PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B.Rumusan masalah
Rumusan masalah yang akan di bahas yaitu:
[AUTHOR NAME] 1
4. Faktor – faktor dan sumber – sumber apa saja yang perlu dikembangkan pada
anak?
5. Bagaimana peran kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional pada anak
SD ?
[AUTHOR NAME] 2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tujuan pendidikan di SD
Tujuan pendidikan di SD adalah sebagai berikut :
1. Memberikan bekal kemampuan membaca, menulis dan berhitung
2. Memberikan kemampuan dan keterampilan dasar (intelektual, social moral,
dan emosional) yang bermanfaat bagi kehidupan siswa sesuai dengan tingkat
perkembangnya
3. Mempersiapkan anak untuk mengikuti untuk mengkuti pendidikan di
SMP/MTS
Fungsi pendidikan di SD, tidak dapat terlepas dari fungsi pendidikan dasar.
Pendidikan dasar berfungsi sebagai jenjang awal dari pendidikan di sekolah untuk
[AUTHOR NAME] 3
mengembangkan dasar pribadi manusia sebagi warga masyarakat dan warga
Negara yang berbudi luhur beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha Esa
serta memiliki kemampuan dan keterampilan dasar sebagai bekal untuk
pendidikan selanjutnya dan bekal hidup di masyarakat. Jadi fungsi pendidikan di
SD adalah pembentukan dan pengembangan dasar kepribadian anak ,
menumbuhkembangkan pengetahuan sikap dan keterampilan dasar untuk menjadi
warga masyarakat dan warga Negara yang baik., transformasi budaya menjadikan
anak agar mengenali dan budaya Indonesia, pembekalan kemampuan dan
keterampilan dasar untuk melanjutkan pendidikan di SLTP/MTS.
1. Guru sekolah dasar harus selalu peduli dan memahami anak sebagai
keseluruhan
2. Kurikulum dan proses pembelajaran di SD harus bersifat terpadu
[AUTHOR NAME] 4
Perkembangan kognitif pada usia ini di tandai dengan perkembangan
bahsa yang sistematis. Anak sudah mampu menirukan perilaku yang
dilihatnya salah satu karakteristik pada tahap praoperasional adalah cara
berpikir anak terpusat dimana perhatian terfokus pada satu karakteristik
tertentu.
c. Tahap operasional konkret (7-11 tahun),
Pada tahap ini anak sudah tidak berpikir egosentris lagi, anak sudah bisa
memperhatikan lebih dari satu dimensi. Akan tetapi pada tahap ini masih
terbatas pada hal – hal yang konkret dan nyata . penyelesaian suatu
masalah perlu disertai hal-hal yang konkret dan nyata. Anak sudah dapat
melakukan klarifikasi, konservasi dan mengurutkan.
d. Tahap operasional formal (>11 tahun),
Pemikiran pada tahap ini lebih berifat abstrak. Anak sudah memasuki
remaja awal, dan tidak lagoi membatasi diri pada hal hal yang bersifat
aktual, pengalaman konkret. Anak sudah mampu berpikir logis dan dalam
penyelesaiannya melaui berfikir secara deduktif dan befikir kombinatoris.
Bakat adalah kemampuan bawaan atau potensi yang ada dalam diri seseorang
yang perlu dilatih dan dikembangkan karena tanpa latihan dan pengembangan
bakat yang ada daram diri seseorang tidak akan terwujwud. ( Utami
Munandar;1987)
[AUTHOR NAME] 5
Lingkungan sekitar seperti keluarga, teman dan pergaulan.
Tingkat pendidikan yang di geluti
Emosi, motivasi dan minat.
2. Bakat sebagai potensi yang dapat di kembangkan
Hal – hal yang berkaitan dengan segi atau bakat intelektual lebih mendapat
kesempatan untuk dikembangkan. Utami munandar (1987) menjelaskan bahwa
beberapa faktor yang dapat menentukan sejauh mana bakat anak dapat terwujud.
Faktor – faktor tersebut adalah sebagai berikut:
Faktor ini banyak berkaitan dengan keadaan fisik dan psikis anak. Fisik yang
sempurna perlu didukung oleh faktor dalam diri yang lain seperti yang lain seperti
minat, motivasi dan keuletan dalam menekuni kegiatan yang berhubungan dengan
menyanyi.
Faktor ini berkaitan dengan faktor luar dari diri anak, misalnya dukungan
keluarga. Faktor ini orang tua dan guru di sekolah memiliki peran untuk
mendorong dan mendukung bakat anak terhadap sesutu hal.
