Anda di halaman 1dari 25

SEDIAAN KOSMETIK

PELEMBAP KULIT
Nama kelompok B TOPIK 1 :
1. Suci Aprilia (1948201120)
2. Suci Indah Sapitri (1948201122)
3. Suci Rahayu (1948201123)
4. Suci Rahma Ningsih ( 1948201124)
5. Tharisya Asyari (1948201126)
6. Tiara Uma Devista Br Danamik (1948201127)
7. Tika Ayu Andani (1948201128)

DOSEN : IBU apt, DIANA AGUSTIN


AGENDA
• Anatomi fisiologi kulit kering
• Mekanisme kerja pelembapan kulit (oklusif, emolien,
humektan) dancontoh bahan untuk masing-masing jenis
• Sejarah penggunaan pelembap kulit
• Formulasi produk pelembap kulit
• Pengemasan produk pelembap kulit
• Evaluasi produk pelembap kulit

Suci Aprilia (1948201120)


ANATOMI FISIOLOGI KULIT
KERING
• Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh
bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di
dalamnya. Pemahaman tentang anatomi dan fisiologi kulit akan
membantu mempermudah perawatan kulit untuk mendapatkan
kulit wajah yang segar, lembab, halus, lentur dan bersih.
• Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi dengan berat 10
kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau
beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang.
• Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam
gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi
melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan
tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit
ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi
sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk
melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet.
Suci Indah Sapitri (1948201122
• Kulit menutup tubuh manusia pada daerah tubuh yang paling luas dari
kepala sampai ke kaki. Kulit wajah yang sehat dan cantik akan tampak
kencang, lentur, dan lembab, kondisi ini tidak akan menetap selamanya,
sejalan dengan perkembangan usia, ketika kondisi tubuh menurun, kulit
tidak hanya menjadi kering tapi juga suram dan berkeriput. Keadaan ini
makin mudah terjadi setelah melewati usia tiga puluhan. Saat itu fungsi
kelenjar minyak mengendur, sehingga kulit terasa lebih kering
dibandingkan dengan sebelumnya.
• Dengan bertambahnya usia, kadar asam amino pembentuk kalogen pun
berkurang sehingga kalogen yang terbentuk bermutu rendah, selain itu
kalogen kehilangan kelembaban dan menjadi kering serta kaku.
Akibatnya jaringan penunjang itu tak mampu menopang kulit dengan
baik, seperti yang tampak pada kulit orang tua yang makin lama makin
kendur dan kurang lentur.
• Perubahan susunan molekul kalogen ini merupakan salah satu faktor
utama yang membuat kulit manusia lebih cepat keriput, timbul
pigmentasi, kehilangan kelembaban dan elastisitas. Kapan tanda-tanda
penuaan itu muncul, tergantung pada usaha kita untuk melindungi dan
merawatnya secara baik.
Suci Indah Sapitri (1948201122
• STRUKTUR KULIT
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan
yaitu :
1. Kulit ari (epidermis), sebagai
lapisan yang paling luar,
2. Kulit jangat (dermis, korium atau
kutis), dan
3. jaringan penyambung di bawah
kulit (tela subkutanea, hipodermis
atau subkutis)

