Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGELOLAAN PENDIDIKAN

“ORGANISASI PENDIDIKAN”

DUSUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. AYU RAHMAWATI PUTRI (1905124471)
2. HANUM SALSABIELA (1905111234)
3. RIA DINDA NOVARIANI (1905112137)
4. RIFANI INDRA PUTRA (1905112191)
5. SELMI TRI NADIA (1905112328)

DOSEN PENGAMPU :
NAILA FAUZA,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya miliki Allah SWT yang telah memberikan begitu
banyak limpahan nikmat sehingga diantara nikmatnya kami (penulis) dapat
menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah dalam rangka menuntut.
Shalawat beriringkan salam semoga tetap terlimpah kepada baginda kita
yang telah menuntun umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang
benderang seperti yang kita rasakan saat ini.
Selanjutnya makalah ini merupakan uraian materi yang ditulis mengacu
kepada organisasi pendidikan. Yang Alhamdulillah telah selesai ditulis. Tidak
akan ada kata selesai disusun makalah ini melainkan dukungan dari semua pihak
baik segi moril maupun materil. Untuk itu penulis sampaikan banyak terima
kasih.
Makalah ini tidak akan luput dari kekeliruan ataupun kekurangan. Untuk
itu penulis memohon maaf dan tidak lupa untuk sedia menerima berbagai
masukan yang bersifat membangun untuk penyempurnaannya.

Pekanbaru, 16 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi dan Ilmu Pengetahuan, serta
perubahan sosiokultural yang sulit diprediksi, profesi pendidikan seakan-akan
dihadapkan pada dilema yang kompleks.
Sekolah sebagai sebagai organisasi pendidikan memiliki peran yang sangat
penting dalam mengembangkan potensi pesera didik sebagaimana definisi
pendidikan yang termuat dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003,
bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dan
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Maka dapat disimpulkan pendidikan
mengarah pada “penciptaan suasana belajar yang efektif” dan proses
“pemebelajaran yang interaktif”.
Sekolah sebagai organisasi dengan sistem terbuka, senantiasa mampu
beradaptasi dan peka terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi. Setiap
aktivitas yang ada di sekolah harus mengarah pada proses pembelajaran karena
pada hakikatnya sekolah merupakan organisasi pembelajar. Yang melibatkan
berbagai aspek antara peserta didik, pendidik, kepala sekolah, kepala yayasan, dan
pemerintah yang menjadi bahan pengawas yang mengatur dan mengawasi sistem
dan proses pembelajaran itu.
Proses pembelajaran tidak hanya dilakukan di ruang kelas, secara
keseluruhan proses pembelajaran berawal dari peserta didik berangkat ke sekolah
sampai ia kembali ke rumah. Maka dari itu sekolah merupakan wadah organisasi
dalam membuat suatu ketentuan yang tersusun dan diawasi oleh pihak tertentu
dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sekolah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pendidikan?
2. Apa makna, tujuan, asas dan jenis organisasi pendidikan?
3. Apa makna, karakteristik, dan elemen sekolah sebagai organisasi sosial?
4. Apa yang dimaksud sekolah sebagai organisasi sosial?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan
2. Untuk mengetahui makna, tujuan, asas dan jenis organisasi pendidikan
3. Untuk mengetahui makna, karakteristik, dan elemen sekolah sebagai
organisasi sosial
4. Untuk mengetahui peran sekolah sebagai organisasi sosial
BAB II
ISI

