Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.


Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek
kepribadian dan kehidupannya. Pendidikan memiliki kekuataan (pengaruh)
dinamis dalam menyiapkan kehidupan di masa depan. Pendidikan dapat
mengembangkan berbagai potensi yang di milikinya secara optimal sesuai dengan
karakterisik lingkungan. Pendidikan juga merupakan upaya mewujudkan UUD
1945, yaitu memajukan kesejahtraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
serta ikut melaksanakan ketertiban dunia. Sesuai dengan UUD 45 pasal 27
pendidikan merupakan hak setiap warga negara Indonesia dimana pelaksanaannya
diselenggarakan melalui Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa
masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang seluas-luasnya untuk
berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.
Dalam pelaksanaannya pendidikan merupakan usaha untuk mendapatkan
pengetahuan baik itu secara formal melalui sekolah maupun secara informal dari
pendidikan di dalam rumah tangga. Anehnya di jaman yang modern ini tidak
sedikit orang yang tidak mengerti hakikat, tujuan, fungsi, dan prinsip-prinsip yang
sebenarnya tentang pendidikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis
mencoba untuk memaparkan tentang hakikat pendidikan, perkembangan kognitif.

B.Rumusan masalah
Rumusan masalah yang akan di bahas yaitu:

1. Apa definisi, tujuan,fungsi dan prinsip-prinsip pendidikan di SD?


2. Apa tahap – tahap perkembangan kognitif anak usia SD?
3. Apa yang di maksud dengan bakat dan kreativitas ?

[AUTHOR NAME] 1
4. Faktor – faktor dan sumber – sumber apa saja yang perlu dikembangkan pada
anak?
5. Bagaimana peran kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional pada anak
SD ?

C.Tujuan Pembuatan Makalah

Tujuan pembuatan makalah adalah sebagai berikut:

1. Dapat menyebutkan definisi, tujuan,fungsi dan prinsip -prinsip pendidikan


2. Dapat menyebutkan tahap - tahap perkembangan anak SD
3. Dapat mengetahui pengertian bakat dan kreativitas
4. Dapat menjelaskan Faktor dan Sumber yang perlu dikembangkan pada anak
SD
5. Dapat menjelaskan peran kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional
pada anak SD

D. Manfaat pembuatan makalah

Adapun manfaat pembuatan makalah yaitu :

1. Dapat mengetahui definisi pendidikan di SD


2. Dapat mengetahui peran kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional
pada anak SD

[AUTHOR NAME] 2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi pendidikan, tujuan, fungsi dan prinsip – prinsip pendidikan di


SD
1. Definisi pendidikan menurut para ahli

Pengertian pendidikan menurut driyarkara (1980), pendidikan adalah proses


memanusiakan manusia muda. Pengankatan manusia muda ke taraf insan harus di
wujudkan di dalam seluruh proses atau upaya pendidikan.

Pengertian pendidikan menurut G. Thompson (1957), pendidikan adalah


pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan – perubahan
yang tetap di dalam kebiasaan – kebiasaan, pemikiran –pemikiran, sikap-sikap,
dan tingkah laku.

Pengertian pendidikan menurut Tilaar (1999:28), pendidikan adalah suatu


proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat,
membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional,dan global.

Pengertian pendidikan menurut Sunaryo Kartadinata (1996), pendidikan


adalah proses membawa manusia dari apa adanya kepada bagaimana seharusnya.

2. Tujuan pendidikan di SD
Tujuan pendidikan di SD adalah sebagai berikut :
1. Memberikan bekal kemampuan membaca, menulis dan berhitung
2. Memberikan kemampuan dan keterampilan dasar (intelektual, social moral,
dan emosional) yang bermanfaat bagi kehidupan siswa sesuai dengan tingkat
perkembangnya
3. Mempersiapkan anak untuk mengikuti untuk mengkuti pendidikan di
SMP/MTS

Fungsi pendidikan di SD, tidak dapat terlepas dari fungsi pendidikan dasar.
Pendidikan dasar berfungsi sebagai jenjang awal dari pendidikan di sekolah untuk

