Anda di halaman 1dari 23

SISTEM PERIODIK UNSUR

Mata Kuliah : Kimia Dasar


Dosen : Wati Sukmawati, M.Pd.
Penyusun : 1. Adelia Dinaianti
2. Dea Taurita Wiyaniputri
3. Lutfiatul Fitrie
A. Tabel Periodik Unsur
• Tabel Periodik Unsur adalah pengelompokan unsur-unsur berdasarkan
kemiripan sifat mengalami perkembangan dari yang paling sederhana
hingga modern. Sistem periodik unsur adalah unsur yang mempunyai
kemiripan sifat kima dan sifat fisis diletakkan dalam satu golongan dan
periode. Letak golongan suatu unsur dalam sistem periodik dapat
diramalkan dari subkulit terakhir yang terisi elektron. Sedangkan letak
periode suatu unsur dapat ditentukan dari jumlah kulit elektron dari
unsur tersebut.
• Keterangan :
1. Sampai saat ini di ketahui terdapat 118 unsur.
2. Setiap unsur dilengkapi dengan sembilan data penting.
3. Deret horizontal disebut periode.
4. Kolom vertikal menunjukan golongan.
5. Nomor atom menunjukan jumlah proton dalam intinya.
6. Garis tebal berwarna orange adalah pemisah antara
bentuk logam dan non logam. Disebelah kiri garis pemisah
merupakan bentuk logam dan disebelah kanan garis
pemisah merupakan bentuk non logam.
B. Perkembangan Sistem Periodik Unsur
• 1. Pengelompokan Unsur Menurut Antoine Lavoiser
(1769)
• Lavoiser pada tahun 1769 menerbitkan suatu daftar
unsur-unsur. Lavoiser membagi unsur-unsur dalam unsur
logam dan non logam. Pada waktu itu baru dikenal
kurang lebih 33 unsur. Pengelompokan ini merupakan
metode paling sederhana untuk dilakukan.
Pengelompokan ini masih sangat sederhana karena
antara unsur – unsur logam sendiri masih banyak
perbedaan.
• Perbedaan logam dan non logam

• Selain unsur logam dan non-logam, masih ditemukan beberapa unsur


yang memiliki sifat logam dan non-logam (unsur metaloid), misalnya
unsur silikon (Se), antimony (Sb), dan arsen (As). Jadi, penggolongan unsur
menjadi unsur logam dan non-logam masih memiliki kelemahan.
• 2. Pengelompokan Unsur Periodik Menurut Triade Doberainer
• Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner mempelajari sifat-
sifat beberapa unsur yang sudah diketahui pada saat itu.
Dobereiner melihat adanya kemiripan sifat di antara beberapa
unsur, lalu mengelompokkan unsur-unsur tersebut menurut
kemiripan sifatnya. Ternyata tiap kelompok terdiri dari tiga unsur
sehingga disebut triade. Apabila unsur-unsur dalam satu triade
disusun berdasarkan kesamaan sifatnya dan diurutkan massa
atomnya, maka unsur kedua merupakan rata-rata dari sifat dan
massa atom dari unsur pertama dan ketiga. Pernyataan ini
dikenal dengan hukum Triade Dobereiner.
• Contoh
  :
Pada kelompok unsur Li, Na, dan K
• Masa atom Na = = = 23,03 ~ 23