1. PENGERTIAN PENDIDIKAN
1.1 Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah beberapa pendapat [ara ahli tentang pengertian
pendidikan :
1 Prof. Dr. John Dewey : Menurutnya pendidikan merupakan suatu proses
pengalaman. Karena kehidupan merupakan pertumbuhan, maka
pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin manusia tanpa dibatasi
oleh usia. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada setiap fase
dan menambah kecakapan dalam perkembangan seseorang melalui
pendidikan.
2 M.J. Langeveld : Pendidikan merupakan upaya dalam membimbing
manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan. Pendidikan adalah suatu
usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya, agar
mandiri dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan juga diartikan
sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab.
3 Prof. Herman H. Horn : Beliau berpendapat bahwa pendidikan adalah
suatu proses dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah
berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan
seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional dan
kemauan dari manusia.
4 Driyarkara : Pendidikan diartikan sebagai suatu upaya dalam
memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf
yang insani.
5 Ki Hajar Dewantara : Menurutnya pendidikan adalah suatu tuntutan di
dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai
manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.
6 Stella van Petten Henderson : Pendidikan yaitu suatu kombinasai dari
pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial.
7 Kohnstamm dan Gunning : Pendidikan merupakan suatu pembentukan
hati nurani manusia, yakni pendidikan ialah suatu proses pembentukan dan
penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hati nurani.
8 H. Horne : Menyatakan bahwa pendidikan adalah proses yang dilakukan
secara terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi manusia yang
telah berkembang secara fisik dan mentalnya.
9 Ahmad D. Marimba : Mengemukakan bahwa pendidikan ialah suatu
proses bimbingan yang dilaksanakan secara sadar oleh pendidik terhadap
suatu proses perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, yang
tujuannya agar kepribadian peserta didik terbetuk dengan sangat unggul.
Kepribadian yang dimaksud ini bermakna cukup dalam yaitu pribadi yang
tidak hanya pintar, pandai secara akademis saja, akan tetapi baik juga
secara karakter.
10 Carter V. Good : Mengartikan pendidikan sebagai suatu proses
perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang
berlaku dalam masyarakat. Proses dimana seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan yang terpimpin khususnya didalam lingkungan sekolah
sehingga dapat mencapai kecakapan sosial dan dapat mengembangkan
kepribadiannya
11 Frederick J. Mc Donald : mengemukakan pendapatnya bahwa
pendidikan ialah suatu proses yang arah tujuannya adalah merubah tabiat
manusia atau peserta didik
12 Prof. H. Mahmud Yunus : Yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha
yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak
yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak
sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-
citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan
apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat,
bangsa, negara dan agamanya.
1.2 Pengertian Pendidikan Dalam Arti Sempit

Pendidikan dalam arti mikro (sempit) merupakan proses interaksi antara


pendidik dan peserta didik baik di keluarga, sekolah maupun di masyarakat.
Namun pendidikan dalam arti sempit sering diartikan sekolah (pengajaran yang
di selenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal, segala
pengaruh yang di upayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan
kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh
terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
Dalam arti sempit, pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1 Tujuan pendidikan dalam arti sempit ditentukan oleh pihak luar individu
peserta didik. Sebagaimana kita maklumi, tujuan pendidikan suatu sekolah
atau tujuan pendidikan suatu kegiatan belajar-mengajar di sekolah tidak
dirumuskan dan ditetapkan oleh para siswanya. 
2. Lamanya waktu pendidikan bagi setiap individu dalam masyarakat cukup
bervariasi, mungkin kurang atau sama dengan enam tahun, sembilan tahun
bahkan lebih dari itu. Namun demikian terdapat titik terminal pendidikan
yang ditetapkan dalam satuan waktu. 
Pendidikan dilaksanakan di sekolah atau di dalam lingkungan khusus yang
diciptakan secara sengaja untuk pendidikan dalam konteks program pendidikan
sekolah.
Dalam pengertian sempit, pendidikan hanyalah bagi mereka yang menjadi
peserta didik (siswa/mahasiswa) dari suatu lembaga pendidikan formal
(sekolah/perguruan tinggi).Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
belajar-mengajar yang terprogram dan bersifat formal atau disengaja untuk
pendidikan dan terkontrol. 
Dalam pengertian sempit, pendidik bagi para siswa terbatas pada pendidik
profesional atau guru. 
Setiap disiplin ilmu memiliki objek formal yang berbeda.
• Berdasarkan hasil studi terhadap objek formalnya masing-masing, setiap
disiplin ilmu menghasilkan perbedaan pula mengenai konsep atau definisi
yang identik dengan pendidikan
• Berdasarkan pendekatan sosiologi, pendidikan identik dengan sosialisasi
(socialization).
• Berdasarkan pendekatan antropologi, pendidikan identik dengan
enkulturasi (enculturation).
• Berdasarkan pendekatan ekonomi, pendidikan identik dengan penanaman
modal pada diri manusia (human investment).
• Berdasarkan pendekatan politik, pendidikan identik dengan civilisasi
(civilization).
• Berdasarkan pendekatan psikologis, pendidikan identik dengan
personalisasi atau individualisasi (personalization atau individualization).
• Berdasarkan pendekatan biologi, pendidikan identik dengan adaptasi
(adaptation).

