Susunan Berkala
Disusun Oleh:
1) Mahmud Khairi
2) Ahmad Nur Halim
3) Arsyisyah Adha Dini
4) Gustini Khairani
5) Selmi Tri Nadia
6) Chanes Elisabeth Gultom
UNIVERSITAS RIAU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
pada isi makalah ini kami akan membahas susunan berkala sistem periodik
unsur.Pada awal materi kami akan membahas perkembangan sistem periodik melelui
pendapat para ahli.pertama pendapat adri Antonio Lavoisier,Antoni Lavosier berpendapat
bahwa unsur-unsur dalam sistem periodik dikelompokkan menjadi 4 yaitu logam,non
logam,gas,dan tanah.Kedua pendapat dari Dobereiner,ia menyatakan bahwa setiap unsur
dikelompokkan berdasarkan sifat-sifat kemiripannya,setiap kelompok terdiri dari 3 unsur dan
massa atomunsur ke-2 sama dengan massa rata-rata unsur 2 dan 3.Ketiga,pendapat dari John
Newlands,ia menyatakan bahwa sifat unsur yang mirip akan terulang setiap 8
unsur.keempat,pendapat dari Mandeleev,ia menyatakan bahwa sistem periodik disusun
berdasarkan kenaikan massa atomnya.kelima ,pendapat dari Meyer,ia menyatakan bahwa,
volume atom suatu unsur yang diplotkan dengan massa atom tersebut akan membentuk grafik
yang berperiodik secara teratur.keenam,pendapat dari Henry Mosley,ia menyatakan bahwa
unsur dalam sistem periodik disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya.
Selanjutnya poin kedua kami akan membahas penggolongan unsur-unsur ,setelah itu
lalu kami akan membahas bagaiamana cara menentukan priode dan golongan melalui
konfigrasi elektron,dan pada poin terakhir kami aka membahas sifat-sifat kepriodikan unsur
yang terdiri dari jari-jari ataom dan ion,potensial ionisasi,afinitas elektron dan
keelektronegatifan.
BAB II
PEMBAHASAN
Ternyata, selain unsur logam dan non-logam, masih ditemukan beberapa unsur yang
memiliki sifat logam dan non-logam (unsur metaloid), misalnya unsur silikon, antimon, dan
arsen. Jadi, penggolongan unsur menjadi unsur logam dan non-logam masih memiliki
kelemahan.
(+) KELEBIHAN :
(-) KELEMAHAN :
Pada saat daftar Oktaf Newland disusun, unsur-unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr,
Xe, dan Rn) belum ditemukan. Gas Mulia ditemukan oleh Rayleigh dan Ramsay pada
tahun 1894. Unsur gas mulia yang pertama ditemukan ialah gas argon.
Pada tahun 1869, tabel sistem periodik mulai disusun. Tabel sistem periodik
ini merupakan hasil karya dua ilmuwan, DmitriIvanovichMendeleev dari Rusia dan
Julius Lothar Meyer dari Jerman. Mereka berkarya secara terpisah dan menghasilkan
tabel yang serupa pada waktu yang hampir bersamaan. Mendeleev menyajikan hasil
kerjanya pada Himpunan Kimia Rusia pada awal tahun 1869, dan tabel periodik
Meyer baru muncul pada bulan Desember 1869.
dua unsur yang berdekatan, massa atom relatifnya mempunyai selisih paling kurang
dua atau satu satuan;
terdapat kotak kosong untuk unsur yang belum ditemukan, seperti 44, 68, 72, dan
100;
dapat meramalkan sifat unsur yang belum dikenal seperti ekasilikon;
dapat mengoreksi kesalahan pengukuran massa atom relatif beberapa unsur,
contohnya Cr = 52,0 bukan 43,3.
1. Sifat kimia dan fisika unsur dalam satu golongan mirip dan berubah secara teratur.
2. Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan nomor golongannya.
3. Dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan pada saat itu dan telah
mempunyai tempat yang kosong.
5) Lothar Meyer
Menurut Meyer, volume atom suatu unsur yang diplotkan dengan massa atom
tersebut akan membentuk grafik yang berperiodik secara teratur. Perhatikan grafik
antara volume atom dan massa atom berikut.
Grafik hubungan antara volume atom unsur terhadap massa atom relatifnya.
Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa unsur-unsur yang sifatnya mirip
membentuk suatu keteraturan. Misalnya, unsur logam alkali, yaitu Na, K, dan Rb,
berada di puncak. Kemudian, Meyer mengembangkan penemuannya ke dalam bentuk
tabel seperti berikut.
Amati kembali tabel periodik Meyer. Unsur-unsur kimia dalam tabel periodik Meyer
disusun berdasarkan kenaikan massa atom secara vertikal. Unsur-unsur yang sifatnya
mirip ditempatkan dalam baris yang sama.
Kelebihan Sistem Periodik Meyer
1. Tabel sistem Sistem Periodik Meyer lebih sederhana dan mudah dimengerti
dibandingkan Mendeleev, namun golongannya lebih banyak.
2. Meyer mengklasifikasikan elemen bukan dengan berat atom, namun valensi saja.
Dengan demikian, sifat kimia tidak ditentukan oleh massa atom, tetapi
ditentukan oleh jumlah proton dalam atom tersebut. Jumlah proton menyatakan
nomor atom. Dengan demikian sifat-sifat unsur ditentukan oleh nomor atom.
Keperiodikan sifat fisika dan kimia unsur disusun berdasarkan nomor atomnya.
Pernyataan tersebut disimpulkan berdasarkan hasil percobaan Henry Moseley pada
tahun 1913. Menurut Moseley, sifat-sifat kimia unsur merupakan fungsi periodik dari
nomor atomnya. Artinya, jika unsur-unsur diurutkan berdasarkan kenaikan nomor
atomnya, maka sifat-sifat unsur akan berulang secara periodik.
Susunan periodik yang disusun oleh Moseley akhirnya berkembang lebih baik
sampai didapatkan bentuk yang sekarang ini dengan mengikuti hukum periodik
bahwabila unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, maka sifat unsur akan
berulang secara periodik.
Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem periodik bentuk panjang,
terdapat lajur mendatar yang disebut periode dan lajur tegak yang disebut golongan.
Dalam sistem periodik modern terdapat 7 pediode, yaitu:
Periode 1 : terdiri atas 2 unsur
Periode 2 : terdiri atas 8 unsur
Periode 3 : terdiri atas 8 unsur
Periode 4 : terdiri atas 18 unsur
Periode 5 : terdiri atas 18 unsur
Periode 6 : terdiri atas 32 unsur, yaitu 18 unsur seperti periode 4 atau 5, dan
14 unsur lagi merupakan deret lantanida
Periode 7 : merupakan periode unsur yang belum lengkap. Pada periode ini
terdapat deret aktinida
Tabel periodik merupakan tabel yang memperlihatkan kurang lebih 118 unsur
yang telah diketahui dan disusun berdasarkan struktur atomnya.Unsur dipresentasikan
dengan naiknya nomor atom,jumlah proton dalam inti atom.Baris horizontal
menujukkan priode dan baris pertikal menunjukkan golongan.Dalam sistem periodik
terdapat beberapa golongan yaitu
Semua logam Alkali tergolong logam yang lunak kira-kira sekeras karet
penghapus, dapat diiris dengan pisau dan ringan (massa jenis li, Na, dan K kurang
dari 1 g/cm3). Logam Alkali memiliki 1 elektron valensi yang mudah lepas, sehingga
merupakan kelompok logam yang paling reaktif, dapat terbakar di udara, dan bereaksi
hebat dengan air. Dari Litium ke Sesium reaksi dengan air bertambah dahsyat. Litium
bereaksi agak pelan, tetapi natrium bereaksi dengan disertai terbentuknya api dan
ledakan, sementara yang lainnya bereaksi dengan lebih dahsyat lagi. Oleh karena
kereaktifannya dengan air dan udara, logam alkali biasa disimpan dalam kerosin
(minyak tanah).
Unsur-unsur golongan IIA disebut logam alkali tanah. Logam alkali tanah juga
tergolong logam aktif, tetapi kereaktifannya kurang dibandingkan dengan logam
alkali seperiode, dan hanya akan terbakar di udara bila dipanaskan. Kecuali berilium,
logam alkali tanah larut dalam air. Magnesium dan stronsium digunakan dalam
membuat kembang api. Magnesium memberi nyala terang dan menyilaukan,
sedangkan stronsiu memberikan nayla merah terang. Senyawa magnesium, yaitu
magnesium hidroksida (Mg(OH)2), digunakan sebagai antasida dalam obat mag. Batu
kapur, pualam, dan mamer adalah senyawa kalsium, yaitu kalsium karbonat (CaCO3).
