“ORGANISASI PENDIDIKAN”
DUSUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. AYU RAHMAWATI PUTRI (1905124471)
2. HANUM SALSABIELA (1905111234)
3. RIA DINDA NOVARIANI (1905112137)
4. RIFANI INDRA PUTRA (1905112191)
5. SELMI TRI NADIA (1905112328)
DOSEN PENGAMPU :
NAILA FAUZA,M.Pd
Segala puji hanya miliki Allah SWT yang telah memberikan begitu
banyak limpahan nikmat sehingga diantara nikmatnya kami (penulis) dapat
menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah dalam rangka menuntut.
Shalawat beriringkan salam semoga tetap terlimpah kepada baginda kita
yang telah menuntun umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang
benderang seperti yang kita rasakan saat ini.
Selanjutnya makalah ini merupakan uraian materi yang ditulis mengacu
kepada organisasi pendidikan. Yang Alhamdulillah telah selesai ditulis. Tidak
akan ada kata selesai disusun makalah ini melainkan dukungan dari semua pihak
baik segi moril maupun materil. Untuk itu penulis sampaikan banyak terima
kasih.
Makalah ini tidak akan luput dari kekeliruan ataupun kekurangan. Untuk
itu penulis memohon maaf dan tidak lupa untuk sedia menerima berbagai
masukan yang bersifat membangun untuk penyempurnaannya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi dan Ilmu Pengetahuan, serta
perubahan sosiokultural yang sulit diprediksi, profesi pendidikan seakan-akan
dihadapkan pada dilema yang kompleks.
Sekolah sebagai sebagai organisasi pendidikan memiliki peran yang sangat
penting dalam mengembangkan potensi pesera didik sebagaimana definisi
pendidikan yang termuat dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003,
bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dan
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Maka dapat disimpulkan pendidikan
mengarah pada “penciptaan suasana belajar yang efektif” dan proses
“pemebelajaran yang interaktif”.
Sekolah sebagai organisasi dengan sistem terbuka, senantiasa mampu
beradaptasi dan peka terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi. Setiap
aktivitas yang ada di sekolah harus mengarah pada proses pembelajaran karena
pada hakikatnya sekolah merupakan organisasi pembelajar. Yang melibatkan
berbagai aspek antara peserta didik, pendidik, kepala sekolah, kepala yayasan, dan
pemerintah yang menjadi bahan pengawas yang mengatur dan mengawasi sistem
dan proses pembelajaran itu.
Proses pembelajaran tidak hanya dilakukan di ruang kelas, secara
keseluruhan proses pembelajaran berawal dari peserta didik berangkat ke sekolah
sampai ia kembali ke rumah. Maka dari itu sekolah merupakan wadah organisasi
dalam membuat suatu ketentuan yang tersusun dan diawasi oleh pihak tertentu
dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sekolah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pendidikan?
2. Apa makna, tujuan, asas dan jenis organisasi pendidikan?
3. Apa makna, karakteristik, dan elemen sekolah sebagai organisasi sosial?
4. Apa yang dimaksud sekolah sebagai organisasi sosial?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan
2. Untuk mengetahui makna, tujuan, asas dan jenis organisasi pendidikan
3. Untuk mengetahui makna, karakteristik, dan elemen sekolah sebagai
organisasi sosial
4. Untuk mengetahui peran sekolah sebagai organisasi sosial
BAB II
ISI
1. PENGERTIAN PENDIDIKAN
1.1 Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah beberapa pendapat [ara ahli tentang pengertian
pendidikan :
1 Prof. Dr. John Dewey : Menurutnya pendidikan merupakan suatu proses
pengalaman. Karena kehidupan merupakan pertumbuhan, maka
pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin manusia tanpa dibatasi
oleh usia. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada setiap fase
dan menambah kecakapan dalam perkembangan seseorang melalui
pendidikan.
2 M.J. Langeveld : Pendidikan merupakan upaya dalam membimbing
manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan. Pendidikan adalah suatu
usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya, agar
mandiri dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan juga diartikan
sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab.
3 Prof. Herman H. Horn : Beliau berpendapat bahwa pendidikan adalah
suatu proses dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah
berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan
seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional dan
kemauan dari manusia.
4 Driyarkara : Pendidikan diartikan sebagai suatu upaya dalam
memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf
yang insani.
5 Ki Hajar Dewantara : Menurutnya pendidikan adalah suatu tuntutan di
dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai
manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.
6 Stella van Petten Henderson : Pendidikan yaitu suatu kombinasai dari
pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial.
7 Kohnstamm dan Gunning : Pendidikan merupakan suatu pembentukan
hati nurani manusia, yakni pendidikan ialah suatu proses pembentukan dan
penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hati nurani.
8 H. Horne : Menyatakan bahwa pendidikan adalah proses yang dilakukan
secara terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi manusia yang
telah berkembang secara fisik dan mentalnya.