1.3 Pengertian Pendidikan dalam arti luas

Sedangkan pendidikan dalam arti makro (luas) adalah proses interaksi


antara manusia sebagai individu/ pribadi dan lingkungan alam semesta,
lingkungan sosial, masyarakat, sosial-ekonomi, sosial-politik dan sosial-
budaya. Pendidikan dalam arti luas juga dapat diartikan hidup (segala
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup. Segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu, suatu
proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat
sejak manusia lahir).
Jadi pendidikan dalam arti luas, hidup adalah pendidikan, dan pendidikan
adalah hidup . Maksudnya bahwa pendidikan adalah segala pengalaman hidup
(belajar) dalam berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan
berpengaruh positif bagi pertumbuhan atau perkembangan individu.
Dalam arti luas, pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut:
A. Tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup individu, tidak ditentukan
oleh orang lain, 
B. Pendidikan berlangsung kapan pun, artinya berlangsung sepanjang hayat
(life long education). Karena itu pendidikan berlangsung dalam konteks
hubungan individu yang bersifat multi dimensi, baik dalam hubungan
individu dengan Tuhannya, sesama manusia, alam, bahkan dengan dirinya
sendiri.
C. Dalam hubungan yang besifat multi dimensi itu, pendidikan berlangsung
melalui berbagai bentuk kegiatan, tindakan, dan kejadian, baik yang pada
awalnya disengaja untuk pendidikan maupun yang tidak disengaja untuk
pendidikan.
D. Pendidikan berlangsung bagi siapa pun. Setiap individu anak-anak atau
pun orang dewasa, siswa/mahasiswa atau pun bukan siswa/ mahasiswa
dididik atau mendidik diri.
E. Pendidikan berlangsung dimana pun. Pendidikan tidak terbatas pada
schooling saja. Pendidikan berlangsung di dalam keluarga, sekolah,
masyarakat, dan di dalam lingkungan alam dimana individu berada.
Pendidik bagi individu tidak terbatas pada pendidik profesional.

1.4 Pengertian pendidikan secara Alternatif

Pendidikan alternatif tidak diartikan sebagai pengganti sekolah formal,


melainkan mencari materi dan metode dedaktik baru sampai kurikulum baru.
Menurut Nunuk Murniati, pendidikan seharusnya bersifat kontekstual, harus
disesuaikan dengan lingkungan. Pendidikan untuk kaum marjinal pun
demikian.Dimana konsep link and macth yang digembar-gemborkan oleh
pemerintah orde baru dalam pendidikan hanya menghasilkan sekrup-sekrup
kapitalis yang dibuat hanya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tenaga
kerja dalam mesin industri.
Kata alternatif dalam Kamus Bahasa Indonesia, adalah pilihan yang
merupakan keharusan. Jadi pendidikan alternatif bisa dikatakan usaha atau
proses pengubahan sikap dan tata laku yang menjadikan keharusan bagi
seseorang atau sekelompok dalam mendewasakan manusia melalui pengajaran
atau pelatihan.

Sehingga istilah pendidikan alternatif merupakan istilah generic yang


meliputi sejumlah besar program atau cara pemberdayaan peserta didik yang
dilakukan berbeda dengan cara tradisional. Secara umum berbagai bentuk
pendidikan alternatif itu mempunyai tiga kesamaan, yaitu pendekatannya yang
lebih bersifat individual, memberikan perhatian lebih besar kepada peserta
didik, orang tua/keluarga, dan pendidik, serta yang dikembangkan berdasarkan
minat dan pengalaman.

Dalam proses pendidikan, Situasi pendidikan merupakan peristiwa


berlangsungnya, yakni ketika terjadi gejala-gejala proses pendidikan seperti
pendidik yang mentransfer nilai-nilai tanggungjawab sampai menyiapkan anak
didik untuk kehidupan di masyarakat. Hal ini memerlukan situasi yang
kondusif dan berkelanjutan.

Menurut H. Oong Komar, bertolak dari fungsi situasi proses pendidikan, ada
dua landasan yang menjadi patokan yakni landasan fitrah insani, dan landasan
semangat batin.