Salah satu senyawa kalsium lainnya, yaitu kalsium hidroksida (Ca(OH)2), digunakan
sebagai kapur sirih.
Unsur-unsur golongan VIIIA, yaitu helium, Neon, Argon, Kripton, Xenon, dan
Radon, disebut gas mulia karena semuanya berupa gas yang sangat stabil, sangat sukar
bereaksi dengan unsur lain. Tidak ditemukan satu pun senyawa alami dari unsur-unsur
tersebut. Unsur gas mulia terdapat di alam sebagai gas monoatomic (atom-atomnya
berdiri sendiri). Menurut para ahli, hal itu disebabkan kulit terluarnya yang sudah terisi
penuh. Kuli terluar yang terisi penuh menjadikan unsur tidak reaktif. Namun demikian,
Kripton, Xenon dan Radon ternyata dapat ‘dipaksa’ bereaksi dengan beberapa unsur,
sedangkan Helium, Neon dan Argon sehingga sekarang belum berhasil direaksikan.
Gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat rendah; titik didihnya
hanya beberapa derajat di atas titik lelehnya. Titik leleh dan titik didih gas mulia
meningkat dari atas ke bawah. Titik leleh dan titik didih helium mendekati 0K (titik leleh
-273,2oC, titik didih -268,9oC).
Pada system periodik unsur, yang termasuk dalam golongan Transisi adalah
unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB – VIIB dan VIII. Sesuai dengan pengisian
elektron pada subkulitnya, unsur ini termasuk unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan
elektron valensi yang terletak pada subkulit d dalam konfigurasi elektronnya. • unsur
– unsur transisi yang akan dibahas adalah unsur transisi pada periode 4, yang terdiri
dari scandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe),
kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu) dan seng (Zn).
Cara yang paling mudah untuk menentukan nomor golongan dan nomor
periode adalah menggunakan konfigurasi elektron menurut Aturan Aufbau. Menurut
Auf bau cara pengisian elektron sebagai berikut: 1s2, 2s2, 2p6, 3s6, 3p6, 4s2, 3d10, 4p6,
5s2, 4d10, 5p6, 6s2, 4f114, 5d10, 6p6, 7s2, 5f14, 6d10, 7p6.
Cara menentukan nomor golongan dan periode berdasarkan pada aturan seperti
berikut:
s1 IA
s2 II A
p1 III A
2
p IV A
p3 VA
p4 VI A
p5 VII A
p6 VIII A
d1 III B
2
d IV B
d3 VB
d4 VI B
d5 VII B
d6 VIII B
d7 VIII B
d8 VIII B
4. Nomor golongan yang ditentukan dari elektron terakhir untuk subkulit 4f adalah
golongan lantanida.
5. Nomor golongan yang ditentukan dari elektron terakhir untuk subkulit 5f adalah
golongan aktinida.
Contoh:
Konfigurasi dari atom Cd : 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d1
Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang ada hubunganya dengan letak
unsur pada sistem periodik. Sifat-sifat tersebut berubah dan berulang secara periodik
sesuai dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron.
1. Jari-jari atom
Jari-jari atom merupakan jarak elaktron terluar ke inti atom dan menunjukan
ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran jari-jari atom
dilakukan dengan cara mengukur jarak inti antar dua atom yang berikatan sesamanya.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal
ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil. Dalam suatu periode,
semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena
semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan
jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap
elektron terluar semakin kuat.