Suci Rahayu (1948201123


Kulit normal Kulit kering

Suci Rahayu (1948201123


• Kulit kering terjadi jika keseimbangan kadar minyak terganggu. Pada kulit
berminyak terjadi kelebihan minyak dan pada kulit kering justru kekurangan
minyak. Kandungan lemak pada kulit kering sangat sedikit, sehingga mudah terjadi
penuaan dini yang ditandai keriput dan kulit terlihat lelah serta terlihat kasar.
• Kulit kering memerlukan perawatan yang bersifat pemberian nutrisi agar kadar
minyak tetap seimbang dan kulit dapat selalu terjaga kelembabannya. Salah satu
keuntungan kulit kering adalah riasan wajah dapat lebih awet, karena kadar sebum
dalam lapisan dermis tidak berlebihan hingga riasan tidak mudah luntur.
• Kulit kering memiliki ciri-ciri :
1. kulit halus tetapi mudah menjadi kasar,
2. mudah merekah dan terlihat kusam karena gangguan proses keratinisasi kulit ari,
3. tidak terlihat minyak berlebihan di daerah T yang disebabkan oleh berkurangnya
sekresi kelenjar keringat dan kelenjar palit atau kelenjar minyak.
4. Ciri lainnya yaitu mudah timbul kerutan yang disebabkan oleh menurunnya
elastisitas kulit
5. berkurangnya daya kerut otot-otot,
6. mudah timbul noda hitam, mudah bersisik, riasan yang dikenakan tidak mudah
luntur, reaktivitas
7. kepekaan dinding pembuluh darah terhadap rangsanganrangsangan berkurang
sehingga peredaran darah tidak sempurna dan kulit akan tampak pucat, suram
dan lelah.
Suci Rahayu (1948201123
Suci Rahma Ningsih ( 1948201124
Mekanisme kerja pelembapan kulit (oklusif, emolien,
humektan) dan contoh bahan untuk masing-masing jenis

• Oklusif mempunyai mekanisme kerja yang mampu mencegah terjadinya


penguapan air di kulit. Pelembab yang bersifat oklusif biasanya
mengandung petrolatum, mineral oil, dan lanolin. Bahan-bahan
tersebut akan terasa sangat berminyak karena sifatnya menyumbat pori-
pori kulit. Sehingga pelembab oklusif lebih sesuai untuk kulit kering.
• Mekanisme kerja dari emolien ini adalah menyerap air dalam stratum
korneum dengan membuat lapisan yang tidak dapat ditembus oleh air
dengan menggunakan bahan yang berminyak yang tidak larut dalam air
yang dilapiskan pada permukaan kulit. Bahan berminyak ini memberikan
efek yang sama dengan lapisan ganda lipid alami dari kulit yang
berfungsi untuk mencegah pengupan air dari permukaan kulit. Bahan
emolien ini juga membantu untuk memperbaiki fungsi barier air pada
daerah kulit yang lipid alaminya hilang atau mengalami kerusakan.
• Mekanisme kerja dari humektan ini adalah dengan meningkatkan
kapasitas penyimpanan air (water-holding capacity) sratum korneum
dengan pemakaian bahan yang dioleskan pada kulit menggunakan
bahan yang bersifat higroskopis (sesuatu yang mampu menarik air dari
lingkungannya).

Suci Indah Sapitri (1948201122


Suci Aprilia (1948201120
Sejarah penggunaan pelembap
kulit
• Pada abad 16 dan 17, produk alami digunakan untuk perawatan kulit
dan kosmetik. Seperti, ramuan herbal, alkohol dan tumbuhan
digunakan untuk membuat toner, salep untuk mengobati keluhan
kulit. Saat itu, sabun kastil disediakan hanya untuk kelas atas.
• Minat wanita terhadap perawatan kulit dapat ditelusuri di seluruh
dunia selama berabad-abad. Misalnya, orang Mesir menggunakan
minyak esensial untuk menciptakan krim anti-kerut mereka sendiri.
• Pada tahun 1920, semua berbicara tentang produk yang menjaga
kulit belia. Ini adalah bagian dari perasaan yang semarak dari waktu
yang ditimbulkan oleh flappers.
• Tahun 1960-an kita mulai mengenal perawatan kulit multi langkah -
rutinitas pembersih, toner dan pelembab seperti yang kita kenal
sekarang. Pada 1990-an, vitamin diperkenalkan dalam formula untuk
membantu mengurangi tanda-tanda penuaan.

