Anda di halaman 1dari 15

Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur (SPU)

Sistem periodik adalah suatu tabel berisi identitas unsur-unsur yang dikemas secara berkala
dalam bentuk periode dan golongan berdasarkan kemiripan sifat-sifat unsurnya.

Robert Boyle adalah orang pertama yang memberikan tentang definisi bahwa unsur adalah suatu
zat yang tidak dapat lagi dibagi-bagi menjadi dua zat atau lebih dengan cara kimia. Sejak itu
orang dapat menyimpulkan bahwa unsur-unsur mempunyai sifat yang jelas dan ada kemiripan
diantara sifat-sifat unsur itu.
1. Pengelompokkan Unsur Menurut Antoine Lavoisier

Setelah Boyle memberi penjelasan tentang konsep unsur, Lavoiser pada tahun 1769 menerbitkan
suatu daftar unsur-unsur. Lavoiser membagi unsur-unsur dalam unsur logam dan non logam.
Pada waktu itu baru dikenal kurang lebih 33 unsur. Pengelompokan ini merupakan metode
paling sederhana , dilakukan. Pengelompokan ini masih sangat sederhana karena antara unsur –
unsur logam sendiri masih banyak perbedaan.

Perbedaan Logam dan Non Logam

Logam Non Logam


1. Berwujud padat pada suhu 1. Ada yang berupa zat padat, cair,
kamar (250), kecuali raksa (Hg) atau gas pada suhu kamar
2. Mengkilap jika digosok 2. Tidak mengkilap jika digosok,
3. Merupakan konduktor yang baik kecuali intan (karbon)
4. Dapat ditempa atau 3. Bukan konduktor yang baik
direnggangkan 4. Umumnya rapuh, terutama yang
5. Penghantar panas yang baik berwujud padat
5. Bukan penghantar panas yang
baik

Ternyata, selain unsur logam dan non-logam, masih ditemukan beberapa unsur yang memiliki
sifat logam dan non-logam (unsur metaloid), misalnya unsur silikon, antimon, dan arsen. Jadi,
penggolongan unsur menjadi unsur logam dan non-logam masih memiliki kelemahan.

KELEBIHAN & KEKURANGAN  Unsur Menurut Antoine Lavoisier

(+) KELEBIHAN :

 Sudah Mengelompokkan 33 unsur berdasarkan sifat kima, sehingga bisa dijadikan


referensi bagi ilmuwan     setelahnya

(-) KELEMAHAN :

 Pengelompokannya masih terlalu umum


2. Pengelompokkan Unsur Menurut Johann Wolfgang Dobereiner

Dobereiner adalah orang pertama menemukan hubungan antara sifat unsur dengan massa atom
relatifnya. Unsu-unsur dikelompokkan berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya. Setiap kelompok
terdiri atas tiga unsur, sehingga disebut triade. Di dalam triade, unsur ke-2 mempunyai sifat-sifat
yang berada di antara unsur ke-1 dan ke-3 dan memiliki massa atom sama dengan massa rata-
rata unsur ke-1 dan ke-3.

Jenis Triade :

 Triade Litium(Li), Natrium(Na), Kalium(k)


 Triade Kalsium(Ca), Stronsium(Sr), Barium(Br)
 Triade Klor(Cl), Brom(Br), Iodium(I)

Tabel pengelompokan unsur-unsur menurut Triade Dobereiner

KELEBIHAN & KEKURANGAN Pengelompokkan Unsur Menurut Johann Wolfgang


Dobereiner :
(+) KELEBIHAN :
+ Keteraturan setiap unsur yang sifatnya mirip massa atom (Ar) unsur yang kedua (Tengah)
merupakan massa atom rata -rata di  massa atom unsur pertama dan ketiga
(-) KEKURANGAN
– Kurang efisien karena ada beberapa unsur lain yang tidak termasuk dalam kelompok Triade
padahal sifatnya sama dengan unsur di dalam kelompok triade tersebut.
3. Pengelompokan Unsur Menurut John Newlands

Triade Debereiner mendorong John Alexander Reina Newlands untuk melanjutkan upaya


pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom dan keterkaitannya dengan sifat
unsur.

Menurut Newlands, jika unsur-unsur diurutkan letaknya sesuai dengan kenaikan massa atom
relatifnya, maka sifat unsur akan terulang pada tiap unsur kedelapan. Keteraturan ini sesuai
dengan pengulangan not lagu (oktaf) sehingga disebut Hukum Oktaf (law of octaves). Tabel
berikut menunjukkan pengelompokan unsur berdasarkan hukum Oktaf Newlands.