[AUTHOR NAME] 3
mengembangkan dasar pribadi manusia sebagi warga masyarakat dan warga
Negara yang berbudi luhur beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha Esa
serta memiliki kemampuan dan keterampilan dasar sebagai bekal untuk
pendidikan selanjutnya dan bekal hidup di masyarakat. Jadi fungsi pendidikan di
SD adalah pembentukan dan pengembangan dasar kepribadian anak ,
menumbuhkembangkan pengetahuan sikap dan keterampilan dasar untuk menjadi
warga masyarakat dan warga Negara yang baik., transformasi budaya menjadikan
anak agar mengenali dan budaya Indonesia, pembekalan kemampuan dan
keterampilan dasar untuk melanjutkan pendidikan di SLTP/MTS.

3. Prinsip – Prinsip Pendidikan Di SD

Prinsip –prinsip pembelajaran di SD yaitu proses pembelajaran di SD harus


bersifat terpadu dengan perkembangan siswa, baik perkembangan fisik, kognitif,
sosial, moral maupun emosional.

Dari aspek keterpaduan perkembangan dan belajar, ada dua prinsip


pendidikan menurut Sunaryo Kartadinata (1996:68-71) yaitu:

1. Guru sekolah dasar harus selalu peduli dan memahami anak sebagai
keseluruhan
2. Kurikulum dan proses pembelajaran di SD harus bersifat terpadu

B. Perkembangan Kognitif Anak Usia SD


1. Tahap – Tahap Perkembangan Kognitif Anak Usia SD
a. Tahap Sensorimotor (lahir -2 tahun),
Pada awal tahap sensorimotor, geraka anak banyak di dominasi oleh gerak
atau pola refleks. Pada tahap ini, yaitu usia 2 tahu, pola sensorimotor anak
sudah lebih rumit dan memungkinkan anak mulai menggunakan simbol.
Tahap akhir dai sensorimotor ini adalah internalisasi dari skema. Fungsi
mental anak berubah menjadi simbolis dan anak mengembangkan
kemapuan utuk menggunakan simbol primitif
b. Tahap praoperasional (2 – 7 tahun ),

[AUTHOR NAME] 4
Perkembangan kognitif pada usia ini di tandai dengan perkembangan
bahsa yang sistematis. Anak sudah mampu menirukan perilaku yang
dilihatnya salah satu karakteristik pada tahap praoperasional adalah cara
berpikir anak terpusat dimana perhatian terfokus pada satu karakteristik
tertentu.
c. Tahap operasional konkret (7-11 tahun),
Pada tahap ini anak sudah tidak berpikir egosentris lagi, anak sudah bisa
memperhatikan lebih dari satu dimensi. Akan tetapi pada tahap ini masih
terbatas pada hal – hal yang konkret dan nyata . penyelesaian suatu
masalah perlu disertai hal-hal yang konkret dan nyata. Anak sudah dapat
melakukan klarifikasi, konservasi dan mengurutkan.
d. Tahap operasional formal (>11 tahun),
Pemikiran pada tahap ini lebih berifat abstrak. Anak sudah memasuki
remaja awal, dan tidak lagoi membatasi diri pada hal hal yang bersifat
aktual, pengalaman konkret. Anak sudah mampu berpikir logis dan dalam
penyelesaiannya melaui berfikir secara deduktif dan befikir kombinatoris.