9 Ahmad D. Marimba : Mengemukakan bahwa pendidikan ialah suatu
proses bimbingan yang dilaksanakan secara sadar oleh pendidik terhadap
suatu proses perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, yang
tujuannya agar kepribadian peserta didik terbetuk dengan sangat unggul.
Kepribadian yang dimaksud ini bermakna cukup dalam yaitu pribadi yang
tidak hanya pintar, pandai secara akademis saja, akan tetapi baik juga
secara karakter.
10 Carter V. Good : Mengartikan pendidikan sebagai suatu proses
perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang
berlaku dalam masyarakat. Proses dimana seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan yang terpimpin khususnya didalam lingkungan sekolah
sehingga dapat mencapai kecakapan sosial dan dapat mengembangkan
kepribadiannya
11 Frederick J. Mc Donald : mengemukakan pendapatnya bahwa
pendidikan ialah suatu proses yang arah tujuannya adalah merubah tabiat
manusia atau peserta didik
12 Prof. H. Mahmud Yunus : Yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha
yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak
yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak
sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-
citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan
apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat,
bangsa, negara dan agamanya.
1.2 Pengertian Pendidikan Dalam Arti Sempit
Menurut H. Oong Komar, bertolak dari fungsi situasi proses pendidikan, ada
dua landasan yang menjadi patokan yakni landasan fitrah insani, dan landasan
semangat batin.
2. Organisasi Pendidikan
2.1 Pengertian Organisasi Pendidikan
Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum yang berarti
alat. Sedangkan, organize (bahasa inggris) berarti mengorganisasikan yang
menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai sesuatu. Organizing
(pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses untuk mencapai sesuatu.
Pengertian organisasi menurut para ahli :
1. Gibson mengartikan organisasi sebagai wadah yang memungkinkan masyarakat
dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara
sendiri-sendiri.
2. Robbins mendefinisikan organisasi sebagai kesatuan (entity) social yang
dikoordinasikan secara sadar dengan batasan yang relative dapat diidentifikasi,
yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau sekelompok tujuan.
3. Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal
terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan
mana terdapat sesorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau
sekolompok orang yang disebut “bawahan”.
4. Prajudi Atmosudirjo mengemukakan bahwa organisasi adalah struktur tata
hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerja
sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu.
5. Hoy dan Miskel1 menelusuri kajian organisasi dalam tiga pandangan, yaitu
rational, natural, dan open system. Pandangan rasional: organisasi merupakan
instrument formal yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi dan struktur
merupakan aspek yang paling penting. Pandangan natural: organisasi dipandang
sebagai kelompok sosial khusus yang bertujuan untuk pertahanan, orang-orang
aspek yang paling penting. Sedangkan, dalam pandangan open system, organisasi
dipandang sebagai sesuatu yang potensial untuk menggabungkan komponen
rasional dan natural dalam suatu kerangka dan memberikan satu pandangan yang
lebih lengkap.
Dari beberapa pengertian tersebut, organisasi adalah sebuah wadah, tempat, atau
system untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan, pengorganisasian (organizing) merupakan proses pembentukan wadah atau
system dan penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi.
Jika dikaitkan dengan pendidikan, organisasi pendidikan adalah tempat untuk
melakukan aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Sedangkan, pengorganisasian pendidikan adalah sebuah proses pembentukan tempat atau
system dalam rangka melakukan kegiatan kependidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan.
2.2 Tujuan dan manfaat Organisasi Pendidikan
1
Pendidikan sebagai sebuah organisasi harus dikelola sedemikian rupa agar
aktivitas pelaksanaan program pendidikan dapat berjalan secara efektif, efisien, dan
produktif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dengan demikian, di antara tujuan dan manfaat organisasi pendidikan
sebagai berikut:
1. Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang
dimilik dalam mencapai tujuan pendidikan.
2. Terciptanya efektifitas dan efisiensi organisasi dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
3. Dapat menjadi wadah pengembangan potensi dan spesialisasi yang dimilik.
4. Menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan.
Di samping tentang tujuan dan manafaat adanya pengorganisasian di
lingkungan pendidikan, kita perlu memahami mengenai efektivitas organisasi.
Organisasi dinyatakan efektif apabila tujuan anggota organisasi dan tujuan organisasi
tercapai sesuai atau di atas target yang telah ditetapkan. Artinya, baik pihak
pelanggan internal maupun pihak pelanggan eksternal organisasi merasa puas.
2.3 Asas-asas Organisasi Pendidikan
1. Asas Perumusan Tujuan
Dimana sebagai haluan atau awal berdirinya suatu organisasi. Pemilihan
bentuk, pembentukan struktur, pekerjaan apa yang akan dilakukan,
kebutuhan tenaga ahli. Apa yang akan dicapai organisasi tersebut?.
2. Asas Departemenisasi
Merupakan proses pengelompokan pekerjaan dalam departemen dan
departemen ke dalam organisasi secara keseluruhan.