(-)KELEMAHAN :
– dalam kenyataanya mesih di ketemukan beberapa oktaf yang isinya lebih dari delapan unsur.
Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang massa atomnya sangat besar.

4. Pengelompokan Unsur Menurut Dmitri Mendeleev


Dmitri Ivanovich Mendeleev pada tahun 1869 melakukan pengamatan 63 unsur yang
sudah dikenal dan mendapatkan hasil bahwa sifat unsur merupakan fungsi periodik dari massa
atom relatifnya. Sifat tertentu akan berulang secara periodik apabila unsur-unsur disusun
berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Mendeleev selanjutnya menempatkan unsur-unsur
dengan kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga disusun
berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang disebut
periode.
  Tabel pengelompokan menurut Mendeleev

 
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN:
(+) KELEBIHAN :
+ Sistem Periodik Mendeleev menyediakan beberapa tempat kosong untuk unsur-
unsur yang belum ditemukan.
+ meramalkan sifat-sifat unsur yang belum diketahui.
Pada perkembangan selanjutnya, beberapa unsur yang ditemukan ternyata cocok
dengan prediksi Mendeleev.
(-) KELEMAHAN :
– Masih terdapat unsur – unsur yang massanya lebih besar letaknya di depan unsur yang
massanya lebih kecil.
–  Adanya unsur-unsur yang tidak mempunyai kesamaan sifat dimasukkan dalam satu
golongan, misalnya Cu dan Ag ditempatkan dengan unsur Li, Na, K, Rb dan Cs.
– Adanya penempatan unsur-unsur yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom.

5. Pengelompokkan Unsur Menurut  Henry Moseley

Tabel periodik Mendeleev dikemukakan sebelum penemuan struktur atom, yaitu partikel-
partikel penyusun atom. Partikel penyusun inti atom yaitu proton dan neutron, sedangkan
elektron mengitari inti atom. Setelah partikel-partikel penyusun atom ditemukan, ternyata ada
beberapa unsur yang mempunyai jumlah partikel proton atau elektron sama, tetapi jumlah
neutron berbeda. Unsur tersebut dikenal sebagai isotop. Jadi, terdapat atom yang mempunyai
jumlah proton dan sifat kimia sama, tetapi massanya berbeda karena massa proton dan neutron
menentukan massa atom.

Dengan demikian, sifat kimia tidak ditentukan oleh massa atom, tetapi ditentukan oleh jumlah
proton dalam atom tersebut. Jumlah proton menyatakan nomor atom. Dengan demikian sifat-
sifat unsur ditentukan oleh nomor atom. Keperiodikan sifat fisika dan kimia unsur disusun
berdasarkan nomor atomnya. Pernyataan tersebut disimpulkan berdasarkan hasil
percobaan Henry Moseley pada tahun 1913. Menurut Moseley, sifat-sifat kimia unsur
merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Artinya, jika unsur-unsur diurutkan berdasarkan
kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat unsur akan berulang secara periodik.

Susunan periodik yang disusun oleh Moseley akhirnya berkembang lebih baik sampai
didapatkan bentuk yang sekarang ini dengan mengikuti hukum periodik bahwabila unsur disusun
berdasarkan kenaikan nomor atom, maka sifat unsur akan berulang secara periodik.
            Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem periodik bentuk panjang,
terdapat lajur mendatar yang disebut periode dan lajur tegak yang disebut golongan.
            Dalam sistem periodik modern terdapat 7 pediode, yaitu:

 Periode 1         : terdiri atas 2 unsur


 Periode 2         : terdiri atas 8 unsur
 Periode 3         : terdiri atas 8 unsur
 Periode 4         : terdiri atas 18 unsur
 Periode 5         : terdiri atas 18 unsur
 Periode 6         : terdiri atas 32 unsur, yaitu 18 unsur seperti periode 4 atau 5, dan 14
unsur lagi merupakan deret lantanida
 Periode 7         : merupakan periode unsur yang belum lengkap. Pada periode ini terdapat
deret aktinida

 Penjelasan Sistem Periodik Unsur

Penamaan

Penamaan khusus untuk beberapa golongan adalah :

 Golongan I A disebut golongan Alkali, kecuali H


 Golongan II A disebut golongan Alkali tanah
 Golongan VII A disebut golongan Halogen
 Golongan VIII A disebut golongan Gas Mulia
 Golongan I B sampai Golongan VIII B disebut Golongan Transisi
 Golongan III A sampai dengan golongan VI A diberi nama sesuai unsur yang ada pada
golongan tersebut

Contoh :

 Golongan III A diberi nama golongan Aluminium.


