Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk yang dikaruniai keutamaan oleh Allah swt dibandingkan
makhluk ciptaannya yang lain. Keutamaan manusia terletak pada kemampuan akal pikirannya /
kecerdasannya. Dengan kemampuannya ini manusia mampu mengembangkan diri dalam
kehidupan yang semakin berkembang.
Pengembangan diri untuk mencapai kemajuan dalam kehidupan memerlukan apa yang
kita sebut dengan pendidikan. Pendidikan sudah ada sejak adanya peradaban yang diawali
dengan proses kependidikan dalam lingkup yang masih terbatas.
Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan jaman maka diperlukan satu pendidikan yang
dapat mengembangkan kehidupan manusia dalam dimensi daya cipta, rasa dan karsa. Dimana
ketiga hal tersebut di atas akan menjadi motivasi bagi manusia untuk saling berlomba dalam
mencapai kemajuan sehingga keberadaan pendidikan menjadi semakin penting. Yang pada
akhirnya menjadikan pendidikan sebagai kunci utama kemajuan hidup manusia dalam segala
aspek kehidupan.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang
didapat baik dari lembaga formal maupun informal dalam membantu proses transformasi
sehingga dapat mencapai kualitas yang diharapkan. Agar kualitas yang diharapkan dapat
tercapai, diperlukan penentuan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan inilah yang akan
menentukan keberhasilan dalam proses pembentukan pribadi manusia yang berkualitas, dengan
tanpa mengesampingkan peranan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Dalam proses penentuan
tujuan pendidikan dibutuhkan suatu perhitungan yang matang, cermat, dan teliti agar tidak
menimbulkan masalah di kemudian hari. Oleh karena itu perlu dirumuskan suatu tujuan
pendidikan yang menjadikan moral sebagai basis rohaniah yang amat vital dalam setiap
peradaban bangsa.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dasar dari pendidikan?


2. Apa saja tujuan adanya pendidikan?

1
3. Bagaimana tujuan pendidikan yang baik?

1.3 TUJUAN

Makalah ini diharapkan mampu menjelaskan tentang definisi dasar dan tujuan
pendidikan. Lebih rinci lagi makalah ini berisikan informasi yang membantu mahasiswa
khusunya calon guru dalam mengetahui makna pendidikan dan tujuan pendidikan untuk
diimplikasikan kepada siswa/i nya. Selain itu, juga untuk memahami bgaiman tujuan
pendidikan yang baik sesuaidengan konstitusi, dan filsafat yang ada.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pendidikan


Pendidikan memiliki definisi yang sangat luas dan dapat dilihat dari berbagai sudut.
1. Definisi Umum
Pendidikan dapat diartikan sebagai Suatu metode untuk mengembangkan keterampilan,
kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara dan
pembuatan mendidik.
3. Menurut Undang-Undang
a. UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989 : Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang
b. UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual ke agamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
4. Etimologi (Bahasa)
Bahasa Arab : berasal dari kata Tarbiyah, dengan kata kerja Rabba yang memiliki makna
mendidik atau mengasuh. Jadi Pendidikan dalam Islam adalah Bimbingan oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani, rohani dan akal anak didik sehingga bisa terbentuk pribadi muslim yang
baik.
Bahasa Yunani : berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid” artinya anak dan
“agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu
dan seni mengajar anak (the art and science of teaching children)
5. Psikologi
Pendidikan adalah Mencakup segala bentuk aktivitas yang akan memudahkan dalam
kehidupan bermasyarakat.

3
6. Pengertian Pendidikan Menurut Beberapa Ahli
a. John Stuart Mill (filosof Inggris, 1806-1873 M) menjabarkan bahwa Pendidikan itu
meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh
orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.
b. menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang
lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas
dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan
kemanusiaan dari manusia.
c. menurut Edgar Dalle bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh
keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan,
yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta
didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk
masa yang akan datang.
d. menurut John Dewey (1978) Aducation is all one with growing; it has no end beyond
itself. (pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan; pendidikan sendiri
tidak punya tujuan akhir di balik dirinya).
Dari beberapa Pengertian Pendidikan diatas dapat disimpulkan mengenai Pendidikan,
bahwa Pendidikan merupakan Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup
cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

2.2 Dasar pendidikan


Dasar pendidikan adalah pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap masyarakat untuk
dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku dengan cara berlatih dan belajar dan tidak
terbatas pada lingkungan sekolah, sehingga meskipun sudah selesai sekolah akan tetap belajar
apa-apa yang tidak ditemui di sekolah. Hal ini lebih penting dikedepankan supaya tidak menjadi
masyarakat berpendidikan yang tidak punya dasar pendidikan sehingga tidak mencapai
kesempurnaan hidup. Apabila kesempurnaan hidup tidak tercapai berarti pendidikan belum
membuahkan hasil yang menggembirakan. Dasar atau landasan pendidikan dapat dilihat dari
berbagai segi yaitu :
1) Secara Umum

