaikan) atau dari segi
kekuatan fisik mereka yang mengadakan peraturan dan menyebut label tentang
yang baik dan yang buruk. Tingkat ini biasanya ada pada anak-anak yang berusia
tingkat konformis, meskipun istilah itu mungkin terlalu sempit. Pada tingkat ini,
anak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok atau bangsa, dan dipandangnya
sebagai hal yang bernilai dalam dirinya, tanpa mengindahkan akibat yang segera
dan nyata. Individu tidak hanya berupaya menyesuaikan diri dengan tatanan
pribadi atau kelompok-kelompok tersebut. Pada tingkat ini terdapat usaha yang
jelas untuk merumuskan nilai-nilai dan prinsip moral yang memiliki keabsahan
9
dan dapat diterapkan terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang berpegang
10
BAB III
PEMBAHASAN
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang dimiliki dan kebutuhan yang
diperlukan oleh anak usia SD karena hal ini dapat menumbuhkan kembangkan
potensi peserta didik dan menumbuhkan semangat belajar anak SD, seperti contoh
Maksudnya dalam usia yang masih dini anak cenderung untuk ingin
bermain dan menghabiskan waktunya hanya untuk bermain karena anak masih
polos yang dia tahu hanya bermain maka dari itu agar tidak megalami masa kecil
kurang bahagia anak tidak boleh dibatasi dalam bermain. Peranan guru
SD yaitu harus mengetahui karakter anak sehingga dalam penerapan metode atau
pembelajaran yang santai namun serius, bermain sambil belajar, serta dalam
mentalnya anak menjadi hiperaktif lonjak kesana kesini bahkan seperti merasa
tidak capek mereka tidak mau diam dan duduk saja menurut pengamatan para ahli
11
hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah
dengan orang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka membentuk suatu
kelomppok tertentu untuk bermain. Dalam kelompok tersebut anak dapat belajar
memenuhi aturan aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung
bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga, belajar
keadilan dan demokrasi. Peranan guru SD yaitu dapat membuat suatu kelompok
kecil misalnya 3-4 anak agar lebih mudah mengkoordinir karena terdapat banyak
perbedaan pendapat dan sifat dari anak - anak tersebut dan mengurangi
pertengkaran antar anak dalam satu kelompok. Kemudian anak tersebut diberikan
tugas untuk mengerjakannya bersama, disini anak harus bertukar pendapat anak
dibuktikan dan dilaksanakan sendiri agar mereka bisa paham dengan konsep awal
12
tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan
contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angin, dengan cara
membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah
angin, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari
Pada umur anak SD, anak masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin
diperhatikan dan dituruti semua keinginannya mereka masih belum mandiri dan
Pada pendidikan dasar yaitu SD, anak susah dalam memahami apa yang
metode yang tepat misalnya dengan cara metode ekperimen agar anak dapat
pelajaran yang diberikan sedangkan dengan ceramah yang dimana guru Cuma
berbicara didepan membuat anak malah tidak memahami isi dari apa yang
13
7. Anak usia SD Senang diperhatikan
Di dalam suatu interaksi social anak biasanya mencari perhatian teman atau
jawab misalnya, anak yang ingin diperhikan akan berusaha menjawab atau
Dalam kehidupan sehari hari anak mencari suatu figur yang sering dia lihat
dan dia temui. Mereka kemudian menirukan apa yang dilakukan dan dikenakan
orang yang ingin dia tiru tersebut. Dalam kehidupan nyata banyak anak yang
terpengaruh acara televisi dan menirukan adegan yang dilakukan disitu, misalkan
acara smack down yang dulu ditayangkan sekarang sudah ditiadakan karena ada
berita anak yang melakukan gerakan dalam smack down pada temannya, yang
dipilah-pilah utuk siapa acara itu ditonton sebagai calon guru kita hanya dapat
mengarahkan orang tua agar selalu mengawasi anaknya saat dirumah. Contoh lain
yang biasanya ditiru adalah seorang guru yang menjadi pusat perhatian dari anak
yang bagus dan rapi agar dapat memberikan contoh yang baik untuk anak didik
kita.
14
3.2 Karakteristik Perkembangan Anak Sekolah Dasar
menyangkut dunia keseharian siswa dan jangan mengajarkan siswa dengan contoh
penanaman nilai – nilai oleh guru kepada siswa dilakukan melalui keteladanan.
guru/pendidik dan bukan contoh yang berupa kata – kata maupun konsep yang
fisik siswa.
seharusnya membentuk rasa kepercayaan diri peserta didik pada usia SD/MI
pada tahap ini anak gagal membentuk kepercayaan dirinya maka anak tersebut
akan memiliki konsep diri negative atau rendah diri. Dalam pembelajaran
interaksi siswa dengan teman sebaya menjadi sangat penting, sebab jika anak
kearah pengembangan rasa mampu ( percaya diri ). Penanaman nilai – nilai moral
kedermawanan dan lain sebagainya dapat membantu siswa melewati fase kritis,
sebab lingkungan sosial yang terbentuk dapat memberikan kesempatan yang luas
15
bagi siswa untuk mengembangkan sikap positifnya. Guru/pendidik hendaknya
membekali peserta didik dengan nilai – nilai moral yang akan membentuk
karakter siwa menuju sikap positif siswa. Nilai-nilai moral ini haarus ditanamkan
agar siswa memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingga lingkungan sosial yang
positif juga dapat terbentuk. Hal ini dapat membantu rasa percaya dirinya yang
mengajarkan nilai dasar setahap demi setahap melalui pendekatan kisah teladan,
dilema moral, dan keteladanan. Guru harus memberikan stimulasi agar peserta
didiknya terdorong untuk bersikap dan berprilaku sesuai dengan nilai, moral dan
norma yang ada. Pemberian pujian atau hukuman secara spontan pada setiap
perilaku siswa yang kurang baik atau yang baik sangat diperlukan untuk
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
anak SD
4.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Sri Anitah, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Universitas Terbuka
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/ciri-kecenderungan-belajar-
dan-cara-belajar-anak-sd-dan-mi/
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/196510011998022-
ERNAWULAN_SYAODIH/PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pdf
http://zhuldyn.wordpress.com/materii-lain/perkembangan-peserta-didik/
karekteristik-perkembangan-kognitif-anak-sd/
http://belajarbarengkiddos.blogspot.com/2012/11/penerapan-disiplin-untuk-anak-
usia.html
http://zhuldyn.wordpress.com/materii-lain/perkembangan-peserta-didik/
perkembangan-berpikir-anak-sd/
http://www.scribd.com/doc/45176852/Karakteristik-Anak-Usia-Sekolah
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/16/pembelajaran-anak-sd/
http://animenekoi.blogspot.com/2012/01/strategi-pendekatan-dan-teknik.html
http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-perkembangan-kognitif-jean-
piaget-dan-implementasinya-dalam-pendidikan/
http://zulfikarnasution.wordpress.com/2011/09/17/teori-perkembangan-kognitif-
jean-piaget/
18