 Golongan IV A diberi nama golongan Karbon Silikon.
 Golongan V A diberi nama golongan Nitrogen Fosfor.
 Golongan VI A diber nama golongan Oksigen Belerang.
 Demikian artikel Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur (SPU) Dan
Penjelasannya, jika ada pertanyaan silahkan berkomentar

Perubahan sifat Sistem Periodik Unsur

Beberapa perubahan sifat unsur secara teratur tersebut yaitu :

1. Logam dan non logam

Unsur secara garis besar dikelompokkan menjadi 2 yaitu unsur logam dan unsur non logam.
Unsur logam umumnya memiliki sifat yang bisa menghantarkan listrik dengan baik, warna
mengkilap , keras. Unsur non logam umumnya memiliki sifat tidak bisa menghantarkan listrik,
serta titik didih dan lelehnya rendah. Umumnya, di alam unsur logam Lebih banyak
kelimpahannya daripada unsur non logam.

Pada sistem periodik, unsur logam terletak pada sebelah kiri dan unsur non logam terletak pada
sebelah kanan. Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat kelogamannya berkurang atau makin
bersifat non logam. Sedangkan dalam satu golongan dari atas ke bawah sifat kelogamannya
semakin besar. Diantara unsur logam dan non logam terdapat unsur semi logam atau disebu juga
metaloid, yakni unsur non logam yang memiliki sifat kelogaman namun secara terbatas.

2. Titik leleh dan titik didih

(baca juga artikel suhu air mendidih ternyata tergantung tempat yaa )

Titik didih dan leleh termasuk sifat fisik yang memilikii sifat keperiodikkan. Kecendrungan atau
tren perubahan titik didih dan leleh pada sistem periodik ialah sebagai berikut:

1. Unsur logam pada suatu golongan dari atas menuju bawah, titik didih dan leleh akan
semakin rendah, sedangkan untuk unsur non logam akan semakin tinggi.
2. Unsur pada satu periode dari kiri menuju kanan, titik leleh naik hingga maksimum pada
golongan IVA lalu turun secara teratur, sedangkan titik didih naik terus hingga
maksimum pada golongan IIIA lalu turun dengan teratur.

3. Jari-jari atom

Jari-jari atom ialah jarak dari pusat atom (inti atom) hingga kulit luar yang ditempati elektron.
Panjang atau pendeknya jari-jari atom bisa diketahui oleh 2 faktor yaitu jumlah kulit elektron dan
muatan inti atom.

Ada kecendrungan jari-jari atom pada satu periode dari kiri ke kanan akan semakin pendek
sedangkan jari-jari atom unsur segolongan dari atas ke bawah akan semakin panjang.
Kecendrungan tersebut disebabkan oleh adanya garik tarik inti atom terhadap elektron serta
jumlah kulit elektron.

Pada suatu periode dari kiri ke kanan muatan inti akan bertambah sedangkan jumlah kulit
elektron tetap. Oleh karena itu gaya tarik inti tehadap elektron terluar semakin kuat hingga
menyebabkan jarak elektron yang terluar dengan inti makin dekat.

Pada golongan,  semakin ke bawah jumlah kulit makin banyak. Meski dalam hal ini jumlah
muatan inti makin banyak, tapi pengaruh bertambahnya jumlah kulit lebih besar daripada
pengaruh muatan inti. Oleh karena itu, jarak elektron kulit terluar terhadap inti akan semakin
jauh.

 Kesimpulan Kecenderungan

1. Jari Jari Atom

2. Potensi lonisasi

3. Afinitas Elektron
4. Keasaman

5.kereaktifan

6. Kelogaman
7. keelektronegatifan
SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK UNSUR-UNSUR
Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan percobaan. Salah satu kegiatan ilmiah yang
terpenting adalah mencari keteraturan sebagai hasil dari fakta yang telah ditemukan.
Kita mengetahui bahwa semua senyawa di alam semesta yang tak terhingga jenisnya terbentuk
dan tersusun dari unsur-unsur. Dari masa ke masa unsur yang ditemukan selalu bertambah. Jika
pada tahun 1789 Lavoiser mencatat adanya 26 unsur. Pada tahun 1870 dikenal 60 unsur dan
sampai tahun 2000 kita telah mengenal adanya 114 unsur.