[AUTHOR NAME] 6
D. Hubungan Kreativitas dengan kecerdasan
a. Memberikan pemanasan
Proses belajar mengajar, guru lebih aktif bertanya namun jarang mengajukan
pertanyaan . pemberian pemanasan dapat di lakukan dengan memberikan
[AUTHOR NAME] 7
pertanyaan terbuka dan bukan pertanyaan tertutup. Selain itu juga bisa mendorong
siswa mengajukan pertanyaan sendiri terhadap suatu masalah.
b. Pengaturan fisik
Pengaturan fisik saat belajar mengajar juga dapat mempengaruhi suatu proses
belajar mengajar kreatif. Keterampilan guru dalam menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif melalui pengelolaan kelas yang memanfaatkan
lingkungan. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat
anak merasa senang dalam belajar. Pemanfaatan dari lingkungan tidak selalu
harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat di bawa ke ruang kelas untuk
menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat megembangkan
sejumlah keterampilan yaitu mengamati (dengan seluruh indera), mencatat,
merumuskan pertanyaaan, mengklasifikasi dan membuat gambar atau diagram.
c. Kesibukan di dalam kelas
Membedakan kesibukan didalam kelas antara aktif fisikal dan aktif mental.
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan
sibuk bekerja dan bergerak. Aktif mental lebih diinginkan dari aktif fisikal sering
bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain dan mengungkapkan gagasan
merupakan tanda – tanda aktif mental. Syarat perkembangan aktif mental adalah
tumbuhnya perasaan tidak takut.
[AUTHOR NAME] 8
3. Memadukan Perkembangan Kognitif ( berpikir) dan Afektif ( sikap
dan perasaan )
a. Sumber Kognitif
b. Sumber Kepribadian
kreativitas. Beberapa sifat yang harus ada yaitu : berpikir dengan gaya yang
inovatif, mempunyai sika yang toleran pada sesuatu yang jamak, mempunyai
kemauan yang tinggi serta berani terhadap pendapat.
c. Sumber Motivasi
di tunjukkan pada keingina untuk berhasil pada tingkat lebih tinggi, tetap
memusatkan perhatian pada masalah.sedangkan jika titik berat pada tujuan,
banyak berkaitan dengan penghargaan secara ekstrinsik.
d. Sumber Lingkungan
[AUTHOR NAME] 9
G. Peran Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional Pada Anak
SD
1. Pengertian Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan ini ditemukan pada sekitar tahun 1912 oleh William Stern.
Digunakan sebagai pengukur kualitas seseorang pada masanya saat itu, dan
ternyata masih juga di Indonesia saat ini. Bahkan untuk masuk ke militer pada
saat itu, IQ lah yang menentukan tingkat keberhasilan dalam penerimaan masuk
ke militer. Kecerdasan ini terletak di otak bagian Cortex (kulit otak). Kecerdasan
ini adalah sebuah kecerdasan yang memberikan kita kemampuan untuk berhitung,
bernalogi, berimajinasi, dan memiliki daya kreasi serta inovasi. Atau lebih
tepatnya diungkapkan oleh para pakar psikologis dengan “What I Think“. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan intelektual, yaitu:
c. Faktor kematangan
d. Faktor kebebasan
1
[AUTHOR NAME]
0
Ini berarti bahwa orang dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. Selain kebebasan untuk memilih metode, juga bebas
untuk memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya
diri sendiri dan tekun dalam menghadapi frustasi. Tak dapat dipungkiri bahwa
IQ mempunyai peran yang besar dalam menentukan keberhasilan seseorang,
namun IQ bukanlah satu-satunya penentu dalam keberhasilan seseorang. Oleh
karena keberhasilan manusia bukan hanya karena faktor inteligensia saja, tetapi
juga faktor emosi turut bermain dalam menentukan keberhasilan seseorang.
Penelitian dari National Center (dalam Goleman, 1995) untuk program
balita di Amerika menunjukkan bahwa keberhasilan di sekolah bukan diramalkan
hanya oleh kemampuan dirinya dalam membaca, menulis dan matematika,
melainkan oleh ukuran emosi dan sosial, yaitu yakin pada diri sendiri, tahu pola
perilaku apa yang diharapkan orang dan bagaimana mengendalikan dorongan hati
untuk berbuat nakal, maupun mengganggu, mengikuti petunjuk, dan mengenali
minatnya sendiri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesiapan anak untuk
masuk sekolah bergantung pada beberapa hal yang paling dasar dari semua
pengetahuan, yaitu bagaimana caranya belajar.
