Anda di halaman 1dari 8

TUGAS IMUNOLOGI DAN SEROLOGI

“SITOKIN ”

NAMA :

Suci Aprilia (1948201120)

DOSEN : WAHYU RAMADHAN, S.Si., M.Sc

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ABDURRAB

2022/2023
SITOKIN

A. Pengertian SITOKIN

Di dalam proses eliminasi patogen dari tubuh, seluruh komponen dalam sistem
kekebalan tubuh akan bekerja sama mencapai tujuan ini. Salah satu komponen sistem
mengatur sistem imunitas ini adalah sitokin. Sitokin dikenal karena peranannya dalam
aktivasi sel-sel imun juga sekaligus berperan dalam komunikasi antar sel.

Sitokin merupakan protein yang dihasilkan oleh sel dan berfungsi terhadap sel itu
sendiri maupun sel-sel lain di sekitarnya. Sitokin ini berperan dalam aktivasi sel-sel imun
(baik non spesifik maupun spesifik), mengatur hematopoiesis maupun membantu terjadinya
peradangan (Inflamasi).

Sumber: modul esaUnggul oleh dr. Henny Saraswati, S.si.M.biomed th 2017

Sitokin memiliki beberapa nama lain yang dihubungkan dengan jenis sel penghasil,
sel target dan cara kerja sitokin tersebut. Monokin adalah sel yang dihasilkan oleh makrofag.
limfokin adalah sitokin yang dihasilkan oleh limfosit, Interleukin adalah sitokin yang
dihasilkan oleh dan berfungsi untuk sel leukosit, kemokin adalah sitokin yang berfungsi
untuk menstimulasi pergerakan sel-sel leukosit ke tempat infeksi.

B. FUNGSI SITOKIN
1. Mediator dan regulator imunitas bawaan  IL-12, IFN
2. Mediator dan regulator imunitas didapat  IL-2, IL-4, IL-5,, IL-13,
IFN,Transforming growth factor-β (TGF-β) dan lymphotoxin (TNF- β)
3. Stimulator hematopoiesis
4. pengaturan respon imun non spesifik, spesifik, hematopoiesis dan peradangan
atau inflamasi.
C. CARA KERJA SITOKIN
Terdapat 3 cara kerja sitokin, yaitu autokrin, parakrin dan endokrin. Autokrin
adalah cara kerja sitokin dimana sitokin yang dihasilkan akan bekerja sendiri terhadap
yang memproduksinya. Parakrin merupakan cara kerja sitokin dimana sitokin
tersebut akan berperan pada sel-sel yang terdapat di sekitar sel penghasil sitokin.
Terakhir adalah endokrin, yaitu apabila sitokin akan mengikuti aliran darah dan
berperan pada sel-sel yang letaknya cukup jauh dari sel penghasil sitokin. Contoh
sitokin yang memiliki cara kerja endokrin adalah hormon. Sitokrin yang dihasilkan
dan bekerja dengan cara autokrin, parakrin maupun sitokrin akan ditangkap ole
reseptor pada sel target (Gambar )

Sumber: modul esaUnggul oleh dr. Henny Saraswati, S.si.M.biomed th 2017

Terdapat beberapa kemampuan kerja sitokin yaitu pleiotropisme, redundansi,


sinergi dan antagonism(Gambar 20). Pleiotropisme adalah kemampuan satu sitokin
untuk bekerja pada beberapa jenis sel target. Redundansi adalah kemampuan un
beberapa sitokin yang dapat menghasilkan respon yang sama. Sinergi merupakan cara
kerja beberapa sitokin yang saling bekerja sama untuk menghasilkan satu jenis
respon. Sedangkan antagonism adalah kemampuan satu jenis sitokin yang dapat
menghambat sitokin lain.
Karakteristik sitokin juga cukup khas, diantaranya:
1. Akan diproduksi oleh-sel yang teraktivasi karena mengenal patogen,
2. Sitokin yang diproduksi kemudian akan berikatan dengan reseptor
yang ada di permukaan sel target.
3. Ekspresi reseptor sitokin ini akan diatur oleh sinyal eksternal,
4. Sitokin yang sudah mencapai sel target dapat mengubah ekspresi gen
sel target, sehingga akan terjadi perubahan sifat dan perbanyakan sel
target
5. Produksi sitokin juga akan diatur sehingga tidak terlalu banyak pada
tubuh (feedback mechanism).