A. Pengelompokan atas dasar Logam dan Non Logam


Mula-mula orang mengelompokkan unsur-unsur ke dalam dua kelompok, yaitu logam dan
logam. Logam memiliki sifat kilap, dapat ditempa menjadi lempeng tipis, dapat dibuat menjadi
kawat, dapat menghantar arus listrik, dan membentuk senyawa dengan oksigen yang bersifat
basa. Unsur non-logam tidak mempunyai sifat khas, tidak menghantar panas dan listrik (kecuali
grafit) dan membentuk oksida asam.
Teori ini dikemukakan oleh Lavoisier. Pada saat itu baru sekitar 20 jenis unsur yang sudah
dikenal. Karena pengetahuan tentang sifat-sifat unsur masih sederhana, unsur-unsur tersebut
kelihatannya berbeda satu sama lain sehingga belum terlihat jelas adanya kemiripan antara
unsur yang satu dengan yang lain. Sehingga pengelompokkan berdasar atas logam dan non
logam tidak dapat digunakan karena dasar pengelompokkan masih sederhana sebab di antara
logam maupun non logam masih terdapat perbedaan.

B. Hukum Triade Dobereiner


Pada permulaan abad ke-19, massa atom relatif (berat atom) merupakan sifat yang digunakan
untuk suatu unsur dari unsur lain. Orang pertama yang menemukan adanya hubungan antara
sifat unsur dan massa atom relatif adalah Johann W.Dobereiner (berasal dari Jerman) pada
tahun 1817. Dobereiner mengelompokkan unsur ke dalam kelompok-kelompok tiga unsur yang
dinamakan triade. Pengelompokan ini didasarkan pada kemiripan sifat yang ada hubungannya
dengan masaa atom relatif. Dalam teorinya dikemukakan bahwa massa atom relatif suatu unsur
Natrium (Na) sama dengan massa rata-rata Litium (Li) dan Kalium (K). Namun, teori ini tidak
dapat dikembangkan karena Dobereiner tidak dapat menunjukkan triade yang cukup banyak
sehingga aturan tersebut tidak berlaku.
Jenis Triade :
a. Triade Litium (Li), Natrium (Na) dan Kalium (K)
Unsur Massa Atom Wujud
Li 6,94 Padat
Na 22,99 Padat
K 39,10 Padat
Massa Atom Na (Ar Na) = = 23,02
b. Triade Kalsium (Ca), Stronsium (Sr) dan Barium (Ba)

c. Triade Klor (Cl), Brom (Br) dan Iod (I)

Meskipun triade ini masih jauh dari sempurna namun penemuannya ini mendorong orang
untuk menyusun daftar unsur-unsur sesuai dengan sifatnya.

C. Hukum Oktaf Newlands


Hukum ini dikemukakan oleh John Newlands berasal dari Inggris. Dasar yang digunakan dalam
menggolongkan unsur yaitu kenaikan massa atom relatifnya. Ternyata dari hasil penemuan
tersebut diketahui bahwa unsur yang berselisih 1 oktaf (unsur ke-1 dan unsur ke-8)
menunjukkan kemiripan sifat. Unsur ke-8 memiliki sifat kimia mirip dengan unsur pertama;
unsur ke-9 memiliki sifat yang mirip dengan unsur ke-2. Namun, hukum oktaf tidak berlaku
karena hanya dapat digunakan untuk unsur-unsur ringan.
Sifat-sifat unsur yang ditemukan berkala atau periodik setelah 8 unsur disebut Hukum Oktaf.
H Li Be B C N O
F Na Mg Al Si P S
Cl K Ca Cr Ti Mn Fe
Berdasarkan daftar Oktaf Newlands di atas; unsur H, F dan Cl mempunyai kemiripan sifat.
Meskipun ada beberapa hal yang tidak bisa diterima, misalnya Cr tidak mirip dengan Al, Mn
tidak mirip dengan P, dan Fe tidak mirip dengan S, akan tetapi hal ini telah menuju usaha untuk
menyusun daftar unsur.