4
a. Religius
Merupakan elemen atau dasar pendidikan yang paling pokok, disini ditanamkan nilai nilai
agama islam (iman, akidah dan akhlak) sebagai suatu pondasi yang kokoh dalam pendidikan
b. Ideologis
Yaitu mengacu kepada ideologi bangsa kita yakni pancasila dan berdasarkan kepada
UUD 1945. Dan intinya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Ekonomis
Pendidikan bisa dijadikan sebagai suatu langkah untuk mendapatkan kehidupan yang
layak dan keluar dari segala bentuk kebodohan dan kemiskinan.
d. Politis
Lebih mengacu kepada suasana politik yang berlansung.
e. Teknologis
Dunia telah mengalami eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan bisa dikatakan
teknologi sangat memiliki peran dalam kemajuan dunia pendidikan.
f. Psikologis dan Pedagogis
Tugas pendidikan sekolah yang utama adalah mengajarkan bagaimana cara belajar,
mendidik kejiwaan, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus-
menerus sepanjang hidupnya dan memberikan keterampilan kepada peserta didik,
mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik.
g. Sosial Budaya
Mengacu kepada hubungan antara individu dengan individu lainnya dalam suatu
lingkungan atau masyarakat. Begitu juga hal nya dengan budaya, budaya masyarakat sangat
berperan dalam proses pendidikan, karena budaya identik dengan adat dan kebiasaan. Apabila
sosial budaya seseorang itu berjalan baik maka pendidikan akan mudah dicapai.

2.3 Unsur-unsur pendidikan


1. Input
Sasaran pendidikan, yaitu : individu, kelompok, masyarakat
2. Pendidik
Yaitu pelaku pendidikan
3. Proses

5
Yaitu upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain
4. Output
Yaitu melakukan apa yang diharapkan / perilaku.

2.4 Pengertian Tujuan Pendidikan


Tujuan pendidikan adalah suatu faktor yang amat sangat penting di dalam pendidikan,
karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh pendidikan.
Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah tujuan
yang hendak dicapainya. Hal ini dibuktikan dengan penyelenggaraan pendidikan yang di alami
bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai salah satu unsur dari
pendidikan yang berupa rumusan tentang apa yang harus dicapai oleh para peserta didik[2].
Tujuan pendidikan yang berlaku pada waktu Orde Lama berbeda dengan Orde Baru,
demikian pula sejak Orde Baru hingga sekarang, rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami
perubahan dari pelita ke pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan
kehidupan masyarakat dan negara Indonesia.

2.5 Tujuan pendidikan


Tujuan Pendidikan akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa. Disamping
itu pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia indonesia. Tujuan pendidikan dapat dilihat dari dua sudut
pandang yaitu menurut islam dan tujuan pendidikan secara umum.
1) Tujuan Pendidikan Secara Religi
 Pembinaan Akhlak
 Penguasaan Ilmu
 Keterampilan bekerja dalam masyarakat
 Mengembangkan akal dan Akhlak
 Pengajaran Kebudayaan
 Pembentukan kepribadian
2) Tujuan Pendidikan Secara Umum
Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut:

6
a) Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertakwa kepada
tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kerampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan berbangsa.
b) Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu Meningkatkan
kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,
terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan
nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan memepertebal rasa cinta tanah air,
meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah
bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.
c) TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan
didasarkan atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia
pembangun yang berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya,
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung
jawab dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai
sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945.
d) Menanamkan pengetahuan / pengertian, pendapat dan konsep-konsep
e) Mengubah sikap dan persepsi
f) Menanamkan tingkah laku / kebiasaan yang baru (Soekidjo Notoatmodjo. 2003 : 68)

2.6 Fungsi Tujuan Pendidikan


Brubacher menguraikan fungsi tujuan pendidikan melaksanakan tiga fungsi penting yang
semuanya bersifat normative yaitu:
1. Tujuan pendidikan memberikan arahan pada proses yang bersifat edukatif.
2. Tujuan pendidikan tidak seharusnya selalu memberi arah pada pendidikan tetapi harus
mendorong atau memberikan motivasi sebaik mungkin.
3. Tujuan pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan pedoman atau menyediakan
kriteria-kriteria dalam menilai proses pendidikan.