C. Bakat Dan Kreativitas anak usia SD


1. Pengertian bakat menurut para ahli

Bakat adalah kemampuan bawaan atau potensi yang ada dalam diri seseorang
yang perlu dilatih dan dikembangkan karena tanpa latihan dan pengembangan
bakat yang ada daram diri seseorang tidak akan terwujwud. ( Utami
Munandar;1987)

Bakat adalah kemampuan dalam seseorang dalam melakukan suatu tugas


yang tidak tergantung pada latiahn sebelumnya. (William B.Michael)

Bakat adalah kondisi di dalam diri seseorang yang memungkinkannya dengan


suatu latihan khusus mencapai kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus.
(Sarwono;1986)

Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat adalah sebagai


berikut:

[AUTHOR NAME] 5
 Lingkungan sekitar seperti keluarga, teman dan pergaulan.
 Tingkat pendidikan yang di geluti
 Emosi, motivasi dan minat.
2. Bakat sebagai potensi yang dapat di kembangkan

Hal – hal yang berkaitan dengan segi atau bakat intelektual lebih mendapat
kesempatan untuk dikembangkan. Utami munandar (1987) menjelaskan bahwa
beberapa faktor yang dapat menentukan sejauh mana bakat anak dapat terwujud.
Faktor – faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Faktor dalam diri anak

Faktor ini banyak berkaitan dengan keadaan fisik dan psikis anak. Fisik yang
sempurna perlu didukung oleh faktor dalam diri yang lain seperti yang lain seperti
minat, motivasi dan keuletan dalam menekuni kegiatan yang berhubungan dengan
menyanyi.

2. Faktor keadaan lingkungan

Faktor ini berkaitan dengan faktor luar dari diri anak, misalnya dukungan
keluarga. Faktor ini orang tua dan guru di sekolah memiliki peran untuk
mendorong dan mendukung bakat anak terhadap sesutu hal.

3. Pengertian kreativitas menurut beberapa ahli

Kreativitas adalah keterampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat


subjek prespektif baru dan membentuk kombinasi baru dari dua atau lebih konsep
yang telah tercetak dalam pikiran. ( James R.evans)

Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah, yang


memberikan individu menciptakan ide-ide asli atau adaptif fungsi kegunaanya
secara penuh untuk berkembang. (Widayatun)

Kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru,


berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada.( Utami Munandar;1987)

[AUTHOR NAME] 6
D. Hubungan Kreativitas dengan kecerdasan

Hubungan kreativitas dengan kecerdasan terdapat dalam teori ambang


inteligensia dari Anderson yang memaparkan bahwa sampai tingkat inteligensia
samapi seputar IQ 120, mempunyai hubungan yang sangat erat antara inteligensia
dan kreativitas. Oleh karena itu untuk menciptakan suatu produk kreativitas yang
tinggi diperlukan tingkat inteligensia yang cukup tinggi pula. Kreativitas di
peroleh dari pengetahuan atau pengalaman hidup. Kreativitas tidak dapat
berfungsi dalam keadaan vakum karena berasal dari apa yang telah diperoleh
selama ini dan hal ini juga tergantung pada kemampuan intelektual seseorang.

E. Belajar dan Berfikir Kreatif

Kelancaran, kelenturan, orisionalitas, elaborasi atau perincian merupakan ciri


dari kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif. Semakin
kreatif seseorang maka seseorang semakin memiliki ciri kreativitas yang berkaitan
dengan perkembangan afektif seseorang supaya bakat kreatif dapat benar – benar
terwujud. Kemampuan berpikir divergen dan kemampuan berpikir konvergen
mempunyai hubungan dalam proses belajar kreatif. Proses berfikir divergen
merupakan proses berpikir ke berbagai macam arah dan menghasilkan banyak
alternatif. Sedangaka proses berfikir konvergen merupakan proses berpikir yang
mencari jawaban tunggal yang paling tepat. Proses belajar dan proses berfikir
korvegen di dunia pendidikan saat ini banyak dialami siswa,sehingga siswa
terhambat dan tidak mampu untuk menghadapi masalah yang menuntut pemikiran
dan pemecahan masalh secara kreatif. Hal ini dapat di atasi beberapa cara yang di
kemukakan oleh Utami Munandar (1987) adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan Lingkungan dalam kelas yang merangsang belajar kreatif

Agar terciptanya suatu lingkungan yang kreatif diperlukan tahapan yaitu :

a. Memberikan pemanasan

Proses belajar mengajar, guru lebih aktif bertanya namun jarang mengajukan
pertanyaan . pemberian pemanasan dapat di lakukan dengan memberikan