2. Organisasi Pendidikan
2.1 Pengertian Organisasi Pendidikan

Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum yang berarti
alat. Sedangkan, organize (bahasa inggris) berarti mengorganisasikan yang
menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai sesuatu. Organizing
(pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses untuk mencapai sesuatu.
Pengertian organisasi menurut para ahli :
1. Gibson mengartikan organisasi sebagai wadah yang memungkinkan masyarakat
dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara
sendiri-sendiri.
2. Robbins mendefinisikan organisasi sebagai kesatuan (entity) social yang
dikoordinasikan secara sadar dengan batasan yang relative dapat diidentifikasi,
yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau sekelompok tujuan.
3. Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal
terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan
mana terdapat sesorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau
sekolompok orang yang disebut “bawahan”.
4. Prajudi Atmosudirjo mengemukakan bahwa organisasi adalah struktur tata
hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerja
sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu.
5. Hoy dan Miskel1 menelusuri kajian organisasi dalam tiga pandangan, yaitu
rational, natural, dan open system. Pandangan rasional: organisasi merupakan
instrument formal yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi dan struktur
merupakan aspek yang paling penting. Pandangan natural: organisasi dipandang
sebagai kelompok sosial khusus yang bertujuan untuk pertahanan, orang-orang
aspek yang paling penting. Sedangkan, dalam pandangan open system, organisasi
dipandang sebagai sesuatu yang potensial untuk menggabungkan komponen
rasional dan natural dalam suatu kerangka dan memberikan satu pandangan yang
lebih lengkap.

Dari beberapa pengertian tersebut, organisasi adalah sebuah wadah, tempat, atau
system untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan, pengorganisasian (organizing) merupakan proses pembentukan wadah atau
system dan penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi.
Jika dikaitkan dengan pendidikan, organisasi pendidikan adalah tempat untuk
melakukan aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Sedangkan, pengorganisasian pendidikan adalah sebuah proses pembentukan tempat atau
system dalam rangka melakukan kegiatan kependidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan.
2.2 Tujuan dan manfaat Organisasi Pendidikan
1
Pendidikan sebagai sebuah organisasi harus dikelola sedemikian rupa agar
aktivitas pelaksanaan program pendidikan dapat berjalan secara efektif, efisien, dan
produktif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dengan demikian, di antara tujuan dan manfaat organisasi pendidikan
sebagai berikut:
1. Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang
dimilik dalam mencapai tujuan pendidikan.
2. Terciptanya efektifitas dan efisiensi organisasi dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
3. Dapat menjadi wadah pengembangan potensi dan spesialisasi yang dimilik.
4. Menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan.
Di samping tentang tujuan dan manafaat adanya pengorganisasian di
lingkungan pendidikan, kita perlu memahami mengenai efektivitas organisasi.
Organisasi dinyatakan efektif apabila tujuan anggota organisasi dan tujuan organisasi
tercapai sesuai atau di atas target yang telah ditetapkan. Artinya, baik pihak
pelanggan internal maupun pihak pelanggan eksternal organisasi merasa puas.
2.3 Asas-asas Organisasi Pendidikan
1.      Asas Perumusan Tujuan
Dimana sebagai haluan atau awal berdirinya suatu organisasi. Pemilihan
bentuk, pembentukan struktur, pekerjaan apa yang akan dilakukan,
kebutuhan tenaga ahli. Apa yang akan dicapai organisasi tersebut?.
2.      Asas Departemenisasi
Merupakan proses pengelompokan pekerjaan dalam departemen dan
departemen ke dalam organisasi secara keseluruhan.
3.     Asas Pembagian Kerja atau Spesialisasi kerja
Dimana tenaga kerja dibagi- bagi atau dikelompokkan aktivitas
pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini agar disetiap bidang
dipegang oleh orang yang benar.
4.      Asas Koordianasi
Dalam asas ini menyatakan bahwa dalam suatu organisasi perlu adanya
hubungan sehingga terjadi keseimbangan di antara departemen satu
dengan yang lainnya. Koordinasi pun bertindak sebagai gambaran adanya
interaksi antara tugas yang diemban oleh para pekerjanya.
5.      Asas Pelimpahan Wewenang
Wewenang adalah suatu hak untuk melakukan atau memerintahkan orang
lain untuk mencapai tujuan tertentu. Sedang pelimpahan wewenang dapat
diartikan sebagai penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan agar
tugas serta tanggung jawab dapat dilaksanakan oleh pejabat yang diberi
wewenang. Delegasi adalah proses yang digunakan manajer untuk
memindahkan wewenang dan tanggung jawab ke posisi hierarki di
bawahnya.  
6.      Asas Rentangan Kontrol
Merupakan sejumlah anggota yang bertanggung jawab kepada seorang
pimpinan/atasan. Pengendalian sendiri adalah proses sistematis yang
digunakan oleh para manajer untuk menjadikan mereka konsisten dengan
harapan-harapan yang sesuai dalam rencana, target dan standar kinerja.
7.      Asas Jenjang Organisasi
Merupakan tingkat- tingkat satuan organisasi yang didalamnya terdapat
pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas ke
bawah dalam suatu fungsi tertentu.
8.      Asas Kesatuan Perintah
Dimana natinya ditiap- tiap pejabat hanya akan bisa diperintah dan
bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
9.      Asas Fleksibilitas
Dimana suatu organisasi seharusnya dapat siubah dengan mudah.
Disesuaikan dengan perubahan- perubahan yang terjadi setiap saat tanpa
mengganggu aktivitas yang berlangsung.
10.  Asas Keberlangsungan
Suatu organisasi perlu memiliki jaminan untuk tetep berdiri dan
melangsungkan aktivitas operasi secara terus- menerus.
11.  Asas Keseimbangan
Diamana satuan yang ada dalam organisasi harus ditampatkan pada
struktur organisasi sesuai dengan fungsinya. Hal ini sangat penting dimana
akan terlihat dan dapat diaplikasinnya TUPOKSI (tugas pokok dan
fungsi).