Suci Rahma Ningsih ( 1948201124)


• Hipocrates (460±370 SM) dan kawan-kawannya mempunyai peranan penting
dalam sejarah awal perkembangan kosmetik dan kosmetologi modern melalui
dasar-dasar dermatologi, diet, dan olahraga sebagai sarana yang baik untuk
kecantikan dan kesehatan. Beberapa ahli yang berperan aktif dalam
pengembangan kosmetik, antara lain adalah Cornelius celsus, Discorides, dan
Galen. Sedangkan pada masa modern ini kosmetik semakin dikenal dikalangan
masyarakat Indonesia dengan banyaknya industry dan produk
kecantikan di Indonesia.
• Indonesia yang kaya akan tanaman obat dan rempah-rempah, masyarakatnya pada
zaman dahulu menggunakan kosmetik tradisional yang diolah dengan cara
tradisional pula. Misalnya rempah-rempah, ginseng, sirih yang digunakan sebagai
campuran mandi putri-putri kerajaan. Istilah kecantikan dikenal pertama kali pada
zaman majapahit. Ken dedes adalah salah satu wanita paling cantik pada
zamannya sering menggunakan kosmetik seperti beras kencur, bengkoang, lidah
buaya, dan lain- lain yang diolah secara tradisional untuk
memperindah penampilan.
• Wanita telah merawat kulit selama berabad-abad. Tapi rutinitas perawatan kulit
berubah drastis seiring waktu dan berbeda di setiap benua. Abad 20 menjadi era
keemasan produk perawatan kulit - masa dimana mereka tersedia untuk semua
kalangan.
Suci Rahma Ningsih ( 1948201124)
• Tidak ada yang tahu pasti sejak kapan persisnya kosmetika mulai dipakai
oleh masyarakat Indonesia. Namun, hal tsb berhubungan dengan sejarah
kebudayaan bangsa Indonesia yang dahulu berpusat diKeraton (Istana)
yang juga merupakan pusat pemerintahan. Budaya merawat kecantikan
secara tradisional oleh para istri dan puteri keraton menjadi contoh bagi
masyarakatdi sekitarnya.
• Pada tahun 1970-an, Mooryati Soedibyo dan MarthaTilaar merintis jalan
untuk memasyarakatkan kembali kosmetika tradisional yang hampir
terlupakan. Kedua tokoh tsb mendirikan bisnis kosmetika yang cukup
ternama.
• Moeryati Soedibyo mendirikan PT Mustika Ratu. Sedangkan Martha Tilaar
mendirikan PT Martina Berto dengan brand Sari ayu Martha Tilaar. Upaya
kedua tokoh tsb masih dalam taraf melakukan pembuatan kosmetika
tradisional dan semitradisional yang sukses pemasarannya di dalam
maupun luar negeri.
• Bisnis kedua tokoh belum melakukan analisis dan penelitian mendalam
untuk mencari bahan aktif serta membuat sintesis bahan buatan
pengganti.

Tharisya Asyari (1948201126)


Formulasi produk pelembap kulit

Tharisya Asyari (1948201126)


Tiara Uma Devista Br Danamik (1948201127
Suci Aprilia (1948201120)
Pengemasan produk pelembap
kulit
• Brand Nama/Logo/Merk Dagang Merupakan nama dagang dari Perusahaan anda. (contoh:
paragon, sdm, sari ayudll)
• Nama Produk Nama yang diberikan kepada produk anda. (contoh: wardah, you, maybelline, ,
dil)
• Jenis Produk Jenis produk yang anda pasarkan. (contoh: moizturezer, day cr, night cr, dll)
• Logo Halal Tanda sertifikat bahwa produk anda dapat dikonsumsi oleh umat muslim. Tanda ini
dikeluarkan oleh Din POM dan MUI Provinsi tempat dimana anda berdomisili.
• Berat Netto Produk Anda
• PIRT (Perizinan) Nomor sertifikat izin yang menyatakan bahwa produk anda telah lulus uji
klinis yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan di provinsi anda.
• Penjelasan Produk Penjelasan singkat tentang keunggulan produk anda.
• Tanggal kadaluarsa Tanggal masih dapat dipergunakan atau tidak dari produk yang dibungkus
dalam tersebut sebuah packaging
• kode batang / barkode : Sistem registrasi komputerisasi batang
• Komposisi Kandungan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat produk Anda.
• Kandungan Gizi Kandungan Gizi yang dimiliki oleh produk anda.
• Alamat & Keterangan Produsen : Alamat dari anda sebagai produsen. Berguna apabila
ada keluhan dari konsumen.