[AUTHOR NAME] 7
pertanyaan terbuka dan bukan pertanyaan tertutup. Selain itu juga bisa mendorong
siswa mengajukan pertanyaan sendiri terhadap suatu masalah.

b. Pengaturan fisik
Pengaturan fisik saat belajar mengajar juga dapat mempengaruhi suatu proses
belajar mengajar kreatif. Keterampilan guru dalam menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif melalui pengelolaan kelas yang memanfaatkan
lingkungan. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat
anak merasa senang dalam belajar. Pemanfaatan dari lingkungan tidak selalu
harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat di bawa ke ruang kelas untuk
menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat megembangkan
sejumlah keterampilan yaitu mengamati (dengan seluruh indera), mencatat,
merumuskan pertanyaaan, mengklasifikasi dan membuat gambar atau diagram.
c. Kesibukan di dalam kelas

Membedakan kesibukan didalam kelas antara aktif fisikal dan aktif mental.
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan
sibuk bekerja dan bergerak. Aktif mental lebih diinginkan dari aktif fisikal sering
bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain dan mengungkapkan gagasan
merupakan tanda – tanda aktif mental. Syarat perkembangan aktif mental adalah
tumbuhnya perasaan tidak takut.

d. Guru sebagai fasilitator

Peran guru harus terbuka, mendorong siswa untuk menemukan caranya


sendiri dalam pemecahan masalah untuk mengungkapkan gagasannya,menerima
perbedaan menurut waktu dan kecepatan siswa dalm menuangkan ide barunya

2. Mengajukan dan mengundang pertanyaan

Pertanyaan terbuka dapat merangsang pemikiran kreatif untuk menapilkan


gagasan baru, karena memiliki banyak kemungkinan jawaban. Pertanyaain ini
membantu siswa mengembangkan keterampilan mengumpulkan fakta,
merumuskan hipotesis,dan menguji atau menilai informasi dari mereka.

[AUTHOR NAME] 8
3. Memadukan Perkembangan Kognitif ( berpikir) dan Afektif ( sikap
dan perasaan )

Mamadukan perkembangan kognitif yang dapat merangsang pemikiran


divergen di sekolah, serta memadukan dengan afektif juga melatih anak dapat
lebih siap menghadapi tantangan hidup.

F. Faktor- Faktor yang Berpengaruh dan Sumber- Sumber Kretivitas


yang Perlu dikembangkan

Berk (2003) dalam bukunya Child development mengemukakan beberapa

komponen dari krativitas yang perlu di kembangkan meliputi :

a. Sumber Kognitif

Keterampila kognitif dalam tingkat tinggi tidak hanya dapat memecahkan

masalah, tetapi juga dalam menemukn masalah.begitu masalah di temukan,


kemapuan mengenal masalah menjadi sesuatu yang penting dalam membuat
kesimpulan yang kreatif dengan mengandalkan proses insight yang melibatkan
kombinasi dan pembentukan kembali elemen yang telah bermanfaat.
Pengetahuaan merupakan sesuatu yang penting dalam krativitas karena tanpa
pengetahuan manusia tidak akan mengenal ide yang baru.

b. Sumber Kepribadian

Karakteristik kepribadan dapat mengembangkan komponen kognitif dari

kreativitas. Beberapa sifat yang harus ada yaitu : berpikir dengan gaya yang
inovatif, mempunyai sika yang toleran pada sesuatu yang jamak, mempunyai
kemauan yang tinggi serta berani terhadap pendapat.

c. Sumber Motivasi

Motivasi untuk kreativitas menitikberatkan pada tugas daripada tujuan hal

di tunjukkan pada keingina untuk berhasil pada tingkat lebih tinggi, tetap
memusatkan perhatian pada masalah.sedangkan jika titik berat pada tujuan,
banyak berkaitan dengan penghargaan secara ekstrinsik.