3. Asas Pembagian Kerja atau Spesialisasi kerja
Dimana tenaga kerja dibagi- bagi atau dikelompokkan aktivitas
pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini agar disetiap bidang
dipegang oleh orang yang benar.
4. Asas Koordianasi
Dalam asas ini menyatakan bahwa dalam suatu organisasi perlu adanya
hubungan sehingga terjadi keseimbangan di antara departemen satu
dengan yang lainnya. Koordinasi pun bertindak sebagai gambaran adanya
interaksi antara tugas yang diemban oleh para pekerjanya.
5. Asas Pelimpahan Wewenang
Wewenang adalah suatu hak untuk melakukan atau memerintahkan orang
lain untuk mencapai tujuan tertentu. Sedang pelimpahan wewenang dapat
diartikan sebagai penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan agar
tugas serta tanggung jawab dapat dilaksanakan oleh pejabat yang diberi
wewenang. Delegasi adalah proses yang digunakan manajer untuk
memindahkan wewenang dan tanggung jawab ke posisi hierarki di
bawahnya.
6. Asas Rentangan Kontrol
Merupakan sejumlah anggota yang bertanggung jawab kepada seorang
pimpinan/atasan. Pengendalian sendiri adalah proses sistematis yang
digunakan oleh para manajer untuk menjadikan mereka konsisten dengan
harapan-harapan yang sesuai dalam rencana, target dan standar kinerja.
7. Asas Jenjang Organisasi
Merupakan tingkat- tingkat satuan organisasi yang didalamnya terdapat
pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas ke
bawah dalam suatu fungsi tertentu.
8. Asas Kesatuan Perintah
Dimana natinya ditiap- tiap pejabat hanya akan bisa diperintah dan
bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
9. Asas Fleksibilitas
Dimana suatu organisasi seharusnya dapat siubah dengan mudah.
Disesuaikan dengan perubahan- perubahan yang terjadi setiap saat tanpa
mengganggu aktivitas yang berlangsung.
10. Asas Keberlangsungan
Suatu organisasi perlu memiliki jaminan untuk tetep berdiri dan
melangsungkan aktivitas operasi secara terus- menerus.
11. Asas Keseimbangan
Diamana satuan yang ada dalam organisasi harus ditampatkan pada
struktur organisasi sesuai dengan fungsinya. Hal ini sangat penting dimana
akan terlihat dan dapat diaplikasinnya TUPOKSI (tugas pokok dan
fungsi).
2. Informal
Keberadaan organisasi informal dapat dilihat dari 3 karakteristik,
yaitu:
a. Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota. Koperasi sekolah anggotanya terdiri dari semua siswa, guru, dan
karyawan sekolah. Koperasi sekolah didirikan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan anggota sekolah. Biasanya koperasi sekolah
menyediakan alat-alat tulis (buku, bolpen, pensil, penggaris), seragam
sekolah, dan lain-lain. Koperasi sekolah biasanya dikelola oleh guru, dan
murid. Anggota koperasi sekolah terdiri dari semua siswa sekolah, guru,
dan karyawan sekolah tersebut. Tujuan koperasi sekolah adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya, yaitu seluruh warga sekolah.
d. Komite Sekolah
Komite sekolah merupakan organisasi yang didirikan dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan. Biasanya pengurus komite
sekolah terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, tokoh agama,
dan tokoh-tokoh lainnya yang peduli pada pendidikan.
f. PMR
PMR yang merupakan kependekan dari Palang Merah Remaja
dibentuk untuk memberikan pertolongan pertama pada korban
kecelakaan maupun bencana. PMR bergerak dalam bidang kemanusiaan.
Anggota PMR terdiri dari para remaja usia sekolah. Seperti halnya UKS,
Palang Merah Remaja (PMR) juga dibentuk untuk menangani berbagai
masalah kesehatan yang ada di sekolah. Kegiatan PMR difokuskan pada
penanganan kesehatan siswa. Siswa dilibatkan secara langsung dalam
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Dengan demikian,
apabila ada siswa yang jatuh sakit atau mendapat kecelakaan, petugas
PMR bisa cepat membantu.
g. Klub olahraga
Klub olahraga merupakan organisasi olahraga yang ada di sekolah.
Klub olahraga banyak macamnya. Ada klub basket, klub bola volley, klub
futsal, klub catur, klub atletik, klub bulu tangkis, klub tenis meja, dan
sebagainya. Siswa yang bergabung dalam klub olahraga ini membentuk
tim, berlatih, dan bertanding dengan membawa nama sekolah. Setiap
siswa bebas untuk memilih klub olahraga sesuai minat dan bakatnya. Jika
kamu pandai bermain bola kamu boleh bergabung dengan klub sepak
bola atau klub futsal, atau jika kamu pandai bermain catur tentu kamu
akan dengan mudah masuk klub catur, dan sebagainya.