7
Dengan demikian menurut Brubacher bahwa sebelum seseorang mengadakan perubahan
kurikulum kemudian tujuan pendidikan tidak hanya akan memberi arah pendidikan tetapi juga
harus memberikan motivasi. Tujuan juga mempunyai fungsi menyediakan kriteria-kriteria untuk
mengevaluasi proses pendidikan.

2.7 Cara Menentukan Tujuan Pendidikan


Menurut para ahli pendidikan seperti John S. Brubacher bahwa menetapkan tujuan
pendidikan dapat ditempuh dengan tiga cara atau pendekatan yaitu:
1. A Historical Analysis of social institutions approach atau pendekatan melalui analisa
histori lembaga-lembaga sosial adalah suatu pendekatan yang berorientasi kepada realita yang
sudah ada dan yang telah tumbuh sepanjang sejarah bangsa itu.
2. A Socialogical analysis of current life approach yaitu pendekatan yang berdasarkan pada
analisa tentang kehidupam yang aktual, dengan pendekatan ini dapat dilukiskan kenyataan
kehidupan melalui analisa deskriptif tentang seluruh kehidupan masyarakat baik aktivitas anak-
anak, oramg dewasa dan motivasi mereka terhadap aktivitas tersebut.
3. Normative philosophy approach yaitu pendekatan melalui nilai-nilai filsafat normative
seperti filsafat Negara dan moral.
Jadi dalam menentukan tujuan pendidikan maka filsafat dan pandangan hidup merupakan
dasar utama. Dari pandangan hidup dan filsafat hidup itulah kemudian Negara menentukan cita-
cita kehidupan dan kehidupan ideologi dari Negara itu biasanya disebut dengan filsafat Negara.

2.8 Kriteria Kualifikasi Tujuan Pendidikan


Menurut Dewey ada tiga kriteria buat tujuan pendidikan yang baik, yaitu :
1) Tujuan yang sudah ada haruslah menciptakan perkembangan yang lebih baik dari pada
kondisi yang suadah ada sebelumnya.
2) Suatu tujuan itu haruslah fleksibel dan dapat diubah-ubah yang disesuaikan menurut keadaan.
3) Tujuan itu harus menunjukkan kebebasan kegiatan.
karakteristik tujuan pendidikan yang baik itu antara lain:
1) Suatu tujuan pendidikan harus ditegakkan aktivitas dan keperluan yang sebenarnya dari
orang-orang tertentu yang harus dididik.

8
2) Suatu tujuan haruslah dapat diterjemahkan menjadi suatu metode kerjasama dengan
kegiatan-kegiatan anak yang sedang mengalami pengajaran.
3) Dan para pendidik haruslah berhati-hati terhadap tujuan yang nenurut perkiraan bersifat
umum.

2.9 Macam-Macam Tujuan Pendidikan


Ada empat macam tujuan pendidikan yang tingkatan dan luasnya berlainan.
a. Tujuan Umum atau Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan ini merupakan tingkatan yang tertinggi. Pada tujuan ini digambarkan
harapan masyarakat atau negara tentang ciri-ciri seorang manusia yang dihasilkan proses
pendidikan atau manusia yang terdidik. Adapun yang dimaksud dengan tujuan pendidikan
nasional adalah tujuan umum yang hendak dicapai oleh seluruh bangsa Indonesia dan merupakan
rumusan kualifikasi terbentuknya setiap warga negara yang dicita-citakan bersama. Perumusan
tujuan pendidikan nasional tersebut dapat memberikan arah yang jelas bagi setiap usaha
pendidikan di Indonesia. Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, dibutuhkan
adanya lembaga-lembaga pendidikan yang masing-masing mempunyai tujuan tersendiri, yang
selaras dengan tujuan nasional. Oleh karena itu, setiap usaha pendidikan di Indonesia tidak boleh
bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional, bahkan harus menopang atau menunjang
tercapainya tujuan tersebut.
Tujuan pendidikan menurut Langeveld adalah membentuk manusia dewasa baik jasmani
maupun rohani. Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia adalah membangun manusia yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya
sebagai warga Negara yang berjiwa pancasila yang mempunyai semangat dan kesadaran yang
tinggi, berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil dan dapat
mengembangkan dan menyuburkan tingkat demokrasi, dapat memelihara hubungan yang baik
antara sesame manusia dan dengan lingkungannya, sehat jasmani, mampu megembangkan daya
estetika, sanggup membangun diri dan masyarakat.
b. Tujuan Intitusional
Tujuan Institusional adalah tujuan pendidikan yang akan di capai oleh suatu lembaga
pendidikan tertentu. Tujuan Institusianal itu sendiri harus bersumber dari tujuan umum
pendidikan dan merupakan penjabaran tujuan umum yang telah digariskan oleh negara. Tujuan

