“ KOMPLEMEN ”
2. Aktifasi Komplemen Jalur Altematif Aktivasi jalur alternatif atau disebut pula jalur
properdin, terjadi tanpa melalui tiga reaksi pertama yang terdapat pada jalur klasik
(CC4 dan C2) dan juga tidak memerlukan antibodi IgG dan IgM.
Pada keadaan normal ikatan tioester pada C3 diaktifkan terus menerus dalam
jumlah yang sedikit baik melalui reaksi dengan H202 ataupun dengan sisa enzim
proteolitik yang terdapat sedikit di dalam plasma. Komplemen C3 dipecah menjadi
frelgmen C3a dan C3b. Pada keadaan normal reaksi ini berjalan terus dalam jumlah
kecil sehingga tidak terjadi aktivasi komplemen selanjutnya. Lagi pula C36 dapat
diinaktivasi oleh faktor H dan faktor sehing
D. AKTIVITAS BIOLOGIS
Komplemen dinyatakan dengan nomor dan huruf. Proses aktivasi tidak
berlangsung berurutan sesuai dengan urutan nomor komplemen. Disepakati bahwa
urutan interaksi komplemen adalah : C1q, C1r, C1s, C4, C2, C3, kemudian C5 sampai
C9. Aktivasi komplemen dapat merupakan proses pemecahan molekul-molekul secara
enzimatik yang menghasilkan zat yang aktif atau proses penyesuaian tanpa
pemecahan. Pada beberapa tahap dari proses ini diperlukan ion kalsium dan
magnesium.Aktivasi lengkap dari C1 sampai C9 mengakibatkan pecahnya membran
dan kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki lagi. Aktivasi lengkap terjadi dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut : C2 melepaskan suatu peptida dengan berat molekul
kecil dan aktivitas kinin, hasil aktivasi C3 dan C5 merangsang mastosit, otot halus
dan leukosit sehingga terjadi efek anafilaktik, unsur lain dari C3 dan C5 berikatan
dengan membran sel dan menyebabkan sel lebih mudah di fagositosis, proses ini
disebut opsonisasi, fragmen C3 dan C4 menyebabkan proses perlekatan yaitu partikel
yang dilapisi komplemen melekat pada permukaan sel yang memiliki reseptor untuk
komplemen, C3 dan C4 aktif dapat pula menetralisir virus, dan akhirnya fragmen C3
da C4 merangsang aktivitas kemotaktik neutrofil sehingga neutrofil bergerak
menghampiri fragmen protein yang bersangkutan. Kompleks C5-C9 mempunyai
aktivitas prokoagulan trombosit dan sebaliknya aktivitas prokoagulan faktor XII dapat
mencetuskan aktivasi C1. Plasmin dan trombin bersifat proteolitikdan dapat memecah
C3 hingga terbentuk C3 aktif.
E. SISTEM PENGONTROL
1. Mendorong inflamasi
C5a adalah protein komplemen yang paling poten dalam hal memicu inflamasi.
Inflamasi adalah proses dimana pembuluh darah mengalami dilatasi dan menjadi lebih
permeabel. Sehingga memungkinkan sel imun tubuh dan senyawa imun
meninggalkan darah dan memasuki jaringan.
C5a menyebabkan sel mast melepaskan vasodilator seperti histamin sehingga
pembuluh darah menjadi lebih permeabel dan meningkatkan ekspresi molekul adhesi
pada leukosit dan endotelium vaskuler sehingga leukosit dapat “mengucilkan”
pembuluh darah dan memasuki jaringan (diapedesis/ekstravasasi).
Hal ini menyebabkan neutrofil merilis radikal oksigen toksik (ROS/NOS) untuk
pembunuhan ekstraseluler dan menginduksi demam. Protein yang lebih lemah adalah
C3a dan C4a, keduanya juga memicu inflamasi.
4. Menyebabkan lisis bakteri gram negatif dan sel manusia yang mempresentasikan
epitop asing
C5-9 (TCC), berfungsi sebagai Membrane Attack Complex (MAC) yang membantu
menghancurkan bakteri gram negatif serta sel tubuh yang mempresentasikan antigen
asing (sel yang terinfeksi virus, sel tumor, dll). Hal ini juga dapat merusak evelope
dari virus.
https://adoc.pub/download/bab-i-pendahuluan-a-latar-
belakang6e70a8f6be478517e25d023d4e40375f55734.html
https://www.academia.edu/32496635/Sistem_Komplemen
https://www.scribd.com/document/483954710/1562256564331-Makalah-
Komplemen-Imunologi
Rother RP, Rollins SA, Mojcik CF, Brodsky RA, Bell L. Discovery and development
of the complement inhibitor eculizumab for the treatment of paroxysmal nocturnal
hemoglobinuria. Nat Biotechnol. 2007 Nov;25(11):1256-64.(Pubmed)