D. Sistem Periodik Mendeleev (Sistem Periodik Pendek)


Dua ahli kimia, Lothar Meyer dari Jerman dan Dimitri Ivanovich Mendeleev dari Rusia
berdasarkan pada prinsip dari Newlands, melakukan penggolongan unsur. Lothar Meyer lebih
mengutamakan sifat-sifat kimia unsur sedangkan Mendeleev lebih mengutamakan kenaikan
massa atom. Menurut Mendeleev, sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom
relatifnya. Artinya : jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, maka
sifat tertentu akan berulang secara periodik. Mendeleev menempatkan unsur yang mempunyai
kemiripan sifat dalam satu lajur vertikal dinamakan golongan, dan menyusun unsur berdasar
kenaikan massa atom relatifnya dalam lajur horizontal dinamakan periode. Mendeleev
meramalkan bahwa masih banyak unsur-unsur yang belum ditemukan, sehingga terdapat
bagian kosong dalam tabel periodiknya.
Pada tahun 1869 Mendeleev berhasil menyusun suatu daftar yang terdiri atas 65 unsur yang
dikenal pada waktu itu. Ia mengamati sifat kimianya dan menyatakan hukum periodik yang
menyatakan:
“Sifat unsur-unsur merupakan fungsi berkala dari massa atom relatif.”
Unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatif seperti yang digunakan Newlands
hanya ada beberapa perbaikan antara lain:
a. Besarnya selisih massa atom relatif sekurang-kurangnya dua satuan.
b. Bagi unsur transisi disediakan jalur khusus.
c. Beberapa tempat dikosongkan untuk unsur yang belum ditemukan.
d. Mengadakan koreksi terhadap massa atom relatif
e. Tanpa eksperimen ia mengubah valensi Boron dan Aluminium dari 2 menjadi 3.
f. Ia meramal sifat unsur yang belum dikenal.

Keuntungan dari daftar Mendeleev dalam memahami sifat unsur adalah:


1. Sifat kimia dan sifat fisika unsur dalam satu golongan berubah secara teratur.
2. Valensi tertinggi dicapai oleh unsur dengan golongan sama.
3. Kemiripan sifat dimiliki hubungan diagonal.
4. Ada unsur yang akan ditemukan yang akan menempati tempat kosong

Keterbatasan Mendeleev yaitu:


a. Panjang perioda tidak sama.
b. Beberapa unsur ada yang terbalik.
c. Selisih massa atom relatif yang tidak berurutan tidak teratur.
d. Perubahan sifat unsur ini lambat dari elektronegatif menjadi elektropositif.
e. Unsur-unsur dari lanthanoida dimasukkan ke dalam satu golongan.
f. Besarnya valensi unsur yang lebih dari satu macam valensi sukar diramal kedudukannya
dalam sistem periodic.
g. Sifat anomali unsur pertama setiap golongan tidak ada hubungannya dengan massa atom
relatif.
h. Jika daftar disusun berdasarkan massa atom relatif, maka isotop unsur yang sama harus
ditempatkan pada golongan yang berbeda, sedangkan isobar seperti: 40Ar, 40K, 40Ca harus
dimasukkan dalam satu golongan.

E. Sistem Periodik Modern (Sistem Periodik Panjang)


Daftar asli Mendeleev mengalami banyak perubahan, namun masih terlihat pada sistem
periodik modern. Ada berbagai macam sistem periodik, tetapi yang lebih sering digunakan
adalah sistem periodik panjang.
Henry G Mosley menyempurnakan tabel periodik Mendeleev dengan menempatkan
unsur-unsur baru yang ditemukan di dalam ruang kosong yang telah disediakan dalam tabel
Mendeleev. Henry G Mosley berpendapat bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik
dari nomor atomnya. Artinya, sifat dasar suatu unsur ditentukan oleh nomor atomnya bukan
oleh massa atom relatifnya (Ar). Sehingga sistem periodik yang disempurnakan oleh Henry G
Mosley digunakan hingga sekarang dikenal dengan Sistem Periodik Modern.
Daftar ini disusun berdasarkan konfigurasi elektron dari atom unsur-unsur. Unsur-unsur dengan
konfigurasi elektron yang mirip mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip. Jadi sifat unsur ini ada
hubungannya dengan konfigurasi elektron. Hubungan ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Elektron-elektron tersusun dalam orbital
2. Hanya dua elektron saja yang dapat mengisi setiap orbital
3. Orbital-orbital dikelompokkan dalam kulit
4. Hanya n2 orbital yang dapat mengisi kulit ke-n
5. Ada berbagai macam orbital dengan bentuk yang berbeda.
i. Orbital-s, satu orbital setiap kulit
ii. Orbital–p, tiga orbital setiapo kulit
iii. Orbital-d, lima orbital setiap kulitnya
iv. Orbital–f, tujuh orbital setip kulitnya
6. Elektron terluar yang paling menentukan sifat kimianya, yang disebut dengan elektron
valensi
7. Unsur dalam satu golongan mempunyai elektron valensi yang sama sehingga mempunyai
sifat yang mirip
8. Satu golongan unsur berubah secaraa teratur
9. Unsur dalam satu perioda mempunyai sifat yang berubah secara teratur

Dari penguraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut, bahwa:


 Sifat unsur merupakan fungsi berkala dari nomor atom
 Sifat unsur bergantung pada konfigurasi elektron.

Anda mungkin juga menyukai