Anda di halaman 1dari 19

1

4
3
2
0
5
SITOKIN
AMELIA NUNING FUJI ASTUTI (1804015106)
JIHAN NURMALA (1804015006)
SHOLAH HANDAYANI (1804015034)
Definisi sitokin
 Istilah limfokin pertama kali digunakan pada tahun 1960
untuk golongan protein yang diproduksi limfosit B dan T
yang diaktifkan. Ternyata sel-sel lain seperti makrofag,
eosinophil, sel mast, sel endotel dan epitel juga
memproduksi protein golongan tersebut. Oleh karena itu
istilah lebih tepat adalah sitokin

 Sitokin merupakan suatu molekul yang dihasilkan oleh sel,


yang berperan sebagai mediator atau penghantar sinyal
dari suatu sel, baik untuk menginduksi dari suatu sel ke sel
lain maupun untuk menginduksi dirinya sendiri
Makrofag menyerang bakteri dan memicu pelepasan
sitokin
SITOKIN PADA IMUNITAS NONSPESIFIK
1. Tumor Necrosis Faktor (TNF)
 Merupakan sitokin utama pada respon inflamasi akut terhadap bakteri
negative gram dan mikroba lainnya.
2.Interleukin 1 (IL-1)
 Merupakan sitokin yang fungsinya sama dengan TNF yaitu mediator inflamasi
yang merupakan respon terhadap infeksi dan ransangan lain.
3. Interleukin 6 (IL-6)
 Merupakan sitokin yang berfungsi merangsang hepatosit untuk memproduksi
Acute Phase Protein (APP) dan bersama Stem Cell Factor (SCF), merangsang
progenitor di sumsum tulang untuk memproduksi neutrophil
4. Interleukin 10 (IL-10)
 Merupakan inhibitor makrofag dan sel dendritik yang berperan dalam
mengontrol reaksi imun nonspesifik dan imun selular.
5. Interleukin 12 (IL-12)
 Merupakan mediator utama imunitas non spesifik dini terhadap mikroba intraseluler
dan merupakan inductor kunci dalam imunitas seluler spesifik terhadap mikroba.
6. Interferon 1 (IFN-1)
 Merupakan sitokin yang berperan dalam imunitas non spesifik dini pada infeksi virus
7. Interleukin 15 (IL-15)
 Merupakan faktor pertumbuhan dan faktor hidup terutama untuk sel Cluster of
Differentiation 8+ (CD 8+) yang hidup lama
8. Interleukin 18 (IL-18)
 Merupakan interleukin yang diproduksi makrofag sebagai respon terhadap
lipopolisakarida (LPS) dan produk mikroba lain.
9. Interleukin 33 (IL-33)
 Merupakan interleukin yang berperan sebagai komponen yang mengatur respon
imun.
SITOKIN PADA IMUNITAS SPESIFIK
1. interleukin 2 (IL-2)
 Adalah faktor pertumbuhan untuk sel T yang dirangsang antigen dan berperan pada ekspansi
klon sel T setelah antigen dikenal
2. interleukin 4 (IL-4)
 Merupakan stimulus utama produksi immunoglobulin E (Ig-E) dan perkembangan T helper 2
dari sel CD 4 + naif.
3. interleukin 5 (IL – 5)
 Merupakan activator pematangan dan diferensiasi eosinophil utama dan berperan dalam
hubungan antara aktivasi sel T dan inflamasi eusinofil .
4. interferon y (IFN – γ)
 Merupakan sitokin yang mengaktifkan makrofag untuk membunuh fagosit.
5. tumor growth factor (TGF-β)
 Merupakan sitokin yang merangsang produksi immunoglobulin A (Ig –A ) melalui induksi dan
pengalihan sel B
6. limfotoksin (LT)
merupakan mediator pada inflamasi akut dan menghubungkan sel T dengan inflamasi
7. interleukin 13(IL-13)
 Merupakan interleukin yang merangsang produksi mucus oleh sel epitel paru dan berperan
pada asma
8. interleukin 16( IL-16)
 Diproduksi berbagai cell dengan fungsi multiple
9. interleukin 17(IL-17)
 Memproduksi cell T memori yang diaktifkan dan menginduksi peoduksi sitokin pro iinflamasi
lain seperti TNF (Tumor Necrosis Factor), INTERLEUKIN 1(IL-1) dan kemokin.
10. interleukin 23(IL-23)
 Merangsang pperkembangan sel T CD - 4 untuk memproduksi IL -17
11. interleukin 25 (IL – 25)
 Berperan dalam meningkatkan reaksi inflamasi yang sel T dependent bentuk lain
12. interleukin 31 (IL-31)
 Ekspresi IL – 31 berlebihan dapat menimbulkan gatal, hipereaktifitas broncus ,dermatitis
dan alergi.
13. interleukin 9 (IL-9)
 Merupakan sitokin yang diproduksi cell T pertama kali
Sifat umum sitokin
 masa paruhnya singkat
 cepat terurai sebagai metode regulasi sehingga sulit diukur dalam
sirkulasi
 kebanyakan bekerja local dalam lingkungan mikro sel
 beberapa bekerja pada produksi sel itu sendiri meningkatkan aktivasi
dan diferensiasi melalui reseptor permukaan dengan afinitas tinggi
 kebanyakan
efek biologis sitokin bersifat pleiotropik misalnya
mempengaruhi organ mutipel dalam tubuh
 kebanyakan juga menunjukkan fungsi biologis yang tumpeng tindih,
sehingga menggambarkan redundasi pada kelompoknya. Karena
alasan inilah target terapeutik sitokin tertentu sering gagal.
Fungsi sitokin
 Fungsi sitokin pada imunitas nonspesifik