Sumber: modul esaUnggul oleh dr. Henny Saraswati, S.si.M.biomed th 2017

D. AKTIVITAS BIOLOGIS
Sitokin dapat memberikan efek langsung dan tidak langsung.
Langsung :
1. Lebih dari satu efek thd berbagai jenis sel (pleitropi)
2. Autoregulasi (fungsi autokrin)
3. Thd sel yg letaknya tdk jauh (sfungsi parakin)
Tidak langsung :
1. Menginduksi ekspresi reseptor utk sitokin lain /bekerjasama dg sitokin lain dlm
merangsang sel (sinergisme)
2. Mencegah ekspresi reseptor/produksi sitokin (antagonisme
Peranan sitokin pada respon imun non spesifik dan spesifik
Sitokin bisa berperan dalam pengaturan respon imun non spesifik, spesifik,
hematopoiesis dan peradangan atau inflamasi.
1. Respon non spesifik
Sitokin akan mengaktivasi sel-sel respon imun non seluler. Sitokin jenis ini
banyak dihasilkan oleh sel makrofag dan sel dendritik.Contohnya adalah
TNFa (Tumor Necrosis Factor-a) dan IL-12 (Interleukin-12). Tumor Necrosis
Factor-a adalah sitokin yang berperan dalam stimulasi leukosit ke tempat
infeksi, menghasilkan peradangan dan menghilangkan patogen.Sedangkan IL-
12 akan berperan dalam menstimulasi sel NK dan sel limfosit T untuk
menghasilkan IFNy. Sitokin IFNy sendiri akan mengaktifkan makrofag untuk
berfagositosis. Aktivitas sitotoksik dari sel NK dan sel T CD8' ditingkatkan
oleh sitokin IL-12 ini.Selain itu IL 12bersama-sama IFNy
berperanBmembantu diferensiasi sel limfosit T menjadi sel Th1.
2. Respon imun spesifik
Sitokin juga bisa membantu respon imun spesifik. Untuk kelompok sitokin ini
banyak diproduksi oleh sel-sel limfosit T Contoh sitokin yang berperan adalah
IL-2 dan IFNy. Untuk sitokin IL-2 memiliki peran dalam membantu
pertumbuhan, daya tahan, perbanyakan dan diferensiasi sel-sel limfosit T.
Selain itu juga berperan dalam perbanyakan dan diferensiasi sel NK serta
meningkatkan aktivitas sitotoksiknya. Sitokin IFNy sangat penting dalam
mengaktivasi makrofag untuk melakukan fagositosis, diferensiasi sel T helper
menjadi T,1, menstimulasi produksi IgG dari sel limfosit B dan meningkatkan
ekspresi MHC (Major Histocompatibility Complex) dalam pengenalan
antigen.
3. Stimulasi hematopoiesis.
Sitokin juga berperan dalam stimulasi hematopoiesis contohnya sitokin
dengan fungsi ini antara lain IL-7 dan GM-CSF (Granulocyte Macrophage
Colony Stimulating Factor). Interleukin-7 akan menstimulasi pembentukan sel
limfosit T dan B dari progenitor limfoid, sedangkan GM-CSF akan membantu
pembentukan sel dendritik dan monosit dari sumsum tulang.
4. Peradangan atau inflamasi
Berdasarkan efeknya pada limfosit dan sel imun lainnya, sitokin dibagi
menjadi dua, yaitu sitokin pro-inflamasi dan sitokin anti-inflamasi. Sitokin
pro-inflamasi adalah sitokin yang berperan dalam meningkatkan reaksi
peradangan dan memiliki sifat agelsik. Sitokin pro-inflamasi ini diproduksi
pada fase awal infeksi, yang mana bertujuan untuk mengeliminasi patogen
yang masuk ke dalam sel. Yang termasuk ke dalam sitokin pro-inflamasi di
antaranya adalah TNF , IL-1, dan IL-6. Sementara, sitokin anti-inflamasi