Tiara Uma Devista Br Danamik (1948201127


• Jenis Bahan Finishing : Kertas Plastik, Alumunium foil Logam/Kaleng,
Alami Kaca/Gelas
• Pesyaratan Kemasan: Memiliki permeabilitas (kemampuan melewatkan)
udara yang sesuai dengan jenis Produk yang akan dikemas, Harus
bersifat tidak beracun dan inert (tidak bereaksi dengan bahan Produk),
dan harus Harus kedap air.
• Kemasan Sekali Pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung
dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus
permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
• Kemasan yang Dapat Dipakai Berulang Kali (Multi Trip), seperti beberapa
jenis botol minuman (limun, bir) dan botol kecap. Wadah- wadah
tersebut umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi
dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan
ulang oleh pabrik.
• Kemasan yang Tidak Dibuang (Semi Disposable). Wadah-wadah ini
biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah
dipakai, misalnya kaleng biskuit, kaleng susu, dan berbagai jenis botol.
Wadah-wadah tersebut digunakan untuk penyimpanan bumbu, kopi,
gula, dan sebagainya.
Tika Ayu Andani (1948201128)
• Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan
(kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe)
• Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah
kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus,
keranjang tempe, dan sebagainya.
• Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi
pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya
digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan
• Kemasan Hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat
dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas.
• Kemasan Tahan Cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan,
misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk
bahan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan
yang difermentasi.
• Kemasan Tahan Suhu Tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan
yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi.

Tika Ayu Andani (1948201128)


• Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan,
misalnya plastik, kertas, foil.
• Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak
tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu,
gelas, dan logam.
• Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki
sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku, seperti botol
plastik dan wadah bahan yang berbentuk pasta.
• Wadah Siap Pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan
bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya
adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
• Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan
yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian,
misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel,
wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

Tika Ayu Andani (1948201128)


Evaluasi produk pelembap kulit
• Pemeriksaan Organopeltis
Dilakukan pengamatan visual berupa karakteristik dari bentuk sediaan, warna serta bau
sediaan.
• Penentuan nilai pH
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi terlebih
dahulu dengan larutan dapar HCl pH 4,0 dan aquadest pH 7,0. Pengukuran pH krim
dilakukan dengan cara diambil 1gram krim dilarutkan ke dalam dengan aquades 100 ml
dalam beaker glass. Kemudian elektroda dicelupkan dan dibiarkan pH meter menunjukkan
angka yang konstan. Angka yang tampak pada alat dan tidak lagi berubah, merupakan
besaran dari pH sediaan14.
• Uji Daya Sebar
Krim sebanyak 0,5gram diletakkan pada sekeping kaca transparan dengan kertas grafik
sebagai alasnya, dihitung diameter krim lalu ditutup dengan kaca transparan lainnya
kemudian ditambahkan beban (1gram, 2gram, 5gram, 10gram, 20gram) pada selang
waktu tertentu dan diukur penyebarannya setelah diberi beban. Persyaratan daya sebar 5-
7 cm dengan pemberian </= 125 gram.
• Homogenitas
Sebanyak 0,1gram sediaan ditimbang, lalu diratakan pada sekeping kaca transparan,
sediaan dinyatakan homogen jika tidak terdapat partikel yang kasar pada kaca uji.
Suci aprilia ( 1948201120)
• Uji Stabilitas
Penyimpanan Berdasarkan Suhu
1. Sediaan yang telah ditempatkan di dalam wadah disimpan pada suhu kamar
25oC-30oC, laludiamati selama 2 bulan, apakah terjadi pemisahan atau
tidak.
2. Sediaan yang telah ditempatkan dalam wadah, disimpan pada suhu 0-5ob,
lalu diamati selama24 jam, apakah terjadi pemisahan atau tidak17.
• Uji Tipe pelembab
Pengujian menggunakan metilen blue sebanyak 1 tetes pada 0,1g sediaan,
kemudian dihomogenkan. Jika metilen blue dapat menyebar secara merata maka
sediaan merupakan tipe m/a, tetapi jika metilen blue tidak menyebar merata
maka sediaan krim merupakan tipe a/m.
• Uji Iritasi
Dilakukan dengan menempelkan 0,1g sediaan pada lengan atas bagian dalam dari
sukarelawan, sebesar 2 cm, kemudian area uji ditutup dengan kasa. Setelah 24
jam diamati apakah terdapat kemerahan atau gatal-gatal pada kulit sukarelawan.
Pemeriksaan ini dilakukan terhadap 3 orang panelis pada masing-masing formula

