COMPLEMENT

Djoko
Priyatno
COMPLEMENT
• Kompleks protein serum yang berperan
penting dalam proses lisis dan inflamasi
dari antibodi.
• Sistem komplemen terdiri dari sekitar 25
protein yang bekerja sama membantu, atau
“complement/melengkapi," aktivitas
antibodi dalam menghancurkan bakteri.
• Complement proteins, which cause blood vessels to become dilated
and then leaky, contribute to the redness, warmth, swelling, pain,
and loss of function that characterize an inflammatory response.
• Komplemen dalam darah berbentuk protein inaktif meliputi C1-C9,
faktor B, D dan P serta protein regulator.
• Fungsi utama Komplemen adalah menghancurkan zat-
The Complement Components

Komposisi : protein dan glikoprotein

Disintesa terutama oleh sel hati, juga dihasilkan
oleh sel darah, makrofag, permukaan sel saluran
cerna dan saluran urinari.
Sirkulasi pada serum ( 5 % dari fraksi globulin)
dalam bentuk inaktif sebagai proenzim (zymogen)
Diaktifkan oleh ikatan proteolitik (memindahkan
fragmen penghambat dan mengaktifkan sisi aktif)
Rangkaian reaksi Komplemen dimulai dengan
adanya ikatan enzimatis
Komponen Komplemen ditulis dalam bentuk
numerik ( C1-C9), simbol (faktor B, D, P), atau
nama (seperti ; homologous restriction faktor)
Three primary functions of complement

1. Lysis of antibody coated cells, such as

bacteria and RBCs.
2. Mediation of opsonization, preparation
of foreign cells for phagocytosis.
3. Generation of peptide fragments that
regulate features of the inflammatory
and immune response.
BIOLOGICAL EFFECTS OF
COMPLEMENT
A) Cytolysis [C5b6789]
Penghancuran sel target dengan melisiskan membran sel.
cytotoxicity  sel-sel berinti, hemolysis  RBCs, atau bacteriolysis 
bakteri.
B) Anaphylotoxin activity ("vasoactive" / "phlogistic") [C3a, C5a]
Menstimulus sel mast  histamine dan substansi lain  peningkatan
permeabilitas kapiler dan akumulasi cairan dalam jaringan.
C) Chemotaxis [C5a, C5b67]
Mengundang polymorphonuclear neutrophils (PMN's) ke lokasi terjadinya
inflamasi.
D) Opsonization ("immune adherence") [C3b]
Menfasilitasi fagositosis oleh macrophages atau PMN's melalui reseptor
spesifik dipermukaan sel ("complement receptors"/ "CRs")
E) Tissue damage [C5b6789; PMN's]
Keduanya dapat menyebabkan kerusakan besar pada jaringan normal,
misalnya pada Arthus Reaction atau Immune Complex Disease.
Aktivasi Komplemen terdiri atas :

1. Menfasilitasi fungsi antibodi; penghancuran dan memindahkan

substansi asingdestruction and removal of foreign material.
a. Melisiskan sel target  “membrane attack complex” (“MAC”)
b. Memindahkan kompleks immu ("immune clearance")  CRs
(tersaji dipermukaan leukocytes dan erythrocytes). Contoh CR1
dapat mengikat C4b.
2. Pembentukan Inflamasi; meningkatkan sirkulasi dan akumulasi
cairan dan sel yang berkontribusi terhadap tanda-tanda utama
inflamasi (panas, kemerahan, pembengkakan dan nyeri); fungsi-
fungsi ini dimediasi langsung maupun tidak langsung oleh produk
proteolitik ikatan komplemen (C3a, C5a).
 Complement Pathways
7

1. Classical pathway is linked to the immune system

 Depends on the binding of antibodies to invading
organisms
 Subsequent binding of C1 to the antigen-antibody
complexes (complement fixation)
2. Alternative pathway is triggered by interaction
among factors B, D, and P, and polysaccharide
molecules present on microorganisms
 Complement Pathways
8

Each pathway involves a cascade in which complement

proteins are activated in an orderly sequence and
where each step catalyzes the next
Both pathways converge on C3, which cleaves into C3a
and C3b
C3b initiates formation of a membrane attack complex
(MAC)
MAC causes cell lysis by interfering with a cell’s ability
to eject Ca2+
C3b also causes opsonization, and C3a causes
inflammation
Complemen
t Pathways

9
Complement Pathways
C1 to C9
Ikatan Komplemen membutuhkan
kation Kalsium dan Magnesium
Aktivasi selalu dimulai oleh
immunoglobulin.
a. 1 molekul IgM.
b. 2 molekul IgG.