9
institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuannya yang harus
dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan tugas yang
harus dipikul oleh setiap lembaga dalam rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan dan
keterampilan tertentu.
Sebagai subsistem pendidikan nasional, tujuan institusional untuk setiap lembaga
pendidikan tidak dapat terlepas dari tujuan pendidikan nasional. Hal ini disebabkan setiap
lembaga pendidikan ingin menghasilkan lulusan yang akan menunjang tinggi martabat bangsa
dan negaranya, yang bertekad untuk mempertahankan falsafah Pancasila sebagai dasar Negara,
di samping kemampuan dan keterampilan tertentu sesuai dengan kekhususan setiap lembaga.
Dengan demikian, perumusan tujuan institusional dipengaruhi oleh tiga hal: Tujuan Pendidikan
Nasional, Kekhususan setiap lembaga dan Tingkat usia peserta didik. Tujuan institusional itu
dicapai melalui pemberian berbagai pengalaman belajar kepada peserta didikny.
c. Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler yaitu untuk mencapai pola perilaku dan pola kemampuan serta
keterampilan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga, yang sebenarnya merupakan tujuan
intitusional dari oleh bagan pendidikan tersebut. Atau dapat juga diartikan sebagai tujuan yang
ingin dicapai dari suatu bidang studi pada suatu sekolah/lembaga pendidikan, yang masih
bersifat umum. Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang dirumuskan secara formal pada kegiatan
kurikuler yang ada pada lembaga-lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler sifatnya lebih khusus
jika dibandingkan dengan tujuan institusional, tetapi tidak boleh menyimpang dari tujuan
institusional. Seperti misalnya, tujuan kurikulum di sekolah-sekolah ada mata pelajaran
kewarganegaraan yang berbeda dibandingkan dengan SMP.
d. Tujuan instruksional
Adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa dan anak didik
sesudah melewati kegiatan instruksional yang bersangkuatan dengan berhasil. Tujuan
Instruksional merupakan tujuan yang hendak dicapai setelah selesai proses belajar
mengajar/program pengajaran. Tujuan tersebut merupakan penjabaran dari tujuan kurikuler,
yang merupakan perubahan sikap atau tingkah laku secara jelas. Tujuan Instruksional dapat
dibagi menjadi dua, yaitu Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus
(TIK).

10
Dalam merumuskan tujuan tujuan instruksional ini, terlebih-lebih tujuan instruksional
khusus harus berorientasi kepada peserta didik, atau kepada output-oriented. Tujuan
Instruksional akan mempengaruhi pemilihan materi, metode, strategi, dan lainnya demi
mencapai tujuan instruksional yang telah dirumuskan. Tujuan pendidikan harus mencerminkan
kemampuan sistem pendidikan Nasional untuk mengakomodasikan berbagai tuntutan peran yang
multi dimensional. Secara umum, pendidikan harus mampu menghasilkan manusia sebagai
individu dan anggota masyarakat yang sehat dan cerdas dengan: Kepribadian kuat, religius dan
menjunjung tinggi budaya luhur, Kesadaran demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, Kesadaran moral hokum yang tinggi dan , Kehidupan yang makmur
dan sejahtera.

2.10 Pendekatan Filsafat terhadap Tujuan Pendidikan


Kajian fenomenologi dengan tegas mengatakan bahwa setiap gejala pendidikan itu
mempunyai tujuan akhir. Memang pendidik memegang peranan penting dalam merumuskan
tujuan pendidikan tersebut. Demikian pula pendidik memegang peranan pula dalam
mengarahkan situasi pendidikan, sehingga mencapai tujuan yang positif dan konstruktif. Gejala
sosial dapat menjadi gejala mendidik, manakala gejala tersebut mengandung tujuan yang
bermanfaat bagi pendidikan. Tujuan akhir pendidikan itu secara universal ialah kedewasaan.
Berbeda dengan MJ. Langeveld, kaum pragmatisme (John Dewey) mengemuka- kan
bahwa tujuan pendidikan itu ada dalam proses pendidikan, sehingga proses pendidikan tidak
memiliki tujuan yang terpisah. Pendidiklah yang memikirkan tujuan pendidikan itu. Pragmatisme
memandang bahwa setiap fase dalam proses pendidikan itu merupakan alat untuk mencapai fase
berikutnya. Dengan demikian, fase yang akan ditempuh dari fase sebelumnya adalah merupakan
tujuan yang ada dalam proses pendidikan itu. M.J.Langeveld, mengemukakan 6 jenis tujuan
pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1. tujuan insidental. (insiden = peristiwa). Tujuan insidental, ialah tujuan yang menyangkut
suatu peristiwa khusus. Agak sukar untuk mencari hubungan antara tujuan umum dengan tujuan
insidental, namun tujuan insidental sebenarnya terarah kepada realisasi tujuan umum. Jadi
hubungan tujuan insidental dengan tujuan umum sangat jauh. Contoh: Ibu, melarang anaknya
bermain-main di depan pintu yang terbuka, karena dapat menyebabkan anak itu sakit (masuk