d. Sumber Lingkungan

[AUTHOR NAME] 9
G. Peran Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional Pada Anak
SD
1. Pengertian Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan ini ditemukan pada sekitar tahun 1912 oleh William Stern.
Digunakan sebagai pengukur kualitas seseorang pada masanya saat itu, dan
ternyata masih juga di Indonesia saat ini. Bahkan untuk masuk ke militer pada
saat itu, IQ lah yang menentukan tingkat keberhasilan dalam penerimaan masuk
ke militer. Kecerdasan ini terletak di otak bagian Cortex (kulit otak). Kecerdasan
ini adalah sebuah kecerdasan yang memberikan kita kemampuan untuk berhitung,
bernalogi, berimajinasi, dan memiliki daya kreasi serta inovasi. Atau lebih
tepatnya diungkapkan oleh para pakar psikologis dengan “What I Think“. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan intelektual, yaitu:

a. Faktor bawaan atau biologis

Di mana faktor-faktor ini ditentukan oleh faktor keturunan. Membatasi


kemampuan seseorang atau keterampilan dalam memecahkan masalah, antara
lain, ditentukan oleh faktor keturunan.Di mana bunga dalam mengarahkan
tindakan menuju tujuan dan dorongan untuk bertindak.

b. Faktor pembentukan atau lingkungan

Dimana pembentukan adalah kondisi apapun di luar itu yang mempengaruhi


perkembangan kecerdasan.

c. Faktor kematangan

Di mana masing-masing organ dalam pertumbuhan tubuh manusia dan


pembangunan.

d. Faktor kebebasan

1
[AUTHOR NAME]
0
Ini berarti bahwa orang dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. Selain kebebasan untuk memilih metode, juga bebas
untuk memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya

2. Pengertian Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah kemapuan seseorang untuk dapat memotivasi

diri sendiri dan tekun dalam menghadapi frustasi. Tak dapat dipungkiri bahwa
IQ mempunyai peran yang besar dalam menentukan keberhasilan seseorang,
namun IQ bukanlah satu-satunya penentu dalam keberhasilan seseorang. Oleh
karena keberhasilan manusia bukan hanya karena faktor inteligensia saja, tetapi
juga faktor emosi turut bermain dalam menentukan keberhasilan seseorang.
Penelitian dari National Center (dalam Goleman, 1995) untuk program
balita di Amerika menunjukkan bahwa keberhasilan di sekolah bukan diramalkan
hanya oleh kemampuan dirinya dalam membaca, menulis dan matematika,
melainkan oleh ukuran emosi dan sosial, yaitu yakin pada diri sendiri, tahu pola
perilaku apa yang diharapkan orang dan bagaimana mengendalikan dorongan hati
untuk berbuat nakal, maupun mengganggu, mengikuti petunjuk, dan mengenali
minatnya sendiri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesiapan anak untuk
masuk sekolah bergantung pada beberapa hal yang paling dasar dari semua
pengetahuan, yaitu bagaimana caranya belajar.
Pada dasarnya emosi adalah dorongan untuk bertindak yang mempengaruhi
reaksi seketika untuk mengatasi masalah. Sehingga emosi yang cerdas akan
mempengaruhi tindakan anak dalam mengatasi masalah, mengendalikan diri,
semangat, tekun serta mampu memotivasi diri sendiri yang terwujud dalam hal-
hal berikut ini.
a.              Motivasi belajar yang berasal dari dalam diri, di mana dengan
pengendalian diri yang baik, anak yang mampu mengatur sendiri kegiatannya,
akan mengenal kecepatan belajarnya serta lebih mengerti tujuan dan manfaat
belajar: Anak tidak perlu terlalu diatur dan disuruh belajar karena is sendiri sudah
menetapkan jadwal belajarnya dan bisa menciptakan kesenangan dalam belajar.