Pada dasarnya emosi adalah dorongan untuk bertindak yang mempengaruhi
reaksi seketika untuk mengatasi masalah. Sehingga emosi yang cerdas akan
mempengaruhi tindakan anak dalam mengatasi masalah, mengendalikan diri,
semangat, tekun serta mampu memotivasi diri sendiri yang terwujud dalam hal-
hal berikut ini.
a. Motivasi belajar yang berasal dari dalam diri, di mana dengan
pengendalian diri yang baik, anak yang mampu mengatur sendiri kegiatannya,
akan mengenal kecepatan belajarnya serta lebih mengerti tujuan dan manfaat
belajar: Anak tidak perlu terlalu diatur dan disuruh belajar karena is sendiri sudah
menetapkan jadwal belajarnya dan bisa menciptakan kesenangan dalam belajar.
1
[AUTHOR NAME]
1
b. Pandai. Umumnya anak yang secara emosi cerdas, juga mampu
mengoptimalkan prestasinya karena didorong oleh motivasi belajar yang besar.
Kepandaian seorang anak tidak hanya didukung oleh kecerdasan kognitif yang
tinggi saja. Tidak akan berarti jika anak yang pandai tetapi di sekolah ia tidak
berprestasi baik karena malas belajar, tidak bisa berkonsentrasi sehingga
potensinya yang baik tidak terwujud secara memadai.
c. Memiliki minat. Anak yang cerdas secara emosional, sejak dini sudah
mengerti keinginannya dan lebih terarah dalam melakukan tugastugasnya.
Minatnya lebih menetap dan upayanya lebih berkaitan dengan kegiatan yang
sesuai dengan minatnya.
d. Konsentrasi. Dengan kemampuannya untuk mengendalikan diri secara
sehat, anak yang cerdas secara emosional akan lebih bisa memusatkan
konsentrasinya dan tidak mudah teralih oleh situasi sesaat. Kemampuan untuk
memusatkan konsentrasi tidak hanya pada pelajaran sekolah, tetapi juga pada
semua kegiatan yang tengah ditekuninya. Dengan demikian, dalam belajar dan
melakukan kegiatan, anak akan mampu menunjukkan efisiensi dan efektivitas
kerja. Waktu tidak banyak terbuang dan hasil belajar atau kerja yang diperoleh
akan cukup banyak.
e. Manrpu membaur diri di lingkungan. Anak dengan emosi yang sehat akan
lebih terampil dalam menyesuaikan diri di lingkungannya. Sikapnya
menyenangkan hati orang lain dan lebih dapat diterima lingkungannya. Mereka
cenderung lebih ramah dan tidak menuruti kehendak hatinya dalam
menyelesaikan suatu masalah.
Anak yang kecerdasan kognitifnya biasa, tetapi memiliki kecerdasan
emosi yang tinggi tidak jarang mampu berprestasi setara dengan anak-anak yang
kecerdasan kognitifnya tinggi. Kemampuan mereka untuk membina kerja sama
clan menunjukkan empati clan toleransi terhadap orang lain menjadikan mereka
memiliki banyak kawan serta bisa memperoleh informasi pelajaran yang cukup
luas. Ditambah lagi dengan konsentrasinya yang tinggi, mereka cukup mampu
meraih prestasi optimal. Anak dengan kecerdasan kognitif yang tinggi clan
kecerdasan emosi yang tinggi biasanya menjadi anak yang disukai oleh
1
[AUTHOR NAME]
2
lingkungannya clan mampu mewujudkan diri dengan optimal. Di samping pandai,
anak ini pandai bergaul clan biasanya menjadi pemimpin dalam kelompoknya.
Anak mampu memecahkan masalah dan menjadi tumpuan harapan untuk
memperoleh masukan dari lingkungannya.
Anak yang cerdas secara emosional akan lebih bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan tugas-tugasnya.
1
[AUTHOR NAME]
3
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
. Simpulan
1. Fungsi Pendidikan adalah untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
2. Tahap-tahap perkembangan kognitif adalah sebagai berikut :
a. Sensori motor (lahir-2 tahun)
b. Praoperasional (2-7 tahun)
c. Operasional konkret (7-11 tahun)
d. Formal operasional (> 11 tahun)
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka disarankan agar mahasiswa/guru:
1. Mewujudkan pembelajaran yang efektik dengan mengembangkan potensi peserta
didik
2. Menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan kognitif anak
1
[AUTHOR NAME]
4
DAFTAR PUSTAKA
1
[AUTHOR NAME]
5