Suci aprilia ( 1948201120)


Kesimpulan
• Kulit kering terjadi jika keseimbangan kadar minyak terganggu. Pada
kulit berminyak terjadi kelebihan minyak dan pada kulit kering justru
kekurangan minyak. Kandungan lemak pada kulit kering sangat
sedikit, sehingga mudah terjadi penuaan dini yang ditandai keriput
dan kulit terlihat lelah serta terlihat kasar.
• Pada tipe pelembab ada 3 yaitu, humektan bekera menarik air ke sc
contohnya gliserin, oklusif bekerja membrikan perlindungan dan
mencegah kehilangan kandungan air contohnya lanolin, dan emolien
bekerja mengisi ruang diantara corneocyte contohnya asam lemak.
• Untuk formula pelembab dapat di sesuaikan dengan sediaan yang
akan dibuat.( gel, cream,oint, dan lotion) lalu tentukan fase yang
digunakan. Setelah itu dapat dipilih bahan yang sesuai.
• Uji evaluasi pelembab kulit : uji organoleptis, penentuan nilai pH, uji
daya sebar, homogenitas, uji stabilitas penyimpanan, uji tipe
pelebab, dan uji iritasi

Suci aprilia ( 1948201120)


Daftar pustaka
• http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/196310161990012-
PIPIN_TRESNA_PRIHATIN/BG_123_Dasar_Rias_%28Pipin%29/Bahan_ajar_3_Dasar_Rias.pdf
• Butarbutar, M. E. T., & Chaerunisaa, A. Y. (2021). Peran pelembab dalam mengatasi kondisi kulit
kering. Majalah Farmasetika, 6(1), 56-69.
• Muliyawan, D. (2013). AZ tentang Kosmetik. Elex Media Komputindo.
• SARI, D. R. D. D. I. (2019). Buku Ajar Teknologi Kosmetik. IRDH.
• Kapoor S, Saraf S. Formulation and Evaluation of Moisturizer Containing Herbal Extracts for the
Management of Dry Skin. Pharmacogn J. 2010;2(11):409-417. doi:10.1016/s0975-3575(10)80024-0
• Purnamawati S, Indrastuti N, Danarti R, Saefudin T. The role of moisturizers in addressing various kinds of
dermatitis: A review. Clin Med Res. 2017;15(3-4):75- 87. doi:10.3121/cmr.2017.1363
• Wan DC, Wong VW, Longaker MT, Yang GP, Wei FC. Moisturizing different racial skin types. J Clin Aesthet
Dermatol. 2014;7(6):25-32. doi:10.5005/jp/books/12966_14
• Lodén M. The clinical benefit of moisturizers. J Eur Acad Dermatology Venereol. 2005;19(6):672-688.
doi:10.1111/j.1468-3083.2005.01326.x
• Iskandar, B., Janita, M., & Leny, L. (2021). FORMULASI DAN EVALUASI KRIM LIDAH BUAYA (ALOE VERA Linn)
SEBAGAI PELEMBAB KULIT. Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy, 5(2), 18-23.
• Leny et al. 2020. Formulation and Evaluation of Candlenut (Aleurites moluccana L.) Oil in GelPreparation.
Asian Journal of Pharmaceutical Research and Development. 8(5):41-43.
• Garg A., Aggarwal D., Garg S. dan Sigla A.K. 2002. Spreading of Semisolid Formulatiom : An
Update,Pharmaceutical Technology
• Voight, R. 1994. Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh Soedani, N., Edisi
V,Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press

Anda mungkin juga menyukai