• Sistem triade ini ternyata memiliki kelemahan, sistem ini kurang efisien karena
ada beberapa unsur lain yang tidak termasuk dalam satu triade, tetapi
mempunyai sifat-sifat mirip dengan triade tersebut.
• 3. Pengelompokan Unsur Periodik Oktaf Newlands
• Pada tahun 1863, seorang kimiawan Inggris, John
Newlands, menyusun 62 unsur yang saat itu diketahui
berdasarkan kenaikan massa atom. Dari
pengelompokan ini ternyata unsur yang kedelapan
memiliki sifat yang mirip dengan unsur yang pertama,
begitu juga unsur yang kesembilan sifatnya mirip
dengan unsur yang kedua, dan seterusnya.
Pengulangan ini oleh Newlands disebut Hukum Oktaf.
• Kelebihan sistem oktaf : Sistem ini mempelopori penempatan unsur-unsur yang
mirip sifatnya pada satu kolom vertikal.
Kelemahan sistem oktaf :
1. Sistem ini hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan (Ar rendah)
2. Pengelompokkan sistem ini terlalu di paksakan, sehingga banyak unsur yang
mirip sifatnya.
• 4. Pengelompokan Unsur Periodik Menurut Mendeleev
• Pada tahun 1869, seorang sarjana asal Rusia bernama Dmitri Ivanovich
Mendeleev, berdasarkan pengamatannya terhadap 63 unsur yang
sudah dikenal ketika itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah
fungsi periodik dari massa atom relatifnya dan persamaan sifat. Artinya,
jika unsur – unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya,
maka sifat tertentu akan berulang secara periodik.
• Mendeleev menempatkan unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat
dalam satu lajur vertikal, yang disebut golongan. Lajur-lajur horizontal,
yaitu lajur unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya,
disebut periode. Mendeleev yang pertama kali mengemukakan tabel
sistem periodik, maka ia dianggap sebagai penemu tabel sistem
periodik yang sering disebut juga sebagai sistem periodik unsur pendek.
• Kelebihan : Berani mengosongkan beberapa tempat dengan keyakinan
bahwa masih ada unsur yang belum di kenal.
Kelemahan : Penempatan bebrapa unsur tidak sesuai dengan kenaikan
massa atom relatifnya. Selain itu masih banyak yang belum di kenal.
• 5. Pengelompokan Unsur Periodik Menurut Monselev
• Henry G. Moseley merupakan penemu cara menentukan nomor
atom pada tahun 1914 kembali menemukan bahwa sifat-sifat
unsur merupakan fungsi periodik nomor atomnya.
Pengelompokkan yang disusun oleh Mendeleev merupakan
susunan yang berdasarkan kenaikan nomor atomnya dan
konfigurasi elektron. Unsur golongan A disebut golongan utama
sedangkan golongan B disebut golongan transisi. Sistem
periodik modern tersusun atas 7 periode dan 16 golongan yang
terbagi menjadi 8 golongan utama atau golongan A dan 8
golongan transisi atau golongan B.
C. Sifat – Sifat Periodik Unsur
• Sifat – sifat unsur yang berubah secara teratur di sebut sifat
periodik unsur - unsur. Sifat – sifat unsur dalam sistem periodik
meliputi :
1. Jari – jari atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom hingga kulit terluarnya.
Unsur-unsur yang segolongan, jari-jari atom makin ke bawah
makin besar, sedangkan unsur-unsur yang seperiode, jari-jari
atom makin ke kanan makin kecil.
2. Potensial Ionisasi
• Potensial ionisasi adalah energi yang di perlukan untuk melepaskan
elektron terluar suatu atom. Unsur-unsur yang segolongan, energi
ionisasinya makin ke bawah semakin kecil, sedangkan unsur-unsur
yang seperiode makin ke kanan semakin kecil.
3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang di bebaskan atom netral dalam
pengikatan elektron untuk membentuk ion negatif. Dalam satu
golongan, afinitas elektron cenderung berkurang dari atas ke bawah,
sedangkan dalam satu periode, afinitas elektron cenderung bertambah
dari ke kiri ke kanan. Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua
unsur golongan utama mempunyai afinitas elektron bertanda negatif.
Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh golongan halogen.
4. Elektronegatifitas
Elektronegatifitas adalah kemampuan atau kecenderungan suatu atom
untuk menarik elektron dari atom lain. Unsur-unsur yang segolongan,
keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil, sedangkan unsur-
unsur yang seperiode, keelektronegatifan makin ke kanan makin besar.
5. Kelogaman
Kelogaman adalah sifat logam yang dimiliki oleh suatu unsur. Unsur
logam terdapat di sebelah kiri dalam SPU, sedangkan unsur non logam
terdapat di sebalah kanan. Batas logam dan non logam dinamakan
unsur semi logam atau metalloid. Contoh unsur B, Si, Ge, As, Sb, Te, Bi,
dan Po.
6. Keasaman
Keasaman adalah sifat asam basa yang dimiliki oleh suatu unsur. Asam adalah
unsur yang dalam bentuk oksidanya jika di tambahkan air membentuk larutan
asam. Basa adalah unsur yang dalam bentuk oksidanya jika di tambahkan air akan
membentuk larutan basa.
7. Kereaktifan
Kereaktifan adalah kemudahan suatu unsur untuk melakukan reaksi dengan
unsur lain.
8. Titik leleh dan Titik Didih
a. Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai
golongan IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan tiitk didih terendah
dimiliki olrh unsur golongan VIIIA.
b. Dalam satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan unsur-unsur
golongan IA-IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah,
unsur-unsur golongan VA-VIIIA titik cair dan titik didihnya makin tinggi.
D. Penentuan Golongan dan Periode
• 1. Golongan A, menempati sub kulit s dan p
• Jika s = 1, golongan IA
• Jika s = 2, golongan IIA
• Jika s + p = 3, golongan IIIA
• Jika s + p = 4, golongan IVA
• Jika s + p = 5, golongan VA
• Jika s + p = 6, golongan VIA
• Jika s + p = 7, golongan VIIA
• Jika s + p = 8, golongan VIIIA
• 2. Golongan B, menempati sub kulit d
• Jika s + d = 11, golongan IB
• Jika s + d = 12, golongan IIB
• Jika s + d = 3, golongan IIIB
• Jika s + d = 4, golongan IVB
• Jika s + d = 5, golongan VB
• Jika s + d = 6, golongan VIB
• Jika s + d = 7, golongan VIIB
• Jika s + d = 8,9 dan 10, golongan VIIIB
Berdasarkan sub kulit atom
• Contoh Soal :
• 11Na = 1s2 2s2 2p6 3s1
• Pada konfigurasi elektron tersebut berakhir dengan sub kulit s, yang berisi 1
elektron, sehingga sub kulit s = 1, maka 11Na terletak pada golongan IA. Didepan
sub kulit terdapat angka terbesar yaitu 3, maka 11Na terletak pada periode 3.
• 16S = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
• Pada konfigurasi elektron tersebut berakhir dengan sub kulit s + p = 6 , maka 16S
terletak pada golongan VI A. Di depan sub kulit terdapat angka terbesar yaitu 3,
maka 16S terletak pada periode 3.
• 26Fe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6
• Pada konfigurasi elektron tersebut berakhir dengan sub kulit s + d = 8 , maka 26Fe
terletak pada golongan VIII B. Di depan sub kulit terdapat angka terbesar yaitu 4,
maka 26Fe terletak pada periode 4.
PENUTUP
• A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang dipresentasikan di atas dapat disimpulkan bahwa :
a. Tabel Periodik Unsur adalah pengelompokan unsur-unsur berdasarkan
kemiripan sifat mengalami perkembangan dari yang paling sederhana hingga
modern.
b. Sifat-sifat unsur yang berubah secara teratur disebut sifat periodik unsur
terdiri dari Jari-jari atom, potensial ionisasi, afinitas elektron,dan
keelektronegatifan.
c. Sistem periodik merupakan suatu cara untuk mengelompokkan unsur-unsur
berdasarkan sifatnya. Pengelompokkan unsur tersebut terdapat golongan,
periode, dan sifat-sifat unsur dalam sistem periodik modern.
d. Penentuan periode dan golongan bisa di dapat berdasarkan sub kulit atom.
B. Daftar Pustaka
• https://wwwbelajarkimia21.blogspot.com/2016/04/contoh-makalah-
sistem-priodik-unsur.html?m=1

• https://nonick04.blogspot.com/2015/08/bagaimana-cara-sederhana-
menentukan.html

• https://silviakimangela.files.wordpress.com/2015/10/sistem-periodik
-unsur.pdf

• Wuri Astuti, Dina dan Septi S., Fatimah. 2010. Bahas Tuntas Soal
Kimia SMA Kelas X, X, dan XII. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
• Sukmawati, Wati (2014) PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN
SAINTIFIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN KLASIFIKASI MATERI
UNTUK MENINGKATKAN LITERASI DAN SIKAP SAINS SISWA. Masters

Anda mungkin juga menyukai