11
angin), atau karena mengganggu lalu lintas di pintu. Jelaslah tujuan insidental sangat jauh
dengan kriteria kedewasaan sebagai tujuan umum pendidikan.
2. Tujuan tentatif, (tentatif = sementara) ialah tujuan yang terdapat pada langkah-langkah
untuk mencapai tujuan umum. Karena itu tujuan tentatif lebih dekat pada tujuan umum,
dibandingkan dengan tujuan insidental. Tujuan tentatif memberi kesempatan kepada anak untuk
menguji nilai yang ingin dicapainya dengan perbuatan nyata. Dari kenyataan yang dialaminya itu
diharapkan anak akan mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Contoh: tujuan agar anak biasa
hidup bersih. Setelah ia mengalaminya berulang-ulang berperilaku bersih pada berbagai jenis dan
tingkat kebersihan, maka ia diharapkan kelak mengerti dan biasa hidup bersih. Anak didik
biasanya tidak menyadari bahwa ia sedang dibawa ke arah suatu tujuan pendidikan insidental
ataupun tentatif, karena memang tujuan ini tidak secara tersurat dapat diketahui oleh anak.
3. Tujuan intermedier, (media = antara) ialah tujuan yang melayani tujuan pendidikan yang
lain atau tujuan yang lebih luas atau lebih tinggi tingkatannya. Contoh: murid belajar membaca
dengan tujuan agar ia kelak dapat belajar sendiri tentang ilmu pengetahuan dengan jalan
membaca buku-buku.
4. Tujuan tidak lengkap (sementara), ialah tujuan yang berkenaan dengan salah satu aspek
kehidupan. Disebut tidak lengkap karena setiap tujuan yang dihubungkan dengan salah satu
aspek kehidupan itu berarti tidak lengkap. Tujuan yang lengkap ialah tujuan yang
mengembangkan seluruh aspek kehidupan itu, yaitu tujuan umum pendidikan.
5. Tujuan umum, (akhir, universal, total) ialah tujuan yang menjadi sumber bagi bagi tujuan
lainnya. Semua manusia di seluruh dunia ingin mencapai tujuan itu, yaitu tujuan umum
pendidikan ialah manusia dewasa. Pengkhususan tujuan umum, itu terjadi karena manusia
dewasa yang universal itu diberi bentuk yang nyata berhubung dengan kebangsaan, kebudayaan,
agama, sistem politik, dan sebagainya. Oleh karena itu, manusia dewasa bagi bangsa Indonesia
adalah selaras dengan filsafat bangsa Indonesia, yaitu manusia yang memiliki karakteristik
kepribadian Pancasila.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya hal yang meyangkut pendidikan nasional, baik dasar maupun tujuan
pendidikan semua terangkum dalam UUSPN No.2 1989 dan UU Sisdiknas No.20 tahun 2003
serta tak lepas dari UUD 1945 dan Pancasila. Dasar pendidikan menurut islam fokus pada Al-
Qur’an dan Hadist dan secara umum dasar pendidikan juga menitikberatkan ke dasar religious.
Tujuan pendidikan baik secara umum dan islam memiliki kesamaan yaitu mendapatkan
kesuksesan. Apabila digabungkan maka tujuan pendidikan adalah upaya untuk meraih
kesuksesan hidup didunia dan akhirat.
Pendidikan merupakan slah satu kebutuhan pokok dakam hidup manusia. Untuk
mendapakan pendidikan yang baik maka perlu adanya pemahaman terhadap dasar dan tujuan
pendidikan mendalam baik secara islam maupun secara umum.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Wahab, Rochmad. 2011. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : CV


Aswaja Pressindo.
 http://copasmakalah.blogspot.com/2011/09/contoh-makalah-dasar-dan-tujuan.html
 http://bukittingginews.com/2010/10/makalah-dasar-dan-tujuan-pendidikan/
unsam.ac.id/uploads/Tujuan_Belajar.docx

14

Anda mungkin juga menyukai