adalah sitokin yang berperan dalam menurunkan reaksi peradangan dan
membantu proses perbaikan jaringan tubuh. Sitokin anti-inflamasi ini
diproduksi pada fase lanjut infeksi dan memiliki sifat analgesik. Yang
termasuk ke dalam sitokin anti-inflamasi di antaranya adalah IL-4 dan IL-10.
E. SISTEM PENGONTROL
(1) IL-1
Sumber : monosit, makrofag, SD, Sel T, B, NK, endotel, otot polos, fibroblas,
keratinosit, kondrosit.
Fungsi utama : mediator respons inflamasi penjamu pada imunitas bawaan
(2) IL-2
Sumber utama : Sel T
Fungsi utama : meningkatkan prolifeerasi dan diferensiasi sel imun lain (sel NK,
sel B)
(3) IL-3
Sumber utama : sel T, sel mast, eosinofil
Fungsi : merangsang fase dini hematopoises, meningkatkan pertumbuhan monosit
dan sel B.
(4) IL-4
Sumber utama : sel T, sel mast
Fungsi : mengatur beberapa fase hematopoiesis
(5) IL-5
Sumber utama : sel T, sel mast, eosinofil
Fungsi : merangsang pertumbuhan eosinofil
(6) IL-6
Sumber : sel T,B, makrofag, fibroblas, keratinosit, sel endotel
Fungsi : mengatur respons fase akut, inflamasi
(7) IL-7
Sumber : sumsum tulang, timus
Fungsi : mengatur fase dini perkembangan sel limfoid.
(8) IL-8
Sumber : sel B,T, monosit, fibroblas, endotel, epitel.
Fungsi : mengatur inflamasi melalui pemberian sinyal kemotaksis, merangsang
angiogenesis
(9) IL-9
Sumber : sel T
Fungsi : merangsang aktifasi sel T dan sel mast.
(10) Interferon (IFN) – α
Sumber : limfosit, monosit, makrofag.
Fungsi : resistensi thd virus, regulasi ekspresi MHC-1
(11) IFN-β
Sumber : Fibroblas, epitel.
Fungsi : resistensi thd virus, regulasi ekspresi MHC-1
(12) IFN-γ
Sumber : Sel T, NK
Fungsi : aktivasi makrofag
(13) Tumor Necrosis Factor (TNF)
Merupakan mediator utama pada respons inflamasi akut terhadap bakteri gram
negatif dan berperan dlm respon imun bawaan thd mikroorganisme penyebab
infeksi lain.
(14) TGF
Mempunyai peran penting pada perkembangan embrio, penyembuhan luka dan
pembentukan tulang
(15) Kemokin
Superfamili polipeptida kecil
Mengandung 90-130 residu asam amino
Fungsi  mengontrol adhesi secara selektif, kemotaksis dan aktivasi berbagai
jenis leukosit.
DAFTAR PUSTAKA

 Abbas, AK, Andrew H.L. Shiv P. 2012. Cellular and Molecular


Immunobiology. 6th Ed. Saunders Elsevier. Philadelphia Companies. New
York.
 Christina, B. B. H., Fransisca, C., Kristin, K., & Sudiono, J. (2016, April).
Peran monosit (Makrofag) pada proses angiogenesis dan fibrosis.
In Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan.
 dr.Saraswati henny . MODUL MATA KULIAH IMUNOLOGY(2017).
UNIVERSITAS ESA UNGGUL, JAKARTA
 Fitriani, N. I. (2020). Tinjauan pustaka covid-19: virologi, patogenesis,
dan manifestasi klinis. Jurnal Medika Malahayati, 4(3), 194-201.
 Munasir, Z. (2016). Respons imun terhadap infeksi bakteri. Sari
Pediatri, 2(4), 193-7.
 Munasir, Z., Wahdini, S., Kodariah, R., Iswanti, F. C., Yunihastuti, E., &
Handimulya, D. (2019). Buku Pedoman Kerja Mahasiswa (BPKM) Modul
Imunologi Kedokteran.
 Murphy, K. 2012. Janeway's Immunobiology 8th Ed. Garland Science.
London

Anda mungkin juga menyukai