2.3 Jenis Organisasi Sekolah

Jenis organisasi pendidikan secara umum terbagi menjadi dua, yaitu


organisasi formal dan informal.

1.        Organisasi Formal

Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur


organisasi. Keberadaan struktur organisasi yang menjadi pembeda utama
antara organisasi formal dan informal. Struktur organisasi formal
dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban dan tanggung
jawab memperlihatkan hubungan tertentu antara personil-personil
organisasi. Struktur dalam organisasi memperlihatkan unsur-unsur
administrasi berikut:

           Kedudukan : Kedudukan struktur menggambarkan letak/posisi


setiap orang dalam organisasi.

           Hierarki kekuasaan : struktur digambarkan sebagai suatu


rangkaian hubungan antara satu orang dengan yang lainnya dalam
suatu organisasi.
           Kedudukan garis dan staff : organisasi garis menegaskan struktur
pengambilan keputusan, jalan permohonan, saluran komunikasi,
mengeluatkan instruksi, perinyah dan petunjuk pelaksanaan.

Bentuk skema struktur organisasi formal dapat berbentuk piramida,


mendatar atau melingkar.

2.        Informal
Keberadaan organisasi informal dapat dilihat dari 3 karakteristik,
yaitu:

1. Norma perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi


perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok, dalam sebuah
kesepakatan bersama tidak tertulis di antara orang-orang dalam
organisasi tersebut.
2. Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang
akan bergabung dalam dalam sebuah organisasi, tidak semata
secara fisik melainkan melibatkan sosio-emosional individu-
individunya dsehingga menjadi satu kesatuan dan lebih spesifik
dimiliki oleh antar individu.
3. Kepemimpinan formal dalam organisasi informal menjadi salah
satu komponen yang sangat kuat mempengaruhi orang-orang di
dalam organisasi bahkan dimungkinkan melebihi kepemimpinan
dalam organisasi formal, dimana seseorang dipatuhi bukan karena
memiliki jabatan, tetapi ada kelebihan yang secara alamiah dan
mampu mempengaruhi orang lain tanpa paksaan apapun.