Sitokin Asal sekresi Sasaran dan dampak


IL-1 Monosit, makrofag, sel endotel, Vaskular (inflamasi), hipotalamus (demam), hati (induksi APP)
sel epitel
TNF-α makrofag Vascular (inflamasi), hati (induksi APP), kehilangan otot,
lemak tubuh (kaheksia), diinduksi kematian berbagai
jenis sel, aktivasi neutrofil
IL-12 Makrofag, SD Sel NK, mempengaruhi imunitas spesifik (promosi subset Th 1)

IL-6 Makrofag, sel endotel hati (induksi APP), memenaruhi imunitas spesifik (poliferasi dan
sekresi antibodi jalur sel B)

IFN-α Makrofag Induksi keadaan antiviral pada kebanyakan sel dengan nucleus,
mengikatan ekspresi MHC-I, aktivasi sel NK

IFN-β Fibroblas Induksi keadaan antiviral pada kebanyakan sel dengan nucleus,
mengikatan ekspresi MHC-I, aktivasi sel NK
Fungsi sitokin pada imunitas spesifik

Sitokin Asal sekresi Sasaran dan dampak


IL-2 Sel T Poliferasi sel T, promosi AICD, aktivasi dan poliferasi sel NK, poliferasi sel
B

IL-4 Th 2, sel mast Promosi diferensiasi Th2, pengalihan isotop ke IgE

IL-5 Th 2 Aktivasi pembentukan eosinophil

TGF-β Sel T, makrofag, jenis sel Menghambat poliferasi dan fungsi efektor sel T,
lainnya Menghambat poliferasi sel B, Promosi pengalihan isotop ke IgA,
menghambat makrofag

IFN-ᵞ Th 1, CD 8+ , sel NK Aktivasi makrofag, peningkatan ekspresi MHC-I dan MHC-II,


peningkatan presentasi antigen
Antagonis sitokin
Sejumlah protein mencegah aktivitas biologis sitokin. Sitokin tersebut berikatan
direk dengan reseptor sitokin tetapi tidak dapat mengaktifkan sel, atau berikatan
direk dengan sitokin yang menceah aktivitasnya. Contoh yang menghambat adalah
antagonis IL-1R (IL-1Ra) yang berikatan IL-1R tetapi tidak memiliki aktivitas.

Beberapa virus dapat mengembangkan strategi untuk menghindari aktivitas


sitokin. Strategi antisitokin tersebut merupakan buktibiologis pentingnya sitokin
dalam menimbulkan respon imun yang efektif terhadap mikroba. Virus Epstein Barr
(EBV) memproduksi molekul serupa IL-10 (vIL-10) yang mengikat IL-10 selular
menekan reseptor Th 1 yang efektif terhadap parasit intraselular dan virus. Molekul
yang diproduksi virus menyerupai sitokin memungkinkan virus untuk manipulasi
respons imun yang membantu masa hidup patogen.
Efek sitokin
 Sitokin dapat memberikan efek langsung dan tidak langsung.

 Langsung:
 Lebih dari satu efek terhadap berbagai jenis sel (pleitropi)
 Autoregulasi (fungsi autokrin)
 Terhadap sel yang lletaknya tidak jauh (fungsi parakin)

 Tidak langsung:
 Menginduksi ekspresi reseptor untuk sitokin ain atau bekerja sama
dengan sitokin lain dalam merangsang sel (senergisme)
 Mencegah ekspresi resetor atau produksi sitokin (antagonisme)
Jenis- Jenis sitokin

 Sitokinsangat beragam, yang berarti, mereka tidak semua


sama. Tubuh memproduksi berbagai jenis sitokin:
 Faktor koloni yang merangsang (menstimulasi produksi sel
darah)
 faktorpertumbuhan dan diferensiasi (fungsi terutama
dalam pengembangan)
 regulasiimun dan proinflamasi sitokin (interferon,
interleukin, danTNF-alpha yang berfungsi dalam sistem
kekebalan tubuh)
KEMOKIN

Kemokin adalah sitokin yang merupakan


superfamily polipeptida kecil, terbanyak
mengandung 90-130 recidu asam amino.
Fungsinya mengontrol adhesi secara selectif,
kemotaksis, dan aktivasi berbagai jenis leukosit
dan sub populasi nya.
DAFTAR PUSTAKA

 Baratawidjaja,Karnen Garna dan Iris Rengganis. 2009.


Imunoologi Dasar, Edisi 8. Jakarta: Balai Penerbit Fkui.
 Radji,Maksum. 2010. Imunologi dan Virologi. Jakarta:ISFI
Penerbitan.
 Sudiana,I Ketut. 2008. Patobiologi Kanker. Jakarta:
Salemba Medika.
 Subbowo. 2014. Imunobiologgi, Edisi 3. Jakarta: Sagung
Seto.

Anda mungkin juga menyukai