The Classic Pathway

 The Classic Pathway
 Recognition Phase
- Recognition unit  C1q,C1r,C1s.
 Activation Phase
-Activation Unit  C4b,C2b,C3b,C5b
 Attack Phase
- Attack Unit  C5b,C6,C7,C8 and C9

Classic pathway 
C1,C4,C2,C3,C5,C6,C7,C8,C9
ALTERNATIVE (PROPERDIN) PATHWAY
 Proteins in the alternative pathway perform activities similar to
those in the classic pathway but are usually non-antibody
triggered.
 Any one of a variety of substances can initiate complement
activation including:
 bacterial polysaccharides and lipopolysaccharides,
 endotoxins,
 cobra venom,
 trypsin like enzymes,
 and aggregates of IgA and IgG4 that do not activate C1.
 C1, C4 and C2 do not participate.
 Alternative pathway: C3,C5,C6,C7,C8,C9
Alternative
Pathway
 Lectin Pathway

 Aktivasi dimulai ketika mannan-binding protein (MBP)

berikatan dengan mannosa dari karbohidrat mikroba.
 Dua protein lectin pathway (MASP1 dan MASP2) (seperti
C1r dan C1s pada classical pathway) kemudian mengikat
MBP.
 Ikatan ini membentuk enzim (mirip C1 pada classical
pathway yang mampu memotong C4 dan C2 untuk
membentuk C4bC2a), C3 convertase membantu
pemecahan ratusan molecul C3 menjadi C3a dan C3b.
 Lectin Pathway

Hasil Jalur Lektin seperti jalur klasik yaitu :

1. memicu peradangan  C5a > C3a > C4a
2. menarik fagosit ke lokasi infeksi secara kimiawi  C5a
3. menyajikan antigen untuk di fagosit melalui
opsonisasi  C3b > C4b
4. sinyal kedua untuk aktivasi sel naive B-lymphocytes
 C3d
5. menyebabkan lisis bakteri gram negatif dan sel
manusia yang menampilkan epitop asing  MAC
6. memindahkan kompleks imun berbahaya dari tubuh
 C3b > C4b
 Overview of the lectin complement
pathway

 In humans, MBL and ficolin that are lectins form complexes with MASPs (MASP-1,MASP-2
and MASP-3) and sMAP. Note that MBL consists of several sizes of oligomers and that the
composition of MASPs and sMAP of each MBL oligomer has not been fully elucidated. Once
the complexes bind to carbohydrates on the surfaces of microbes, activated MASPs cleave
C4, C2 and C3.
Comparison of 3 Pathways
 Regulation of Complement

Mekanisme pertama  peluruhan spontan semua

komponen aktif
Mekanisme kedua  melibatkan protein
pengendali spesifik yang memodulasi aktivitas
komponen komplemen tertentu pada tahapan
kritis aktivasi.
 C1 menghambat aktivitas C1r dan C1s.
 Faktor lain menghambat aktivasi komponen
komplemen lainnya.
Sejumlah protein mengendalikan membran attack
unit.
 Complement Fixation and Activation
23

 Fiksasi Komplemen  mekanisme utama yang digunakan

terhadap antigen.
 Ikatan antibodi pada sel akan merubah bentuk dan
menampilkan tempat pengikatan Komplemen  memicu
fiksasi komplemen dan lisis sel.
 Aktivasi Komplemen:
 Meningkatkan respon inflamasi
 Memicu fagositosis menggunakan siklus feedback positif
 Menghasilkan lebih banyak elemen pertahanan
Setelah aktivasi awal, berbagai komponen Komplemen
berinteraksi dalam rangkaian yang sangat teratur
melaksanakan sejumlah fungsi dasar :
1. Melisiskan sel, bakteria dan virus
2. Opsonisasi dengan memicu fagositosis partikel
antigen
3. Pengikatan Resptor Komplemen spesifik pada sel-sel
sistem imun, memicu fungsi sel tertentu, inflamasi,
dan sekresi molekul-molekul immunoregulatory
4. Immune clearance, memindahkan kompleks imun dari
sirkulasi dan menyimpannya pada spleen and liver

(a) Schematic representation of
the roles of C3b and antibody
in opsonization.
(b) Electron micrograph of
Epstein-Barr virus coated
with antibody and C3b
and bound to the Fc and
C3b receptor (CR1) on a
B lymphocyte.