1
[AUTHOR NAME]
1
b.             Pandai. Umumnya anak yang secara emosi cerdas, juga mampu
mengoptimalkan prestasinya karena didorong oleh motivasi belajar yang besar.
Kepandaian seorang anak tidak hanya didukung oleh kecerdasan kognitif yang
tinggi saja. Tidak akan berarti jika anak yang pandai tetapi di sekolah ia tidak
berprestasi baik karena malas belajar, tidak bisa berkonsentrasi sehingga
potensinya yang baik tidak terwujud secara memadai.
c.              Memiliki minat. Anak yang cerdas secara emosional, sejak dini sudah
mengerti keinginannya dan lebih terarah dalam melakukan tugastugasnya.
Minatnya lebih menetap dan upayanya lebih berkaitan dengan kegiatan yang
sesuai dengan minatnya.
d.             Konsentrasi. Dengan kemampuannya untuk mengendalikan diri secara
sehat, anak yang cerdas secara emosional akan lebih bisa memusatkan
konsentrasinya dan tidak mudah teralih oleh situasi sesaat. Kemampuan untuk
memusatkan konsentrasi tidak hanya pada pelajaran sekolah, tetapi juga pada
semua kegiatan yang tengah ditekuninya. Dengan demikian, dalam belajar dan
melakukan kegiatan, anak akan mampu menunjukkan efisiensi dan efektivitas
kerja. Waktu tidak banyak terbuang dan hasil belajar atau kerja yang diperoleh
akan cukup banyak.
e.              Manrpu membaur diri di lingkungan. Anak dengan emosi yang sehat akan
lebih terampil dalam menyesuaikan diri di lingkungannya. Sikapnya
menyenangkan hati orang lain dan lebih dapat diterima lingkungannya. Mereka
cenderung lebih ramah dan tidak menuruti kehendak hatinya dalam
menyelesaikan suatu masalah.
Anak yang kecerdasan kognitifnya biasa, tetapi memiliki kecerdasan
emosi yang tinggi tidak jarang mampu berprestasi setara dengan anak-anak yang
kecerdasan kognitifnya tinggi. Kemampuan mereka untuk membina kerja sama
clan menunjukkan empati clan toleransi terhadap orang lain menjadikan mereka
memiliki banyak kawan serta bisa memperoleh informasi pelajaran yang cukup
luas. Ditambah lagi dengan konsentrasinya yang tinggi, mereka cukup mampu
meraih prestasi optimal. Anak dengan kecerdasan kognitif yang tinggi clan
kecerdasan emosi yang tinggi biasanya menjadi anak yang disukai oleh

1
[AUTHOR NAME]
2
lingkungannya clan mampu mewujudkan diri dengan optimal. Di samping pandai,
anak ini pandai bergaul clan biasanya menjadi pemimpin dalam kelompoknya.
Anak mampu memecahkan masalah dan menjadi tumpuan harapan untuk
memperoleh masukan dari lingkungannya.
Anak yang cerdas secara emosional akan lebih bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan tugas-tugasnya.

1
[AUTHOR NAME]
3
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
.      Simpulan
1.      Fungsi Pendidikan adalah untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
2.      Tahap-tahap perkembangan kognitif adalah sebagai berikut :
a.         Sensori motor (lahir-2 tahun)
b.        Praoperasional (2-7 tahun)
c.         Operasional konkret (7-11 tahun)
d.        Formal operasional (> 11 tahun)
B.       Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka disarankan agar mahasiswa/guru:
1.         Mewujudkan pembelajaran yang efektik dengan mengembangkan potensi peserta
didik
2.         Menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan kognitif anak

1
[AUTHOR NAME]
4
DAFTAR PUSTAKA

Taufiq, A. (2012). Pendidikan Anak di SD. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.


Haryanto, S.Pd. (2012). Pengertian Pendidikan Menurut Ahli. Di unduh 08 Oktober
2013 dari
Heraw. (2010). Meningkatkan Kreatifitas Anak Sekolah Dasar. Di unduh 08 Oktober
2013 dari
http://aniandate.blogspot.com/2010/04/meningkatkan-kreatifitas-anak-
sekolah.html
http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/html
http://www.sekolahdasar.net/2009/10/kecerdasan-intelektual-iq-
kecerdasan.html#ixzz4JtroskEW

1
[AUTHOR NAME]
5

Anda mungkin juga menyukai