2. Jari-jari ion
Jari-jari ion adalah jari-jari dari kation atau anion yang dihitung berdasarkan jarak
antara dua inti kation dan anion dalam kristal ionik. Kation (ion bermuatan positif)
terbentuk dari pelepasan elektron dari kulit terluar atom netral sehingga tolakan antar
elektron berkurang, tarikan elektron oleh inti lebih kuat, dan jari-jari dari kation lebih
kecil dari atom netralnya. Anion (ion bermuatan negatif) terbentuk dari penangkapan
elektron pada atom netral sehingga tolakan antar elektron bertambah dan jari-jari dari
anion lebih besar dari atom netralnya. Dalam satu golongan pada sistem periodik
unsur, dari atas ke bawah, jari-jari ion bermuatan sama cenderung semakin besar,
sebagaimana pertambahan kulit elektron. Dalam periode, pada deretan ion
isoelektronik (spesi-spesi dengan jumlah elektron sama dan konfigurasi elektronsama,
seperti O2-, F–, Na+, Mg2+, dan Al3+ dengan 10 elektron), semakin besar muatan kation
maka semakin kecil jari-jari ion, namun semakin besar muatan anion maka semakin
besar jari-jari ion
3. Energi ionisasi
Semakin dekat jarak inti atom, jari-jari atom semakin pendek sehingga
energi ionisasi makin besar. Berarti dalam suatu golongan dari atas ke bawah,
harga energi ionisasi semakin kecil. Dalam satu poriode, dari kiri ke kanan muatan
inti bertambah besar sehingga perlu energi yang banyak untuk melepas elektron,
maka harga energi ionisasinya makin besar.
Energi ionisasi berbeda untuk setiap elektron dari berbagai orbital atom
atau molekul. Secara umum, energi ionisasi n adalah energi yang dibutuhkan
untuk melepaskan elektron n setelah elektron pertama n-1 dilepaskan. Hal ini
dianggap sebagai ukuran dari kecenderungan sebuah atom atau ion untuk
melepaskann elektron. Semakin besar energi ionisasi, semakin sulit melepaskan
elektron. Energi ionisasi dapat menjadi indikator reaktivitas unsur. Unsur dengan
energi ionisasi yang rendah cenderung mengurangi elektron dan bentuk kation
(ion positif), yang pada gilirannya menggabungkan dengan anion (ion negatif)
membentuk garam.
Dari kiri ke kanan dalam satu periode atau dari bawah ke atas dalam suatu
golongan, energi ionisasi pertama umumnya meningkat. Ketika jari-jari atom
berkurang, menjadi sulit untuk melepaskan elektron yang lebih dekat dengan nukleus
yang bermuatan positif. Sebaliknya, semakin ke bawah dalam satu golongan pada
tabel periodik, energi ionisasi akan cenderung menurun karena elektron valensi yang
lebih jauh dari inti. Mereka mengalami tarikan lemah dengan muatan positif inti.
Energi Ionisasi meningkat dari kiri ke kanan dalam suatu periode dan menurun dari
atas ke bawah dalam golongan.
Energi ionisasi unsur meningkat pada satu bergerak di periode dari kiri ke
kanan dalam tabel periodik karena elektron terikat kuat oleh muatan inti positif yang
lebih tinggi. Hal ini karena elektron tambahan di kulit yang sama tidak dasarnya
berkontribusi untuk melindungi satu sama lain dari inti, namun peningkatan jumlah
atom sesuai dengan peningkatan jumlah proton dalam inti. Energi ionisasi unsur-
unsur meningkat pada satu golongan dari bawah ke atas karena elektron yang berada
di orbital dengan energi yang lebih rendah, lebih dekat ke inti dan dengan demikian
lebih kuat terikatnya. Berdasarkan kedua prinsip ini, unsur yang paling mudah untuk
mengionisasi adalah fransium dan yang paling sulit untuk mengionisasi adalah
helium.
4. AFINITAS ELEKTRON
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semakin kecil dan gaya
tarik inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik
elektron dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar,
sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin
sulit menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.
5. KEELEKTRONEGATIFAN
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan sistem periodik itu ada beberapa pendapat para ilmuwan yaitu
Lavoisier,Dobereyner,Newlands,Lotar Meyer,Henry Mosley,dan Mandeleev
Dalam menentukan periode dan golongan uatu unsur bisa kita peroleh dari
konfigurasi elektron suatu unsur
Sifat-sifat keperiodikan itu terdiri dari jari-jari atom dan ion,potensial ionisasi,afinitas
elektron dan keelektronegatifan
3.2 Saran
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,apabila ada
kekurangan dari makalah ini kami mohon para pembaca memakluminya,dam kami
berharap para pembaca dapat memberikan saran kepada kami dalam penulisan
makalah ini.