Mengenai Jenis organisasi memang tidak sedikit jumlahnya namun


pemakah mengambil satu jenis organisasi yang paling urgen dan patut
untuk dikaji yaitu jenis organisasi dilihat dari segi tujuannya:

1.      Organisasi profit


Organisasi profit adalah organisasi yang tujuan didirikannya untuk
mengambil keuntungan. Misalnya: perusahaan, koprasi, dan lain
sebagainya.
2.      Organisasi nonprofit
Organisasi nonprofi adalah organisasi yang didirikan bukan untuk
mencari keuntungan (materi). Misalnya : LSM, ormas, sekolah,
pesantren, dll.
organisasi di lingkungan sekolah 

a. Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota. Koperasi sekolah anggotanya terdiri dari semua siswa, guru, dan
karyawan sekolah. Koperasi sekolah didirikan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan anggota sekolah. Biasanya koperasi sekolah
menyediakan alat-alat tulis (buku, bolpen, pensil, penggaris), seragam
sekolah, dan lain-lain. Koperasi sekolah biasanya dikelola oleh guru, dan
murid. Anggota koperasi sekolah terdiri dari semua siswa sekolah, guru,
dan karyawan sekolah tersebut. Tujuan koperasi sekolah adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya, yaitu seluruh warga sekolah.

b. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Usaha kesehatan sekolah didirikan untuk menangani masalah
kesehatan. Kegiatan UKS misalnya memberikan P3K (Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan). Di UKS disediakan beberapa jenis obat. UKS
juga dapat digunakan oleh warga sekolah untuk beristirahat sementara
ketika sakit.

c. Gugus Depan Pramuka


Gugus depan pramuka biasanya merupakan kegiatan
ekstrakurikuler. Gugus depan biasanya didirikan berdasarkan Ketua
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka. Gugus depan dalam kelompok terdiri
dari kelompok putra dan putri. Pembina gugus depan terdiri dari
Pembina siaga putra (Yanda), Pembina siaga putri (Bunda), Pembina
penggalang putra dan putri (kakak).

d. Komite Sekolah
Komite sekolah merupakan organisasi yang didirikan dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan. Biasanya pengurus komite
sekolah terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, tokoh agama,
dan tokoh-tokoh lainnya yang peduli pada pendidikan.

e. OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)


OSIS kependekan dari Organisasi Siswa Intra Sekolah yaitu suatu
organisasi di tingkat sekolah di Indonesia, yang dimulai dari sekolah
menengah. OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih
untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang
pembimbing yaitu guru yang dipilih oleh pihak sekolah. Kita sebagai
pelajar secara tidak langsung menjadi anggota Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS). OSIS adalah organisasi sah yang merupakan bagian dalam
sekolah, serta menampung kegiatankegiatan kokurikuler dan ekstra
kurikuler yang menunjang kurikulum sekolah. Hal ini berarti siswa
sebagai kader penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber inspirasi
dalam organisasi OSIS. Setiap anggota organisasi tentu mempunyai hak
dan kewajiban yang harus dipatuhi, begitu juga OSIS.

f. PMR
PMR yang merupakan kependekan dari Palang Merah Remaja
dibentuk untuk memberikan pertolongan pertama pada korban
kecelakaan maupun bencana. PMR bergerak dalam bidang kemanusiaan.
Anggota PMR terdiri dari para remaja usia sekolah. Seperti halnya UKS,
Palang Merah Remaja (PMR) juga dibentuk untuk menangani berbagai
masalah kesehatan yang ada di sekolah. Kegiatan PMR difokuskan pada
penanganan kesehatan siswa. Siswa dilibatkan secara langsung dalam
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Dengan demikian,
apabila ada siswa yang jatuh sakit atau mendapat kecelakaan, petugas
PMR bisa cepat membantu.
g. Klub olahraga
Klub olahraga merupakan organisasi olahraga yang ada di sekolah.
Klub olahraga banyak macamnya. Ada klub basket, klub bola volley, klub
futsal, klub catur, klub atletik, klub bulu tangkis, klub tenis meja, dan
sebagainya. Siswa yang bergabung dalam klub olahraga ini membentuk
tim, berlatih, dan bertanding dengan membawa nama sekolah. Setiap
siswa bebas untuk memilih klub olahraga sesuai minat dan bakatnya. Jika
kamu pandai bermain bola kamu boleh bergabung dengan klub sepak
bola atau klub futsal, atau jika kamu pandai bermain catur tentu kamu
akan dengan mudah masuk klub catur, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai